Ohayo/Konnichiwa/Konbawa Minna! Karin hadir kembali dengan fic baru! Yippie! (Woy yang lama dilanjutin dulu!) Huehehe, chapter ke-6 Remember Me udah ku-update kan? Huahaha. Chap.7nya lagi dalam proses, karena itu aku ingin menulis fic baru yang idenya begitu membuncah dalam otakku (halah). Baiklah, capcus cyiiin (eh kok jadi ngondek gini), Happy Reading!

Disclaimer

Fairy Tail milik... Hiro Mashima lah, coba aja Fairy Tail punyaku wkwk


You Are My Destiny

.

Genre : Romance/Drama/Hurt/Comfort

.

Pair : Natsu D. X Lucy H.

.

AU. Maaf bila gaje, OOC, typo(s), dan kekurangan lainnya

.

Mentari nampaknya sedang berbahagia. Ia memancarkan sinarnya dengan terik di musim panas kali ini. Tentu saja setiap musim panas, ia selalu menyinari bumi dengan bahagianya. Namun musim panas kali ini, mentari amat bahagia, karena ia akan menyambut kelahiran seorang gadis manis.

Tak hanya mentari yang berbahagia, awan pun menyambut kehadiran gadis cantik ini. Tak sedikit pun ia menampakkan kegelapan. Awan-awan putih menggumpal seperti kapas, melayang di udara.

Mari kita lihat ke dalam rumah sakit, tempat sang gadis akan melihat dunia untuk pertama kalinya...

"OWEEEE!" Terdengar suara bayi menangis, yep, untuk yang pertama kalinya. Tangisan kecilnya itu membuat orang-orang dalam ruangan itu berangsur lega, sekaligus bahagia. Terutama ibu dari bayi yang berjenis kelamin perempuan itu.

Setelah dibersihkan, gadis kecil yang manis itu dibawa ke pelukan ibunya.

"Ia sangat cantik sepertimu." Ucap sang ayah, yang sedaritadi setia menemani istrinya saat persalinan. Sang istri mendengarnya hanya bisa tersenyum senang, tentu ia lelah dengan proses persalinan yang memakan waktu 5 jam itu. Namun lelahnya tergantikan dengan kehadiran putrinya yang cantik itu.

"Kita akan menamainya siapa?"

Ibu muda itu memejamkan matanya, berusaha mencari nama yang pas untuk anaknya. Kedua kelopak matanya begitu kompak dan cepat membuka ketika ia menemukan ide yang bagus.

"Bagaimana kalau diambil dari nama tempat dimana kita pertama bertemu?" Tanya sang istri, berusaha menggali ingatan suaminya tentang masa-masa indah mereka dulu.

"Love and Lucky?" Jawab sang suami, dengan nada bertanya.

"Ketika kita bertemu, huruf 'k' hilang dari papan namanya."

"Love and Lucy? Ah, Lucy! Nama yang indah, sayang."

"Kau setuju?" Sang istri kemudian menoleh pada bayi yang ada di pelukannya. "Lucy, Lucy Heartfilia." Tiba-tiba Lucy kecil membuka matanya. Layla Heartfilia, sang ibu, pun terkejut saat putrinya melihat ibunya untuk pertama kalinya.

"Ohayou My Princess." Ucap Jude Heartfilia, ayah dari Lucy, kemudian tersenyum pada putri pertamanya. Memang pada saat itu jam menunjukkan pukul 7 pagi, ketika semua orang mulai sibuk beraktivitas.

"Selamat datang di dunia gadis kecil." Layla pun ikut menyambut kehadiran Lucy. Setelah itu, Lucy kecil kembali menutup matanya. Ia senang sekali bisa melihat papa dan mamanya.

