Prolog

Disclaimer : Naruto bukan punya saya

Pair : Naruto x ...?

Rate : M

Genre : Romance, Adventure, Fantasy, Crime.

Warning : Au, OC [Maybe], OOC [pasti], Typo, Gaje, Alur kecepetan, Gore [Maybe], Dsb.

Summary : Naruto seorang Samurai, yang dibuang Klannya karena dituduh membelot. Ia kemudian membuat perjanjian kepada Davy Jones untuk meminjam kapalnya selama 10 tahun sebagai alat untuk menguasai lautan, dan sebagai gantinya ia akan mengabdi seumur hidup pada sang penguasa lautan. Dapatkah Naruto lolos dari jerat sang iblis...

.

.

.

.

.

Sedih! Marah! Kecewa!

Itulah gambaran perasaan, seorang pemuda bersurai kuning yang tengah menangis dibawah guyuran air yang terjatuh dari langit. Hujan! Langit pun ikut menangis merasakan penderitaan pemuda itu, Petir pun ikut menari di langit, menandakan bahwa langit ikut marah. Awan hitam keabu-abuan dilangit, menandakan bahwa langit pun ikut kecewa.

Naruto nama pemuda bersurai kuning itu, ia merupakan seorang samurai dari klan Namikaze. Ia dituduh membelot karena tidak mau menuruti perintah ketua klan, yang menyuruhnya berperang untuk menguasai kepulauan ini. Pada tahun ini banyak klan-klan besar yang berambisi menaklukan kepulauan ini, dan menjajah klan kecil yang lebih lemah.

Karena hal itulah Naruto dituduh membelot, dan ia akan dieksekusi mati. Namun sebelum eksekusi dimulai ibunya berhasil membebaskannya dari penjara, kemudian mereka melakukan pelarian supaya terbebas dari wilayah kekuasaan Klan Namikaze. Namun Naas sebelum mereka berhasil keluar dari perbatasan, ibunya harus pergi meninggalkannya. Akibat terkena panah beracun dari pasukan pengejar, Naruto yang melihat itu langsung murka.

Dan melawan pasukan pengejar yang berjumlah lebih dari sepuluh orang, walau harus mati Naruto rela asalkan ia mati dalam keadaan Penuh kebanggaan. Karena berhasil membalaskan dendam ibunya, sembari bertarung dengan pedang yang telah rusak. Ia masih mengingat pesan terakhir ibunya, " Naruto berlautlah seperti ayahmu, karena ayahmu adalah seorang kapten bajak laut yang hebat. Ia adalah... Uhuk! Bawalah ini jika kau sudah berhasil berlayar, maka ayahmu nanti akan tau kalau kau adalah putranya" ingatan Naruto tentang pesan terakhir ibunya.

"Menyerahlah bocah! Dan lihatlah kondisimu" salah seorang samurai, dari tim pengejar berteriak kearah Naruto. Yang sekarang terlihat berjalan dengan sempoyongan, kearah para pengejar yang tersisa lima orang.

"Jangan bercanda! Mana mungkin aku menyerah sebelum mencoba, walau kalian ada seratus, seribu, atau satu juta orang. Kalo ada yang berani menyakiti ibuku, apalagi membunuhnya tidak akan kumaafkan kalian! " berlari walau terkadang hampir terjatuh, dengan pandangan yang mulai menggelap dan nafas yang tidak teratur. Naruto tetap memaksakan dirinya melawan mereka berlima, walau perutnya mengalir deras cairan merah kental akibat tusukan anak panah.

Dan juga tubuh yang penuh luka sayatan, ia tetap mengacungkan pedangnya kearah para musuhnya. Sebagai bukti bahwa ia masih sanggup walau harus melawan mereka berlima, irama jantung yang berdetak keras ibarat drum yang sedang ditabuh. Deru nafas yang memburu ibarat melodi yang indah, pandangan yang berkunang-kunang ibarat lampu warna-warni didalam rumah. jeritan pilu masuk indra pendengaran Naruto, ibarat para penonton yang bersorak menyerukan nama sang idola.

"Argghhh..." jerit pilu anggota tim pengejar yang tersisa, karena berhasil dikalahkan Naruto.

