Am I worth to be happy?
By: Adella Ryou
.
Disclaimer to all the cast in this fic and their God, but this fic belong to me.
Rate: M and little sadistic (I warn you, ok?)
Genre: Hurt/Comfort, Drama
Chapter: Dunno lol
Cast: Kim Yugyeom, Mark Tuan, Im Jaebum, Jackson, Bambam, Choi Youngjae, etc
Pair: MarkGyeom, JaeGyeom, JackGyeom, and YoungBam
Warning: It contains sex and a little sadistic. For children under 18, please exit and for you who hate gay, EXIT NOW!
Summary: "Semua orang berhak bahagia", benarkah begitu? Lantas dimana kebahagiaan untuk Yugyeom? Apakah kepedihan, luka, dan memar yg setia menemaninya adalah kebahagiannya? Ataukah Mark/Jaebum/Jackson? Apakah salah satu dari ketiga namja itu adalah kebahagiaan atau kepedihan untuknya?
Don't like, don't read, don't flame, ok? And for you who read it, REVIEW KAY?
Enjoy reading!
.
.
Chapter I: You received sins you didn't commit. Are those can be forgiven?
"E-eomma, sakiittt...," ringis seorang namja bersurai merah. Kulitnya yang semula mulus dan putih, sekarang dipenuhi luka dan lebam. Air matanya pun sudah bercucuran minta diampuni. Sebut saja ia Kim Yugyeom.
"DIAM KAU ANAK SIAL!" teriak sang eomma tak karuan. Tangannya yang memegang sebatang kayu itu pun masih terus-terusan memukul tubuh Yugyeom.
Yugyeom menggigit bibir bawahnya, menahan isakan tangisnya agar tak keluar dari mulutnya. Tiap pukulan yang ibunya berikan padanya, maka semakin kuat pula ia menggigit bibirnya. Darah segar pun mulai mengalir dari sudut bibir merah mudanya.
Pemandangan seperti ini sudah tidak asing di kediaman Kim. Semenjak appanya pergi meninggalkan eommanya,Yugyeom, dan adiknya–Bambam–karena masalah keuangan, eommanya sering mengamuk dan melampiaskan kekesalannya pada Yugyeom, sedangkan Bambam diperlakukan istimewa. Mungkin karena wajah Yugyeom yang sangat mirip dengan sang appa lah yang menjadi penyebabnya.
"Eomma, sudah cukup. Dia sudah babak belur," suara Bambam menghentikan aktifitas sang eomma, dia menoleh kepada anak tersayangnya.
"Maafkan eomma, Bambam. Tiap melihat wajahnya, eomma teringat pria brengsek itu."
"Tak apa, eomma. Sekarang ayo eomma istirahat," Bambam menuntun eommanya berjalan ke kamar, meninggalkan Yugyeom yang terkulai lemas di lantai. Seluruh tubuhnya seakan mati rasa.
.
.
.
Mark menatap tubuh Yugyeom yang dipenuhi lebam dengan prihatin. "Lagi, Gyeomie?"
Yugyeom mengangguk lemah. Tadi tidak lama setelah dirinya terkulai di lantai, Yugyeom pergi ke rumah tetangganya–Mark. Setiap eommanya menyiksanya, Yugyeom selalu berkunjung ke rumah tetangganya ini karena Marklah yang selalu mengobati luka-luka Yugyeom dan tentu saja kedatangannya ke rumah Mark selalu ia lakukan diluar sepengetahuan keluarganya . Bagi Mark kehadiran Yugyeom yang tiba-tiba dengan bercak-bercak keunguan ditubuhnya adalah hal yang biasa.
"Kalau Jaebum melihat ini, dia bisa memarahimu lagi," ucap Mark seraya mengobati luka-luka Yugyeom dengan kapas yang sudah ditetesi cairan obat.
"Makanya aku pergi kesini agar hyung mengobati luka-lukaku sebelum aku pergi ke rumah Jaebum hyung besok."
Mark mendesah panjang, "Luka ini tidak akan langsung hilang besok, Gyeomie."
"Ya hyung, aku tahu," Yugyeom memejamkan matanya rapat-rapat, menahan rasa perih setiap kapas Mark menyentuh lukanya.
.
.
.
Keesokan paginya, Yugyeom sudah menjadi pusat perhatian di kampusnya. Bagaimana tidak? Sekujur tubuhnya, bahkan wajahnya dipenuhi oleh lebam-lebam keunguan.
