"Sasuke, sebentar lagi perang dunia shinobi keempat akan segera dimulai, dan kau akhir-akhir ini terlihat sering merenung, apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya gadis berambut merah maroon sambil berjalan mendekat ke arah pemuda yang ia ajak bicara, Uchiha Sasuke. Kakinya berhenti melangkah saat ia sudah berada satu meter dari pemuda itu.
Sasuke hanya melirik sekilas ketiga rekannya yang kini menatapnya, lalu kembali melihat lurus ke depan. "Tidak ada yang kupikirkan." ucap Sasuke dengan nada datar. "Tinggalkan aku sendiri." lanjutnya.
Ketiga rekan Sasuke saling berpandangan bingung seakan saling bertanya, 'kenapa Sasuke semakin aneh saja akhir-akhir ini?' dan serempak mereka mengangkat bahu mereka dan menghela napas bersamaan.
Lelaki yang berambut oranye, berdiri dan mengarahkan tangannya menunjuk satu-satunya pintu di ruangan itu. "Tolong tinggalkan aku berdua saja dengan Sasuke." ucapnya datar.
"Tapi-" gadis berambut merah maroon tampak ingin menolak.
"Sudahlah serahkan saja pada Juugo." ucap lelaki berambut biru pucat, menaruh tangannya mengalungi leher gadis berambut merah maroon itu.
"Lepaskan tanganmu brengsek!" bentak gadis berambut merah maroon sambil mendelik tajam ke arah lelaki berambut biru pucat.
"Kalau kau galak begini tidak akan ada lelaki yang menyukaimu!" ejek lelaki berambut biru pucat.
"Suigetsu, Karin." panggil Juugo. Karin dan Suigetsu pun segera keluar begitu melihat tatapan Juugo yang mengintimidasi, yang tak kalah seram dengan tatapan akatsuki lainnya.
"Apa ada yang ingin kau katakan?" tanya Sasuke begitu ia merasakan kedua rekannya yang lain sudah keluar dari ruangan.
"Kau terlihat kacau." ucap Juugo, kakinya melangkah perlahan dan berhenti tepat di samping Sasuke.
"Apa kau khawatir?" tanya Juugo sedikit berbisik.
"Tidak." jawab Sasuke dengan suara pelan dan datar. Ia mengerti kenapa Juugo bertanya dengan suara berbisik, karena ia tidak ingin pembicaraan ini terdengar oleh Karin ataupun Suigetsu.
Angin menerpa wajah mereka berdua, membuat helai demi helai rambut keduanya berayun mengikuti arah angin. Sasuke masih tetap menatap lurus kedepan, Juugo pun melakukan hal yang sama. Di sana sebuah Pohon Sakura berdiri dengan kokoh. Ah iya, ini 'kan sudah memasuki musim semi.
"Apa kau memikirkan seseorang?" tanya Juugo memastikan, ia teringat akan bekas rekan se-timnya Sasuke saat di konoha yang berambut merah muda, yeah seorang gadis manis yang memiliki rambut berwarna merah muda senada dengan apa yang kini ia dan Sasuke lihat.
"Hn." jawab Sasuke, dan keduanya pun terdiam hanyut dalam pikiran masing-masing.
"Sakura." gumam Juugo, berhasil membuat bola mata Sasuke melotot kaget. "Kau menatap pohon itu, apa kau memikirkan rekanmu itu?" tanya Juugo.
"Hn." jawab Sasuke, dan keadaan kembali hening.
Setelah beberapa saat Sasuke membuka suaranya. "Aku tidak mengerti pikiran perempuan." Juugo tersenyum mendengarnya.
"Dia... seperti tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cintaku. Hal yang menurutku bodoh."
"Anak bodoh itu, apa yang dipikirkannya." kali ini suara Sasuke terdengar sedikit emosi. Juugo mengerutkan keningnya mendengar ucapan Sasuke yang semakin ngelantur.
"Aku tidak akan kembali kedesa dimana keluargaku di bunuh... oleh kakakku sendiri, dalam misi khusus." kini Juugo mulai memahami arah pembicaraan mereka.
"Mereka berdua sangat menyayangimu." ucap Juugo, kini terbayang wajah Kimimaro yang tersenyum kepadanya dan mengulurkan tangan padanya dalam benak Juugo. Ia juga teringat wajah rekan Sasuke saat meminta Sasuke kembali.
