THE MOTEL

Naruto punya Kishimoto-sensei

Ada baiknya jika saya mengingatkan, fic ini penuh hal GAJE, AU, OOC

Pair : SasuSaku

.

.

Sakura sedang berdiri di depan pintu sebuah mansion yang megah, menunggu Sasuke keluar dari dalam sana. Sambil melipat tangannya di depan dadanya, dia berdecak kesal.

"Ck, lama sekali sih!" gumam Sakura dengan memasang wajah kesalnya, yang membuat orang-orang yang berlalu lalang di depannya segera menyingkir dari hadapannya karena takut.

"Kalau kau terus memasang wajah seperti itu, tamu-tamu akan pulang karena melihatmu. Mereka akan berpikir mansion ini berhantu," tegur seorang pemuda yang bertubuh tinggi tegap dan berambut raven mencuat.

Mendengar suara itu Sakura segera memalingkan wajahnya dan berjalan kearah mobil yang telah dipersiapkan petugas parkir untuknya. "Cepat! Aku harus segera menjeput Takuya," ujar Sakura setelah memasuki mobil. Ia duduk tepat disamping kursi pengemudi.

Dengan gerakan cepat Sasuke masuk ke dalam mobil, lalu segera menstarter mobil untuk menghidupkannya. Setelah mesin mobil hidup Sasuke segera menjalankan mobil meninggalkan gedung mansion Uchiha yang megah dibelakangnya. Selama perjalan diantara mereka berdua hanya keheningan yang menemani. Tidak ada percakapan yang ada hanya suara mesin mobil saja.

===0===

Sakura dan Sasuke adalah sepasang suami istri yang sedang dalam ambang perceraian, mereka memiliki seorang anak bernama Uchiha Takuya, yang berusia lima Tahun. Hubungan suami istri mereka sejak dua tahun lalu mulai terasa tidak harmonis, mereka sering berselisih pendapat yang menyebabkan pertengkaran yang tak berujung, juga Sasuke yang sering sekali meninggalkan Sakura dan anaknya dinas luar negeri ataupun kota. Menyebabkan pertengkaran itu semakin menjadi-jadi.

Sakura merasa dirinya sudah tidak diperdulikan lagi oleh suaminya. Karena Sasuke lebih memilih pekerjaannya dibandingkan keluarga kecilnya. Sakura sudah tidak tahan lagi dengan keadaan itu. Sakura juga sudah tidak tinggal dirumah yang disediakan Sasuke untuknya. Dia lebih memilih tinggal di apertemen kecil bersama anaknya dan meninggalkan Sasuke sendiri.

===0===

Hari ini Sakura harus menemani Sasuke kepertemuan bisnisnya, yang diadakan di mansion Uchiha. Saat ini Sakura setatusnya masih istri Sasuke, maka dari itu Sakura masih mau menemani Sasuke walaupun dengan beberat hati. Itu pun juga dengan paksaan Sasuke.

"Kenapa kau tidak bilang yang sebenarnya sama Ayah dan Ibu tadi? Kalau besok kita akan mengadakan sidang perceraian?" tanya Sasuke memecahkan keheningan. Sekarang ini mereka sedang dalam perjalan menuju rumah Ino, untuk menjemput anak mereka, Takuya.

"Kenapa harus aku yang mengatakannya?" tanya Sakura membalikkan pertanyaan Sasuke.

"Karena aku tidak ingin menyakiti hati mereka dengan berita itu. Lagi pula kau sendirikan yang memutuskan untuk cerai denganku, seharusnya kau yang menjelaskan kemereka," kata Sasuke dengan wajah sendu, sambil melihat Sakura yang sedang memandang lurus kejalan.

"Jangan pasang wajah menjijikan seperti itu, wajah itu tidak akan mengubah apa pun keputusanku," ucap Sakura sambil memandang mata onyx kelam itu dengan tajam.

"Tapi bagaimana dengan Takuya. Dia akan sangat sedih jika mengetahui orangtuanya berpisah, hanya karena hal sepele." Sasuke mulai terbawa emosinya karena sikap Sakura yang tidak peduli.

"Bukannya kita sudah membahas hal ini Sasuke! Aku tidak ingin membahasnya lagi, sudahlah kau seriuskan saja perhatianmu ke jalan, aku sedang tidak berminat berdebat denganmu," Sakura langsung membuang pandangannya kearah luar mobil, melihat kegelapan jalan dimalam hari.

Keheninganpun kembali melanda mereka lagi, dengan Sasuke yang memfokuskan matanya untuk menyetir tapi pikirannya tidak bisa fokus, dia terus memikirkan wanita yang ada disampingnya. Sakura sendiri hanya memandang ke luar jendela mobil, melihat keadaan jalan yang mulai sepi.

Setelah satu jam berlalu, Sakura merasa heran. Kenapa belum juga sampai, padahal perjalan dari Konoha ke Suna tidak butuh waktu lama, apalagi tadi mereka melewati jalan tol. Karena merasa heran akhirnya dengan berat hati dia bertanya pada Sasuke.