Bagaikan binatang buas yang kelaparan, Naruto tanpa segan menusuk, memotong tubuh musuhnya. Walau tubuh mereka sudah terbujur kaku, bersimbah darah Naruto tetap mengulang aksinya. Hingga ia merasa lelah sendiri "Arrrrrgggggghhhhhh..." menjerit kencang sebagai bukti bahwa ia telah kehilangan kendali atas dirinya sendiri, pikiran dan perasaannya seolah-olah lenyap. Menyisakan kekosongan akan dirinya, Hampa! Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan isi hati Naruto, Kosong! Semua pemikiran Naruto tentang sekitarnya lenyap.

Berjalan tertatih-tatih disertai ekspresi wajah yang kadang, sedih kemudian berganti marah, kemudian berganti lagi ekspresi bahagia. Namun satu yang tetap sama, pandangan mata sayu. Seperti orang yang kehilangan gairah hidup. Berjalan tak menentu bersama kebingungannya, hingga akhirnya langkah kakinya membawa pada lautan yang luas.

Sedikit demi sedikit ingatan tentang masa lalunya menyeruak masuk kembali, mengisi kekosongan memori otaknya. Sekelebat bayangan kematian ibunya dan pesan terakhir yang ia ucapkan, masuk kedalam otak Naruto. "~Khukhukhukhu~ Penguasa lautan ya? Davy Jones... Davy Jones... Davy Jones" puluhan bahkan sampai ratusan kali, Naruto menyebutkan nama yang sama di pinggir lautan bersama gelombang yang melambai ditengah laut. Hingga suaranya sampai terputus-putus dan darah didada yang mengering, Naruto belum melihat tanda-tanda kedatangan sang iblis penguasa tujuh lautan. Matanya sembab karena terlalu lama menangis, aroma amis darahnya tidak ia pedulikan dan hanya terfokus kearah lautan.

Awan yang tadi nya hitam keabu-abuan perlahan mulai bertambah pekat, ombak yang tadinya burgulung-gulung ditengah laut sekarang berhenti. Kabut kehijauan menghiasi lautan didepan Naruto, keadaan sekitar pun berubah menjadi sunyi. Tanpa suara! Terasa sangat sunyi bahkan terkesan mencekam, suara lonceng keras terdengar dari arah lautan. Perlahan tapi pasti dari arah laut terlihat bayangan sebuah kapal besar, dihiasi kabut hijau yang menyelimuti kapal.

"Ada apa kau memanggilku bocah!" Terdengar suara berat dari arah kapal, yang terselimuti kabut hijau. Tanpa buang waktu Naruto kemudian berdiri, dan memandang kapal tersebut.

"Aku ada penawaran kepadamu" ucap Naruto dingin, bahkan terkesan sangat dingin. Hingga mampu membuat jiwa lemah manusia terguncang. Pandangan mata yang begitu tajam, dan sangat menusuk mampu untuk menghancurkan keberanian seekor singa.

"Penawaran apa maksudmu?" tanya Davy Jones, dalam gelapnya kabut. Namun Naruto masih bisa melihat bahwa tubuh sang iblis menyerupai tengkorak dengan tentakel cumi-cumi melapisi tubuhnya, ia juga bisa melihat mata beriris biru memandang tajam kearahnya.

"Pinjamkan aku kapalmu dan juga satu bagian dari Kru mu untukku, selama sepuluh tahun sebagai gantinya aku akan menjadi bagian dari awak kapalmu" dingin! Begitu dingin! Suara yang masuk indra pendengaran Davy Jones atau yang sering disebut Flying Dutchman, terasa begitu beku, seolah-olah pemilik suara tersebut telah kehilangan segalanya bagaikan seorang yang tengah putus asa.

"Khukhukhukhu~ Baiklah sepuluh tahun lagi aku akan mencarimu, kru ku yang bernama Shikamaru akan menjadi petunjuk arahmu. Karena ia ahli dalam hal Navigasi, dan sebagai bukti dari perjanjian kita perutmu akan ku beri tanda segel hitam" setelah mengucapkan kata-kata itu, Davy Jones mengangkat tangannya dan ia arahkan ke tempat Naruto. perlahan namun pasti sebagian kabut yang berada di kapal, mengarah ke perut pemuda bersurai kuning itu.

"Arggghhh... Panas!" Teriak Naruto saat sebagian dari kabut itu menempel ke perutnya, luka tusukan dan lebam ditubuhnya juga menghilang. Menyisahkan bulatan hitam di perutnya yang menempel seperti tato.

