"Eomma, mengapa tidak mengatakannya sejak kemarin?" Seorang lelaki bersurai magenta tengah menekuk wajahnya di hadapan sang ibu. Ia rela setelah pulang sekolah langsung menuju butik sang ibu karena wanita bersurai pirang itu yang meminta buah hatinya untuk mengunjunginya. Tiffany –sang ibu beralasan ingin mengatakan sesuatu yang penting. Namun lelaki mungil berambut magenta itu justru tidak menyangka sama sekali jika yang dimaksud ibunya penting adalah masalah pertunangan mendadaknya dengan salah satu lelaki di sekolahnya. Apakah ibunya kurang waras?
"Baekhyunie, eomma ingin mengatakan ini sejak beberapa hari yang lalu. Tapi eomma tahu kau masih dalam masa ujian di sekolah dan eomma tak ingin nilai mu berpengaruh. Eomma tak ingin kau mendapat nilai rendah lagi." Jelas wanita itu sambil tetap menggambar sebuah sketsa gaun pernikahan di depannya. Baekhyun kembali menekuk wajahnya semakin terlihat suram.
"Tapi eomma, dia adalah teman satu kelasku. Yang benar saja!"
"Apa salahnya sayang? Itu bagus apalagi kalian telah mengenal sejak kecil bukan?" Tiffany mengusap surai anaknya, "Semuanya sudah eomma siapkan. Jadi jangan khawatir sayang."
Baekhyun mendengus pelan mendengar penuturan ibunya. ia sangat yakin seratus persen jika semua perjodohan ini adalah tidak lain ingin menaikkan pamor dari perusahaan dua keluarga. Ibunya benar-benar terobsesi dengan pekerjaan. Tapi pertanyaannya, kenapa harus dia yang menjadi kambing hitam?
"Aish Jinjja eomma!"
Eomma Jinjjayo
Cast : Chanyeol and Baekhyun
Other cast : Exo's member, Tiffany Hwang, Choi Sooyoung.
Genre : romance, drama, little bit humor(?)
Don't like don't read
Happy Reading
..
.
.
Suasana rumah keluarga Park malam itu terlihat berisik sekali akibat perselisihan yang terjadi antara sang nyonya besar dan anak sulungnya. Suara mereka terdengar hingga di pintu utama membuat sang tuan rumah mengangkat sebelah alisnya heran mendengar keributan di rumahnya.
"Eomma! Dia itu sombong dan angkuh! Tidak mau bergaul dengan teman-teman yang lain! Suka mengeluh! Manja! Pokoknya aku sangat tidak menyukainya!"
"Chanyeolie, sekali saja kau jangan mengejek orang lain berdasarkan pemikiranmu sendiri. Baekhyunie itu sebenarnya anak yang baik dan sopan. Dia juga manis kok." Sooyoung berusaha membujuk anak sulungnya yang tengah marah dan kesal karena perjodohannya dengan teman sekelasnya.
"Ada apa ini?" Suara Yoochun yang memasuki ruang tengah langsung membuat sepasang ibu dan anak itu menoleh.
"Appa! Apakah appa juga tahu tentang perjodohan konyol ini?" Tanya Chanyeol.
"Perjodohan ap- astaga Sooyoungie, kau sudah memberitahunya? Bagaimana Chanyeol?" Yoochun meletakkan tas kerjanya di sofa dan dengan santainya duduk di sofa dan memandang anak sulungnya.
"Bagaimana apanya?! Aku yakin ini semua sudah kalian rencanakan kan? Kenapa harus aku yang dijadikan korban? Kenapa bukan Sehun?!" Chanyeol menunjuk sang adik yang sedang menyandarkan tubuhnya di depan lemari es dan sedari tadi menonton pertunjukan –yang menarik baginya. Sehun yang ditunjuk seraya melotot horror ke arah kakaknya. "Shireo! Kau pikir aku tidak laku harus dijodoh-jodohkan? Kau saja sana hyung! Bukankah kau sudah tua dan perlu untuk segera menikah?"
Chanyeol menggertakan giginya mendengar kalimat adiknya yang sangat tidak sopan. Tua apanya? Bahkan mereka hanya terpaut dua tahun.
"Lihat apa yang aku lakukan pada galeri mu." Desisnya untuk sang adik. Kemudian matanya beralih kepada sang ayah. "Pokoknya aku tidak suka dengan si sombong itu." Ucapnya final dan memasuki kamarnya.
