Obsessed
.
.
Genre: Romance, Hurt
Rate: T
Main Cast: Kyuhyun, Sungmin
Disclaimer: Kyumin belong to God. But this story is mine
Warning: GS, Typo(s), DLDR, No Copast, No Plagiat
.
.
enJOY
.
.
.
Kyuhyun berjalan acuh melewati koridor sekolah menuju ruang kelasnya. Pagi itu, seperti biasa sekolah menjadi sangat ramai dengan jeritan begitu ia menginjakkan kaki di pelataran parkir. Dengan earphone yang sengaja ia sumpalkan di telinganya, ia mengacuhkan semua gadis yang masih meneriakkan namanya di sepanjang jalan.
Tadinya ia sudah memantapkan hatinya akan mengikuti kelas hari ini, tapi saat membelokkan langkah menuju ruang loker, ia tidak sengaja menangkap pemandangan yang menggairahkan di depan sana. Seketika seringai licik tersungging di sudut bibir Kyuhyun, dengan santai ia mendekati mangsanya yang masih tidak menyadari kehadirannya.
"Dasar sial!" Kyuhyun terseyum miring mendengar mangsanya mengumpat. Sepertinya sedang ada masalah dengan sepatunya tapi bukan itu yang menarik perhatian Kyuhyun. Tapi, posisinya saat ini. Gadis itu mungkin tidak sadar bahwa dengan menungging seperti itu bisa membangunkan serigala yang lapar. Dan Kyuhyun tidak keberatan untuk memerintahkan kedua matanya menyusuri setiap lekuk menggoda itu.
"Hai, Vic. Ada masalah?"
DEG!
Gadis itu seketika menegang. Masih dengan posisi menggodanya. Ia bukan tidak tahu suara itu. Namja paling diincar di sekolah.
"K-kyuhyun?" Dengan perlahan ia berdiri, berniat untuk berbalik menghadap pemuda itu. Tapi Kyuhyun tidak membiarkannya. Dengan cepat ia menjebak tubuh Victoria dalam kungkungannya. Ia memeluk gadis itu dari belakang dengan kepala yang ia susupkan di perpotongan lehernya, menyesap aromanya dan sesekali menjilat kulit putihnya.
"Akh…" Victoria mendesah saat Kyuhyun menggigit lehernya. Ia bisa merasakan tangan pemuda itu perlahan bergeser menyusuri tubuh atasnya. Seketika ia merinding.
"Kyuh… Hmph!" Tanpa aba-aba Kyuhyun langsung membungkam mulutnya dengan ciuman liar yang panas.
.
.
.
"Hmph… Ahh…"
SRET!
Victoria dengan perlahan mendorong tubuh Kyuhyun menjauh sedikit darinya. Ia butuh bernafas meski ia merasa tidak rela jika sentuhan tubuh mereka menrenggang. Victoria menyentuh bahu Kyuhyun yang duduk dengan tenang memangku dirinya di balik kemudi mobil. Setengah jam yang lalu mereka pindah dari ruang loker ke dalam mobil Kyuhyun entah bagaimana caranya.
Victoria menggigit bibirnya,tersipu-sipu saat Kyuhyun menatapnya bergairah seakan memberi isyarat untuk melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda. Tapi Victoria masih bisa berpikir, ia ingat mereka masih ada di wilayah sekolah dan orang-orang yang berlalu-lalang mungkin saja memergoki kegiatan mereka, maka dengan pelan ia menggeleng.
"A-aku bisa menemanimu kapanpun kau mau, Kyu. Tapi tidak di sekolah." Tolaknya halus yang seketika membuat Kyuhyun kehilangan moodnya. Tanpa berucap apapun ia menggerakkan kepalanya mengusir Victoria keluar dari mobil yang dengan terpaksa dituruti gadis itu karena ketakutan.
"Shit!" Kyuhyun memukul setir mobil di depannya dengan kesal sambil menghela nafas berkali-kali. Sial sekali rasanya bertemu dengan gadis munafik seperti itu dan harus berakhir setengah jalan seperti ini. Hancur sudah niatnya untuk kembali ke kelas setelah mencicipi primadona seantero sekolah itu.
Drrtt… Drrrtt… Drrrtt…
Merasakan ponselnya bergetar dari dalam saku, dengan setengah malas Kyuhyun merogohnya dan melihat siapa yang menghubunginya pagi itu.
