A Distance

Ada jarak di antara kita bukan berarti aku harus berada berkilo-kilo meter darimu

Selasa, 2 April 2013

Seluruh karakter milik JK Rowling. Saya tidak menerima keuntungan apa pun

For someone

-ooo-

Draco

Apakah ada yang lebih menyenangkan daripada mengganggu si Semak itu?

Walaupun dia cerdas—dengan berat hati kuakui itu—tapi dia juga amat mudah dijahili atau diganggu. Cukup sembunyikan tugasnya—atau sekedar bersiul saat ia membaca—maka kau telah berhasil mengganggunya.

Rasanya gembira ketika dia berteriak marah. Seperti saat ini.

"Malfoooooyyyy!" jeritnya keras. Hahaha, dasar Berang-berang.

Aku membalasnya, dengan gaya yang kubuat-buat seperti seorang wanita. "Ih, Grangeeeer!"

Hahaha!

.

.

Hermione

Tidak ada kata 'tidak perang' dalam kamusku… jika aku sedang berada dalam Asrama Ketua Murid bersama Malfoy.

Ada-ada saja yang dia buat untuk menggangguku dan mengajakku perang! Menyembunyikan tugasku, bukuku, tongkatku… mengejekku dengan olokan seperti 'Berang-berang'… atau bahkan dengan sembarangan kentut di depanku! Iya, kentut… kau tidak salah baca kalau anak dari Mrs. Malfoy yang perfeksionis dan anggun kentut sembarangan….

Kadang aku berusaha diam saja, tapi jika dia mulai keterlaluan maka aku akan meledak.

"Di mana kau sembunyikan tugas Transfigurasi-ku?!" teriakku kesal. Lagi-lagi dia 'menelan' tugasku!

"Di mana saja boleh kok, Granger," ujarnya kalem. Tanpa dosa. Tanpa rasa bersalah. Tanpa tahu rasa panik yang kualami. Tanpa mengerti apa pun. "Di hatimu juga bisa."

"Dasar!" seruku sambil membolak-balikkan bantal di sofa dan mengacak-acak isi lemari dekat perapian. "Potong sepuluh angka dari Slytherin!"

"Sepuluh angka juga dari Gryffindor!"

"Sepuluh angka lagi dari Slytherin!"

"Sepuluh angka lagi dari Gryffindor!"

Kalau sudah begini, tinggal Profesor McGonagall dan Profesor Slughorn yang mengomel tanpa henti.

.

.

Draco

Aku mengambil 10 pelajaran untuk NEWT. Kurang lebih sama dengan si Granger.

Dan untuk 10 pelajaran yang merontokkan rambut tersebut, waktu yang kugunakan untuk belajar juga sama dengan waktu yang harusnya digunakan oleh Granger. Tapi aku tidak mengerti kenapa dia belajar tiga ratus kali lipat lebih banyak dariku.

Pagi hari sebelum kami berebut kamar mandi, dia membaca buku Ramuan. Siang hari kalau aku mampir di Asrama Ketua Murid, dia membaca buku tentang Hak-Hak Makhluk Sihir. Setelah pelajaran usai dia membaca tentang Kehidupan Muggle, sebelum tidur dia membaca tentang Mantra-Mantra Sihir Paling Sulit, dan ketika bosan dia membaca buku-buku semacam Sejarah Hogwarts.

Aku saja yang hanya melihatnya membaca sampai pusing sendiri.

Tapi kepintarannya tidak naik-naik juga. Hei, jangan kira aku sedang meledeknya. Aku memiliki alasan tersendiri kenapa aku berkata seperti itu, oke?

Setelah kelas Ramuan disibukkan dengan tugas membuat salah satu ramuan paling sulit yang pernah diciptakan, Slughorn akhirnya mengumumkan siapa murid terbaik yang mampu membuat ramuan tersebut.

"Selamat, Draco!" seru Slughorn sambil menyalamiku erat-erat.

Aku nyengir lebar. Lewat ujung mataku kulirik Granger.

Tak pernah kulihat wajahnya semerah itu. Well, dunia ini bukan milikmu saja, Granger….

.

.

Hermione

Tidak. Tidak. Tidak.

Aku harus belajar sekarang. Dan belajar sebentar lagi. Dan belajar beberapa jam lagi. Dan belajar besok. Dan belajar besoknya lagi. Pokoknya setiap waktu aku harus belajar.

Tragedi Malfoy yang mengalahkanku dalam bidang Ramuan adalah yang pertama… sekaligus yang terakhir! Kalau aku sampai membiarkannya mengalahkanku lagi… aku tidak akan memaafkan diriku sendiri!

"Sedang apa, Granger?" tanya Malfoy riang. "Berusaha mengambil posisiku?"

Diam saja, Hermione. Diam saja. Ayo mulai baca buku Ramuan ini.

Tapi Musang Pirang itu tetap mengoceh, "Mau berusaha sampai jungkir balik pun, kau tidak akan bisa mengambil posisiku. Aku yang akan menjadi murid terpintar di kelas Slughorn, kau tahu?"

