A DAY IN THE LIFE OF THE NAKAMOTO
.
.
.
Cast: Nakamoto Yuta x Dong Sicheng/ Winwin, NCT Members
Pairing: Yuwin, Slight! Johnten, Jaeyong, Ilyoung
Genre: Family, Romance, Fluff
WARNING: BOYS LOVE BXB, Mention of MPREG (Homophobics are strictly prohibited)
.
.
.
"Kamu ga boleh pergi! Pokoknya aku ga mau kalo sampe kamu deket lagi sama temen-temen kamu itu, terutama si Duyung." Yuta menaruh dagunya tepat di belakang pundak Sicheng, sambil melingkarkan tangannya ke tubuh pemuda cantik yang kini tengah asik mencuci beberapa peralatan makan. Sicheng nampak tak bergeming, meskipun pria bernama Nakamoto Yuta itu berusha mengeratkan dekapannya –mencari perhatian. Dirinya terus saja sibuk berjibaku dengan lemak-lemak dipiring setelah makan malam dengan menu curry barusan.
"Ya kan aku juga kangen sama temen-temen aku, kamu aja boleh tuh nongkrong-nongkrong ga jelas sama geng kamu, masa aku ga boleh?" Protes Sicheng, si pemilik wajah bak malaikat yang kini mulai menunjukkan sedikit atensinya dengan menatap wajah Yuta yang berselisih hanya 5 cm. Jelas saja, pria tampan itu masih menggelayut manja, tanpa ada niatan untuk berhenti barang sekejap pun.
"Kan beda, yang. Lagian aku kan ngomongin bisnis sama mereka, kamu kan cuma ketawa-ketawa, ngerumpi, gosipin aku sama yang lain…" Yuta kembali merajuk, kali ini ia sengaja meniup bagian jenjang leher Sicheng, yang ia tahu merupakan spot sensitifnya. Benar saja, Sicheng nampak menghentikan kegiatannya selama beberapa detik, meskipun tak lama dirinya kembali mengacuhkan usaha pria tampan itu.
"Pede banget! Siapa juga yang gosipin kamu? Lagian aku bosen dirumah terus, terakhir kali kamu ngajak keluar itu udah 7 bulan yang lalu, pas aku masih jelek abis ngelahirin Chenle…"
Selesai.
Sicheng mengeringkan tangannya setelah selesai dengan sesi cuci piring yang sudah ia lakukan sejak beberapa menit yang lalu. Ia mendorong sedikit tubuh suaminya, membuat Yuta terpaksa melepaskan pelukannya dan berjalan menuju area meja makan. Dengan cekatan Sicheng merapikan kembali susunan vas dan taplak, sementara Yuta mengikutinya dari arah belakang.
"Abis kalo kamu cantik trus oranglain liat aku-nya ga suka. Udah, kamu dirumah aja jagain Chenle, kasian dia baru juga belajar merangkak, kalo ditinggal trus kenapa-kenapa kan bahaya…"
Yuta sepertinya belum kehabisan akal untuk menggagalkan rencana Sicheng bertemu dengan teman-temannya. Sebetulnya sih tidak masalah jika istrinya itu bertemu dengan Ten, atau Taeyong atau siapapun lah, asalkan bukan Doyoung. Ya, Yuta punya dendam kesumat dengan si wajah kelinci itu, bagaimana tidak, Kim Doyoung yang notabene adalah junior sekaligus teman sekelasnya di Universitas Seoul (jangan tanya, dia beberapa kali harus mengulang kelas) dulu pernah menentang keras hubungannya dengan Sicheng.
.
"Duh, Winwinie, kenapa sih lo malah jadian sama si mesum otak separoh itu? Gue ga nyangka selera lo jelek banget. Lagian bukannya kemarin lo jalan sama Kun, kenapa sekarang tiba-tiba lo bilang jadian sama si yutakoyaki?"
