The Meaning of Love.
"Kita tak tahu dan tak pernah pasti tahu hingga semuanya berlalu. Benar atau salah, dituruti atau tidak dituruti, pada akhirnya yang bisa membuktikan Cuma waktu." -Rectoverso
Part 1
By: rairaikyung
ChanyeolxKyungsoo
Boyxboy
CHANSOO Slight! HunSoo.
.
.
Warning:
Umur tidak sesuai dengan umur asli mereka.
.
Happy Reading
Yaa berikan padaku"
"Hoy, jongdae. Tangkap ini"
"Sial, kau mengenai kepalaku"
"Omo, lipstick-ku"
"Astaga, apa kalian tidak bisa diam?"
Suasana ribut di pagi hari yg berasal dari Chungju High School atau lebih tepatnya di kelas 3-2. Bel memang sudah berbunyi dari sejak 15 menit yang lalu, tapi guru mereka belum masuk ke kelas juga sampai sekarang.
Anak laki-laki berwajah kotak, dengan senyuman lebarnya yg sedang asik bermain lempar-melempar bola plastik di kelas dengan teman lainnya, ada juga para gadis yang sedang begosip ria, ketua kelas yang marah-marah karena meraka semua berisik. Tapi, seketika suasana hening saat tiba-tiba pintu kelas yang bergeser, pertanda ada yang masuk. Dan, masuklah seorang siswa dengan eyeliner yang bertengger manis di kelopak-sebenarnya tidak ada- matanya yang eyesmile-nya yang membuat semua teman-temannya yang ada dikelas mengumpat karena mereka kira guru mereka yang datang.
"Haish, jinjja."
"kau benar-benar mengejutkan kami."
"Heheheh mianhe mianhe, aku kira aku terlambat" Baekhyun meminta maaf kepada temannya dengan cengiran dan jari yang membentuk tanda V.
"Hoy, kyung." Baekhyun mengguncang tangan temannya yang sedang asik dengan mimpinya. "Yak, ireona. Aish jinjja, bagaimana bisa dia tidur seperti ini?" Baekhyun terus mengguncang lengan temannya itu, sampai akhirnya kepala pria mungil itu diangkat dan menatap tajam teman-sialnya-yang benar-benarmengganggu acara tidurnya.
"Haish jinjja. Pergilah, jangan mengganggu tidurku!" Kyungsoo berujar lalu menaruh kembali kepalanya di atas meja, siap-siap untuk tidur lagi.
"Tadi aku bertemu Sehun anak kelas sebelah itu."
Kyungsoo mengangkat kepalanya langsung saat Baekhyun menyebut nama anak laki-laki kelas sebelahnya. Sehun, pria tampan dengan pesonanya, berwajah dingin dan terlihat sangat cuek, tapi mampu menjerat hati seorang Do Kyungsoo.
"Benarkah? Kau melihatnya dimana?"
"Tadi, saat aku akan ke kelas. Sepertinya dia habis dari toilet tadi"
"Lalu?"
"Tidak ada apa-apa."
"Kukira dia menitipkan salam untukku."
"Bermimpi saja kau." Ujar Baekhyun meledek Kyungsoo
Tidak lama setelah itu, guru mereka datang. Anak-anak menggurutu karena yang disebut sudah terlambat setengah jam pelajaran. Tapi guru mereka beralasan, kalau perutnya sedang bermasalah jadi harus bulak-balik ke kamar mandi. Akhirnya mereka malanjutkan pelajaran mereka dengan sisa setengah jam waktu belajar.
Dan benar saja, setengah jam berlalu. Bel makan siang akhirnya berbunyi, semuanya keluar kelas dengan tidak sabaran karena mereka tidak ingin dapat antrian paling belakang saat mengambil makan siangnya. Kyungsoo dan Baekhyun sudah mendapatkan makan siangnya, mereka memilih duduk di bangku samping jendela kantin.
"Lihat, di seberang sana ada pangeranmu." Baekhyun berujar sambil menunjuk seseorang yang tidak lain dan tidak bukan adalah Sehun yang sedang memakan makan siangnya juga dengan teman-teman nya.
"Arra."
"Kau tidak ingin menawarkan makanan kepadanya?"
"Kau gila? Aku tidak seberani itu! Lagi pula aku ini bukan anak gadis yang gampang memberikan cokelat kepada idolanya."
