Nobody

Disclaimer : Naruto by Masashi Kishimoto

Warning : OCC, typo, AU, Lemon Chapter ini belum

Summary : Tak ada yang tahu apa yang kita rasakan sebelum orang itu merasakan hal sama. Termasuk kehidupan Hinata setelah menjadi nyonya Uchiha. Hanya dia yang tahu ? Semoga semua berjalan sesuai harapannya ! R n R

New Autor

Tak seorangpun tahu apa yang kita rasakan sebelum orang tersebut merasakan hal yang sama dengan apa yang kita rasakan. Tak ada satupun. Bila ada yang berucap ia mengerti tapi tak pernah merasakan maka bohongkah ia ? Mungkin tidak, tapi tidak semua orang begitu.

Seperti hari sebelumnya seorang gadis manis dengan surai indigo duduk di taman belakang tepatnya di bawah pohon sakura di belakang rumah tradisional yang bisa di bilang cukup indah untuk ukuran rumah tradisional. Ia berharap ini bukan hari terakhir ia bisa mengunjungi pusara seseorang yang teramat berharga di hidupnya. Sudah menjadi kebiasaanya tiap akhir pekan ia akan duduk di samping pusara selama berjam-jam dan bercerita pada pusara bisu tanpa butuh jawaban.

Akhir pekan depan akan sangat berbeda, mungkin bila Kami-Sama berpihak padanya minggu depan ia bukan Hyuga lagi. Minggu depan ia akan bersanding dengan lelaki pilihan sang ayah Hyuga Hiashi. Bukannya ia suka dengan pilihan ayahnya namun demi nama klan ia rela mengorbankan kebahagiaannya demi semua orang. Kebahagiannya tak terlalu berarti. Benarkah begitu ?

Gadis yang terlihat lemah, namun itu semua tak benar. Ia lebih kuat dari bayangan semua orang, bahkan sudah banyak rencana yang membuat dirinya bahagia setelah terbebas dari ayanya. Menjadi istri dari seseorang lebih baik daripada ia menjadi seorang Hyuga. Menikah berarti ia lepas, terlepas dari segala aturan dan kungkungan jeruji emas keluarga Hyuga yang terlihat sangat sempurna.

Hari pernikahan Hyuga Hinata dan pria pilihan Hyuga Hiashi akan segera tiba. keluarga Hyuga dan keluarga mempelai pria sudah selesai mempersiapkan semuanya mulai dari gaun pernikahan, Gedung , caterinng, undangan hingga hal-hal kecil seperti parkir tamu sudah mereka siapkan. Mereka ingin segalanya sempurna tanpa ada cacat sedikitpun dan lusa nanti Hinata akan berjalan di altar dengan sang pria tanpa keraguan lagi karena menurut Hinata 'Menikah berarti bebas'.

Hari ini masih seperti hari-hari sebelumnya walaupun esok hari ia akan menikah tak ada perubahan sedikitpun, bahkan ia masih terlihat duduk di taman belakang mension Hyuga tenpat dimana ibunya bersemayam. Tanpa memikirkan pergi untuk berdoa di gereja atau pergi untuk perawatan kecantikan. Semua ia kesampingkan untuk bercerita sejenak dengan sang bunda.

" Kaa-san, bagaimana kabarmu disana?" tanyanya untuk memulai pembicaraan dari satu sisi yang tak pernah mendapat respon balik itu

"Pasti engkau baik sekarang !"

" kaa-san, esok hari aku akan menikah dengan pria Uchiha itu, dia adalah pilihan Tou-sa"

"haaaah " ia menghela nafas sejenak

"Kaa-san, sebenarnya aku tak peduli dengan siapapun pilihan Tou-san yang terpentinga aku dapat lepas dari keluaga Hyuga ini dan pergi dari mension terkutuk ini " wajahnya yang semula bersemangat kini berubah murung hanya karna ucapannya sendiri

"Tapi tenanglah kaa-san, aku akan selalu berusaha untuk mengunjungimu tiap waktu walau tak sesering dulu," senyum mulai mengembang lagi di wajah cantiknya

"Mungkin adik cantik kita Hanabi bisa melakukannya untukku mulai sekarang kaa-san " namun wajanya seketika berubah setelah menyebut nama Hanabi