"Yuta hyung orangnya baik kok, dia pernah nemenin gue seharian nyari kain emas di Sunday Market buat properti dance gue, trus selalu ada pas gue butuh, perhatian pula." Jelas Sicheng dengan wajah berseri-seri khas orang yang sedang kasmaran. Doyoung yang mendengar penuturan sahabatnya barusan langsung mendengus menampilkan ekspresi penuh rasa jijik.
"Yaelah Win, itu mah pacar apa pembantu? Cari tuh yang dewasa, mapan, jangan cuma seneng-seneng hari ini doang. Besok apa kabar? Nih ya, si curut Yuta tuh udah ngulang mata kuliah kewarganegaraan, sama bahasa Inggris dua kali, tetep aja ngga lulus-lulus. Lo mau sama orang kaya gitu? Gue sih ogah deh sama cowok bego macem Yuta…"
"Dia kan sibuk ngurusin UKM bola, makanya IPKnya Cuma 2 komaan, tapi dia jujur kok, tekun lagi. Lagian kalau dia ga pinter, ga mungkin dia lolos seleksi masuk Universitas Seoul jurusan Teknik Sipil." Tandas Sicheng lagi. Ya memang sih omongan Sicheng ada benarnya, Yuta bisa masuk jurusan favorit di Universitas Seoul, sudah pasti dia memiliki otak yang paling tidak diatas rata-rata. Ah tapi tetap saja Doyoung tidak rela temannya itu berhubungan dengan Yuta, salah satu makhluk dengan kualitas yang perlu dipertanyakan.
.
"Tuh kamu malah ngelamun, pokoknya besok aku tetep dateng, aku bawa Chenle deh, kamu jagain Yukhei sama Renjun aja dirumah. Inget jangan kasih permen banyak-banyak, aku ga mau guci antik dari papih pecah lagi."
"Loh, kan aku belom kasih ijin? Kamu gitu yaa…" Yuta berusaha membujuk sang istri dengan tatapan memelas, persis seperti seekor anjing jalanan.
Sicheng berkacak pinggang. Jengah juga rasanya diikuti oleh suaminya itu, yang clingy-nya mengalahkan plak-plak di gigi.
"Yaudah kamu mau apa, nanti aku kabulin deh yang penting besok aku bisa jalan sama temen-temen aku…"Ujar Sicheng mulai berkompromi, melihat tingkah suaminya yang keras kepala rasanya akan lebih mudah jika membujuknya dengan cara halus.
Yuta menyeringai dengan penuh kemenangan, Sicheng mulai merasakan perasaan tidak enak. Duh, kayanya salah strategi nih.
"Oke, abis ngelonin anak-anak tidur, kita main koboi-koboian yaa, yang, siapa tau Chenle dapet adek…"
'Plak!'
Yuta mengelus kepalanya yang baru saja dihadiahi pukulan mentah oleh Sicheng.
"Kamu aja sana yang hamil trus ngelahirin! Dipikir gampang apa ngurusin 3 anak? Tuh tadi pagi Ms. Taeyeon telpon aku, katanya Yukhei nempelin permen karet ke rambut temen sekelasnya, trus Renjun tadi siang juga mogok makan gara-gara maunya pake tempat bekas makan Voldemort, katanya biar chingu. Chenle juga rewel seharian, gara-gara kartun Robocar Poli-nya ga jadi ditayangin, malah diganti sinetron Turki."
"Yaudah, kita main koboi-koboian aja kalo gitu, ga pake embel-embel dedek baru…"
"Ih, dasar pamrih!"
"Loh tadi kan kamu yang nawar-"
"Mama! Dedek Njun eek lagi dikolong mobil…"
"Astatank! Anak kamu tuh!"
.
.
.