"Eottoke yeobo?" wanita berusia hampir setengah abad itu mengusap wajahnya lelah menghadapi anaknya yang susah diatur
"Bujuk saja dia. Aku yakin setelah perjodohan itu lama-kelamaan mereka akan saling menyukai. Seperti tidak tahu mereka saja." Ucap Yoochun dengan mudahnya.
.
Baekhyun berjalan menuju lokernya sendiri dengan gaya angkuhnya. Dagu nya terangkat dengan sangat percaya diri dan memandang orang di sekitarnya dengan pandangan tak minat. Rambut magentanya terlihat sangat mencolok dibandingkan blazernya yang berwarna cream. Suasana di koridor sangat ramai di jam istirahat dan terlihat beberapa siswi mengerubungi objek di satu titik. Baekhyun tidak memerdulikan hal itu karena menurutnya hal itu sangat tidak berguna dan membuang-buang waktu.
Baru saja ia memutar kunci lokernya, beberapa siswi tadi menabraknya dan menyebabkan kunci lokernya terjatuh di tengah kerumunan. Baekhyun mendesis kesal.
"Yak! Perhatikan langkahmu Nona! Apakah kau tak punya mata?!"
Perempuan yang tadi menabraknya nampak tidak takut dengan Baekhyun dan balas melawan, "Aku tidak sengaja! Salah sendiri tidak menepi saat tahu ada kami di sini. Kau pikir koridor ini milikmu seorang diri ha?! Kami juga berhak lewat di koridor ini. Dasar sombong!"
Baekhyun melirik nametag gadis itu, "Jika kau tidak lupa nona Jung Soojung, sekolah ini adalah milik kakekku. Jadi sekolah ini juga akan menjadi milikku nantinya!" suara kencang dari Baekhyun dan Soojung terdengar dan membuat kerumunan yang tadi sangat ramai oleh teriakan para gadis justru menjadi sunyi dan mereka tak terkecuali objek teriakan para gadis tadi menyaksikan pertengkaran si sombong Byun Baekhyun dan Ketua club cheers Jung Soojung.
"Itu masih nanti Byun Baekhyun! Kau ini kenapa sombong sekali?! Bahkan Presdir Byun saja tidak sombong seperti ini!" Soojung seakan tak kehabisan kata-kata untuk menunjukkan kekesalannya pada si sombong. "Jangan karena kau cucu pemilik yayasan sekolah dan kau yang menjadi si peringkat dua di sekolah dan membuatmu semena-mena!"
"Memang kenapa? Semua itu berhak aku lakukan! Punya berhak apa kau berkata seperti itu padaku?! Sekarang cepat kau ambil kunci ku yang terjatuh!" Baekhyun menunjuk kunci lokernya yang terjatuh tepat di depan sepatu seorang lelaki.
"Tidak mau! Kau ambil saja sendiri!" Soojung hendak pergi dari sana sebelum Baekhyun menarik blazernya dan mendorong gadis itu hingga hampir terjatuh.
"Ambil Jung Soojung! atau aku akan meminta bibiku untuk memberi skors untukmu!" Ancam Baekhyun. Karena sedikit takut dengan ancaman Baekhyun dan tidak mau ia kena skors oleh kepala sekolah yang merupakan bibi dari lelaki sombong itu, Soojung dengan terpaksa segera memungut kunci loker itu sebelum seseorang mencekal tangannya.
"Jangan diambil Jung Soojung." ucap lelaki pemilik sepatu yang berada di depan kunci loker Baekhyun. Si sombong Byun Baekhyun menatap lelaki yang menahan tangan Jung Soojung. Menatapnya dengan pandangan merendahkan.
"Oh jadi ini semua karenamu?! Karena sikap sok kerenmu itu membawa mereka ke sini dan membuatnya menabrak tubuhku. Sekarang apa? Kau ingin menjadi sok pahlawan di depannya? Menggelikan." Perkataan pedas Baekhyun membuat Chanyeol geram dan mendekat ke lelaki mungil itu setelah sebelumnya memungut kunci loker Baekhyun.
"Hey pendek! Apa-apaan kau berani pada perempuan? Seperti seorang pengecut. Kau bahkan tampak tak lebih baik daripada si peringkat terakhir kau tahu?" Ucapan Chanyeol yang tergolong santai itu justru membuat Baekhyun sangat kesal. Dia paling anti dengan kata pengecut.
"Apa kau bilang?! Berani sekali kau menyebutku pengecut!"