"Cih." Sasuke melangkahkan kakinya mengambil kasur lipat di pojok ruangan dan menggelarnya, dan ia pun merebahkan tubuhnya, lalu menutup matanya.
Juugo menatap Sasuke yang sudah terbaring di atas kasur lipatnya, ia teringat akan kedua bekas rekan satu timnya Sasuke di konoha. Ia mengira Sasuke sangat beruntung dalam hal ini, tapi ia menyayangkan akan tindakan Sasuke yang menjauhi rekannya di konoha. Juugo kembali teralih pada sebuah Pohon Sakura yang sudah menampakkan beberapa bunga berwarna pink pucat pada batang dan rantingnya. Dimata Juugo, Pohon Sakura itu seperti sebuah pohon yang di penuhi oleh cinta.
.
Naruto ©Masashi Kishimoto
Genjutsu?© Nakiaka Ayu
Teen
Genre: Sci-fi/Fantasy/Friendship
Warning: OC/OOC/Typo(s), Gaje, Abal, Semi-Canon, de el el! Dont Like Dont Read!
Sumarry: Bagaimana ceritanya, bila Sasuke dari dunia Shinobi tiba-tiba berada di zaman serba modern. Dan bagaimana ceritanya, bila Sasuke di zaman modern tiba-tiba terdampar di dunia Shinobi? /"Dimana ini?" batin Sasuke, ia memandangi keadaan di sekitarnya yang tampak asing baginya./RnR, please~
Chapter 1: Dimana ini? Sasuke di zaman modern.
'Kringgg' 'Kringgg' 'Kringgg'
"Engh..." Sasuke segera membuka matanya saat mendengar suara jam weker berbunyi nyaring di dekatnya. Seingatnya, sudah tiga tahun lamanya dirinya tidak bersinggungan dengan benda elektronik semacam jam weker untuk membangunkannya tepat waktu saat pagi.
"Sasukeee bangun naaak~ sarapannya sudah siap~!" terdengar suara yang cukup familiar di telinganya memanggil namanya. Tunggu, dimana ia sekarang?
Sasuke segera duduk dari posisinya yang tadi berbaring. Mata onyxnya menatap ruangan dimana ia kini berada.
"Dimana ini?"batin Sasuke, ia memandangi keadaan di sekitarnya yang tampak asing baginya. Sasuke segera mematikan jam weker di dekatnya yang masih saja berdering nyaring, lalu menyikapkan selimut yang menyelimutinya, dan berjalan menuju kaca yang terdapat di pintu lemari di pojok ruangan dekat jendela. Alisnya makin terangkat saat melihat apa yang ia kenakan dari pantulan cermin, sepasang piyama tidur bermotif kelinci biru. Seingatnya ia tidak pernah memakai pakaian seperti ini kecuali saat dirinya masih kecil. Ia pandangi sekali lagi ruangan tempat dirinya kini berada. Matanya kembali menangkap sosok meja belajar, tempat tidur, lemari pakaian, kamar mandi, dan masih banyak lagi, dan yang Sasuke tidak mengerti adalah sebuah benda elektronik tipis yang kira-kira tebalnya dua centimeter tergeletak di atas meja belajar.
"Tok tok tok"
Terdengar suara pintu di ketuk yang membuat Sasuke kaget. Sasuke pun berjalan menuju pintu dan membukanya, matanya melotot sempurna, tubuhnya seakan membeku menatap sosok wanita yang kini tersenyum padanya.
"Sarapannya sudah siap Sasuke, kenapa kamu tidak segera turun? Ayah dan kakakmu sudah menunggumu sejak tadi." ucap wanita itu dengan senyum hangat di wajahnya.
'Kaa-san? Apa mungkin? Apakah ini mimpi... atau sejenis genjutsu?'batin Sasuke bertanya-tanya. Tubuhnya masih tetap sama, tidak melakukan gerakan semenjak ia melihat sosok wanita yang berdiri di depannya. Dirinya masih sulit mencerna keadaan yang menimpanya.
"Sasuke?" tampaknya wanita itu mulai menyadari gelagat aneh yang di berikan Sasuke. Sasuke pun terjolak kaget mendengar namanya di panggil, ia tatap gugup sosok wanita di depannya.
"Ayo keruang makan," ajak wanita itu, menggenggam tangan kanan Sasuke, mau tak mau kaki Sasuke mulai melangkah mengikuti kemana tujuan wanita itu berjalan membawanya.