"Ingat sepuluh tahun dari ini, aku akan kembali mencarimu. Untuk menagih apa yang sudah disepakati" setelah mengucapkan itu, Davy Jones menghilang bersama kru kapalnya.

Awan yang tadinya mendung, sekarang telah kembali cerah. Kabut kehijaun di tempat sang penguasa laut itu juga telah menghilang menyisakan sebuah kapal diatas lautan, ditambah seorang pemuda bersurai hitam dengan tampang malasnya berada diatas dek kapal.

"Sekarang waktunya berlayar kapten, bukan untuk bermalas-malasan" terdengar suara teriakkan dari atas kapal, memasuki indra pendengaran Naruto. Membuat pemuda bersurai kuning itu menolehkan kepalanya kearah kapal, sembari menaikkan alisnya bertautan.

"Kapten? Terdengar keren! Ayee..." teriak penuh semangat Naruto, menyembunyikan perasaan sedihnya. Namun semua itu tidak luput dari pengamatan Shikamaru, otak jeniusnya bisa mengetahui perasaan hati Naruto. Namun ia lebih memilih diam, tanpa mengucap sepatah kata.

Shikamaru menyunggingkan senyum tipis kearah Naruto, kelakuan Kapten barunya terlihat sangat konyol. Naruto berlari kearah kapal, setelah itu ia memanjat melalui tali yang sudah disiapkan Shikamaru. "Baiklah tujuan pertama kita adalah Negeri China, untuk mencari bagian dari kru yang kurang" Ucap tegas Naruto.

"China ya... jangan-jangan..." ucapan Shikamaru terpotong ucapan tegas Naruto.

"Yah kita akan mencari manusia abadi, pengikut aliran hitam Jashin" ucap Naruto dingin, sangat dingin begitu menusuk indra pendengaran Shikamaru, bahkan mampu menggetarkan mental Shikamaru. Bahkan ucapannya lebih menusuk dari Davy Jones, tanpa sadar kedua lutut pemuda bersurai hitam itu bergetar hebat.

Namun Shikamaru langsung bisa mengendalikan dirinya, menarik nafas yang panjang. Setelah hatinya tenang, kemudian menghembuskan secara perlahan. 'Orang ini sangat berbahaya' pikir Shikamaru penuh perhitungan, walau sudah lama mendengar ucapan dengan nada tajam. Tapi baru kali ini ia mendengar suara seseorang yang terasa begitu beku, terasa mencekam dan menakutkan.

"Baiklah kita pergi ke China, Queen!" Ucap Shikamaru, layar dikapal terbentang sendiri. Membawa kapal itu menuju kearah lautan lepas, Naruto dibuat takjub karenanya. "Ini begitu hebat" ucap Naruto penuh keterkejutan, Kagum! Itulah kata yang cocok untuk menggambarkan perasaan Naruto, karena melihat kapal ini bisa bergerak sendiri.

"Jadi namamu Queen" ucap Naruto mengelus kapal tersebut, setelah itu bagian depan kapal terangkat keatas seolah-olah menjawab ucapan tuan barunya.

"Tidak ku sangka ternyata lautan begitu luas" gumam Naruto, mengedarkan pandangannya kesegala penjuru. Ia bisa melihat dari kejauhan, pulau-pulau yang terlihat sangat kecil. Serta Ikan lumba-lumba yang menari ditengah lautan, dan ia juga bisa melihat matahari yang mulai tenggelam di ujung barat.

"Hoy Shika! Berapa lama kita sampai ke Negeri China?" Naruto bertanya kepada satu-satunya kru kapal yang ia punya, yang sekarang tengah tertidur digeledak utama kapal. Sedangkan orang yang ditanya perlahan membuka kelopak matanya, dengan wajah yang terkesan malas ia menguap lebar sebelum menjawab ucapan Naruto.

"Hoam... kira-kira dua hari lagi, memangnya kenapa?" Shikamaru menguap lebar, sebelum menjawab ucapan Naruto. Ia kemudian bangkit dari acara tidurnya, berjalan pelan kemudian ia menepuk bahu sang kapten.

"Aku akan memasak untuk makan malam kapten" ucap Shikamaru, melangkahkan kedua kakinya menjauh dari tempat Naruto. Sedangkan pemuda bersurai kuning itu hanya membalas anggukan singkat sebagai jawabannya, ia menatap punggung Shikamaru yang mulai menjauh dan hilang masuk kedalam kabin.