Mengurus 3 anak memang bukan perkara mudah, apalagi kalau perbedaan umurnya hanya berjarak 2 tahunan. Yukhei Nakamoto, anaknya yang pertama, tahun ini berusia 5 tahun, kemudian Renjun adiknya, baru saja berulang tahun yang ke 3 bulan lalu, sementara si bungsu Chenle, 4 bulan lagi akan merayakan ulang tahunnya yang pertama.
Sebetulnya dulu Sicheng sempat berencana untuk ikut program pemerintah, punya anak 2 dengan jarak kelahiran 4-6 tahun. Terdengar ideal dan sudah pasti tidak akan semerepotkan ini, tapi apalah daya, Yuta suaminya selalu meminta jatah tiap malam. Ya memang sih sudah menjadi kewajiban seorang istri untuk melayani suami, tapi kalau kebetulan dapet suami dengan kebutuhan seksual yang tinggi seperti itu, PR juga.
Bukan cuman penuntut soal kebutuhan lahiriah, sifat Yuta yang posesif dan clingy juga sempat menjadi issue di tahun-tahun pertama pernikahan mereka. Dulu pada masa-masa awal pacaran, Sicheng senang-senang saja ketika Yuta menawarkan untuk selalu menemaninya pergi, kemanapun dan kapanpun –Yuta selalu siap sedia menawarkan jasanya. Sampai suatu titik dimana Sicheng merasa bahwa Yuta sudah seperti bayangannya sendiri, dan Doyoung yang kala itu masih tidak menyetujui hubungannya dengan Yuta mulai memberikan sugesti-sugesti negatif soal bagaimana kekasihnya itu adalah seorang yang psikopat.
Ugh!
Ditambah lagi sifat cemburuan Yuta yang kadang-kadang suka kelewat batas. Duh, Sicheng jadi teringat kejadian setengah tahun yang lalu, ketika mereka berlima sedang makan malam bersama di restaurant elit milik salah satu teman Yuta, Kim Jongin. Waktu itu saat mereka tengah asik makan tiba-tiba Renjun merengek sakit perut. Yuta sebagai papa yang baik, langsung bergegas membawa anak keduanya itu ke restroom untuk menjawab panggilan alamnya. Si sulung Yukhei, melihat papa dan adiknya pergi, akhirnya menyusul ke kamar kecil dan meninggalkan mama dan adik bungsunya.
.
'Oekk… Oeekkk'
"Duh, duh, jangan rewel yaa sayang, kita lagi makan diluar nih, malu dilihat banyak orang… Cup, cup, anak ganteng ga boleh nangis…" Sicheng berusaha menenangkan bayi Chenle yang mulai menggeliat tidak tenang dipangkuannya. Masalahnya kalau dia menangis seperti bayi pada umumnya sih tidak apa, Chenle itu kalau sudah menangis teriakannya bisa membangkitkan Megalodon dari kepunahan.
"Cup..cup… duh, sayangnya mama kok nangis sih? Tuh tuh tuh, ada kakak cantik lewat…"
Dan bagaikan sihir, Chenle betul-betul terdiam ketika seorang perempuan dengan badan bak dewi Yunani melewati meja tempat mereka berada.
Sayangnya keajaiban itu hanya terjadi sesaat. Anak ketiganya itu kembali menangis, kali ini disertai dengan lengkingan yang membuat beberapa orang memandang gusar kearahnya. Sicheng hanya mampu menundukkan kepala dan mengungkapkan kata maaf ke beberapa pasang mata yang terlihat kurang nyaman karena adanya polusi suara tiba-tiba.
"Butuh bantuan?"
Ibu muda itu menoleh ke asal suara dan menemukan sesosok pria yang ia kenal sebagai guru di kindergarten tempat Yukhei biasa bersekolah. Pak Kim, atau yang memiliki nama asli Kim Jongdae, berusia tak terpaut jauh dari suaminya Yuta, dengan wajah yang sepertinya agak sayang kalau hanya diberdayakan sebagai seorang guru. Ehm tapi itu hanya opini Sicheng loh, kasian saja, dia jadi agak kesulitan menemukan pasangan karena tempat kerja yang didominasi oleh ibu-ibu dan anak-anak yang kelakukannya terkadang seperti valak the conjuring.