"Sasuke, kau yakin ini jalan yang benar? Seharusnya kita sudah sampai di rumah Ino, dua puluh menit yang lalu!" tanya Sakura, sambil melihat jam tangannya.

Sakura melihat keluar mobil, keadaan diluar sangat sepi tidak ada satu kendaraan pun yang lewat, hanya mobil yang ditumpanginya saja yang melaju di jalan itu.

"Tenanglah, sebentar lagi kita akan sampai," ujar Sasuke menenangkan Sakura.

"Kau yakin ini jalur yang tepat? Kenapa tidak satu mobil pun, yang terlihat?" tanya Sakura lagi, mulai merasa panik.

"Sepertinya aku keluar tol lebih cepat!" gumam Sasuke sambil berpikir, kenapa dia tadi keluar tol lebih cepat, seharunya dia masih di tol tadi. Ah, ya pikirannya sedang tidak fokus.

"Maksudmu, kita tersesat? Kau jangan membuatku takut Sasuke."

"Tenanglah, lihat! Di depan sana ada toko, kita berhenti di sana sebentar untuk bertanya, bagaimana?" tanya Sasuke saat melihat sebuah gedung kecil, cahaya lampu di toko itu menyinari jalan yang minim penerangan.

Setelah Sasuke memarkirkan mobilnya ditempat parkir toko, ia segera masuk ke dalam toko dan berbicara pada seorang penjaga toko yang bersiap untuk menutup tokonya. Sedangkan Sakura menunggu Sasuke di dalam mobil, sambil memainkan handphonenya.

"Sial, kenapa di sini tidak ada sinyal sih?" Sakura keluar dari mobil, lalu dia mengangkat handphonenya ke atas untuk mendapatkan sinyal.

Tanpa Sakura sadari ada seseorang yang mendekatinya dari arah belakang, lalu orang itu menepuk pundaknya pelan. Sakura berjengit kaget, karena tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Hei, Nona! Uhm, maaf mengagetkanmu," ujar seorang pria, sambil menjulurkan tangannya perlahan. "Namaku Kabuto Yuhi, panggil saja Kabuto. Kau tidak akan mendapatkan sinyal di sini, Nona!"

"Oh, kau membuatku kaget, Tuan!" ujar Sakura sedikit mengelus dadanya perlahan. "Kenapa aku tidak bisa mendapatkan sinyal di sini?"

"Karena ini kota perbatasan Nona, kau hanya bisa menggunakan telepon kabel di sini," ujar pria yang bernama Kabuto itu, sambil mengembangkan senyum bersahabatnya.

"Apa di toko itu ada telepon kabel? Aku harus menelepon seseorang," tanya Sakura gusar.

"Sakura! Kita hanya keluar tol terlalu cepat, kita perlu berjalan lurus saja untuk sampai di Suna," ucap Sasuke, menghentikan Kabuto saat ingin menjawab pertanyaan Sakura. "Tadi aku sudah menghubungi Sai, aku mengabarinya kalau kita akan telat untuk menjemput Takuya."

"Bagus. Kalau begitu cepat! Oh ya, terima kasih, Tuan," ucap Sakura sebelum dia masuk ke dalam mobil. Kabuto menanggapi ucapan Sakura dengan senyuma bersahabatnya lagi.

"Hn," Sasuke memandang tajam pria yang tadi berbicara dengan Sakura.

"Sasuke... kau mau berdiri di sana sampai kapan? Ini sudah malam Takuya pasti sudah tidur," kesal karena Sasuke tidak mau masuk ke mobil. Akhirnya Sakura memanggil Sasuke sambil menurunkan kaca mobil.

===0===

Setelah sepeluh menit mereka berdua singgah dipertokoan tadi, sekarang ini Sasuke sedang berdiri disisi jalan sambil meracau kesal. Sedangkan Sakura sendiri duduk di dalam mobil sambil memasang wajah menyeramkan.

"Kita kehabisan bensin," ucap Sasuke membuka pintu mobil dari arah Sakura. "Aku akan ke pertokoan tadi untuk membeli bensin, kau mau ikut atau tetap tinggal?"

"Kau sudah membuat malam indahku hancur berantakan, seharusnya aku bisa menyelesaikan novelku malam ini. Dan kau... kau... Oh, shit!" Sakura mendorong Sasuke, sampai terjengkal kebelakang dan bagusnya tidak sampai jatuh.

Akhirnya mereka berdua kembali kepertokoan, dengan berjalan kaki. Sasuke berjalan sambil menenteng sebuah botol kosong. Sakura berjalan tanpa alas kaki, sepatunya dia lepas karena sepatu itu berhak tinggi, itu akan membuat kakinya sakit jika tetap memakainya.

Sesampainya mereka berdua di sana, pom bensin sudah tutup dan toko itu juga sudah tutup. Lampu-lampu toko juga sudah pada padam. Hanya ada satu gedung yang lampunya menyala. Sebuah Motel.

