Love Is Not Over By Chansekyu

Pairing : ChanSoo ( Chanyeol Kyungsoo )

Cast : temukan seiring berjalannya cerita

Gendre : Hurt, Romance, family

Rate : M

.

.

.

.

Aku balik lagi bawa cerita ChanSoo. Cerita murni dari ide saya sendiri, jika ada kesamaan alur cerita adalah faktor ketidak sengajaan. Jika tidak suka mohon tidak meninggalkan review yang berbau war. Dan tinggalkan kritik dan saran untuk memperbaiki tulisan saya terimakasih :)

-NO PLAGIAT-

.

.

.

.

.

Awas typo

.

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

.

Sang penyanyi terkenal telah meninggal dalam insiden kecelakaan tragis yang belum diketahui apa penyebab kecelakaan itu bisa terjadi. Dari saksi mata yang melihat kejadian tersebut menuturkan jika mobil yang di tumpangi korban terlihat zig zag dan tidak terkendali. Hingga sampai pada tikungan, dari arah berlawanan terdapat sebuah truk yang melintas. Saksi mata mengatakan jika mobil hitam tersebut terlihat menghindari truk didepannya, namun naas mobil itu malah menabrak pembatas jalan dan terjun kedalam jurang sedalam tigapuluh meter di samping jalan. Jalan tersebut langsung ramai oleh pengendara lain yang ingin melihat kejadian tersebut, bahkan ada banyak para petugas berusaha mengangkat bangkai mobil yang terlihat sudah tidak berbentuk dengan menggunakan alat berat. Medan yang terjal membuat mereka sedikit kesulitan mengevakusi mobil serta korban yang diketahui adalah seorang artis yang sedang naik daun saat ini, beserta sopir, manager, dan juga stylishnya. Butuh sekitar dua jam hingga korban bisa dievakuasi dari dasar jurang. Semua petugas medis langsung dengan sigap melakukan pekerjaan mereka. Menempatkan para korban di atas brankar lalu memasukkannya kedalam ambulance yang sudah tersedia didekat tempat kejadian.

Bisik-bisik mulai terdengar saat orang-orang yang berkerumun melihat tubuh sang penyanyi terbaring tak berdaya dengan luka parah disekujur tubuhnya. Darah segar mengalir dari kepalanya hingga membuat kain putih yang mengalasi brankar berubah warna. Wajahnya tidak lagi bersih seperti saat sang artis tampil dilayar tv, namun saat ini wajahnya penuh dengan darah dan beberapa luka robek dibagian wajah cantiknya.

Dan butuh hingga tiga jam untuk mengangkat rongsokan mobil sang artis hingga benar-benar mencapai jalanan. Mobil itu terlihat sangat mengenaskan bagian depan ringsek, seluruh kacanya pecah. Salah satu pintu bagian belakang copot entah kemana.

.

.

.

.

Dirumah duka, terlihat semua kerabat, staff agency, dan rekan-rekan artis silih berganti berdatangan mengucapkan turut berduka pada keluarga yang ditinggalkannya. Mereka semua benar-benar syok saat mendengar berita kecelakaan tersebut. Bagaimana tidak baru beberapa jam yang lalu mereka bekerja bersama, tertawa bersama, dan saling melempar canda ditengah-tengah sibuknya pekerjaan mereka. Dan sekarang mereka tidak menyangka jika kebersamaan mereka beberapa jam yang lalu adalah kebersamaan mereka untuk yang terakhir kalinya.

Disudut ruang terlihat seorang bertubuh jangkung mengenakan setelan jas hitam dan kemeja putih berdiri tanpa ekspresi. Sesekali akan membungkuk saat para pelayat datang atau pergi memberikan penghormatan terakhir pada mendiang sang penyanyi. Dan disamping pria jangkung tersebut, ada sepasang suami istri yang berumur akhir empatpuluhan saling memeluk dan saling menguatkan satu sama lain. Ada juga seorang anak kecil duduk bersila didekat kaki pria jangkung. Tatapan polosnya menatap foto seorang wanita bemata sipit yang dikelilingi oleh banyak bunga berwarna putih.

.

.

.

.

"Apa kau sudah tau?"tanya seorang gadis bermata rusa pada gadis yang sedang sibuk memajang kue buatannya didalam etalase-etalase kue.

"Apa ?" responnya sedikit malas.

Gadis bermata rusa itu terus mengikuti gadis penata kue kemana saja saat kakinya melangkah.