"Baiklah-baiklah, kau bukan anak gadis. Tapi wajah dan tubuhmu berkata sebaliknya, kau benar-benar seperti anak gadis yang menggemaskan. Hahaha" Baekhyun berujar sambil tertawa renyah. Apa Baekhyun tidak pernah berkaca? Kalau wajahnya lebih cantik dari anak gadis.
Tanpa disangka, ternyata Sehun sedang menatap mereka berdua, lebih tepatnya menatap Kyungsoo. Tepat saat itu juga Kyungsoo sedang melirik Sehun, Kyungsoo melotot kaget saat matanya bertemu pandang dengan pujaannya. Kyungsoo langsung memalingkan wajahnya ke arah lain, pemuda mungil itu benar-benar malu.
.
Sehun sedang makan makanan siangnya dengan teman-temannya yang tidak bisa diam. Sehun sih tenang-tenang saja sedari tadi, tapi teman-temannya benar-benar ribut dan tak hentinya mengoceh, bahkan saat sedang makan siang seperti ini.
"Aiishh jinjja. Kalian berdua diamlah!" Sehun melotot menatap kedua temannya.
"Yak alien, jangan mengambil dagingku!"
"Aku kebagian dikit sekali tadi, jadi bagi aku daging mu sedikit Jimin-ah"
Taehyung dan Jimin, adalah teman Sehun yang terus berdebat dengan suara nyaring hanya karena berebutan daging. Sehun sendiri bingung, kenapa dia masih mau berteman dengan kedua makhluk aneh ini. Pemuda jangkung itu memilih tidak perduli dengan kedua makhluk absurd di depannya dan lebih memilih melanjutkan makanannya.
Sambil menyantap hidangannya, Sehun menatap sekitar kantin yang sedang penuh-penuhnya oleh para siswa. Mata Sehun berhenti pada seseorang, dengan bahu kecilnya yang sedang mengobrol dengan siswa yang semeja dengannya. Sehun memperhatikan setiap ekspresi yang di keluarkan oleh pemuda itu, misalnya seperti bagaimana mata sosok pria itu membulat dengan wajah memerah, astaga, Sehun benar-benar gemas melihat ekspresi pria mungil itu.
"Sehun, Kau tertarik padanya?" Jimin menarik perhatian Sehun.
"Apa? Siapa?"
"Itu, pria mungil yang ada di sebrang meja sana."
"Tidak."
"Eihh kau ini, kalau suka bilang saja-" "-dan kalau kau mau tau, namanya itu-"
"Kyungsoo. Do Kyungsoo dari kelas 3-2" Bukan Taehyung yang berbicara, tapi Jimin.
Sehun mengkerutkan dahinya penasaran, bagaimana teman-temannya ini bisa tau?
"Kenapa kalian bisa tau?"
"Itu karena kita lebih up to date darimu." Taehyung berujar bangga, lalu berhigh-five dengan Jimin, Sehun hanya menatap bosan mereka berdua.
Sehun menatap Kyungsoo lagi, dan ternyata pandangan Kyungsoo juga sedang terarah padanya. Tatapan mereka sempat bertemu, namun Kyungsoo memutus kontak lebih dulu.
"Jadi.. namanya Kyungsoo?" Sehun bergumam lirih sambil menatap Kyungsoo dengan senyum kecil yang mengembang.
…
"Chanyeol-ah, kau temani adikmu ke seoul ya."
"Ne?"
"Adikmu ingin bersekolah di salah satu sekolah favorit di Seoul, jadi kau harus menemaninya bersekolah disana, ani maksudnya kau harus menjaganya di Seoul. Tidak mungkin kan Appa mu ini membiarkannya tinggal di Seoul sendirian?"
Jongin, adik Chanyeol satu-satunya itu memang baru lulus dari sekolah Menengah Pertamanya, dan akan melanjutkan sekolah di Menengah Atas. Sama seperti Chanyeol, tapi Chanyeol sudah kelas akhir bedanya.
"Appa, di sini masih banyak sekolah favorit, Jongin juga bisa sekolah di sekolah yang aku tempati sekarang. Tidak harus ke Seoul! Aku juga harus sekolah-" Chanyeol memberi jeda ucapannya karena dia sendiri bingung dengan pikiran Ayahnya ini. "Lagipula, apa-apaan Appa ini? Kenapa permintaan Jongin begitu mudah di kabulkan? Bahkan memilih sekolah sendiri di Seoul?" Chanyeol berujar sewot ke Ayahnya. Bahkan Chanyeol tidak habis pikir dengan adiknya itu, bagaimana bisa seenaknya memilih sekolah yang jauh dari Orangtua? Benar-benar anak itu.