Entah apa yang ia rasakan, rasanya ia seperti terbang ke awang-awang merasakan pegangan lembut di pergelangan tangan kanannya. Matanya seakan tidak dapat berkedip menatap sosok wanita berambut biru donker seperti rambutnya yang kini berjalan di depannya.
Tiba-tiba wanita itu berhenti melangkah dan Sasuke yang masih melamun tanpa sengaja menabrak punggungnya. Wanita itu menoleh, ia kembali tersenyum dan mengacak-acak rambut Sasuke.
"Kau tampak aneh hari ini Sasuke. Cuci muka dulu sana sebelum ikut makan." ucap wanita itu, mengecup sekilas kening Sasuke, dan mendorong tubuh Sasuke ke arah kamar mandi di dekat dapur yang di gabung dengan ruang makan.
"Kaa-san, Sasuke mana?" samar-sama daun telinga Sasuke menangkap suara yang juga cukup familiar di telinganya menanyakan dirinya.
Dengan segera Sasuke membasuh wajahnya, lalu mengelapnya dengan handuk kecil yang sudah di sediakan. Lalu ia pun berjalan keluar kamar mandi, kembali teringat saat wanita yang mirip dengannya tadi mencium keningnya, wajah Sasuke merona membayangkannya. Entah rasanya seperti ada perasaan bahagia yang mulai tumbuh di hatinya, dan ia pun kembali meneruskan langkahnya menuju dapur. Namun langkahnya terhenti ketika melihat siapa saja yang ada disana.
'Apa-apaan ini! Apa ini semua genjutsu?' batin Sasuke mulai emosi. 'Siapapun orang yang menggunakan genjutsu ini, aku tidak akan memaafkannya karena sudah mempermainkanku dengan memunculkan keluargaku seperti ini.'geram Sasuke dalam batin.
"Sasuke." pemuda berambut hitam panjang tersenyum padanya. "Kenapa kau diam saja di sana?" tanya pemuda itu.
Pria paruh baya di depan pemuda itu menoleh dan menatap Sasuke dengan pandangan datar. Refleks Sasuke yang melihatnya teringat saat dirinya masih kecil, ia pun segera berjalan cepat dan menempati bangku yang kosong di sebelah pemuda yang tadi memanggilnya.
"Sasuke hari ini kau yang memimpin doa." ucap satu-satunya wanita disana.
"..." Sasuke masih bergeming, ia menatap wajah ketiga orang yang berada satu ruangan dengannya sambil waspada.
'Kalau ini genjutsu aku tidak akan tertipu.' dengus Sasuke dalam batin.
"Sasuke?" wanita di depan Sasuke menatapnya heran, begitupula dua laki-laki lainnya, menatapnya bingung akan tingkahnya yang sangat berbeda.
"Hn." dan di mulai dengan dua huruf Sasuke memulai doanya, ia menunduk diikuti anggota keluarga yang lain. Tunggu! Keluarga? Ah Sasuke masih belum percaya akan hal ini, menurutnya ini adalah sebuah genjutsu milik shinobi-shinobi yang sudah sangat-sangat-sangat-sangat mahir genjutsu. Ah rasanya ia kesal sendiri mengakui dia benar-benar terbuai akan genjutsu
menurut Sasuke
yang menampakan keluarganya ini.
Dengan di angkatnya kepala Sasuke anggota keluarga yang lain ikut mengangkat kepala masing-masing dan mulai bergumam "Itadakimasu." sebagai ucapan sebelum makan.
"Kamu ini, masa tasmu tidak kau bawa?" omel Mikoto. Tangan kirinya menenteng tas selempang berwarna hitam dengan satu lambang Uchiha di bagian depan tas.
Tangan Mikoto langsung terulur memberikan tas selempang itu kepada Sasuke, yang langsung mendapat sambutan hangat dari Sasuke. "Arigatou Kaa-san." gumam Sasuke tanpa sadar.
Sasuke pun membungkuk salam, dan berlari keluar rumah. Itachi yang sejak tadi menunggu Sasuke pun refleks menyalakan mobilnya dan mengejar Sasuke. "Ada apa dengan dia?" gumam Itachi.
"Aku berangkat Kaa-san!" teriak Itachi, sebelum ia benar-benar menancapkan gasnya.