"Baekhyun, Byun Baekhyun ah salah, maksudku Park Baekhyun penyanyi yang sedang naik daun itu. Tadi pagi ditemukan sudah tidak bernyawa dalam sebuah kecelakaan" ceritanya dengan semangat.

"Lalu?" gadis itu seolah sama sekali tidak tertarik dengan apa yang rekan kerjanya bahas.

Gadis bermata rusa itu sedikit jengkel. "Oh Ayolah Soo, apa kau benar-benar tidak tertarik dengan berita itu? bahkan semua pelosok korea sedang membahasnya. Jangan lupakan mereka juga sedang panas-panasnya membahas suami Baekhyun seorang CEO perusahaan bonafit dikorea, yang harus menduda dalam usia muda. ah satu lagi ia juga harus mengurus anaknya yang masih berumur empat tahun. Bahkan aku tadi sempat melihat di internet jika Park Chanyeol suami dari Baekhyun terdaftar dalam sebuah situs yang mensurve tentang duda yang paling diminati oleh para wanita. Dan dalam waktu tigapuluh menit nama Chanyeol sudah menduduki peringkat pertama dalam situs tersebut. Bukankah itu sangat keren. Oh aku juga ingin dijadikan istri pengganti." Ucap gadis itu panjang lebar.

Gadis bername tag Kyungsoo di seragam kerjanya itu hanya bisa menggeleng dengan celotehan sang sahabat Xi Luhan. Bagaimana bisa sahabatnya itu bercerita dengan semangatnya sedang dibalik cerita itu ada seseorang yang meninggal dan sebuah keluarga yang berduka. Bahkan Kyungsoo juga tidak habis pikir dengan orang-orang diluar sana, apa kematian sang artis itu sebuah lelucon hingga membuat surve yang sangat konyol seperti itu pikirnya. Meski ia juga tidak peduli, namun rasanya aneh saja dengan mereka yang menganggap hal itu biasa saja.

Luhan adalah seorang gadis bermata rusa yang selalu bersemangat membahas apa saja yang menurutnya menarik. Namun kali ini Kyungsoo pikir ceritanya lebih kearah miris dari pada menarik. "dan aku akan mengadukanmu pada Sehun, nona Lu" ujarnya pada Luhan yang sedang melayani pembeli.

"Silahkan datang lagi" ucapnya pada pembeli. Lalu menatap Kyungsoo tajam. "Jangan coba-coba mengadu nona Do" balasnya sambil berkacak pinggang. Kyungsoo hanya mengangkat bahunya cuek. Lalu menghilang dibalik pintu dapur.

Tring

Suara lonceng cafe berbunyi. Dan masuklah seorang pria bertubuh tinggi, berkulit putih, wajah berkarisma, mata tajam, hidung mancung, memakai setelan jas berwarna abu-abu gelap dan kemeja berwarna biru muda, dasi navi dengan garis-garis ungu tua dan putih, rambut coklat tertata rapi, dan jangan lupakan sepatu hitam yang sangat mengkilat. Membuat mata wanita akan terpesona dalam sekali lihat.

"Siang baby" sapanya pada gadis yang berdiri dikasir yang tak lain adalah Luhan.

Luhan mendongak dan senyum cerah langsung tercipta saat melihat pria yang telah mencuri hatinya berdiri didepannya.

"siang juga sayang" sapanya ceria.

Pria berjas itu melangkahkan kakinya memutar dan masuk ketempat Luhan berdiri. Lalu memberinya satu kecupan pada kening sang kekasih.

"Oh bisakah kalian sadar tempat" kritik Kyungsoo yang baru keluar dari dapur dengan membawa nampan berisi cake red velvet.

Luhan dan Sehun lelaki yang bersetatus kekasih Luhan terkekeh. "Makanya cepat-cepatlah mencari kekasih. Biar tau rasanya berkencan " ledek Sehun

Kyungsoo hanya memutar matanya malas "Dan melakukan hal tidak senonoh didepan umum diwaktu jam kerja? tidak terima kasih." balasnya ketus.

"Dalam hal apa kau bilang hal tidak senonoh Do Kyungsoo? Kau seharusnya cepat mencari kekasih jika tidak ingin menjadi perawan tua dan tidak laku" semprot Luhan

Do Kyungsoo gadis bermata bulat itu hanya mengangkat bahunya acuh. Seolah ucapan Luhan tidak berpengaruh pada dirinya.

