LONELLY DARKNESS

~fell lonelly and bring the dark~

by:ZynexT

Semua karakter di cerita ini hanya milik om Masashi Kishimoto

Genre : -

••••••

--

Chapter I : The Lonelly Kid

~~

Setiap hari, anak itu selalu disana. Di bawah pohon rindang dengan sebuah ayunan yg sudah mulai terlihat rusak. Duduk bersandar dibalut dengan tatapan kosong tanpa ekspresi, anak itu hanya menatap lurus tanpa memperdulikan warga yg berlalu-lalang didepannya.

Bukan tidak ada alasan dia selalu begitu.

Bukan tidak ingin dia bermain bersama anak-anak yg sebaya dengannya.

Masalahnya, apakah ada seseorang yg mau dengannya? Apakah akan ada orang yg mau memperdulikannya? Apakah akan ada seorang anak yg sebaya dengannya dan mengajaknya bermain?

Itu tidak mungkin, dia tau apa yg ada pada dirinya. Dia tahu masalah apa yg membuat semua warga desa tidak menganggapnya ada.

"Anak Terkutuk"

Begitulah orang-orang memanggilnya. Dia tidak tahu kenapa warga memanggilnya dengan sebutan itu. Yg dia tahu, sejak kakek yg mengurusnya meninggal, orang-orang di desanya sudah mulai bersikap aneh terhadapnya.

Pernah sekali dia mendengar pembicaraan tentangnya. Saat itu dia hanya bingung, mengapa hal seperti itu terjadi padanya.

FLASHBACK

"Apakah kau sudah tahu tentang kematian kakek Sarutobi ?"

Suara seorang wanita paruh baya yg sedang berbincang bersama dengan temannya.

"Ya, aku tahu. Tapi, apakah itu benar ? Atau hanya karangan orang desa saja ?"

Temannya menjawab.

"Apakah kau pikir itu kejadian yg tidak disengaja ?"

"Aku pikir itu hanya kejadian yg biasa terjadi"

Wanita itu menggeleng.

"Mana mungkin bisa begitu. Kakek Sarutobi terbunuh dengan tubuh yg hancur untuk melindungi anak terkutuk itu. Apa kau pikir jika dia terbunuh karena kesalahan dia sendiri?"

Temannya menggeleng. Tidak tahu.

"Jelas tidak kan? Anak itu sudah membunuh seluruh keluarganya sendiri, dan sekarang dia membunuh kakek baik hati yg sudah merawatnya"

Anak itu hanya bisa menahan sesak dadanya dibalik pohon rindang itu sambil menekuk tubuhnya.

"Itu... tidak benar"

Yah, itu tidak benar. Dia yg melihat dengan mata kepalanya sendiri. Semua orang yg dia sayangi dibunuh didepan matanya ketika mereka melindungi dirinya.

Apa yg spesial darinya? Kenapa mereka berani mempertaruhkan nyawa hanya untuk anak sepertinya? Kejadian itu hanya membuat hatinya sakit.

"Saat ditemukan, kakek Sarutobi terlihat sedang memeluk anak terkutuk itu dengan tubuh yg penuh darah"

Wanita itu terdiam, dia berpikir sejenak.

"Apa kau tahu bagaimana keadaan anak itu saat seseorang menemukannya?"

Temannya menggelengkan kepala tanda tidak tahu.

"Mata itu... mata anak itu terlihat aneh. Matanya berwarna merah menyala dengan pupil berbentuk lancip seperti binatang buas"

Temannya hanya bergidik ngeri membayangkan bagaimana bentuk mata anak itu.

"Dan kau tahu apa yg lebih aneh lagi ?"

Temannya kembali menggelengkan kepalanya.

"Rambut runcing kuningnya berdiri membentuk sepasang telinga seperti telinga rubah, dan di pipinya terdapat tiga helai rambut yg menyerupai kumis kucing"

Temannya hanya ber-oh memperhatikan wanita itu berbicara.

"Hey, bukankah dia seperti siluman ?"

"Yah, aku juga berpikir seperti itu"

Anak itu, hanya diam mendengarkan pembicaraan wanita-wanita itu dibalik pohon rindang.

Rambut kuning berkilaunya menari terhembus angin. Dia hanya berpikir, bagaimana mungkin anak sepertinya bisa mengalami perubahan seperti itu? Apakah benar jika dirinya bukan seorang manusia biasa? Jika benar, siapa sebenarnya dirinya? Mengapa dia masih bisa berperilaku sebagaimana manusia biasa?

Oh itu tidak benar, bagaimana mungkin seorang manusia biasa berperilaku hanya duduk termenung di tempat yg sama sepanjang hari. Haha... hati kecilnya tertawa membayangkan nasib yg menimpa dirinya.

"Tapi, bukankah kita keterlaluan membiarkan seorang anak kecil hidup sendiri tanpa adanya kasih sayang dari orang dewasa?"