"Oh, Pak Kim? Sendirian saja pak?" Sicheng mulai menanyakan pertanyaan paling mainstream 2017.
Yang ditanya hanya menunjukkan killer smile-nya. Duh, tampan juga si pak Kim!
"Lagi nunggu orang, mama Yukhei (mamayukero), tapi sepertinya orangnya agak terlambat sih… Yukhei-nya kemana?"
'Oekkk..Oeekkk..'
"Duh, maaf yaa pak, ngurusin yang kecil dulu, daritadi gamau diem soalnya… Cup, cup… Chenle-ah, udah janji loh tadi bakalan anteng, hayoo mana janjinya?"
Memang sih dari luar si Pak Kim aka Kim Jongdae terlihat senyum-senyum, tapi sebetulnya daritadi dia diam-diam berkomentar meskipun semua tersembunyi dikepalanya. Duh, ini ibu, cantik-cantik tapi agak korslet, anak umur satu bulan disuruh bikin janji, ya mana bisa lah, gimana deh? Jadi inget temen kuliah dulu si Yixing, yang juga sama-sama ajaib kelakuannya.
"Sini saya coba bantu, siapa tau aja jadi tenang dedeknya…"
Sicheng menyerahkan bayi mungil digendongannya ke pemuda berkemeja biru tersebut. Si pria dengan sigap menunjukkan paternal instinct-nya, dan dalam beberapa saat bayi Chenle nampak tenang tak lagi terdengar tangisannya.
"Mama…"
"Eh, Njun udah selesai eek-nya? Papa sama kakak mana?" Tanya Sicheng begitu melihat putra keduanya berjalan menghampirinya. Tentu saja dengan sedikit aksi akrobatik, loncat sana-sini ala spiderman.
Si bocah bernama Renjun itu kemudian menunjuk dua orang laki-laki berbeda usia yang baru saja keluar dari restroom di bagian belakang restaurant.
"Eh, ada Kim Seongsaengnim. Seon mau periksa peer aku ya? Tapi aku ga bawa peer-nya sekarang, gimana dong?" Yukhei nampak menurunkan sedikit senyum diwajahnya. Oh, jadi seperti ini krisis yang dihadapi oleh anak berusia 5 tahun.
"Dia siapa?" Tanya Yuta dengan ekspresi wajah yang jauh dari kata terkesan. Matanya memandang tajam kearah laki-laki yang kini tengah sibuk menggendong putera bungsunya. Rahangnya sedikit mengeras dengan aura hitam mengelilingi sosoknya.
"Oh, maaf, anda pasti Pak Nakamoto ya? Saya Kim Jongdae, guru disekolahnya Yukhei…"
Yuta hanya mengangguk singkat, kemudian mengubah pandangannya kearah Sicheng.
"Kenapa dia gendong-gendong Chenle? Kamu kan bisa tunggu sampe aku selesai urusin Renjun." Kalimat dengan nada ketus terdengar keluar dari mulut Nakamoto Yuta.
Oke, Jongdae mulai merasakan perubahan atmosfir disekitarnya. Si ibu muda bernama Sicheng itu nampaknya juga menyadari hal yang sama. Ia tersenyum kaku kearahnya, berusaha menyampaikan permohonan maaf atas kelakuan suaminya lewat gesture tubuhnya. Well, sepertinya dia harus segera pergi, tak ingin berlama-lama berada ditengah perseteruan rumah tangga orang.
"Kalau begitu saya pamit dulu, kebetulan teman saya sudah datang… Bye, bye Yukhei sampai bertemu senin yaa…" Jongdae melambaikan tangannya sebelum pergi meninggalkan keluarga kecil yang sayangnya masih diselimuti oleh aura negatif dari sang kepala rumah tangga.