Kekasih?

Haruskah ia mencari kekasih? Entahlah ia masih nyaman dengan semua yang ia jalani sekarang. Ia tidak ingin buru-buru mencari atau melabuhkan hati untuk pria yang sembarangan. Ia hanya ingin mencari yang terbaik untuknya, yang bisa menerima, dan menyayangi dirinya dengan tulus. tidak masalah jika pria itu tidak kaya yang terpenting bagi Kyungsoo adalah pria yang bisa membuat dirinya merasa nyaman dan terlindungi. Namun kembali lagi untuk saat ini ia benar-benar belum ingin memikirkan hal tersebut. Ia masih menikmati waktu kencannya bersama dengan peralatan dapur miliknya. Ah tidak lebih tepatnya milik cafe tempatnya bekerja saat ini.

.

.

.

.

Acara pemakaman telah selesai. Rumah itu sudah mulai sepi hanya ada beberapa kerabat yang masih bertahan disana. Namun diruang tamu pria jangkung itu sedang melakukan press conference dengan para wartawan dari berbagai media.

"sekali lagi terimakasih pada para fans yang selalu mendukung Istri saya, saya berharap anda semua bisa memaafkan jika Istri saya melakukan hal yang buruk dan tidak menyenangkan pada anda semua. sekian dan terimakasih. Saya permisi." tutupnya lalu meninggalkan para wartawan tersebut.

Chanyeol suami dari artis Byung Baekhyun meninggalkan tempat press conference dengan kepala tertunduk. Lalu menghampiri anaknya yang terlihat tertidur digendongan ibunya. Lelaki jangkung itu lalu mengambil alih anaknya dan membawanya menuju kamar dilantai atas untuk menidurkan anaknya agar lebih nyaman. Chanyeol merasa sangat terpukul atas meninggalnya sang istri yang dirasa terlalu cepat. Ada sedikit rasa menyesal dalam diri Chanyeol atas perlakuannya selama ini pada sang istri. Dan sampai detik ini, ia bahkan belum sempat memperbaiki semuanya. Tapi wanita yang sudah beberapa tahun ini berada disampingnya terlanjur pergi.

.

.

.

.

.

Berbagai surat kabar, dan juga berita tv seolah-olah berlomba-lomba menyiarkan tentang insiden yang menewaskan Park Baekhyun seorang penyanyi terkenal.

Siapa yang tidak kenal dengan Park Baekhyun seorang penyanyi terkenal yang digilai dari berbagai kalangan. Selain wajahnya yang cantik Baekhyun adalah penyanyi yang memiliki suara emas, siapa saja yang mendengarkan lagu-lagu balladnya akan tersentuh dan merasa ikut tertarik masuk pada isi lagu tersebut. Selain itu Baekhyun juga terkenal ramah, dan selalu ceria, ia juga akan baik pada siapa saja yang ia jumpai. Oleh karena itu orang yang bekerja sama dengannya selalu mengungkapkan jika Baekhyun adalah orang yang baik dan mudah bergaul. Jadi mereka sangat senang bisa bekerja sama dengan Baekhyun.

Namun kini itu semua tinggal sebuah kenangan yang harus selalu dikenang. Karena sang penyanyi bersuara emas telah tiada.

.

.

.

.

Kyungsoo menghela nafas pelan. Telinganya merasa sangat bosan karena mendengar pembicaraan setiap pengunjung cafe yang masih saja membahas tentang Baekhyun. Padahal insiden itu sudah lewat satu bulan yang lalu, namun sepertinya orang-orang itu masih tidak bosan membahas kecelakaan yang telah merengut nyawa idola mereka. Bukannya apa-apa Kyungsoo hanya merasa jika mereka berlebihan.

Ingin tidak mendengar tapi omongan mereka terdengar. Kyungsoo menghela nafas pelan dibalik meja kasir dan memilih kembali fokus untuk pekerjaannya.

"Selamat datang" ucap Kyungsoo ramah pada seorang wanita paruh baya dan anak kecil yang berada disampingnya.