Teman wanita itu angkat bicara.

"Mau bagaimana lagi. Kita tidak ingin keluarga kita sendiri mengalami hal buruk hanya karena anak itu kan?"

Temannya hanya mengangguk mengiyakan.

FLASHBACK END

Waktu berlalu ketika dia terus mengulang kejadian dimana keluarga dan orang yg disayanginya dibunuh satu persatu oleh manusia-manusia biadab itu.

Bayangan anak itu sudah semakin memanjang diiringi sirat oranye sang surya. Hari sudah semakin sore, anak itu harus pulang. Berdiam diri disana sepanjang hari membuat pantatnya sakit.

Dia berdiri, memutar tubuhnya dan mulai melangkah menuju ke dalam hutan di dekat desa. Terukir senyum kecut ketika dia membayangkan sebuah tempat dengan gubuk kecil tempat nya beristirahat setiap dia kelelahan. Tempat itu sudah menjadi bagian dari hidupnya ketika dia bersama dengan kakek baik hati yg selalu merawat dan menyemangatinya. Mungkin, hanya kakek itu yg hanya menganggapnya ada.

Perjalanan dari ujung desa ke tempatnya membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Matahari sudah tenggelam sepenuhnya ketika dia sampai didepan gubuk sederhananya (atau kecil mungkin).

Tunggu dulu...

Dia ingat kalau pintu gubuknya sudah ditutup ketika dia pergi, tapi kenapa sekarang terbuka? Siapa yg masuk kedalam gubuknya?

Dia mulai berlari kecil menuju gubuknya. Dengan hati-hati dia melangkahkan kakinya kedalam melewati pembatas antara gubuk dan dunia luar. Kakinya melangkah dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara. Ini aneh, kenapa dia seperti sedang mencuri? Padahal ini tempat punya dia sendiri (maksudnya tempat kakek dan dirinya).

Melihat cahaya lilin menyala di dekat ranjang bambunya, hati kecilnya semakin was-was. Sekarang dia yakin bahwa ada seseorang yg memasuki gubuknya.

Dia terus melihat-lihat ke sekeliling tempat itu. Tidak ada tanda-tanda seseorang atau bahkan makhluk di sana. Tapi entah kenapa dia merasa kalau disana ada hawa yg sangat dingin.

"Bagaimana harimu ?"

JDERRR!Anak itu kaget setelah mendengar pertanyaan yg dilayangkan seseorang dibelakang tubuhnya. Hatinya berdetak kencang sekali sampai lututnya ikut melemas. Dengan pelan dia memutar kepalanya untuk menengok ke belakang. Waktu seperti berhenti berjalan ketika dia berhenti memutar kepalanya dan melihat siluet seseorang di kegelapan sana. Hewan malam seperti berhenti bersuara ketika kejadian itu berlangsung.

"Si-siapa kau ?"

Dengan nada yg bergetar, anak itu mencoba memberanikan dirinya untuk bertanya pada sosok itu.

"Aku ? Apa kau ingin tahu siapa aku"

Sosok itu menjawab pertanyaan si bocah dengan suara dewasanya.

"Y-Ya! Siapa kau ?"

"Apa kau sangat ingin tahu namaku ?"

Anak itu membalasnya dengan anggukan. Hening menyelimuti tempat itu untuk beberapa saat.

"Hmmm... baiklah. Namaku Jiraiya. Maafkan aku sudah masuk gubuk ini, oh atau mungkin rumahmu ? Sekali lagi maafkan aku"

Anak itu diam.

"A-Apa mau mu?"

"Aku hanya ingin menumpang tidur di sini? Apakah boleh?"

Hey, tunggu dulu. Ini aneh, orang itu menyelinap ke rumahnya dan mengagetkannya, lalu sekarang dia meminta menumpang di rumahnya? Padahal anak itu tidak pernah memiliki kenalan seorang pria dewasa, apalagi orang tua berambut putih.

"Ke-kenapa kau ingin ti-tidur disini? Aku tidak mengenalmu sama sekali"

Yah itu benar. Kenapa orang tua ini sok kenal dengannya?

"Huhh... baiklah. Sekali lagi aku minta maaf"

Hening.

"Sekali lagi, perkenalkan namaku Jiraiya. Seorang pengendara yg tidak jelas tujuannya. Dalam perjalanan, aku melihat gubuk tua ini. Maaf karena telah masuk kesini tanpa izin"

Orang itu melangkah maju menampakkan dirinya. Rambut putih panjang, baju yg seperti armor biasa dari bahan kain, dan ikat kepala yg memiliki lambang pusaran angin membengkok? Aneh, pikir anak itu.

"Jadi apakah aku boleh numpang tidur?"

To Be Continued...

~~

Catatan Author :

Maaf klo ceritanya gk nyambung. Author sendiri bingung mau milih kata2 apa yg pas.

Maka dari itu author minta saran dan kritikannya.

Sekian dan Terima Kasih!