"Kau mau kemana?" Tanya Sima Yi kepada sahabatnya, Zhou Yu.

"Sebentar, aku mau mengambil air, haus!" Jawab Zhou Yu dengan suara yang serak.

"Jam segini!? Kenapa tidak besok aja?" Tanya Sima Yi keheranan melihat Zhou Yu begitu terburu – buru mengenakan sepatunya.

"udah kubilang tadi aku haus Sima!" lalu Zhou Yu segera berlari keluar tenda untuk mengambil air.

Saat ini, mereka sedang kemping di sebuah gunung. Rencananya, mereka ingin uji nyali.

"Tapi kan, sungai jauh dari tenda…" kata Sima Yi yang terheran – heran, tumben sahabatnya berani mengambil air sendirian di tempat gelap yang jauh. Biasanya, ia pasti akan minta ditemani.

20 menit Sima Yi menunggu sahabatnya, namun Zhou Yu belum memperlihatkan batang hidungnya.

"aduh, jangan – jangan dia tersesat lagi! Kan gelap…" Sima Yi yang panik langsung mengambil lentera satu – satunya yang diletakkan di tengah – tengah tenda, dan pergi keluar mencari Zhou Yu.

"huh~ dingin~~~" Sima Yi pada akhirnya menggigil kedinginan. Sebenarnya, ia males keluar tenda malam – malam. Tapi, karena khawatir pada sahabatnya, jadi dia rela – rela saja.

Sima Yi segera berlari kecil menuju ke sungai. 3 menit kemudian, ia tiba disana. Namun, ia tidak menemukan sahabatnya.

"Tuhkan, dasar si Zhou! Jangan – jangan sekarang dia sudah kembali ke tenda!" kata Sima Yi kesal. Ia pun segera berjalan kembali ke tenda. Angin yang berhembus membuat udara semakin dingin dan ia pun semakin menggigil. Tiba – tiba saja, Sima Yi melihat sesuatu bercahaya dari arah semak – semak. Perasaan penasarannya pun mengalahkan dingin. Ia segera menuju ke semak – semak dan mencari sumber cahaya tersebut. Setelah merogoh – rogoh balik – balik semak, ia menemukan sebuah benda kotak aneh berwarna hitam.

"Apa ini?" Tanyanya penasaran. Didekatkannya lentera ke benda tersebut.

"ini kan kamera? Kenapa bisa disini?" Sima Yi pun terheran – heran memandang kamera yang baru ia temukan. Setelah mengamati lebih dalam lagi, ia baru tersadar bahwa lampu flash camera tersebut menyala. Sima Yi pun dengan usilnya mencoba untuk melihat galeri foto dari kamera tersebut. Namun sayangnya galeri fotonya kosong.

"Masa' sih ada orang yang menjatuhkan kamera?" Tanya Sima Yi dalam hati dengan keheranan.

Sima Yi lalu mencoba kamera tersebut. Ia membidik sebuah pohon tua dihdapannya. Seketika itu juga, sebuah bayangan sekelebat muncul secara tiba – tiba. Sima Yi yang kaget tanpa sengaja memencet tombol kameranya, dan bayangan hitam itu dengan misteriusnya langsung menghilang secara perlahan – lahan.

"Zhou, aku tahu kau disitu! Kau tidak perlu menakut nakutiku!" Teriak Sima Yi dengan suara sedikit gemetar, namun, tidak ada jawaban.

"Zhou…" seru Sima Yi. Kakinya sudah mulai gemetar, bulu kuduknya berdiri, dan keringatnya bercucuran. Ia berharap Zhou Yu dengan sengaja menjatuhkan kameranya untuk mengagetkannya.

Sima Yi terdiam untuk menunggu jawaban dari Zhou Yu, namun Zhou Yu tidak menjawabnya sama sekali. Sima Yi yang penasaran pun mencoba kamera temuannya itu lagi. Ia mengarahkan lensa ke pohon tua yang tadi dan menzoomkannya. Secara mengagetkan, ia melihat wajah Zhou Yu yang pucat di lensanya tersebut. Tangan pucat Zhou Yu segera menutupi lensa kamera yang dipegang Sima Yi.

"GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

"Cao, Cao…" Lu Xun mengguncang – guncangkan Cao Pi yang sedang tidur nyenyak dengan lembut.

"Apa sih!?" jawab Cao Pi, dengan mata masih meram.

"Zhou Yu dan Sima Yi tidak ada di tenda!" jelas Lu Xun.

"paling ngambil minum." Jawab Cao Pi santai, lalu melanjutkan kembali tidurnya.

"Tadi aku dengar ada teriakan…" kata Lu Xun kembali.