"Jika kau bukan seorang pengecut, buktikan padaku." Chanyeol mendekatkan bibirnya ke telinga Baekhyun, "datanglah ke rooftop sepulang sekolah dan ayo berkelahi secara jantan. Buktikan kau bukan seorang pengecut dan jika kau menang aku akan mengembalikan kuncimu."
Sebelum meninggalkan Baekhyun, terlebih dahulu Chanyeol menyeringai dan mendorong dahi yang lebih kecil dengan telunjuknya. Ia merasa puas melihat wajah Baekhyun yang sangat merah karena kesal. Dia begitu senang karena dapat membuat si sombong Baekhyun terdiam menahan amarah.
"Aish eomma! Kenapa kau harus menjodohkan aku dengan makhluk gila itu? Jinjja!"
.
Sesuai dengan perjanjian –yang sebenarnya Baekhyun tidak berjanji untuk datang ke rooftop, tapi karena demi harga dirinya yang tinggi dan kunci lokernya, Baekhyun menunggu Chanyeol saat pulang sekolah seorang diri di rooftop. Baekhyun menatap datar murid-murid yang pulang dijemput oleh mobil-mobil mereka. Baekhyun tersenyum mengejek melihat hal itu, "Bahkan mobilku jauh lebih bagus daripada milik mereka." Lirihnya.
"Hah sombong sekali. Memangnya kau membeli mobilmu dengan uangmu sendiri ha?!"
Sebuah suara yang sangat dikenalnya dari belakang membuat Baekhyun berbalik menatap lelaki tinggi di depannya dengan datar.
"Lama sekali. Benar-benar membuang-buang waktuku untuk belajar."
Chanyeol terkekeh kecil mendengar penuturan lelaki mungil di depannya, "Belajar ya? Ingin mengalahkan si peringkat satu rupanya."
"Tentu saja. Dan aku yakin sebentar lagi posisi kita akan tertukar."
"Yang benar saja, Byun Baekhyun. Apakah kau pernah mendengar sejarahku bahwa Park Chanyeol pernah berada di tingkat dua, tiga, dan seterusnya sebelumnya? Tidak pernah kan? Kau ini, seperti tidak pernah mengenalku saja. Kau sudah mengenalku sejak masih taman kanak-kanak dan eommaku selalu bercerita bahwa aku selalu peringkat pertama di sekolah. Bahkan kau telah membuktikannya sendiri saat masuk junior high school."
Baekhyun mengerucutkan bibirnya kesal yang mana tampak lucu di wajahnya, "Sombong sekali."
"Seperti kau tidak saja."
"Cepat selesaikan ini Chanyeol agar aku segera pulang!" Baekhyun benar-benar dibuat kesal oleh lelaki tinggi itu.
Chanyeol mendekat ke arah lelaki mungil di depannya, "Ayo, pukul aku sekarang. Kau tidak mau mengambil kunci lokermu?"
"Kau akan menyesal karena menantangku Park Chanyeol."
Lelaki yang lebih tinggi menyeringai yang mana tidak disadari oleh Baekhyun.
"Ayo cepat pukul aku."
BUGHH
Secepat angin tangan kanan Baekhyun menghantam pipi kanan Chanyeol dan membuat lelaki tinggi itu tersenyum kecil. Tangannya memegang sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah. Baekhyun tersenyum puas melihat hasil kerja tangannya. Namun baru saja Baekhyun akan melayangkan pukulannya kembali kepada Chanyeol, secepat itu pula Chanyeol memegang tangannya dan memutar tubuh mereka, mendorong tubuh Baaekhyun ke dinding di belakangnya dan segera mengunci pergerakan lelaki mungil itu. Ia mendekatkan wajahnya kepada Baekhyun.
"Ternyata pukulanmu cukup kuat juga, membuat sudut bibir calon suamimu berdarah seperti ini."
Dan belum sempat Baekhyun mencerna perkataan Chanyeol. Secepat itulah Chanyeol mencium bibirnya.
.
.
.
Tobecontinue
.
Oke ini fanfic baru Chanbaek lagi dan aku bikin ini terinspirasi dari drama The Heirs dan Sassy Go Go, oleh karena itu mungkin ada beberapa scene di sini yang mirip dan emang aku ngambil dari situ hehe. Dan maaf jika judulnya aneh dan absurd. Karena ini baru bikin tadi jadi belum kepikiran judul yang pas jadi pake ini dulu, ntar kalo ada yg lebih pas bakal aku ganti judulnya huehuehue
Aku nekat banget ya bikin karakter Baekhyun di sini sombongnya akut banget hahaha..
See you next chapter.