"Tapi kaa-san bagaimana dengan Hanabi ?Apa dia akan sedih ? Bagaimana bila dia mendapat masalah ? siapa yang akan meindunginya dari amukan Tou-san?" Tanyanya pada pusara bisu yang tak mungkin menjawab dengan melibatkan nama adiknya

" Hmmmmmphhh., tapi aku percaya kaa-san hanabi pasti akan baik-baik saja ! karena tou-san menyayanginya !" "Dengan begini akau akan lebih nyaman meninggalkannya sendiri di mension terkutuk ini !" Wajahnya berubah tenang dan tidak terbaca

"Kaa-san !" serunya kaget

" Apa dengan ini berarti Hanabi akan menjalani hari-hari seperti yang aku jalani dulu ?"

" Ohh tidak !" Wajahnya menjadi panik

"Kaa-san, kenapa kau tak memikirkan Hanabi dari dulu ? " Ia mulai berdiri dari kursi taman tempat ia duduk dan menjatuhkan dirinya berlutut di samping makam ibunya

" Kenapa tak aku pikirkan dulu sebelum aku menyutujui pernikahan ini dulu ? " " Apa harus aku batalkan ?"

" Bagaimana kaa-san ?" ia berdiri dari duduknya dan terlihat sangat bingung

" Ohh tidak , tidak mungkin bisa dibatalkan semua keputusan yang sudah diamil tak mungkin bisa di batalkan !" uacapnya sambil berhenti sejenak dari kegiatan mondar-mandirnya

" Oh ya Kaa-san, aku sudah berjani menjaga Hanabi apapun yang terjadi !" ekspesi wajahnya berubah lagi menjadi ceria

" Oke kaa-san, menurutku ini sudah sore dan esok aku harus menikah jadi tolong restui pernikahan kami Kaa-san dan aku berjanji akan selalu menjaga Hanabi !" Ia berlutut lagi di depan makam sang bunda dan meletakkan mawar putih bunga kesukaannya dan sang bunda

" Jaa kaa-san , aku akan mengunjungimu lagi !" Katanya sambil berdiri dan berlalu pergi meninggalkan tempat peristirahatan terakhir sang bunda. Benarkah karena alasan pernikahannya atau hal lain yang membuat hinata secepat itu pergi dari tempat kegemarannya itu ?


Kini hinata sudah berjalan di lorong mension Hyuga yang megah, Lorong ini terlihat bersih dan rapi dan sepanjang mata memandang terlihat sangat bersih dari debu, kotoran, sampah hingga manusia. Tak ada seorang manusiapun di lorong-lorong mension Hyuga. Tempat yang bisanya ramai oleh para maid kini terlihat sangat sepi. Mulia muncul banyak pertanyaan di benak sang Hime Hyuga itu, Dimana para maid ? Apa terjadi sesuatu ? ataukah mereka mempersiapkan segala sesutu untuk pernikahannya esok hari ? Dari semua pertanyaan hanya pertanyaan terakhir yang cukup logis karena ia benar-benar akan menikah esok.

Yukata bermoti bunga sakura berwarna biru langit yang dikenakan Hinata melambai-lambai saat ia berjalan dikarenakan ia bukan berjalan dengan anggun seperti saat mension Hyuga dipenuhi maid namun dia sedikit berlari untuk menuju kamar sang adik yaitu Hyuga Hanabi. Ruang pribadi Hyuga Hanabi yang terletak di ujung lorong teramat jauh baginya kali ini. Apa karena terlalu sepi hari ini ? Atau karna alasan lain ? entahlah ! Hanya Hinata yang tahu.

" Hanabi, boleh aku masuk ?" Tanyanya setelah sampai didepan ruang pribadi Hyuga bungsu

" Hai, nee-san masukkah " seru Hanabi dari dalam kamarnya, Hinata segera menghambur kedalam ruang si gadis tomboy setelah ruangan dengan segala ornaman kekanak-kanakan itu terbuka

" Hanabi, apa engkau sibuk ?" Tambahnya sambil duduk di ranjang si bungsu Hyuga dengan nyaman. gelengan yang diterima dari sang adik yang cantik cukup membuatnya mengerti.