"Paling Cuma halusinasi…" jawab Cao Pi, lalu ia benar – benar tertidur pulas. Lu Xun yang kebingungan segera memriksa luar tenda, berharap melihat Sima Yi dan Zhou Yu. Namun, tidak ada. Lu Xun pun berniat membangunkan Cao Pi kembali, namun takut sahabatnya itu marah besar, jadi ia hanya diam saja. Akan tetapi, perasaan Lu Xun semakin tidak enak. Lu Xun menunggu, 10 menit, 20 menit, 30 menit, belum ada tanda – tanda Zhou Yu dan Sima Yi kembali ke tenda.

"Mungkin mereka tersesat…" kata Lu Xun dalam hati. Ia berniat menyusul kedua sahabatnya itu, namun setelah sadar bahwa lentera satu – satunya yang mereka gantung di tengah – tengah tenda sudah tidak ada lagi (dibawa Sima Yi tadi), ia segera mengurungkan niatnya.

"Ah, lagian kan mereka tidak mungkin tersesat! Kaya' bukan Zhou dan Sima aja…" lanjut Lu Xun dalam hati. Lalu, ia memandang Cao Pi yang sedang asyik tidur. Ia berharap untuk tidur kembali namun tidak bisa.

"Cao, temani aku ambil minum yuk…" kata Lu Xun dengan wajah melas.

"Aduh, minta tolong aja sama yang lain!" jawab Cao Pi, ogah – ogahan.

"Zhou dan Sima kan tidak ada di tenda! Ya sudah, kau disini sendirian ya, aku mau ambil minum dulu." Kata Lu Xun. Ia yakin, dengan berkata seperti itu, pasti Cao Pi akan menemaninya karena Cao Pi tidak mungkin mau tinggal di tenda sendirian.

"Ih, dasar kau ini! Makanya, minum itu dibawa, untuk jaga – jaga!" kata Cao Pi jengkel.

Lu Xun hanya bisa terdiiam, mereka saat ini sedang menuju ke sungai. Sebenarnya, Lu Xun berharap bisa menemukan kedua sahabatnya di sungai. Sesampainya disungai, Lu Xun segera mengambil air dengan botol minumannya.

"Udah belum!?" Tanya Cao Pi tidak sabar.

"Sudah." Jawab Lu Xun. Ia kecewa karena tidak menemukan Zhou dan Sima Yi juga.

"menuurtmu, mereka berdua kemana?" lanjut Lu Xun.

"Ah, paling mereka mencari suasana baru, tidur di tempat lain. Atau gak mereka mau ngaget – ngagetin kita." Jawab Cao Pi asal, yang tentunya membuat Lu Xun tidak puas. Dalam hati Lu Xun, ia meerasa tidak enak. Padahal, mereka ber-4 sudah janji tidak akan lama meninggalkan tenda.

"Apa itu?" Tanya Cao Pi seraya menunjukkan sesuatu benda bercahaya. Lu Xun mengernyitkan matanya lalu dengan pelan – bercahaya tersebut. Sedangkan Cao Pi hanya mengikuti dari belakang.

Setelah dipastikan aman, Lu Xun mengambil benda tersebut.

"Apa ini?" Tanya Lu Xun sambil meraba – raba.

"Ih, lagian! Lentera kita kemana!?" Tanya Cao Pi galak, ia masih kesal karena acara tidurnya terganggu.

"ntahlah, sepertinya dibawa oleh mereka ber-2." Jawab Lu Xun polos.

"Dasar mereka berdua! Maunya enak sendiri aja!" kata Cao Pi jengkel.

"Ini kamera ya?" Tanya Lu Xun mengabaikan perkataan Cao Pi barusan.

"Mana kutahu! Kan kau yang memegangnya!"

"Ya, sepertinya ini kamera!" kata Lu Xun meyakinkan.

Cao Pi-pun merebut kamera tersebut dari tangan Lu Xun, lalu dengan usilnya mencoba membuka galerinya. Tiba – tiba, mereka menemukan sesuatu yang aneh.

"Menurutmu, ini kamera Zhou Yu?" Tanya Cao Pi.

"Ntahlah, mungkin saja iya." Jawab Lu Xun asal.

"Huh! Dasar gak tahu model! Masa' foto2an tapi membelakangi kamera!?" kata Cao Pi.

"Mungkin mereka mau mencoba foto yang gaya itu lho… apa sih namanya? Aku lupa! Yang foto tapi cerianya sedang melakukan aktifitas." Kata Lu Xun.

"Oh, aku tahulah…"

"Jadi, sekarang kameranya kita apakan?" Tanya Lu Xun.

"Kita tinggalkan saja disini. Nanti kalo mereka tahu kita membawa kabur kamera merek, pasti mereka bakal marah." Jawab Cao Pi santai, lalu meletakkan kamera tersebut di tempat semula mereka menemukannya.

"Lampu flash-nya gak dimatiin, Cao?" tanyan Lu Xun.

"Ngapain? Biarin aja habis baterai kameranya."

Lalu mereka berdua pun meninggalkan kamera tersebut menuju tenda mereka. Namun tiba – tiba…

JEPRET!

Sebenarnya, suara apakah itu? Penasaran? Ikuti kisahnya terus yaaaaa….. :D