"Ahh hyuungg," suara yang tidak asing ditelinganya membuat Yugyeom menghentikan langkahnya dan menatap lawan bicaranya.
"Ada perlu apa, Bamie?"
Bambam mendecakan lidahnya tak suka, "Ayolah hyung, aku sudah mengatakan ini padamu berkali-kali, jangan memanggilku seperti itu. Kau membuatku malu."
Ah, Yugyeom lupa ... lupa bahwa adiknya ini juga membencinya seperti eommanya. Persetan dengan wajahnya yang mirip dengan appa brengsek mereka.
Yugyeom berdeham, "Ada apa, Bambam?"
"Ani hyung. Aku hanya ingin menyapamu saja," Bambam tersenyum yang tentu saja Yugyeom tahu bahwa itu hanyalah senyuman sandiwaranya–karena ada banyak orang disana. "Ohya hyung, aku lupa bilang satu lagi. Wajah hyung sangat tampan dengan luka-luka itu, rasanya aku jadi semakin ingin membuat hyung babak belur. Sudah ya, see you,hyung," Bambam mulai berjalan pergi diikuti teman-temannya yang mengekor dibelakangnya.
.
.
.
Yugyeom meringis kesakitan tapi ia tetap melangkahkan kakinya untuk berlari. Hari ini adalah jadwalnya ke rumah Jaebum untuk 'bekerja'. Sepeninggal appanya, Yugyeom menjadi tulang punggung bagi keluarganya untuk mencari nafkah.
Yugyeom berhenti berlari ketika dirinya sudah tiba didepan gerbang rumah mewah Jaebum. Napas Yugyeom tersenggal-senggal, keringat pun bercucuran dipelipisnya.
"Kim Yugyeom?" sebuah suara berat membuat namja tampan itu menoleh.
"N-ne, maaf saya terlambat," Yugyeom membungkuk didepan satpam rumah itu.
"Minta maaflah pada Tuan Jae, jangan padaku," satpam itu pun membukakan gerbang, mempersilahkan Yugyeom masuk. "Cepatlah, tadi Tuan Jae sudah mengamuk."
"Arrasseo," Yugyeom membungkuk sekali lagi sebelum meninggalkan pria paruh baya itu.
.
.
.
"Aku benar-benar minta maaf, hyung," Yugyeom berlutut didepan seorang namja bersurai hitam–Im Jaebum. Sekarang mereka berdua sudah ada didalam kamar Jaebum.
"Kau terlambat 10 menit,Yugyeom. Kau tahu kan kalau aku sibuk?"
"Ne, aku sangat menyesal hyung. Aku siap menerima hukuman nanti." Jaebum menyeringai mendengar kalimat terakhir Yugyeom.
"Bangun," perintah Jaebum,membuat Yugyeom segera bangkit berdiri. Jaebum menghimpit Yugyeom ke dinding dengan posisi membelakanginya, "Jangan menyesali perkataanmu, Gyeomie~"
Jaebum mulai menjilat, menggigiti, dan menghisap perpotongan leher Yugyeom berulang-ulang, meninggalkan bekas kemerahan dikulit mulusnya itu. Begitu ia ingin membuat kissmark keduanya, Jaebum berdecak kesal melihat luka lebam dihampir seluruh perpotongan leher Yugyeom.
"Strip your clothes."
Tanpa babibu, Yugyeom menanggalkan semua pakaiannya. Lagi-lagi Jaebum berdecak kesal melihat bercak keunguan itu dimana-mana. Well, sebenarnya ini bukan kali pertamanya, Jaebum sudah biasa melihat pemandangan ini dan tiap melihatnya, selalu sukses membuat dirinya kesal.
"Eommamu sinting atau apa sih? Melihat bercak itu dimana-mana, membuat moodku untuk memfuckmu hilang."
"Fuck aku, hyung. Aku mohon," Yugyeom membalikan tubuhnya dan membenamkan wajahnya didada bidang Jaebum.
Ya, inilah pekerjaan Kim Yugyeom, memuaskan hasrat namja bersurai hitam ini. Sebenarnya Yugyeom bisa mencari pekerjaan lain, tapi fisiknya tidak kuat karena eommanya yang hampir tiap hari menyiksanya, membuat dirinya tidak bisa melakukan pekerjaan berat. Jika hari ini Jaebum tidak memfucknya, uang aggaran keluarganya akan dikurangi, hal itu pasti akan membuatnya dipukuli lagi. Yah, seluruh biaya hidup keluarganya ditanggung Jaebum.