"Sasuke! Hei!" teriak Itachi, Sasuke yang merasa di panggil pun berhenti berlari. Tak lama kemudian mobil Itachi sampai di dekat Sasuke. "Team inti klub atletik memang hebat ya?" gumam Itachi.
"Ayo masuk nanti kau terlambat sampai di sekolah." ingat Itachi, namun Sasuke masih bergeming di tempatnya. "Sasuke?" Itachi yang merasa ada yang aneh dengan adiknya pun keluar dari mobil dan berjalan ke arah Sasuke.
"Grep" Sasuke dengan sigap mendorong Itachi sampai mentok pada tembok pembatas di kompleks distrik Uchiha.
"Katakan... KATAKAN KALAU INI SEMUA ADALAH GENJUTSU!" teriak Sasuke penuh emosi. Itachi yang sekarang di pojokkan oleh Sasuke hanya membulatkan matanya, ia sungguh tidak mengerti, tidak mengerti akan apa yang di pikirkan adiknya kini.
"KATAKAN HEI KAU ITACHI!" Sasuke terus berteriak, menatap Itachi dengan tajam seakan ingin membunuhnya.
"A-apa maksudmu Sasuke?" tanya Itachi, ia merasa tidak mengerti, ya, ia tidak mengerti.
"JANGAN BOHONGI AKU!" Sasuke mengeratkan cengkramannya pada jas kerja Itachi.
"Untuk apa aku bohong padamu Sasuke! AKU INI 'KAN KAKAKMU!" teriak Itachi tak kalah kencangnya, ia ikut mencengkram kerah seragam sekolah Sasuke.
"KAKAKKU ITACHI SUDAH MATI! MATI KARENA AKU!" bantah Sasuke. Perlahan pegangannya pada jas Itachi melonggar, matanya melirik sendu.
"Tapi aku masih hidup Sasuke." ucap Itachi dengan pelan. Sasuke kembali melirik Itachi yang kini menatapnya lembut. Tubuh Sasuke semakin menegang. Ia semakin kalut dalam emosinya. Benarkah ini genjutsu? Atau kenyataan?Batin Sasuke bertanya-tanya.
"Dan apa kau bilang tadi? Genjutsu? Aku asli Sasuke, kau bisa memegangku, kau bisa mendengar suaraku, kau... dapat merasakannya 'kan?" Itachi kembali meyakinkan Sasuke, kalau dirinya bukanlah genjutsu. "Ini bukan dunia ninja, dimana kau memakai teknik taijutsu, genjutsu, ninjutsu, dan masih banyak lagi. Tapi ini zaman modern Sasuke! Zaman shinobi seperti itu hanya khayalan!" lanjut Itachi. Sasuke semakin membeku mendengarnya.
Zaman Shinobi, benarkah itu hanya khayalan? Zaman modern? Zaman macam apa itu! Dan benarkah ini bukan sebuah genjutsu?Batin Sasuke bertanya-tanya.
"Tapi aku bisa membuktikannya padamu, kalau Zaman ninja itu ada!" Sasuke pun menjaga jarak dari itachi, dan memainkan tangannya menjadi sebuah pola sambil mengucapkan beberapa kalimat. Tidak beberapa lama kemudian, munculah bola petir di tangan kiri Sasuke. Itachi yang melihatnya hanya melotot tak percaya.
"Sa-Sasuke, darimana kau mempelajari ini!" Sasuke hanya tersenyum mengejek ke arah Itachi.
"Ini benar-benar sulapyang amazing!" kagum Itachi.
Tunggu! Apa yang tadi Itachi katakan? Sulap?
Sasuke menaikkan sebelah alisnya, menatap bingung ke arah Itachi. Perlahan kilatan petir di tangannya menghilang.
.
.
-Tsuzuku-
AN/Author Note's: Hoaaaaaaaa =o=a buat Fic bau lagi #Inner: Baru kalee!#
Aku buat fic baru ini, untuk kupersembahkan kepada Satyaharii (Juusan Otome), Chiwe SasuSaku, Chezahana Yuuki, Beby Amira, Himeko Apriella, Acha, Cicak, Retno Andika (Neliel Minoru), Kang Mas(?) #ditabok Indah# dll teman-temanku, juga para readers sekalian.
Berhubung aku Islam, aku tidak buat Fic Natal, anggap saja ini fic Tahun Baru, walau updatenya bukan tahun baru O3O #plak
Next? Or Delete?
R
E
V
I
E
V
Please ^_^
Happy New Years too~ #kelupaan#plak