"Sebenarnya Appa dan Eomma mu juga tidak menyetujui permintaanya. Tapi, melihat Jongin yang sangat ingin bersekolah di Seoul, Appa dan Eomma jadi kasihan kalau tidak menuruti kemauannya. Lagi pula kita juga pernah tinggal di sana kan? Kau kan SD di Seoul. Lagi pula Jongin juga sudah berjanji tidak macam-macam selama bersekolah di Seoul nanti." Ujar Ayah Chanyeol, yang membuat Chanyeol ingin buru-buru ke kamar Jongin dan mencekik adiknya itu sekarang juga.
"Ahh, molla. Lalu bagaimana dengan sekolah ku Appa? kalau aku ikut ke Seoul dengan Jongin? Huh?"
"Tentu saja kau juga akan tetep bersekolah, tapi di Seoul."
Chanyeol mengacak rambutnya frustasi, bagaimana bisa Ayahanya seenaknya memindahkan dirinya begitu saja? Chanyeol tidak mau pindah, dia sudah nyaman di sekolahnya yang sekarang. Chanyeol tidak mau mengulang semuanya dari awal, berinteraksi dengan teman-teman barunya nanti. Itu melelahkan bagi Chanyeol. Yaa walaupun Chanyeol punya beberapa teman di Seoul.
"Anak sialan ini." Lirihan Chanyeol untuk Jongin, yang ternyata Ayahnya masih bisa mendengarkannya.
"Jangan mengumpat! Sekarang cepat bereskan pakaianmu untuk di bawa ke Seoul. Appa akan mengurus kepindahan sekolahmu."
"Lalu disana aku akan tinggal dimanaaa?" Chanyeol bertanya dengan nada merengek dan dramatis. Putra sulung di keluarga tersbut jadi ingin menangis mengingat dia akan meninggalkan teman-temannya yang sekarang.
"Tentu saja Appa sudah menyiapkan Appartement untuk kau dan Jongin."
Ayah Chanyeol berlalu ke kamarnya, meninggalkan Chanyeol dengan wajah frustasinya.
.
"Jaga kesehatan kalian ya selama disana"
"Jangan memakai obat-obat terlarang!"
Ayah dan ibu nya ini sedang memberi nasihat kepada Chanyeol dan Jongin yang sudah siap akan pergi ke Seoul. Terlihat sekali kalau sang Ibu yang paling tidak rela di tinggal oleh kedua anaknya ini.
"Ne eomma. Aku akan jadi anak baik selama di sana." Jongin berujar sambil memeluk Ibunya dramatis. Chanyeol berdecak mendengar perkataan adiknya itu. Benar-benar.
"Chanyeol-ah, kau harus menjaga adikmu ini dengan baik ya. Eomma dan Appa mengandalkanmu!"
"Ne..Ne."
"Chanyeol, awas kau ya kalau pergi ke klub malam dan memakai obat-obatan terlarang!" Sekarang giliran Ayahnya yang memperingatkannya.
"Appa, apa selama ini aku pernah memakai barang seperti itu? Tidak kan? Jadi jangan khawatir, astaga. Aku ini anak baik-baik. Kalau takut-takut lebih baik tidak jadi pergi ke Seoul." Chanyeol menggrutu panjang lebar. Itu sih modus Chanyeol biar tidak jadi ke Seoul.
"Ne..ne. Appa percaya padamu."
"Yasudah, kalian pergilah. Hati-hati dijalan."
Chanyeol memeluk Ibunya dan Ayahnya bergantian, lalu masuk ke mobil diikuti Jongin di belakangnya. Jongin dan Chanyeol melambai lewat kaca mobil yang di kendarai Chanyeol. Chanyeol juga bisa melihat Ibunya menangis. Ayah Chanyeol tersenyum sambil melambaikan tangannya ke mobil Chanyeol dan Jongin yang semakin lama semakin menjauh. Setelah melihat mobil Chanyeol sudah tidak terlihat. Ayah dan Ibu nya masuk ke dalam rumah mereka. Tepat saat berbalik badan, Ayah nya menghapus air mata nya yang sempat menetes tadi. Mau bagaimanapun Ayah Chanyeol tetap sedih ditinggalkan kedua anak nya itu. Karena pertama kalinya kedua anaknya pergi jauh dari rumah seperti ini.