"Kamu kok ga bilang kalo guru disekolahnya Yukhei kaya begitu jenisnya?"
"Kaya begitu gimana maksudnya?"
"Ya, yang masih muda begitu, dia pasti kalo ngajar disekolah ngga bener, ya kan Kak?" Kali ini Yuta berusaha mengambil simpati putera sulungnya, Yukhei yang terlihat sibuk menjilat sisa saus pasta dipiring.
"Hmmm…" Tak mau ambil pusing, Yukhei hanya memberikan jawaban singkat, sama sekali tak menghiraukan tatapan dari sang mama yang sempat melongo dibuatnya.
"Loh, kenapa emangnya? Emang Kim seonsaengnim kalo ngajar kaya gimana?"
Yukhei terlihat berfikir sebentar, menghentikan aksi jilat-menjilat yang ia lakukan sejak beberapa menit yang lalu.
"Berisik. Mamanya Yerim sama Dino suka liatin kalo Kim seon ngajar, trus suka kasih aku PR menghitung. Aku ngga suka ngitung, aku sukanya main." Jawab Yukhei dengan kepolosan khas anak umur 5 tahun.
"Tuhkan! Udah besok senin kita pindahin aja Yukhei ke sekolah lain, yang gurunya lebih professional. Apaan tuh, guru kok macem boyband begitu tampilannya?"
.
Dan begitulah sekelebat kisah Sicheng menjadi istri dari Nakamoto Yuta. Memang sih kesannya agak menyedihkan, tapi sebetulnya Sicheng bahagia kok, bisa jadi ibu dari 3 krucil kesayangannya. Apalagi terlepas dari itu semua, Yuta adalah suami dan ayah yang baik. Dia tidak akan sungkan untuk membantu melakukan pekerjaan rumah atau berbagi tugas mengurus ketiga anaknya yang masih kecil.
"Yang, pacifier adek yang baru aku beliin minggu lalu ada dimana ya?" Suara teriakan Yuta terdengar memenuhi seisi lantai 1 rumah milik pasangan beda Negara itu –membuat Sicheng, yang merasa terpanggil, sempat menghentikan kegiatannya memakai sunscreen di wajah.
"Ada kok di kotak P3K, yang paling atas deket sama obat cacingnya Yukhei."
"Mana? Ga ada?"
Duh! Sicheng mendengus kesal, ia berjalan menuju tkp, dan disambut dengan wajah suaminya yang tersenyum lebar, menampikan deretan giginya yang tersusun rapi. Dengan gerakan secepat ninja Sicheng mencari keberadaan pacifier yang dimaksud dan voila! Tak perlu waktu lama untuk benda kecil itu menunjukkan eksistensinya.
"Makanya kalo cari pake mata, jangan pake mulut…"
Yuta sedikit ternganga, hebat, padahal daritadi dia sudah mencari sampai bermandikan keringat. Lebay!
"Tadi aku udah cari disitu yang, tapi ga ada, seriusan deh…"
"Ini apa? Udah ah, aku mau rapi-rapi dulu sebelum jalan."
Sicheng baru saja akan kembali melanjutkan sesi rapi-rapinya, ketika suara Yukhei tiba-tiba menggema dari ruang tengah.
"Mama, Voldemort nindihin anjing tetangga yang cewek!"
Sicheng menepuk keningnya keras. Ya gusti, ampunilah hamba!
.
.
.
"Eh, maaf yaa aku terlambat, tadi ngurusin anjing kawin…" Sicheng langsung mendudukan tubuhnya di sofa begitu tiba di café XOXO milik Kyungsoo sunbaenim. Dihadapannya sudah menanti 3 orang temannya, Doyoung, Ten, dan Taeyong, yang kini sibuk menggoda baby Chenle.
"Gile, anjing aja udah kawin duluan…"
"Duh, unch banget sih kesayangannya onty…" Ucap Taeyong, dialah anggota tertua dalam grup manis manja yang berisikan 4 anggota, 2 diantaranya sudah menikah sementara lainnya masih sibuk melajang.
