Maaf, kalau bahasanya kurang sopan atau kurang baku, baru pertama kali nulis...

Happy Birthday, Larsa!

Hari ini Larsa ulang tahun, tapi saking sibuknya dia malah lupa sama ulang tahunnya sendiri, menurut dia ulang tahun itu tidak penting, lagipula kalau ulang tahun dijadikan alasan untuk mendapat hadiah, menurutnya sudah tidak perlu lagi, karena setiap hari dia selalu diberi hadiah, dan tentu saja hadiah itu adalah tumpukan tugas tugas yang tidak selesai-selesai.

Tapi, teman-temannya yang merasa bersimpati berniat untuk 'merayakan' ulang tahun teman kecilnya itu, tentu saja dengan ide-ide tidak jelas mereka.

"Jadi, kita mau 'merayakan' ulang tahun Larsa?" Penelo kurang yakin, kasihan banget kalau sampai dirayakan orang orang yang kurang waras ini, pikirnya

"Iya, semuanya juga setuju" Balthier meyakinkan

"Tapi..."

"Udah... Fran sama Ashe juga setuju kok" Vaan tiba tiba nongol

"Jadi rencana nya...(Rahasia saudara-saudara, kalau ditulis disini jadi nggak seru).., gimana?" Kata Vaan

"Seru juga.." Balthier setuju

"Bagus" Fran setuju

"Keren" Ashe setuju

"Ayo kita mulai" Basch setuju

"Ugh...sudah kuduga" Cuma Penelo yang tidak setuju

Dan jadilah Penelo diseret-seret buat ikutan mempersiapkan ulang tahun Larsa yang naas itu

Hari sudah malam, Larsa berjalan untuk kembali ke kamarnya... niatnya begitu, tapi di tengah jalan tiba-tiba banyak paku berserakan di jalan untuk ke kamarnya, dengan enggan Larsa mengambil sapu untuk membersihan lautan paku itu, setelah bersih, dia masuk ke kamar mandi untuk mandi tapi... lagi lagi, saat dia menyalakan air, yang keluar adalah air hitam pekat dan bau, jadilah dia membatalkan acara mandi, "jangan-jangan..." Larsa melirik ke kalender dan, tarrraaaa... dia sadar kalau hari ini adalah ulang tahunnya, Larsa membatu, "ka-ka-kalau begitu ini pasti kerjaannya.." Larsa diam sebentar mengambil nafas dalam dalam lalu... "#$!*&^%$##!BALTHIER!" ups, semua orang di dalam rumah itu langsung berlari ke arah teriakan dan kompak berkata "ada apa?" atau malah para imperial berkata "Ada penyusup?", Larsa tidak bisa berbicara.

'aku betul kan? Kamu berlebihan balthier!' bisik Penelo

'tidak Penelo, kami semua mengincar ini..' balas Balthier

'kita tunggu, semua orang pergi baru kita lanjutkan' lanjutnya

'Apa!' Penelo kaget

'Diam dan lihat' kata Vaan

Semua sudah bubar, Larsa duduk merenung, apa salahku sampai dikerjai begini?, batinnya, disaat Larsa lengah, Balthier perlahan membuka pintu ajaib - salah - rahasianya, yang lain membuntuti dari belakang, dengan ganas Balthier menyiram Larsa dengan seember penuh air dingin murni dari gunung bromo (lho?), "ap..." kata katanya terpotong karena Vaan, Ashe dan Fran menumpahkan tepung tepat di kepalanya, dilanjutkan dengan lemparan telur busuk Basch, tadinya Larsa mau marah marah tapi terdiam kembali saat melihat Penelo keluar dengan membawa kue tiramisu sebesar CPU komputer yang dihiasi muffin berbagai rasa (aduh, jadi ngiler), lalu semua kompak berkata "Happy birthday, Larsa!" Larsa diam lalu berkata "Kue sebesar itu memangnya habis bertujuh?" semuanya senyum "Jangan khawatir, kami sudah mengajak satu rumah ini untuk menghabiskan kue spesial itu" Kata Basch, Fran keluar lalu membunyikan peluit, semua orang lalu berbaris rapi seperti anak TK lagi pramuka "Siap, grak! Lencang depan, grak! Lencang kanan, grak! Tegak , grak!" Fran merapikan barisan, Penelo memotong kue sama rata, lalu dibagikan ke orang orang, pesta berjalan lancar sampai pagi, walaupun semuanya ketiduran..

Begitu pagi kamar Larsa sudah seperti kapal meledak (kalau kapal pecah sudah biasa), Vaan dkk sudah kabur duluan, orang-orang rumah sudah kerja lagi, akhirnya Larsa terpaksa membereskan kamarnya sendiri, kasihan banget, sudah dikerjain, terpaksa beresin kamar pula, emang bener otak Vaan dkk kurang bener, menyiksa orang yang lagi ulang tahun, parah!

F I N

Pendek banget ya? Maklum belum pengalaman, humornya juga garing (menurutku), saya lagi pengen ngerjain Larsa, jadi nulis fanfic beginian deh, tau ah! Yang baca boleh review, (ga usah dibilangin juga tau khan?) tambah lagi! Kalau bahasanya kurang baku maaf! Abisnya geli nulis kata-kata baku nan puitis, ngeliatnya aja udah geli