.
…
Sepulang sekolah tadi, Kyungsoo menyempatkan dirinya mampir ke minimarket dahulu. Kyungsoo mendorong troli itu lagi ke bagian snack dan cokelat. Tidak perduli kata Ibu nya yang akan menceramahinya ' kau akan gendut lama-lama kalau memakan snack dan cokelat seperti ini terus Kyungsoo-ya.'
"Ahh sial, kenapa tinggi sekali sih?" Kyungsoo sedang mencoba mengambil snack jagung yang ada di paling atas rak. Namun sepertinya tinggi badannya membuatnya sulit untuk menggapai snack tersebut. Dan tepat sedikit lagi snack itu jatuh ke tangannya, ada tangan lain yang mengambilnya lebih dulu.
"Hey, snack itu aku duluan yang mengambilnya."
Kyungsoo membalikan tubuh mungilnya menghadap orang yang sudah mengambil snack nya. Kyungsoo tidak langsung berhadapan dengan wajah orang itu, karena yang dia lihat adalah tubuh orang itu, dada nya lebih tepat. Sehingga dia harus mendongak untuk melihat orang tersebut, yang ternyata seorang laki-laki.
"Bukankah disitu masih banyak?" Ujar pemuda tinggi itu.
"Ck, tetap saja snack yang baris paling depan itu punyaku!" Kyungsoo gengsi kalau dia bilang dia tidak sampai untuk mengambil snack yang ada di baris belakang lainnya.
"Kau tidak sampai ya untuk mengambil yang belakang?"
"YAK!"
"Yasudah, ini ambilah. Aku akan mengalah pada anak gadis sepertimu."
Hah? Anak gadis? Astaga, Kyungsoo ini pria tulen. Tapi kenapa orang ini berani-beraninya mengatai Kyungsoo anak gadis?
"Ya! Berani-beraninya kau mengataiku anak gadis. Aku ini pria!" Kungsoo menunjuk nunjuk muka yang lebih tinggi darinya dengan telunjuk mungilnya, dan jangan lupakan matanya yang sepertinya akan keluar. Pria yang ada di depannya juga jadi ikut memundurkan wajahnya dari telunjuk mungil Kyungsoo yang begitu dekat dengan matanya.
"Ahh, baiklah-baiklah maafkan aku. Kau marah-marah seperti itu jadi mengingatkanku pada orang yang ku kenal, matamu dan wajah merahmu saat marah benar-benar sama dengan orang yang ku kenal dulu" Kyungsoo mengerutkan alis melihat sosok di depannya justru berbicara panjang lebar. "Oh dan juga namamau-Do Kyungsoo?" Tanyanya sambil melihat nametag di seragam Kyungsoo.
"AKU TIDAK PEDULI! DAN JANGAN SAMAKAN AKU DENGAN ORANG LAIN!"
"Lihat, kau benar-benar mirip dengan Do Kyungsoo yang aku kenal. Dia menyebut dirinya Ksatria Dari Daegwallyeong."
Kerutan di dahi Kyungsooo semakin bertambah sementara matanya menatap tajam pria yang menjulang di depannya.
"Siapa kau sebenarnya?" Tanyanya dengan nada curiga yang kentara.
"Huh?"
"Dari mana kau tau nama panggilanku?"
"Aku Park Chanyeol. Itu nama panggilanmu?"
"Park Chanyeol. Park Chanyeol.. Kupikir-pikir kau tidak asing dan itu sangat mengganggu." Kyungsoo mengayun ayunkan tangannya sambil mengingat nama itu. Chanyeol memutar matanya malas, tapi dia juga mencoba mengingat pria mungil yang ada didepannya ini. "Park Chanyel. Park Chanyeol. Park Chany-" Kyungsoo terus mengulang nama itu sambil mengingat lagi, begitu juga Chanyeol. "Do Kyungsoo. Do kyung-". Keduanya tiba-tiba langsung diam dan menatap kaget satu sama lain setelah mengingat, siapa masing-masing mereka. "Apakah.." Keduanya saling menatap kaget.
"Sekolah Dasar Dalbit?"
"Sekolah Dasar Dalbit?"
"CHANYEOL?"
"KYUNGSOO?"