'Ayah tunggu aku, akan kucari kau walau harus keujung dunia' pikir Naruto, walaupun belum pernah sekalipun Naruto melihat wajah sang ayah. Tapi Naruto yakin wajahnya mirip dengan sang Ayah, seperti apa yang pernah ibunya katakan padanya sewaktu masih kecil.

'Tapi kemana aku harus mencari ayah? Lautan begitu sangat luas, bahkan lebih luas dari daratan itu sendiri' pikir Naruto merasa begitu frustasi, sembari mencengkram kalung liontin pemberian ibunya sebelum meninggal.

"Sialll..." Teriak Naruto, hingga terdengar sampai kedalam kabin. Tempat dimana sekarang Shikamaru tengah memasak untuk makan malam, kedua alis Shikamaru bertautan karena bingung. Mendengar teriakan Naruto yang terdengar seperti orang yang putus asa, menggelengkan kepala sebentar setelah itu ia meneruskan kembali acara memasaknya.

.

.

.

.

.

Pluk! Pluk! Pluk! Suara batu yang terlempar mengenai air, Pluk! Kembali terdengar suara batu yang mengenai air. Terlihatlah seorang wanita berambut hitam bercepol dua, tengah asik melempar batu kearah kolam. Ia terkadang melamun sembari melempar batu kearah kolam yang berisi ikan dihalaman rumahnya, dengan wajah yang lesu ia bangkit dari duduknya. Puk! Puk! Menepuk celananya yang kotor akibat terlalu lama duduk ditanah, setelah itu ia berjalan pelan menuju kearah rumahnya, terkadang ia menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan. Mengamati indahnya pemandangan di kerajaannya, Ten-Ten nama gadis itu. Ia merupakan putri dari Kaisar dinegeri tirai bambu tersebut.

Ia sekarang merasa begitu kesal karena sang ayah selalu sibuk dengan urusan Negaranya, dan tidak pernah ada waktu untuk gadis kecilnya yang mulai tumbuh remaja. Ten-ten merasa begitu kesepian semenjak meninggalnya sang ibu, dan karena ayahnya yang selalu sibuk karena urusan negara.

"Selamat datang tuan putri" Ucap para pelayan kerajaan, Ten-Ten tersenyum menanggapi ucapan para pelayannya.

Ia berjalan diatas lantai kayu, kadang terdengar berderit suara kayu yang ia injak. Berjalan lesu menuju kamarnya seperti orang yang tidak mempunyai gairah hidup, sesekali ia menengok setiap dinding kerajaan milik Ayahnya. Ia jadi teringat ucapan ayahnya, kemarin malam sewaktu makan malam. 'Ayah selalu saja seenaknya, aku kan tidak mau dijodohkan' pikir putri kerajaan China itu. Ia kembali berjalan menyusuri lantai kayu itu, hingga ia sampai disebuah kamar berukuran besar. Krietttt! Ia mendorong pelan pintu kamar tersebut, setelah itu melangkahkan kedua kakinya kedalam kamar.

Brukk! Ia mendudukan pantatnya dipinggir tempat tidur, setelah itu ia melihat langit-langit kamarnya. Sembari memikirkan siapa yang hendak dijodohkan dengannya, menurut perkataan ayahnya. Calon suaminya merupakan penerus, klan besar disebuah kepulauan tempat para samurai berada. Hyuga Neji namanya, bahkan Ten-Ten belum pernah sekalipun melihat wajah pemuda itu. Tapi kenapa ayahnya bilang kalo sewaktu kecil mereka pernah bertemu, itulah yang mengganggu pikiran Ten-Ten. Padahal umurnya baru menginjak delapan belas tahun, tetapi mengapa Ayahnya tetap bersikeras mau menjodohkannya. 'Arghhh... ini semua membingungkan' pikir Ten-Ten.

tanpa sadar kedua kelopak matanya terpejam pelan, setelah itu ia tertidur pulas tanpa beban yang harus ia hadapi. Sedangkan dibalik pintu Ayahnya sebenarnya dari awal sudah mengawasi, gerak-gerik putrinya. Ia merasa tidak tega untuk melanjutkan pernikahan itu, tetapi apa boleh buat nasi telah menjadi bubur. Ia sudah terlanjur berjanji menjodohkan putrinya, pada bangsawan dari negeri para samurai yang tengah dilanda konflik.