Diam. Cukup diam, Mione. Biarkan dia selonjoran di sofa sambil mengoceh sampai mulutnya berbusa dan akhirnya predikat murid tepintar Ramuan yang diberikan Slughorn bisa kembali padamu!

.

.

Draco

Bosan juga kalau Granger hanya belajar.

Setiap aku bangun, tidak ada lagi rutinitas rebutan kamar mandi. Karena dia sudah mandi dan duduk manis di sofa Ruang Rekreasi sambil membaca buku. Setiap aku ada di Asrama, tidak ada lagi perang mantra, atau bahkan kegiatan mengoloknya.

Karena dia mengabaikanku.

"Granger?" panggilku. Entah untuk keberapa kalinya.

"Hm?"

Membalas panggilanku saja tidak. Dia hanya bergumam! Sungguh membosankan. Tidak kusangka menang di bidang Ramuan berarti kehilangan hiburan dalam hidup!

.

.

Hermione

Dear Hermione…

Maaf baru menulis surat padamu. Kami sibuk, karena Shacklebolt menugasi kami banyak hal. Menjadi Auror pada saat jaman Voldemort baru saja runtuh ternyata benar-benar menguras tenaga dan waktu kami.

Bagaimana kabarmu? Kabar kami berdua di sini baik-baik saja. Kami sedang ada di Albania, untuk tugas rahasia (maaf kami tidak bisa memberitahumu, namanya juga rahasia). Walaupun kami jauh, kau tidak perlu mengkhawatirkan kami.

Sekali lagi, bagaimana kabarmu? Bagaimana rasanya satu kamar dengan Malfoy? Tidak enak, kan? Makanya, sudah kami bilang, kau ikut saja dengan kami! Jadi Auror… atau Kepala Departemen… terserah kau sajalah, daripada menetap dan tetap belajar di Hogwarts.

Ngomong-ngomong, kudengar dari Minerva, murid-murid Hogwarts akan ke Hogsmeade minggu depan? Kebetulan tugas kami sudah selesai tiga hari lagi dan Shacklebolt memberi kami waktu istirahat selama satu minggu. Jadi temui kami di Three Broomstick, oke?

Cukup sekian surat kami. Balas secepatnya.

Ron dan Harry

Sudah berapa lama sahabat-sahabatku ini menelantarkanku di Asrama Ketua Murid untuk berperang bersama Malfoy?

.

.

Draco

Mataku tidak lepas dari Granger yang masih saja belajar. Dia sudah mandi—demi Merlin, padahal ini masih jam enam pagi—dan sudah berpakaian lengkap juga. Di sampingnya ada segelas susu dan beberapa biskuit cokelat yang tidak ia konsumsi sejak tadi saking sibuknya belajar.

Bahkan aku sempat mengambil dua buah biskuitnya, tanpa ia sadari.

Di tengah-tengah pemandangan yang membosankan tersebut, aku mendengar ketukan di jendela.

Dan burung hantu berwarna hitam legam tampak di balik kaca. Sepucuk surat ada di paruhnya.

"Hei, surat," kataku acuh tak acuh sambil beranjak dari sofa.

Tapi Granger mendahuluiku dalam mengambil surat. Dia sudah lari ke jendela dan mengambil surat tersebut.

"Itu surat apa?" tanyaku ketika dia sibuk membaca surat tersebut.

Dia hanya diam saja. Kuperhatikan… wajahnya pucat. Bibirnya saja biru. Sudah pasti dia tidak pernah makan dan selalu belajar tanpa memperhatikan kesehatannya! Dasar bodoh… aku tidak mengerti kenapa orang—yang katanya—cerdas seperti dia bisa berperilaku bodoh seperti itu.

Setelah membaca surat itu, dia berjalan kembali ke pantry, tempatnya belajar sambil menikmati biskuit dan segelas susu yang sebenarnya tidak ia nikmati.

Tapi baru beberapa langkah, dia terjatuh. Pingsan.

Kali ini kepucatan di wajahnya ikut menular di wajahku.

.

.

Hermione

Ketika sesuatu yang pahit dipaksa masuk ke dalam kerongkonganku, aku lansung terbatuk. Dan perlahan-lahan, layar hitam yang kulihat berganti dengan pemandangan Madam Pomfrey yang tampak cemas dan Malfoy yang tampak pucat. Malfoy sudah tidak mengenakan jubah tidur Slytherin-nya seperti yang terakhir kali kulihat. Dia mengenakan sweater abu-abu dan celana panjang berwarna hitam.

"Uhuk uhuk… ada apa ini?" kataku. Walaupun suaraku kuusahakan senormal mungkin, tetap saja kedengarannya lemas. Entah kenapa.