"Sini-sini gendong, duh, mbuls yaa kamu kaya om Johnny…" Timpal si centil, Ten dengan gayanya yang masih sama dari sejak mereka kuliah beberapa tahun yang lalu.
Chenle, bayi itu nampaknya senang dengan semua perhatian yang ditujukan padanya. Ia tertawa menunjukkan giginya yang baru nampak sebagian, dengan pipi yang membuncah kemerahan.
"Si Yukhei sama Renjun kemana? Ga dibawa sekalian?" Tanya Doyoung.
Sicheng menggeleng cepat. Gila! Mengajak kedua anaknya yang lain sama saja bunuh diri, apalagi tanpa Yuta, dirinya bisa luar biasa kewalahan.
"Nggak, lagi quality time sama papanya, kan kemarin-kemarin Yuta hyung ada dinas luar kota ke Jeju."
"Gila yaaa, siapa yang sangka coba Winwin nikahnya sama si Yuta. Kirain tuh dulu cuman main-main ga jelas, taunya beneran diseriusin. Padahal tu anak jaman-jaman semester awal hobinya ngerdusin orang, mentang-mentang ganteng trus anak bola…" Komentar Taeyong yang kebetulan sama-sama satu angkatan dengan Yuta, meskipun keduanya berbeda jurusan. Yuta di jurusan teknik sipil, sementara Taeyong di teknik pertanian.
"Tau tuh, gimana sih Win? Padahal dulu si Kun ngebet banget sama lo, sampe-sampe nyusulin lo segala ke Zhejiang cuma buat kasih kado, eh malah jadinya sama si kupret…" Oke, siapa lagi kalau bukan Doyoung. Entah mengapa si bunny itu begitu sensitif jika ada topik pembahasan mengenai hubungannya dengan Yuta.
Sicheng mengerucutkan bibirnya. Duh, tahu cinta ga sih kalian wahai teman-temanqu?
"Yaudahlah, namanya juga cinta ga bisa dipaksa, lagian udah telat jauh kali, noh, buntutnya udah 3 begitu, belom mau nambah kan Win?" Ten sedikit menunjukkan simpati meskipun ujung-ujungnya yaa tidak jauh-jauh dari kata meledek.
Oya, jadi di grup manis manja yang sudah menikah baru 2 orang, Sicheng dan Taeyong. Sicheng yang paling pertama menikah 6 tahun yang lalu, tak lama setelah dirinya wisuda, sementara Taeyong baru melepas masa lajangnya setahun yang lalu dengan seorang pengusaha batu bara bernama Jung Jaehyun. Doyoung si cerdas, memilih untuk menyelesaikan studi S3nya terlebih dahulu, dan Ten yang berasal dari Thailand sedang menjalani hubungan maya dengan pria yang ia kenal melalui tinder, Seo Johnny.
"Eh, guys mau pesen apa? Gue yang traktir hari ini…"
Ucapan Doyoung langsung disambut meriah oleh para anggota manis manja grup yang hadir.
"Tumben, ada angin apaan?"
"Kesambet apaan lo?"
"Gue dapet kerjaan baru di perusahaan tempat kakak gue kerja sekarang. Lumayan sih kemarin nego gaji dan berhubung gue udah S3 which is menunjukkan betapa qualified-nya gue, dia kasih nominal gede haha omg! So happy…"
Sicheng, Ten, dan Taeyong memasang ekspresi wajah jijik mendengar ucapan Doyoung barusan. Rasanya ingin sekali mengumpat kasar!
"Congrats yaa by the way, gue juga ada pengumuman nih gaes…" Ujar Taeyong, begitu suasana kembali tenang.
"Apaan? Lo hamil? Akhirnya, beritanya bukan dari si Winwin doang, bosen gue udah 3x…" Sicheng melotot kearah Ten yang kemudian direspon dengan suara tawa si mungil dari Thailand itu.