Tiba-tiba suster datang dan memberitahukan bahwa bayi dan ibu harus istirahat sebentar. Jude pun mengangguk dan membiarkan istri serta anaknya dibawa ke ruang rawat inap khusus ibu dan anak. Ia pun keluar dari ruang persalinan, kemudian mengambil telepon genggam dari saku celananya. Tak lupa menekan angka-angka yang berada di layar hp canggihnya. Memang Jude adalah seorang pebisnis yang kaya. Ia memiliki sebuah perusahaan besar yang sudah bercabang dimana-mana. Jadi tak heran bila ia sudah menggunakan teknologi canggih yang tak kalah dari anak muda jaman sekarang.

"Moshimoshi. Ada apa Jude?" Terdengar suara seorang pria dari speaker handphone Jude. Tentu seseorang yang Jude kenal.

"Putriku sudah lahir." Jawab Jude singkat. Tapi kemudian ia tersenyum, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya yang begitu membludak.

"ASTAGA! CIYUS?!" Tak disangka, sang pria di ujung telpon berteriak, dan dengan bahasa yang... membuat Jude memijat-mijat keningnya. Belum sempat menjawab, pria itu nampak berteriak pada seseorang selain Jude, yang tentunya dapat Jude dengar karena suara pria itu memang lantang. "SAYAAAAAANG! PUTRI JUDE SUDAH LAHIIIIR!"

'Ah, ia sedang di rumah ya...' Batin Jude karena setelah itu ia dapat mendengar suara wanita, yang tentunya adalah istri dari pria itu.

"KAMI AKAN KESANA SEKARANG!" Tiba-tiba terdengar suara wanita di telpon, berbicara pada Jude.

"Ah, jangan sekarang. Nanti sore saja. Ada sedikit pemeriksaan kesehatan." Jawab Jude apa adanya.

"...Baiklah..." Wanita itu nampak kecewa dengan jawaban Jude. Dan sepertinya ia memberikan telpon genggam kepada sang suami.

"Sekitar jam 5 sore kami akan kesana."

"Baiklah. Ah, kamarnya ada di Gedung Sakura Lantai 2 Nomor 202."

"Hm."

Jude pun menyudahi percakapan singkatnya dengan teman baiknya itu. Ia pun berjalan menuju Gedung Sakura, tempat dimana Layla dan Lucy kecilnya berada.

IOIOIOIOIOIOIOI

Tok tok tok!

"Masuk." Ucap Layla pelan. Ia cukup lelah dengan serentetan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada ibu yang baru melahirkan. Namun ia nampak tersenyum senang melihat kehadiran seorang pria di kamar 'sementara'nya.

"Selamat telah menjadi ibu." Ucap pria itu pada Layla kemudian tersenyum.

"Terimakasih. Lama tidak berjumpa." Balas Layla dengan senyuman pula.

"Ah ya kau benar, Layla. Ngomong-ngomong, siapa namanya?" Pria itu berjalan ke box bayi yang memang disediakan di kamar itu. Melihat gadis kecil cantik berambut pirang seperti orang tuanya.

"Lucy, Lucy Heartfilia."

Belum sempat membalas perkataan Layla, pria itu dikejutkan dengan pintu kamar yang dibuka secara mendadak. Diikuti sebuah teriakan kecil dari seorang wanita.

"Laylaaaaaaa~" Wanita itu berlari kecil menghambur ke tempat tidur Layla.

"Grandine. Senang kau datang." Layla memaparkan senyumnya kembali. Kemudian mereka bercipika cipiki ala ibu-ibu arisan.

"Nah, dimana gadis kecil yang manis itu?" Tanya wanita yang bernama Grandine itu, mencari putri kecil Layla.

"Lucy disini." Ucap suaminya, yang sudah memasuki kamar sebelum Grandine tiba.

"Aaahhh cantiknyaaaa! Ia persis sepertimu, Layla." Grandine menghampiri baby box, melihat sebuah pemandangan yang amat indah dan menggemaskan. Sayangnya, Lucy kecil sedang tertidur pulas.