Flashback
Sekolah Dasar Dalbit sedang mengadakan acara tanam menanam tumbuh-tumbuhan. Semua murid-murid disitu sedang asik-asiknya menanam macam macam tumbuhan. Ada yang menanam bunga, pohon kecil, serta menghias kerikil-kerikil kecil menjadi warna-warni, yang akan di taruh di pinggiran kolam ikan nanti.
Chanyeol sedang menanam bunga matahari yang tadi disuruh oleh gurunya. Chanyeol begitu menikmati moment nya saat memasukan pupuk ke pot kecilnya yang terbuat dari kantong kresek itu. Setelah selesai dengan bunganya, Chanyeol bermaksud memberikannya pada temannya yang sedang berdiri tidak jauh darinya. Chanyeol sudah berdiri dari jongkoknya dan sudah akan berjalan ke arah temannya itu. Tapi Sojin-teman sekelas Chanyeol-menahan tangan Chanyeol yang sedang memegang pot itu.
"Ada apa Sojin-ah?" Chanyeol bertanya polos pada Sojin.
"Mau kau bawa kemana bunga matahari itu?" Tanyanya sambil melipat tangannya di dada.
"Aku ingin memberikannya ke Kyungsoo. Hehe." Chanyeol menjawab dengan cengiran lebarnya.
"Itukan punya sekolah, bukan punyamu. Mana boleh di berikan begitu saja! Bagaimana kalau nanti Kyungsoo membawanya pulang?" Ujar Sojin sewot.
"Tidak kok, aku hanya akan memberikannya dan menyuruhnya merawat di taman sekolah."
"Sudah ya, aku ke Kyungsoo dulu, dahh Sojin." Chanyeol berlalu begitu saja meninggalkan Sojin yang terbakar api cemburu. Ya, Sojin menyukai Chanyeol, tapi Chanyeol sepertinya lebih menyukai Kyungsoo.
Tanpa di sangka-sangka, ternyata Sojin mengikuti Chanyeol dari belakang. Tepat saat Chanyeol memanggil Kyungsoo dan Kyungsoo berbalik-
BRUK!
Sojin mendorong tubuh Chanyeol, alhasil pot plastic yang di pegang oleh Chanyeol terlepas dan terlempar tepat ke wajah serta tubuh Kyungsoo dan membuat Kyungsoo terhuyung jatuh terlentang-.
"HAHAHA LIHAT, WAJAH KYUNGSOO KOTOR SEKALI."
"BUNGA MATAHARINYA TERTANAM DI TUBUH KYUNGSOO."
"CHANYEOL MENANAM BUNGA NYA DI TUBUH KYUNGSOO, HAHAHA."
"WAJAH KYUNGSOO BENAR-BENAR JELEK, HAHAHA."
Chanyeol menatap horror pemandangan di depannya, dia tidak pernah menyangka kalu jadinya akan seperti ini. Yang Chanyeol ingin lakukan hanyalah menunjukkan bunga matahari nya lalu memberikannya kepada Kyungsoo supaya dirawat oleh nya. Tapi semuanya gagal gara-gara seseorang mendorongnya dari belakang.
Kyungsoo di bantu oleh gurunya untuk bangun dan membawanya ke kamar mandi untuk membersihkan kotoran yang ada di wajahnya serta bajunya. Sedangkan Chanyeol hanya menatap Kyungsoo dengan perasaan bersalahnya.
Di sepanjang perjalanan pulang kerumah, Kyungsoo terus menangis karena merasa dirinya dipermalukan oleh Chanyeol di depan teman-temannya. Kyungsoo berhenti berjalan dan memutar balikan tubuhnya menghadap Chanyeol yang sedari tadi mengikutinya.
"Jangan ikuti aku!"
"Bahkan jangan mencoba mendekatiku, kapanpun kau mendekat semua orang akan mengejekku, mengatakan kau akan melempariku dengan pupuk kotor!" Kyungsoo berteriak di depan Chanyeol lalu membalikan tubuhnya, berlari meninggalkan Chanyeol.
Chanyeol hanya diam di tempatnya sambil memegang erat sapu tangan yang sedari tadi dia bawa untuk Kyungsoo. Niatnya mengikuti Kyungsoo adalah memberikan Sapu tangannnya lalu meminta maaf kepada Kyungsoo, tapi sepertinya dia tidak berani.
.