"Wow, bagus sekali Sasuke. Sekarang apa yang akan kau lakukan?" dengan geram Sakura melemparkan sepatunya ke arah Sasuke, tapi Sasuke segera menghindarinya.

"Kita ke Motel itu, bertanya kemana pemilik pom ini, oke?"

Sasuke memasuki Motel itu disusul Sakura dibelakangnya. Motel itu terlihat sangat berantakan dan berdebu, dari dalam ruangan terdengar suara jeritan wanita. Sakura merasa takut dengan suara itu, dia menggengam jas Sasuke erat. Dengan perlahan Sasuke membunyikan bel penerima tamu yang berada di meja resepsionis.

Ting! Ting!

Setelah menunggu beberapa menit seorang pria berambut panjang dan berwajah aneh keluar dari dalam. Pria itu tersenyum menyambut Sasuke dan Sakura. Sasuke membalas tersenyum kaku.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya pria berambut panjang itu.

"Saya hanya ingin bertanya. Apa kau mengenal pemilik pom bensin yang ada di sana? Kami kehabisan bensin ditengah jalan," ucap Sasuke sambil menunjuk pom bensin yang berada di depan Motel.

"Pemiliknya baru saja pulang, paling besok pagi dia akan kembali."

"Kau punya telepon?"

"Ada, tapi aku tidak bisa meminjamkannya. Jika kau ingin memakainya kau harus menyewa kamar terlebih dahulu, teleponnya ada di dalam kamar."

"Tidak bisakah kami hanya meminjam teleponnya saja? kami tidak ingin bermalam di sini!" tanya Sakura memotong ucapan pria dihadapannya.

Pria itu menggelengkan kepalanya, "Maaf Nona, itu sudah menjadi peraturan di sini. Silahkan memesan kamar dan kau akan mendapatkan teleponnya."

"Baik aku pesan satu kamar yang ada teleponnya. Berapa biayanya?" ujar Sasuke mulai jera dengan sikap Sakura yang menyebalkan itu.

Setelah Sasuke menyerahkan beberapa uang tunai ke pria itu, ia mendapatkan kunci kamar dari pria berambut panjang yang bernama Orochimaru. Setelahnya Sasuke menyeret Sakura kearah kamar yang sudah di pesan tadi.

"Kau gila Sasuke, kita akan menginap di sini? Aku ingin pulang sekarang, Takuya menungguku."

"Ya aku tahu. Tapi serkang aku sangat lelah, kau bisa menghubungi Ino. Bilang padanya kau akan menjemput Takuya besok. Aku tidak ingin berjalan ke mobil lagi. Biarkan aku istirahat sebentar. Dari kepulanganku ke Jepang pagi ini, aku belum beristirahat sama sekali," setelah membuka pintu kamar Sasuke segera merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Siapa suruh kau tidak istirahat. Ya sudah tidurlah aku akan menghubungi Ino," karena kasian melihat Sasuke yang sudah tertidur Sakura membiarkannya dan tidak menggangunya lagi.

===0===

Setelah Sakura menelpon Ino. Dia ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, tapi saat dia memutar keran air yang keluar sangat keruh. Dia jadi mengurungkan niatnya untuk membasuh wajah. Dia kembali ketempat Sasuke yang sedang tertidur, karena bosan dan dia belum mengantuk dia menyalahkan televisi dan memutar sebuah kaset video yang ada di atas televisi.

Saat video itu memutarkan filmnya, Sakura terkejut dengan isi film itu. Film itu menayangkan sebuah aksi pembantaian yang dilakukan dua pria bertopeng hitam. Pria itu membunuh sepasang kekasih di dalam sebuah kamar. Sangat sadis sekali pembunuhan itu. Suara dalam video ini seperti tidak asing di telinga Sakura. Suara jeritan wanita itu, seperti suara jeritan yang ada di ruang pemilik Motel.

Karena takut Sakura berusaha membangunkan Sasuke. Dengan menguncangkan badannya. "Sasuke... Sasuke... bangunlah, aku takut!" ujar Sakura.

DOOR! DOOR!

Suara pintu kamar digedor dengan sangat kencang dari luar, dan itu membuat Sakura terlonjak kaget dan menjerit. Mendengar jeritan Sakura tepat ditelinganya, Sasuke terbangun.

"Ada apa?" tanya Sasuke heran dengan sikap Sakura yang tiba-tiba saja memeluknya.

"Ada seseorang yang menggedor pintu, aku takut."

"Kau yakin? Coba aku lihat dulu, kau membangunkanku karena hal sepele seperti..."

DOOR! DOOR!

Pintu itu kembali digedor dari luar, sebelum Sasuke beranjak.

"Kau dengarkan? Apa itu hal sepele Sasuke? Aku takut!" teriak Sakura ketakutan.

Sasuke berjalan perlahan menuju pintu lalu mengintip dari lubang pintu. Dia tidak melihat siapapun diluar sana. Karena rasa penasaran dia membuka pintu dengan perlahan dan melongokkan tubuhnya keluar dan ...

.

.

TBC