Jaebum mendorong Yugyeom ke dinding dan membuka zipper celananya. Tanpa aba-aba, Jaebum memasukan juniornya yang besar itu ke hole Yugyeom, membuat Yugyeom meringis kesakitan.
"H-hyung ... nnh ... holeku belum basah ... ahh," ucap Yugyeom disela-sela desahannya karena Jaebum sudah mulai mengeluar-masukan penisnya di hole Yugyeom.
"Lalu? Kau sendiri yang minta dihukum," Jaebum memainkan nipple Yugyeom, sedangkan tangannya yang satunya lagi ia gunakan untuk mengocok penis Yugyeom yang sudah menegang itu.
Yugyeom mengalungkan kedua lengannya pada leher Jaebum. Ketika Jaebum men-thrustnya dengan kasar, Yugyeom menggigit bibir bawahnya keras.
"Chagi, jangan digigit. Bibirmu sudah bengkak," Jaebum mengusap bibir Yugyeom, lalu melumat bibir itu kedalam ciuman panasnya. Yugyeom membuka mulutnya, membiarkan lidah Jaebum masuk kedalam mulutnya dan bertarung dengan lidahnya.
Saat Jaebum menekan belakang kepala Yugyeom untuk memperdalam ciuman mereka, Yugyeom mematahkan ciuman mereka karena kehabisan nafas. Raut tidak senang terlihat jelas diwajah Jaebum, dia pun men-thrust hole Yugyeom lebih kasar.
"Ahh ... ngghh ... hyungghhh ...," Yugyeom yang membaca raut tidak senang Jaebum pun mencengkeram kemeja bagian belakang Jaebum, menahan rasa perih diholenya setiap Jaebum menusukan penisnya, "H-hyungghh ... ahh ...pelan-pelan ... hyungghh ... khh,"
Jaebum terus menusuk hole Yugyeom dengan kasar tanpa mempedulikan perkataan Yugyeom. Cairan putih kental keluar dari penis Yugyeom. Cairan itu mengotori kemeja yang dipakai Jaebum.
"Mi-mian ... hyunghh ... ahh!" Yugyeom berjengit kesakitan ketika Jaebum mencengkeram penis Yugyeom kasar.
"Who said you can cums, hm~?"
"Ma ... af ...hyunghh ... please don't ... hurt it," Yugyeom menitikan air matanya, rasanya teramat sakit ketika Jaebum mencengkeram penisnya lebih kuat untuk menahan cairan Yugyeom agar tidak keluar untuk yang kali keduanya.
"You need more punishment, chagi~" Jaebum men-in and out kan penisnya lebih cepat, yang ditusuk hanya mengeluarkan desahan-desahan kesakitan seraya memohon belas kasihan Jaebum setelah akhirnya Jaebum mengeluarkan cairannya didalam hole Yugyeom.
"Hyunghh ... I want to ... cums too ... nggh," pinta Yugyeom, memohon Jaebum melepaskan cengkeramannya agar cairannya bisa keluar.
"I can't, baby. This is your punishment," Jaebum mencengkeram penis Yugyeom lebih kuat dari sebelumnya dan mulai men-in and out kan penisnya lagi. Yugyeom hanya bisa pasrah dan mencoba bertahan agar dirinya tidak roboh.
.
.
.
TBC
Sebelumnya gw mau ngucapin maaf yang sedalem-dalemnya buat fans KrisTao yang udah gw janjiin sekuel FF "Wu's Family". Sumpah itu sekuel udh gw bikin setengah dan gw keracun GOT7 ditengah-tengah. Gw bener-bener minta maaf TTnTT Mungkin sambil gw bikin FF ini, gw bakal buat juga FF KrisTao buat chingu tersayang :* *author dikeroyok massa*
Anyway readers, ending FF ini belum gw pikirin endingnya si Gyeomie sma siapa, makanya gw pengen minta voting. Kalian lebih mau Gyeomie jadian sama Mark or Jaebum or Jackson? Ending pairnya akan gw pilih berdasarkan suara terbanyak, batas waktunya sampe FF chapter kedua ini terbit ya chingu~ Ayo pilih pairing fav kalian~ Dan sorry banget disini Bamie jadi antagonis TT_TT
Ok, buat readers please banget kalo baca review ya dan buat yg review tolong voting, ne? Last, chingu ada yg mau RP-an GOT7 sma gw via line atau bbm? RP-an yaoi rate M ya hahah. Yg mau pm gw aja ya biar mesra(?) XD
See ya,
Adella Ryou.