Besoknya, Chanyeol datang kerumah Kyungsoo. Dengan beberapa tangkai bunga di tangannya, Chanyeol memberanikan diri untuk memencet bel rumah Kyungsoo, tapi kemudian dia urungkan lagi. Tepat saat Chanyeol ingin memencet bel lagi, suara derap kaki mendekat ke arah pagar rumah Kyungsoo dari dalam, membuat Chanyeol mengurungkan niatnya dan lebih memilih bersembunyi di balik tembok samping rumah Kyungsoo. Chanyeol mengintip Kyungsoo dari balik tembok.
Chanyeol bisa lihat, Kyungsoo keluar dengan anak laki-laki yang sepantaran dengannya. Kyungsoo dan anak laki-laki itu berjalan sambil berpegangan tangan. Chanyeol membalikan posisi tubuhnya kembali, dia merasa dirinya sudah telat untuk menyatakan perasaanya kepada Kyungsoo. Chanyeol beramsumsi bahwa pria itu adalah kekasih Kyungsoo. Bunga yang tadi Chanyeol bawa, jatuh ke tanah berbarengan dengan lepasnya pegangan tangan Kyungsoo dengan anak laki-laki itu.
…
"Jadi, kau tinggal disini lagi sekarang?"
"Hm, seperti itulah."
Kyungsoo dan Chanyeol, memutuskan berbicara di café samping minimarket. Mereka menikmati minuman masing-masing, yang kadang di selingi pembicaraan canggung. Walau bagaimanapun, mereka sudah lama sekali tidak bertemu. Apalagi perpisahan mereka yang tidak ada ucapan selamat tinggal sama sekali, yang ada malah memberikan kenangan terakhir yang sangat buruk untuk Kyungsoo.
"Hah, aku tidak pernah menyangka akan bertemu denganmu lagi seperti ini." Ujar Kyungsoo sambil memegang gelas coffe nya.
"Hm, akupun begitu." Chanyeol menjawab Kyungsoo setelah menyesap Vanilla late-nya.
"Cih, kau benar-benar tidak berubah-
Kyungsoo memberi jeda ucapannya, lalu beralih menatap Chanyeol
Benar-benar masih menyebalkan."
"Aku tidak seperti itu."
Kyungsoo menghela nafas kesalnya"Mwo? Ya, Park Chanyeol. Kau tidak ingat? Kau pernah mempermalukan ku di depan semua orang? Astaga, rasanya aku ingin menendangmu saat itu juga." tanpa sadar Kyungsoo mengeluarkan sesak dihatinya yang kembali diingatnya.
"Apa kau pernah mencoba meminta maaf padaku? Tidak kan?" Kyungsoo berujar sambil memandang Chanyeol kesal. Kyungsoo jadi ingin menangis kalau mengingat dulu, dirinya benar-benar malu di tertawakan teman-temannya hanya karena ulah Chanyeol.
Chanyeol menatap Kyungsoo yang mukanya sudah merah padam menahan kesal kepada dirinya. "Kalau begitu maafkan aku. Aku benar-benar tidak tahu kalau akan jadi seperti itu. Aku hanya ingin memberikan bunga serta pot itu kepadamu, tapi tiba-tiba dari belakang ada yang mendorongku, yang membuat potnya mental ke arahmu." Chanyeol berujar jujur sambil memelintir taplak meja café.
Kyungsoo menaruh gelasnya ke meja lalu memakai tasnya kembali, tidak lupa juga jajanan yang tadi dia beli. Chanyeol mendongakan kepalanya yang tadi menunduk. "Yasudah, lupakan saja semuanya. Aku juga sekarang sudah agak lega karena sudah meluapkan semuanya dan mendengar kata maaf terlambatmu itu." Kyungsoo menatap Chanyeol yang juga sedang menatapnya, "Aku memaafkanmu." Kyungsoo berdiri dan hendak berbalik namun dia berhenti lagi-kejadian yang sama saat dulu-memutar badannya ke arah Chanyeol dengan wajah tidak berekspresi, "Semoga pertemuan selanjutnya bisa lebih baik dari sekarang.. Chanyeol." Setelah itu Kyungsoo berbalik dan berjalan keluar café, meninggalkan Chanyeol yang masih diam di tempat duduknya sambil memandang punggung kecil Kyungsoo yang keluar café.
Chanyeol menghela nafasnya masih sambil menatap punggung kecil Kyungsoo yang lama-lama tidak terlihat dan Chanyeol menjawab ucapan Kyungsoo dengan lirihannya, "Semoga..Kyungsoo-ya."