"Belom, gue mah pake planning ga kaya Winwin main hajar kaya kucing hehehe…"
"Tuhkan gue lagi, udah ah gue pulang aja…" Rajuk Sicheng dengan gayanya yang menggemaskan. Duh, beruntung banget sih Yuta dapet istri macem begini!
"Jadi kayanya gue bakal setahun nemenin Jaehyun stay di Taebaek, Gangwon dan pisah sementara sama kalian guys…"
Sontak terjadi keheningan diantara keempat anak manusia, lima jika menghitung Chenle yang sedang asik menggigit pacifier-nya. Mata bulatnya berputar menatap tiap individu yang mendadak terdiam, termasuk sang ibu. Perasaannya mendadak tidak enak, apalagi tiba-tiba ibunya berhenti mengelus perutnya yang buncit.
'Oeekkkk…Oeekkkk"
"Eh, eh… kenapa sayang? Kok tiba-tiba nangis? Cup, cup… Chenle ganteng, anaknya papa Yuta dan Mama Sicheng… Kamu pipis ya? Apa poop?"
"Duh, si Yuta junior bikin rusak suasana aja, sama kaya bapaknya…" Goda Doyoung, meskipun kemudian dia justru terlihat membantu Sicheng mengambil beberapa perlengkapan di tas milik ibu 3 anak itu.
"Si Chenle lucu banget sih seriusan deh, ndut-ndut lucu…"
"Makanya buruan bikin, udah halal juga…" Balas Sicheng puas, akhirnya memiliki kesempatan untuk menyerang para seniornya yang kerapkali menggodanya. Dulu sekali, jaman-jaman ia baru menikah dan hamil Yukhei, dirinya sering menjadi korban bully-an di peer grupnya itu. Doyoung bilang kalau keputusannya menikah muda adalah kesalahan fatal, sementara Ten dan Taeyong mengejeknya dengan mengatakan bahwa meskipun dirinya adalah yang termuda, namun yang paling pertama memiliki pengalaman seksual. Ya, mereka paham bagaimana sepak terjang seorang Nakamoto Yuta yang sejak pacaran saja kerjanya pegang sana-sini, apalagi jika sudah menikah.
"Yaudahlah, namanya juga udah jadi isteri orang, mau gamau ya ngikut…"
"Bakalan kangen sih, tapi gapapa deh demi dapet uang banyak dari om Jaehyun." Ten mengerlingkan matanya genit, berniat menggoda si nyonya Jung aka Taeyong yang secara harta paling keliatan makmurnya.
"Njay, kok kesannya najis ya?" Tukas Taeyong tak bergeming.
"Eh, btw Win, kok popoknya ga ketemu ya?"
"Hah, masa? Kata Yuta hyung udah dimasukin kok?"
"Seriusan ga ada, tuh coba liat sendiri…."
"Duh Yuta hyunggggg…"
.
.
.
"Duh kok kuping berasa pengang sebelah yaa? Ada yang ngomongin nih fix!"
.
.
.
.
BAHAHAHAHAAA SURPRISE! Again and again gaes, gue membawa mahakarya dari pasangan terbaik 2017, Yuwin aka Yuta dan Winwin. Kali ini mo coba tema yang rada beda yaitu domestic!au, gilssss, kerontang abitch ff yuwin yang ada adegan suami istri *eh? BTW, INI GUE BIKIN LITERALLY 3 JAM YANG LALU, jadi kalo ada typo dan teman-temannya, harap maklum yes! Ini FF rencananya mau seputar kehidupan rumah tangga keluarga Nakamoto, cuman biasalah, nanti suka ada nyelip-nyelip cast ataupun pairing lain, jadi expect a lot more! Dan I need to warn you gaes, gue update sesuka hati, jadi maap-maap nih yaaa. Bbyong~