Hari ini adalah Kyungsoo yang bertugas menjaga kasir. Jika kalian tanya kemana perginya rusa betina itu jawabannya adalah pagi-pagi sekali gadis itu sudah diculik oleh Oh Sehun yang tak lain adalah kekasihnya yang dengan seenak jidatnya nenyerahkan urusan cafe pada Kyungsoo. Mentang-mentang ia adalah pemilik cafe bisa bertindak semena-mena. Namun walaupun begitu Kyungsoo tidak keberatan, ia malah senang menghabiskan waktu di cafe. Ia dengan senang hati melayani pembeli, dan jika semua pelanggan sudah terlayani ia akan turun tangan membantu koki yang ada di dapur. Atau jika tidak begitu ia menyerahkan kasir pada Minseok kakak sepupu Luhan dan ia lebih memilih untuk berkutat dengan minyak, wajan dan peralatan dapur lainnya. Karena memang dicafe tersebut tidak hanya menyediakan kue tetapi juga makanan.

"nuna aku mau ice cream strawberry" ucap anak kecil lengkap dengan logat cadelnya. Jangan lupakan ia berdiri dengan berjinjit-jinjit berusaha untuk bisa terlihat.

"dengan senang hati" jawab Kyungsoo lalu membuatkan ice cream pesanan anak kecil tersebut. "Nyonya mau pesan apa?" tanya Kyungsoo beralih pada wanita paruh baya tersebut. Setelah selesai memberikan ice cream permintaan anak tadi. Namun wanita itu hanya diam dan beberapa kali mengerjapkan matanya. Yang sepertinya tidak bisa terfokuskan dengan baik. Kyungsoo dapat melihat jika wajah wanita itu terlihat pucat serta wajahnya penuh dengan keringat. " permisi, apa anda baik-baik saja?" tanya Kyungsoo lagi dengan nada sedikit khawatir. Kyungsoo hanya mendengar gumamman tidak jelas dari bibir perempuan itu sebelum akhirnya tubuhnya tumbang jatuh pingsan.

"Haelmoni" teriak anak kecil tersebut sambil menangis ketakutan melihat neneknya yang tergeletak dilantai tidak sadarkan diri.

Kyungsoo bergegas keluar dari meja kasir, lalu menghampiri wanita tersebut. Menepuk pipinya pelan berharap orang itu akan sadar namun nihil. Suara tangisan anak kecil semakin membuatnya panik.

"Kyungsoo ada apa?" tanya gadis bername tag Minseok yang baru keluar dari ruang ganti.

"Astaga bukankah ini ibu Chanyeol" pekik Minseok saat berada didekat wanita pingsan tadi.

Kyungsoo menoleh pada gadis berpipi cubby itu "Eonni panggilkan ambulance" ucapnya dengan satu tarikan nafas. Minseok sadar dari keterkejutannya. Dan tanpa basa basi Minseok mengambil ponselnya lalu menghubungi rumah sakit untuk meminta ambulance agar segera datang kecafe.

Untung para pengunjung tidak ramai jadi tidak terlalu membuat gaduh dan menarik perhatin.

Kyungsoo dibantu oleh Minseok dan juga oleh Tao mengangkat tubuh wanita itu kesofa dekat tempat karyawan biasanya melepas lelah. Anak kecil itu masih menangis mengikuti mereka dari belakang. Sesekali Kyungsoo menoleh kebelakang dan berusaha menenangkan anak kecil tersebut.

"nuna apa haelmoni sangat sakit?" Tanya anak kecil itu ditengah tangisannya.

Kyungsoo berjongkok dan mengusap air mata anak itu dengan sayang " jangan khawatir nenekmu akan baik-baik saja. jadi jangan menangis lagi mengerti" ucapnya dengan penuh kelembutan lalu membawa anak itu untuk duduk disofa dekat sang nenek yang masih terpejam.

Anak itu mengangguk patuh.

.

.

.

.

"Nuna, bisakah kau menelfon appa?" pintanya saat mereka kini berada diruang tunggu rumah sakit. Ya Kyungsoo mengajukan diri untuk ikut mereka. Karena ia tidak tega melihat anak kecil itu sendirian. Saat mata kecil itu menatapnya Kyungsoo melihat pancaran ketakutan dan kesedihan tergambar jelas pada manik mata anak kecil itu dan seperti sebuah maknet menarik Kyungsoo untuk selalu berada didekat anak laki-laki tersebut. Ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan saat itu, yang ia tahu mata anak kecil itu begitu sangat familiar baginya. Bahkan ia tidak tau apa alasannya saat air matanya jatuh begitu saja tanpa dikomando. Ia dengan cepat menghapus air matanya.