Manager Park.
Kyuhyun menghela nafas.
"Hmm?"
'Ah! Tuan Cho, untung saja kau mengangkat dengan cepat. Saya baru akan—
"Langsung saja ke intinya."
'Eh? N-ne. B-begini tuan, ini tentang laopran yang anda minta. A-aku sudah—'
"Kirim saja ke emailku."
PIP.
Tanpa membiarkan Manager Park menyelesaikan perkataannya, Kyuhyun langsung memutus sambungan dan melemparkan ponselnya ke dashboard. Tak lama kemudian ponsel itu kembali bergetar pendek menandakan ada email yang masuk.
Kyuhyun menatap sekeliling parkiran dengan malas. Sudah sepi berhubung jam pelajaran sudah dimulai sejak tadi. Kyuhyun baru akan berpikir untuk menghidupkan mesin mobilnya dan pergi dari sana sebelum sesuatu mengubah keputusannya.
Itu sangat cantik dan sayang jika diabaikan. Kyuhyun bahkan tidak rela mengedipkan matanya, tidak jika itu membuatnya kehilangan momen untuk menikmati pemandangan indah di depan sana. Sebuah seringai jahat tanpa diundang muncul di satu sudut bibirnya. Ia pasti tengah memikirkan sesuatu yang menguntungkan dirinya.
.
.
.
Sungmin berjalan tergopoh-gopoh menuju lobby sekolah, ia terlihat kesulitan dengan membawa setumpuk buku di kedua tangannya. Tidak ada yang bisa membantunya karena tidak ada lagi siswa yang berlalu-lalang di sana.
"Aigoo! Aku pasti akan diusir dari kelas karena terlambat. Bagaimana ini?" Rasanya ia ingin sekali menangis, hari ini ada ulangan dengan salah satu guru kejam di sekolahnya tapi tadi ia malah terlambat bangun dan sekarang ia harus mengembalikan dulu semua buku ini ke perpustakaan sebelum masa peminjamannya habis 30 menit lagi dan ia diharuskan membayar denda sementara ia tidak memiliki uang satu sen pun.
BRUK!
"A-ah! Hiks!" Sungmin jatuh terduduk setelah tanpa sengaja tersandung kakinya sendiri. ia menatap nanar buku-bukunya yang jatuh berserakan di lantai lobby. Sial sekali. Ia lantas mencoba untuk kembali berdiri dan mengumpulkan lagi buku-bukunya, namun belum berapa lama ia kembali jatuh dan merintih kesakitan karena merasakan sakit di pergelangan kaki kirinya.
"A-akh!"
"Nan gwenchana?"
Tiba-tiba sebuah tangan terulur kepadanya. Sungmin lantas mendongak dan tertegun ketika bersitatap dengan sepasang obsidian tajam di depannya. Mendadak Sungmin merasa gugup dan menjadi salah tingkah.
"G-gwenchannayo, s-sunbae." Sungmin perlahan menyambut uluran tangan orang asing di depannya dan mencoba untuk kembali berdiri, namun salahkan kakinya yang masih sakit ia kembali jatuh namun untungnya kali ini ada seseorang yang menahan tubuhnya hingga menjadi setengah melayang di udara.
"Sepertinya kau terkilir. Biarkan aku melihatnya."
Deg!
Sungmin merasa sesuatu seperti menyengatnya ketika tangan besar nan hangat itu menyentuh pergelangan kakinya dan ia sadar pipinya mulai terasa panas.
"Biar kubawa kau ke unit kesehatan."
"E-eh! T-tidak perlu, sunbae." Sungmin mencoba untuk menahan pergerakan tangan orang asing itu yang berniat untuk merengkuhnya di kedua tangan. Namun tatapan tajam yang dilayangkan padanya cukup untuk membuat ia terdiam hingga akhirnya memilih untuk pasrah berada dalam gendongan orang asing itu dan bersusah payah untuk menyembunyikan wajah merah meronanya.
Entah ini keberuntungan atau kesialan, tapi jarak antara lobby dengan unit kesehatan yang jauh berhasil memberikan Sungmin kesempatan untuk bisa lebih lama mendengarkan irama detak jantung yang sangat tenang dari orang asing itu. Ia begitu menikmati setiap detakannya hingga tanpa sadar jatuh terlelap dan mendapat seulas senyum tipis dari orang yang masih setia menggendongnya.