.

.

.

.

.

"Makan malam sudah siap Kapten" ucap Shikamaru kepada Naruto yang tengah melamun, membuat pemuda bersurai pirang itu tersentak. Dan kembali kepada kesadarannya, setelah itu Naruto menoleh kebelakang dan tersenyum kepada Shikamaru. Ia tersenyum tipis, setelah itu berjalan mendekati kru kapalnya.

"Baiklah mari kita makan sobat" ucap Naruto semangat, setelah itu ia berlari menuju salah satu kabin kapal. Menggelengkan pelan kepalanya melihat kelakuan unik kapten barunya itu, setelah itu ia menyalakan sebatang lintingan tembakau. Yang ia dapat dari negeri, yang penuh dengan kerajaan. Ia lupa nama Negeri itu, karena sudah lama tidak kesana. sebelum ia ikut dengan Davy Jones ia merupakan salah satu jendral di dalam armada laut kerajaan Inggris. Namun sewaktu perjalanan menuju karibia, kapalnya diserang oleh perompak ganas perairan disana. Membuat ia sekarat, setelah itu ia membuat permohonan kepada Davy Jones untuk tetap hidup sebagai bagian dari kapalnya. Untuk membalaskan dendam pada Raja bajak laut, yang mempunyai tempat tinggal di Greenland.

"Oii kau tidak ikut makan Shika?" Teriak Naruto dari dalam kabin, Shikamaru menengok sebentar kesamping.

"Makanlah semuanya aku sudah makan" sembari menghisap tembakau yang ia linting, Shikamaru kemudian melihat langit malam yang cerah bertabur bintang. Ia bisa melihat diangkasa terdapat banyak bintang, berkelap-kelip indah bersama bukan yang menyinari lautan malam.

"Sepertinya akan ada badai, ck menyebalkan" entah dari mana Shikamaru bisa berasumsi seperti itu, padahal cuaca sama sekali tidak mendung.

"Kapten! Bersiaplah karena akan ada badai" Teriak Shikamaru, membuang lintingan tembakaunya yang masih menyala. terlihat sedikit demi sedikit gumpalan awan hitam, menyelimuti langit malam.

"Benarkah sepertinya menyenangkan" ucap Naruto kegirangan, sembari keluar dari dalam kabin.

"Hoy Shika! Apa kau pernah mendengar mitos iblis laut selain Flying Dutchman?" Tanya Naruto sembari berjalan mendekati Shikamaru, yang kini tengah menatapnya dengan pandangan bingung.

"Apa maksudmu kapten? Aku tidak pernah mendengar dan bertemu iblis lautan, selain Davy Jones. kalo dewa lautan aku pernah bertemu, tapi kalo iblis yang lain entahlah aku tidak tau"

"Menurut cerita ibuku, iblis itu bernama Leviathan" Naruto mulai bercerita tentang iblis laut yang ia dengar dari ibunya, karena sejak kecil ia lebih tertarik berlayar dilaut dari pada harus menjadi samurai.

"Leviathan? Apa itu terdengar keren" ucap Shikamaru, duar! Terdengar suara guntur yang keras, membuat Shikamaru dan Naruto terlonjak kaget.

"Leviathan adalah iblis yang melambangkan salah satu dari tujuh dosa besar, menuruy beberapa kepercayaan ia digambarkan seperti paus, ada juga yang berpendapat bahwa mahluk ini sejenis naga. Diduga terdapat hubungan antara Leviathan dengan kepercayaan Kanaan atau mitos Ugarit. Dikisahkan bahwa makhluk yang disebut Lotan berdiam di air dan menyerupai naga berkepala tujuh. Dalam mitologi Ugarit, Baal Hadad berkelahi dengan Lotan dan berhasil membunuhnya. Tapi hanya satu yang pasti, mahluk ini sangat berbahaya" ucap Naruto panjang lebar.

"Kita lihat saja, apa bentuk mahluk itu seperti dalam legenda"

.

.

.

.

.

Bersambung dulu...

Yo balik lagi dengan Author volos dan tamvan ini, bagaimana tanggapan kalian tentang fic ku. Tolong ditulis lewat Review...

Adityapratama081131 Logout :V