" Bagaimana perasaanmu bila nee-san menikah Hanabi ?" tak ada respon apapun dari gadis remaja itu,si bungsu berfikir sejenak kemudin menjawab

''Aku sangat senang nee-san. karena nee-san sudah lepas dari Tou-san, aku hanya sedikit iri padamu nee-san !" ucap si gadis tomboy dengan senyum yang mengembang di wajahnya

" Tenanglah Hanabi, nee-san akan selau menjagamu, hingga kamu juga lepas dari Tou-san" Sanggah Hinata sebelum si gadis remaja bungsu Hyuga itu menjawab lagi.

"Nee-san boleh aku memelukmu ?" tanya Hanabi sedikit lebih keras dari suaranya tadi

" Tentu " Jawab Hinata seraya membuka kedua lengannya dan memeluk si bungsu seolah itu adalah pelukan terakhir mereka

"Hanabi bisakah engkau berjanji satu hal denganku ?" tanya Hinata masih dengan Hanabi dalam pelukannya

"Tentu"

" Maukah engaku mengunjungi makan kaa-san tiap akhir pekan ? Karena mungkin aku akan sedikit lebih sibuk dari dulu Hanabi" ucap Hinata lembut sambil mengelus puncak kepala si bungsu

"Tentu nee-san, akan aku lakukan "

"Arigatou" Pelukan mereka semakin erat, seakan mereka akan terpisah jauh.


Hari di mana Hinata akan menikah denga sang pria Uchihs sudah di depan mata. Tak ada lagi orang-orang yang bersantai, sejauh mata memandang semuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mulai dari para maid yang sibuk dengan segala kebutuhan para tamu. Orang tua para mempelai yang berusaha beramah-tamah dengan dengan para kolega dan terlihat juga kakak beradik Uchiha sedang berbincang dengan seriusnya. Tak lama pembawa acara mengumumkan bahwa acara akan segera dimulai mempelai pria segera menuju altar upacara pernihanan untuk mempersatukan kerajaan bisnis mereka. Tak berbeda dengan mempelai pria yang sudah meninggalkan kesibukannya para undanganpun sudah mulai meninggalkan kesibukannya dan berhamburan mendekati altar suci pernikahan 'Uchiha dan Hyuga' itu.

Lagu pernikahan sudah menggema diseluruh gedung yang di hiasi dengan warna soft violet dan putih. Semua mata secara hampir bersamaan tertuju pada pintu masuk mempelai wanita. Diawali dengan Hanabi yang masuk sebagai gadis bunga yang terlihat sangat cantik dengan balutan dress pendek berwarna soft violet dengan bandana putih yang memiliki bunga berwarna senada di satu sisinya sedang menabur bunga-bunga dari keranjang dengan tangannya yang mungil. Disusul dua orang yang berjalan tepat dibelakang yaitu Hyuga Hiashi dan Hyuga Hinata dengan tangan Hinata berada dalam apitan sang ayah serta salah satu tangannya menggengam rangkaian mawar putih.

Hyuga Hinata adalah ratu malam ini dengan balutan wedding dress yang sangat indah berwarna putih serta hiasan yang ringan nan elegan berwarna soft violet di seluruh gaun itu dengan rambutnya yang disanggul ringan dan aksesoris rambut senada membuat semua mata terpaku padanya tak terkecuali sang mempelai pria Uchiha Sasuke.

Setibanya Hinata di altar ia disambut uluran tangan Sasuke serta senyum penuh cinta seakan mereka menikah atas dasar saling mencintai padahal setahu Hinata ia belum terlalu mengenal pria Uchiha itu. Hinata menyimpulkan senyum ini penuh kepalsuan dan hanya sandiwara oleh karena itu hinata mengikuti alur sang mempelai pria, ia sambut uluran tangan Sasuke dan balik menatap Sasuke penuh cinta tindakan kecil yang dilakukan Hinata membuat Sasuke terbelalak sejenak dan mengendalikan dirinya lagi.

" Kau akan jadi milikku seutuhnya Hinata !" Bisik Sasuke pada Hinata, kata-kata yang hanya dapat didengar oleh mereka berdua itu membuat Hinata tersentak kaget namun dengan cepat mengendalikan dirinya lagi

" Berharaplah Sasuke !" Jawab sinis hinata tanpa keraguan.