.
.
.
Kyuhyun tidak bisa melepaskan pandangannya dari sosok mungil yang terlelap di atas ranjang unit kesehatan tepat di depannya. Begitu terpesona dengan halusnya kulit putih itu dan merahnya bibir mungil berbentuk unik di sana. Ia ingin menyentuhnya barang sejenak tapi ia ingat ia memiliki masalah dengan pengendalian diri, maka ia akhirnya memilih untuk mengurungkan niatnya itu.
"Eunghhh…" Kyuhyun terkesiap dari lamunannya ketika gadis yang meraih seluruh atensinya dalam diam itu melenguh. Mungkin sebentar lagi ia akan terjaga dari tidurnya. Dan Kyuhyun bersedia sabar untuk melihat lagi dua bola mata rubah itu menatapnya dengan terkejut.
"Uhh! Dimana aku?" Sungmin menatap bingung langit-langit serba putih di atasnya. Seperti tidak asing, tapi—
"Kau sudah bangun?"
DEG!
Sungmin menoleh cepat dan langsung melebarkan matanya begitu melihat orang asing yang tadi membantunya masih ada di sana bahkan sekarang sedang tersenyum lucu melihatnya.
"S-sunbae? S-sunbae masih di sini?" Kyuhyun terlihat terkejut mendengar pertanyaan itu dan Sungmin sepertinya sadar ia melayangkan pertanyaan yang salah hingga dengan terburu-buru ia memaksa bangun dari pembaringannya dan mengibas-ngibaskan tangan heboh tepat di depan wajah Kyuhyun.
"M-maksudku b-bukan begitu, sunbae. Eh, aduh… Tapi bukankah pelajaran sedang berlangsung sekarang dan kalau sunbae masih di sini bukankah itu artinya sunbae sudah melewatkan beberapa mata pelajaran dan astaga berapa lama aku tertidur?!" Sungmin gelagapan mencari jam dinding karena sepertinya ia lupa kalau di pergelangan tangannya juga ada jam. Lalu begitu menemukan jam yang dicarinya, ia terkejut karena jarum pendeknya sudah ada di angka sepuluh.
"Dua jam." Kyuhyun menjawab dengan santai, tidak terlihat sedikitpun beban di wajahnya. Sungguh berbanding terbalik dengan Sungmin yang matanya sudah dipenuhi air dan pasti akan tumpah sebentar lagi.
"A-aku melewatkan ulanganku… Hiks!" Satu tetes. Dua tetes. Tak sedetikpun Kyuhyun lewatkan untuk memperhatikan setiap tingkah polah gadis itu. Ia tersenyum tipis. Dengan lembut ia menempatkan tangan kanannya di pucuk kepala Sungmin.
"Tenanglah. Aku sudah menghubungi seongsaenim dan dia mengijinkamu istirahat karena sakit." Untuk kesekian kalinya Sungmin kembali dibuat terkejut. Orang di depannya ini, yang ia bahkan belum tahu namanya sudah berkali-kali menolongnya dalam jangka waktu dua jam belakangan. Sungmin balas tersenyum.
"G-gomawo, sunbae."
"Tidak masalah. Ah! Sejak tadi kita belum sempat berkenalan, anniya? Namaku Kyuhyun. Cho Kyuhyun." Kyuhyun mengulurkan tangannya yang dengan cepat disambut oleh Sungmin.
"Sungmin. Lee Sungmin."
Dan saat itulah Sungmin akhirnya menyadari bahwa Kyuhyun ternyata adalah sunbaenya dari Senior High School sedangkan ia masih duduk di bangku Junior tanpa pernah tahu alasan mengapa saat itu Kyuhyun bisa ada di wilayah sekolahnya.
.
.
.
TBC/END
.
.
.
Hehe buat cerita baru lagi padahal utang masih banyak. tapi tangan gatel pengen ngepost dan aku mau tau tanggapan kalian tentang ff ini. ff ini lahir beberapa jam yang lalu setelah aku puas ngubek-ngubek kyumin moment di youtub untuk mengobati rasa kangenku dan akhirnya jadilah ff nista ini hehehe...
Aku tunggu reviewannya ya! Ini ff harus dilanjut atau mau dihapus aja. dan buat ff yang lain pasti dilanjut sampai end.
tengKYU!
SarangMIn!