…
Besoknya, sekolah Kyungsoo di hebohkan gossip adanya 2 anak baru di sekolahnya. Banyak yang mengatakan mereka berdua sama-sama tampan Yang katanya tampan dan sangat mempesona, semacam LadyKiller yang di gilai banyak perempuan. Bahkan saat Kyungsoo masuk ke kelasnya, dia bisa melihat Baekhyun yang ikut nimbrung dengan segerombolan anak gadis tukang bergosip itu.
"Jinjja? Apakah dia akan masuk kelas ini?"
"Molla, tapi sepertinya mereka beda kelas, karena yang satu lagi akan masuk ke kelas 1."
"Apakah mereka Kakak-adik?"
"Sepertinya, karena semua bilang seperti itu"
"Kuharap kakaknya itu akan masuk ke kelas kita, hehehe"
Samar-samar Kyungsoo bisa mendengar obrolan hangat itu dari teman-teman perempuan sekelasnya yang sedang asik bergosip itu. Sulli, yang Kyungsoo ketahui adalah Ratu Gosip di kelasnya ini, sedangkan teman-teman lainnya seperti Wendy, Sowon, dan Krystal-ah jangan lupakan Baekhyun yang mungkin sekarang akan jadi pengikut Sulli setelah ini- adalah pengikut setia obrolan hangat gossip dari seorang Choi Sulli.
"Eoh Kyung, kau sudah datang?" Baekhyun menghampiri meja Kyungsoo saat melihat Kyungsoo duduk di bangkunya
"Hm, baru saja. Wae?"
"Kau sudah tau? Sekolah kita kedatangan murid baru yang katanya tampan-tampan" Baekhyun mulai semangat memberitakan ini kepada Kyungsoo, kalau di fikir-fikir, Baekhyun benar-benar seperti anak gadis yang senang bergosip sekarang.
"Lalu apa urusannya denganku?"
"Tidak ada memang, tapi aku sangat penasaran dengan rupanya! Uhh apa mereka tampan?" Ujar Bekhyun dengan mata berbinarnya
"lalu kalau mereka benar tampan, kau mau apa?"
"Tentu saja aku akan mencoba mendekatinya, heheh"
"Kalau jelek?"
"Akan ku jodohkan denganmu"
"YAK!"
"Hahhahah"
Tidak lama kemudian masuk guru mereka dengan tampang garangnya yang membuat semua anak-anak yang sedang asik bergosip itu bubar dan diam di tempat duduknya maisng-masing, begitu juga Kyungsoo dan Baekhyun.
"Baik anak-anak, sebelum memulai pelajaran, saya akan memberitahukan bahwa kelas kita kedatangan murid baru" guru itu menoleh ke arah pintu dan berucap.
"Masuklah"
Dan masuklah pria dengan postur badannya yang bisa dibilang ideal, dan tingginya yang mungkin melebihi kapasitas.
"woahhh"
"Tampan sekali"
"Oh, sepertinya aku jatuh cinta kepadanya"
Suasana kelas seketika riuh saat anak laki-laki yang baru masuk tadi ke kelas.
"Perkenalkan dirimu" Guru Kim mempersilahkan anak baru itu memperkenalkan dirinya
"Annyeong-haseyo, Park Chanyeol imnida. Mohon bantuannya."
Chanyeol memperkenalkan dirinya dengan singkat padat dan jelas, yang membuat semua teman-teman di kelasnya melongo. Chanyeol mengakhiri perkenalan dirinya dengan membungkukan badannya. Chanyeol sudah di persilahkan duduk di baris kedua dari jendela, dan bangku kedua dari belakang, tepat di samping Kyungsoo yang duduk di paling pinggir, samping jendela.
Tidak ada yang menyadari, bahwa mulut Kyungsoo sudah menganga dari pertama Chanyeol masuk, memperkenalkan dirinya, dan duduk persis di samping Kyungsoo yang hanya beda barisan olehnya. Bahkan Chanyeol juga baru menyadarinya saat dia menoleh ke arah jendela, tepat tempat duduk Kyungsoo berada. Dan Chanyeol tidak kalah kagetnya saat menyadari teman Sekolah Dasarnya ini ternyata satu sekolah dengannya-bahkan sekelas!
"K-kyungsoo?"
"A-apa yang k-kau lakukan.. disini bodoh?"
"Tentu saja aku sekolah" Mereka berdua berbicara dengan suara berbisik, karena kalau tidak, mereka berdua akan di lempar dengan hapusan papan tulis.