Kyungsoo mengangguk dan mengambil ponsel milik nenek anak kecil tersebut. Lalu menanyakan siapa nama ayahnya. Anak itu bilang jika nama ayahnya adalah Chanyeol. Satu nama yang menurutnya pernah ia dengar namun ia lupa tepatnya kapan. Kyungsoo memukul kepalanya pelan, bukankah tadi Minseok sudah bilang jika wanita itu adalah ibu Chanyeol, kenapa Kyungsoo bisa lupa begitu saja.

Deringan ke tiga panggilan itu baru saja diangkat. Suara berat seorang laki-laki langsung menyapa pendengarannya.

.

.

.

.

.

Chanyeol baru saja selesai bertemu dengan klien untuk membicarakan kerja sama antara perusahaannya dengan perusahaan klien. Setelah semua deal Chanyeol membereskan peralatannya dan bermaksud untuk makan siang bersama ibu dan juga anak lelakinya di sebuah cafe yang sudah ditentukan oleh ibunya. Jam sudah menunjukkan pukul satu siang, itu artinya ia telah terlambat setengah jam dari waktu yang telah dijanjikan. Semoga saja si kecil tidak ngambek pikirnya. Saat ia meraih jas di bantalan kursi, ponselnya berdering dan nama ibunya yang tertera dilayar ponsel. Tanpa menunggu lama Chanyeol langsung menganggakatnya. Namun keningnya berkerut saat suara yang menyapanya bukanlah suara ibunya, melainkan suara orang asing yang tidak Chanyeol kenal. Namun beberapa detik kemudian hal yang mengejutkan terdengar di telinganya. Tanpa pikir panjang Chanyeol langsung meraih jas, dan tas kerjanya. Membuka pintu ruangan dengan tergesa sambil memasukkan ponselnya ke saku celana kembali setelah panggilan terputus. Ia terus berjalan sedikit berlari menuju parkiran menghiraukan orang-orang sekitarnya yang melihat dengan raut kebingungan. Bahkan ia juga menghiraukan panggilan seseorang yang sedang memanggil namanya.

.

.

.

.

.

Kyungsoo mengusap kening anak yang ia ketahui bernama Adam, yang saat ini tertidur di pangkuannya dengan lembut. Ia memperhatikan setiap lekuk wajah yang terpahat indah sesuai pada tempatnya. Ia tersenyum saat melihat bibir mungil itu bergerak-gerak. Menurutnya itu terlihat lucu.

"Eomma"

Usapan Kyungsoo terhenti saat bibir mungil itu mengigau memanggil sang ibu. Mungkin ia sedang bermimpi tentang ibunya pikirnya, Kyungsoo sedikit iba dengan Adam. Diusianya yang masih kecil harus kehilangan sosok ibu yang perannya sangat penting dalam hidup anak seumurannya. Kyungsoo berharap itu akan selalu bertemu dengan ibunya meski hanya dalam mimpi untuk mengobati rasa rindunya. Dengan senyum kecil tangan Kyungsoo lalu melanjutkan kembali usapannya agar Adam nyaman dalam tidurnya.

Kyungsoo mendengar langkah seseorang setengah berlari mendekat ketempatnya berada.

Chanyeol dengan tergesa memasuki rumah sakit seperti yang disebutkan oleh seseorang ditelfon tadi. Ia langsung menuju UGD tempat ibunya dirawat. Langkahnya terhenti saat melihat seorang perempuan duduk dengan seorang anak laki-laki dipangkuannya sedang tertidur. Ia bisa memastikan jika anak itu adalah Adam anaknya. Namun ia merasa aneh, karena Adam tidak pernah bisa tidur jika ada orang asing, terlebih dipangkuannya hal yang sangat mustahil menurutnya. Karena perempuan itu menunduk jadi ia tidak bisa melihat wajahnya.

Seperti menyadari kehadirannya perempuan itu dengan gerakan slow motion menoleh kearah Chanyeol.

Deg.

Tubuh Chanyeol langsung menegang. Jantungnya terpacu sangat keras serasa ingin meledak saat itu juga. Kakinya bahkan terasa sangat lemas untuk menompang berat tubuhnya.

.

.

.

.

T.B.C

jangan lupa tinggakan kritik dan sarannya ya :) Terimakasih :).

Karena ini FF pertamaku mungkin ceritanya akan sedikit aneh dan bahasa juga plotnya sedikit berantakan. Jadi mohon dimaklumi.