"Nah nah nah, kamu ingin anak perempuan eh, Grandineku?" Tanya sang suami menggoda Grandine.

"Tidak sekarang, sayang." Jawab Grandine sambil terus memandangi Lucy kecil.

Tiba-tiba pintu kembali terbuka, nampak Jude masuk, menggendong bayi laki-laki.

"Sayang, aku tau kau sangat antusias dengan kelahiran Lucy. Tapi bukan berarti kau memberikan putra kita pada Jude kan?" Suami Grandine berjalan menuju Jude dan menggendong putra pertamanya.

"Tapi aku sangat senang, Igneel!" Grandine pun mengambil(?) putranya dari Igneel dan menggendongnya. Jude pun duduk di samping tempat tidur Layla. Sementara Grandine dan Igneel duduk di sofa yang berada di dekat pintu.

Kedua pasangan itu memang terkenal amat dekat. Layla sudah berteman dengan Igneel sejak mereka SMA. Sementara Grandine dan Jude berteman sejak kuliah. Kemudian takdir mempertemukan mereka sehingga Grandine menikah dengan Igneel, disusul dengan pernikahan Jude dan Layla. Soal anak, Grandine telah melahirkan putra pertama mereka sekitar dua bulan yang lalu. Dan ia pun tak sabar dengan kelahiran putri Jude dan Layla.

Mereka berempat mengobrol begitu akrab. Sampai Igneel berteriak dengan bahagianya.

"AH!"

"Ada apa, sayang?" Tanya Grandine pada suaminya.

"Kau memikirkan apa yang aku pikirkan, Igneel?" Tanya Layla, seperti mengerti maksud sahabatnya.

"Apa yang kau pikirkan, Layla?" Tanya Igneel dengan nada polos.

GUBRAK!

"Kau berniat untuk menjodohkan Lucyku dengan putramu kan?" Layla bertanya kemudian tersenyum simpul. Igneel pun mengangguk dengan semangat.

"Aaah suamiku! Itu ide yang sangat bagus!" Grandine pun langsung setuju dengan ide suaminya.

Layla pun bertanya pada suaminya, "kau setuju, sayang?"

"Tentu saja, sayang. Aku sangat bahagia hari ini!" Jude berkata dengan diikuti senyuman.

"Kyaaa! Mereka akan cocok sekali! Aku bisa membayangkan pernikahan mereka! Kyaaa!" Grandine teriak-teriak excited. Jude bersweatdrop atas kelakuan sahabatnya itu. Namun semua tersenyum atas perjanjian kecil itu.

"Sayang, Lucy bahkan baru lahir. Kau sudah memikirkan pernikahan mereka?" Igneel bertanya.

Tak menggubris pertanyaan suaminya, Grandine membawa putranya ke baby box. Seolah ingin memperkenalkan mereka berdua.

Tepat saat Grandine setengah membungkuk di depan baby box, mata Lucy kecil kembali terbuka. Bibir Grandine membulat, terkejut atas apa yang ia lihat. Terkejutannya ditambah ketika ia melihat putra kecilnya tertawa melihat Lucy kecil yang sudah bangun. Grandine pun tersenyum penuh makna. Kemudian memperkenalkan putranya kepada Lucy kecil yang manis itu.

"Kau senang, sayang? Natsu Dragneel, ini Lucy Heartfilia, pasangan hidupmu."

.

.

.

.


Bagaimana bagaimana? Bagus? Jelek? Review yah!

Masih jaman perjodohan? Masih kok! #maksa Hahaha :3 Konfliknya memang belum terlihat sekarang... Tunggu saja hahaha! #plak

Mungkin banyak fic tentang perjodohan juga, jadi maafkan Karin karena muncul dengan awal yang sama, tapi isinya beda kok! Hehehehe :3

Kalau begitu, tak sudahi chapter pertama ini. See ya on the next chapter! Jangan lupa review yah!

Jaaaa~