"Tapi-kenapa bisa? Ani, maksudku bagaimana bisa-" jeda sejenak, Kyungsoo mencoba memilih kata yang tepat "Kebetulan seperti ini-?"
"Hmm, mungkin ini yang dinamakan… jodoh pasti bertemu?"
"N-nee?-
Kyungsoo menghela nafas kesalnya.
"MWORAGO?!" dan suara Kyungsoo sukses mendapat semprotan dari sang guru
"KYUNGSOO, CHANYEOL DIAM!"
…
Jam istirahat sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu, tapi bukannya ke kantin untuk makan, Kyungsoo malah memilih duduk di taman belakang sekolah sendirian. Kyungsoo tidak tau Baekhyun kemana, tadi saat bel istirahat si tengil itu sudah berlari keluar entah kemana, meninggalkan Kyungsoo begitu saja. Jadi karena Kyungsoo malas ke kantin sendiri, dia lebih memlilih ke taman belakang sekolah, sekedar untuk menenangkan pikirannya dan mencari udara segar.
"Kau.. Kyungsoo?"
Kyungsoo membuka matanya yang sempat terpejam tadi, menegakan badannya yang tadi sedang bersandar di bangku taman, lalu memutar kepalanya kebelakang untuk melihat siapa yang memanggilnya. Dan saat tau siapa yang memanggilnya, tubuh Kyungsoo kaku, matanya tidak berkedip, dan mulutnya menganga sedikit.
Oh Sehun, anak kelas 3-1, pujaan hati Kyungsoo, sekarang sedang berdiri tepat di belakang bangku taman yang Kyungsoo duduki.
Sehun mengerutkan dahinya saat pria mungil yang di depannya ini tidak menyahut ucapannya, "Benarkan? Kau Kyungsoo dari kelas 3-2?"
"E-oh? Oh. Aku Kyungsoo, dari kelas 3-2."
Dan hal selanjutnya yang Sehun lakukan membuat tubuh Kyungsoo menegang dan mata owl nya melotot hampir keluar. Oh Sehun, mendudukan pantatnya di bangku panjang yang sedang di duduki oleh Kyungsoo, lalu menoleh ke wajah Kyugsoo yang sedang menatapnya dengan mata melotot kaget.
"Aku Sehun, dari kelas 3-1" Sehun memperkenalkan dirinya kepada Kyungsoo dengan matanya tidak lepas dari wajah Kyungsoo yang sepertinya sudah memerah padam. Lagipula untuk apa mengenalkan namanya? Bahkan sudah tau sebelum Sehun mengenalnya.
"N-ne.. aku tau" Kyungsoo berujar sambil menundukan kepalanya, menatap rumput hijau di taman ini. Kyungsoo sangat malu kalau harus menatap Sehun yang juga sedang menatap wajahnya lekat-lekat.
Suasana di sekitar mereka sangat hening, tidak ada yang berbicara, Sehun maupun Kyungsoo. Hanya suara semilir angin yang menerbangkan beberapa dedaunan yang rontok. Hingga suara Sehun memecah keheningan diantara mereka berdua, dan ucapannya membuat Kyungsoo-
"Jantungku berdegup kencang-" Kyungsoo langsung menoleh saat Sehun berujar, "Karena dirimu" dan perkataan Sehun selanjutnya membuat Kyungsoo ingin pingsan saat itu juga.
"Jika aku jatuh cinta kepadamu, apa aku sudah gila?"
.
.
.
.
Hallo semuanya…. Salam kenal, salam damai, salam sayang yaaa darikuu.
Aku author baru di dunia Fanfiction ini. Biasanya Cuma bisa baca Fanfiction dan meRiview sajaaa, Tapi sekarang mencoba untuk membuat Fanfiction juga. Heheheh.
Jadi tolong sangat maklumi kalau Cerita ini benar-benar ngawur dan tidak nyambung. Maafkan kalau kosa katanya benar-benar berantakan, feel-nya gadapet, apalagi alurnya yang ngebosenin. Aku benar-benar baru nyoba nulis Cerita Fanfiction kayak ini.
Jadi, bagi yang membaca cerita ini, dimohon untuk memberi saran dan pendapatnya yaaaa. Kritik juga aku terima, yang penting tinggalkan jejak untuk Cerita ini, supaya aku tau apa yang salah dari Cerita ini. Mohon bantuannyaaa.
Write by: rairaikyung.
Please review this Story. Ok?Saranghaja^_^
