Fic pertama .-.

kagak tau mau bilang apa.

Happy reading aja dah~


"A-ano, Len, a-aku menyukaimu. Ma-maukah kau jadi pacarku?"

"Eh?!"

?!


"Kyaaa! Benarkah kau pacaran dengan Len-sama, Miku?" Tanya seorang gadis berambut putih.

"Iya, aku juga tak mengira kalau Len juga menyukaiku." Jawab seorang gadis berambut twintail-Miku.

"Kyaa kau beruntung sekali Miku." Kali ini seorang gadis berambut hijau muda.

"Ah iya Gumi, aku memang sangat beruntung." Jawab Miku tersipu seraya memegang kedua pipi-nya.

"Cih, kalian berisik sekali." Seru seorang gadis berambut kuning seraya berjalan ke arah pintu kelas. Tangan kanannya memegang sebuah novel yang lebih cocok dijadikan bantal.

"Bilang saja kau iri karena Len-sama ternyata menyukai Miku dan bukan kau." Sahut Gumi seraya menjulurkan lidahnya.

"Sudahlah Gumi, jangan begitu. Gimana pun Rin adalah temanku dari SMP, sama seperti Len."

Cih, dasar gadis bodoh!


"Jadi benarkah gosip itu? Benarkah kalau si ketua OSIS-sama ini akhirnya pacaran dengan si Ratu Sekolah?"

"Ah Rin. Kau selalu saja mengejutkanku. Apa yang kau lakukan diatap ini?"

"Akan kujawab setelah kau menjawab pertanyaan pertamaku. Tapi itu pun tergantung dengan jawabanmu."

"Pe-pertanyaan pertamamu?"

" Jadi benarkah gosip itu? Benarkah kalau si ketua OSIS-sama ini akhirnya pacaran dengan si Ratu Sekolah?" Ulang gadis yang berhiaskan pita kelinci di kepalanya.

"Ah begitulah Rin. Maaf tidak memberitahumu lebih dulu." Jawab Len seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kalau begitu selamat." Rin pun berbalik dan berjalan ke arah pintu.

"Hei Rin, kau belum menjawab pertanyaanku."

"Kan sudah kubilang semua tergantung jawabanmu. Dan karena kau menjawab begitu, aku ingin menghilang dari tempat ini. Selamat tinggal Len." Ujar Rin seraya menutup pintu dibelakangnya.

Entah mengapa bersamaan dengan menutupnya pintu di depannya, saat itu pula Len merasakan firasat buruk. Firasat yang sama saat Kaa-san pergi dan tak pernah kembali.


"Kaa-san jangan pergi, kumohon, jangan tinggalkan aku sendiri malam ini." Rengek seorang bocah seraya menarik-narik dress Kaa-sannya.

"Len sayang, Kaa-san harus pergi. Kalau malam ini Kaa-san juga tak pergi, Kaa-san akan kehilangan pekerjaan ini. Lagipula, Nee-chan mu sudah akan berada dirumah sebelum kau bangun besok pagi. Nah, jangan nakal ya." Seru sang Kaa-san seraya mengelus kepala sang bocah.

"Uhuhu... Kaa-san.." Bocah itu pun mulai menangis.

"Hei jangan menangis. Aduh Kaa-san terlambat, Kaa-san harus pergi sekarang. Nah, selamat tinggal Len"

Selamat tinggal Len... Selamat tinggal Len... Selamat tinggal...

"Aaaahh! Sial, mimpi itu lagi. Okaa-san, kenapa kau harus pergi malam itu..." Tanpa sadar air mata Len pun mulai mengalir tanpa bisa di hentikan.


Drap.. Drap.. Drap..

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki

Si-siapa itu? Apakah Lenka-nee? Tapi, bukankah dia baru saja tertidur?

Krieet..

Pintu dihadapan Len tiba-tiba terbuka.

.

.

.

bersambung


aneh kah? gaje kah? minta reviewnya dong ._.