"Kau pingsan, Miss Granger," ujar Madam Pomfrey cemas sambil menyentuh dahiku. "Akhir-akhir ini kau tidak pernah makan. Dari pemeriksaan yang kulakukan kau juga terlalu lelah, dan selalu beraktivitas dalam keadaan perut yang kosong."

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi sebelum Madam Pomfrey menyendokkan satu bubur secara paksa ke dalam mulutku—yang langsung kumuntahkan.

Madam Pomfrey cepat mengambil baskom yang mungkin memang disiapkan untuk berjaga-jaga jika aku muntah.

"Uhuk uhuk." Aku batuk lagi.

"Astaga Miss Granger," ujar Madam Pomfrey lagi. "Kalau kau tidak bisa memakan makanan ini setelah minum obat itu, berarti aku harus mengambil obat yang satunya lagi. Barusan aku menemukan murid yang seperti ini ketika diberikan obat! Itu artinya, kau sudah sangat lapar! Ayo, kau harus menginap!"

"Tidak!" seruku keras, membuat Madam Pomfrey kaget.

"Kenapa?"

"Aku," kataku tersendat. "Aku tidak ingin menginap. Tolonglah, Madam Pomfrey… banyak yang harus kukerjakan. Hogwarts tidak akan berjalan seperti biasa kalau aku tidak menjalankan tugasku sebagai Ketua Murid. Dan nilaiku akan terganggu… sebentar lagi aku akan NEWT…"

"Kau tidak akan bisa menjalani NEWT kalau sedang sakit, Sayang…" keluh Madam Pomfrey sabar.

"Tidak," kataku berusaha kuat. "Aku tidak apa-apa. Hanya kurang makan saja."

Akhirnya, setelah berdebat dan berpikir beberapa detik, Madam Pomfrey mengizinkanku agar tidak tinggal menginap. Ia hanya akan memberikanku beberapa ramuan untuk kesembuhanku. "Tunggu sebentar ya, aku harus ke ruanganku."

Aku mengangguk lemas.

"Mister Malfoy," panggil Madam Pomfrey pada Malfoy yang sedari tadi hanya diam di pojokan sambil mengamatiku dengan wajah pucat. "Tolong pastikan parthner-mu ini memakan bubur itu."

Malfoy hanya bisa menggeleng cepat.

Lalu Madam Pomfrey keluar dari kamar… Malfoy. Oh, aku baru sadar kalau aku dibaringkan di ranjang Malfoy.

Yang berbau sangat mint.

.

.

Draco

"Granger," ujarku cepat. "Makan."

Granger, tanpa kusuruh dua kali, langsung mengambil mangkok bubur yang diletakkan di meja dengan tangannya yang sedikit bergetar. Dia berkata pelan, "Aku memang akan memakannya. Karena aku harus lanjut belajar."

Merlin! Kapan sih, dia berhenti belajar? Mulai sekarang aku berjanji tidak akan mengalahkan dia lagi dalam setiap mata pelajaran!

Granger memasukkan dua sendok makan bubur langsung ke dalam mulutnya. Dan tidak sampai dua detik dia langsung muntah lagi, dengan baskom yang langsung ia ambil untuk menadahi muntahnya.

Sebenarnya aku punya masalah.

Aku tidak kuat melihat orang muntah. Karena itu, setelah Granger muntah, aku langsung berlari ke kamar mandi dan…

Muntah juga.

.

.

Hermione

Sebenarnya merupakan hiburan juga melihat Malfoy terbirit-birit ke kamar mandi karena melihatku muntah. Tidak kusangka bahwa dia, Malfoy yang selama ini selalu sombong tersebut, tidak kuat kalau melihat orang muntah! Hahaha.

Tapi saking tersiksanya aku karena perutku yang tiba-tiba melilit sehabis muntah, aku tidak bisa menikmati hiburan tersebut.

Lalu Madam Pomfrey muncul lagi beberapa menit kemudian, sambil membawa tiga botol ramuan—atau obat yang harus kuminum.

"Mana Mister Malfoy?" tanyanya heran.

Aku tidak bisa menjawab lagi. Bingung ingin tertawa atau menangis karena perutku sakit.

Lalu Madam Pomfrey meminumkanku salah satu ramuan yang katanya berfungsi agar peminumnya tidak muntah ketika diberikan makanan. Setelah meminum ramuan pahit tersebut aku dipaksa makan satu mangkok bubur nyaris cair, dan meminum ramuan kedua. Ramuan ketiga katanya harus kuminum ketika aku terbangun.

Begitu ramuan kedua melewati kerongkonganku, aku langsung mengantuk. Dan tidak lama kemudian aku tertidur.

Hal terakhir yang kudengar adalah, "Jangan sekolah sampai dua hari berikutnya, itu akan berbahaya. Tidur saja… jangan beraktivitas lagi sampai—"

.

.

Draco

Hal terburuk yang pernah terjadi padaku adalah ketika Madam Pomfrey memberikanku tiga macam ramuan. Untuk Granger.

Dan Madam Pomfrey tidak memedulikan keadaanku yang baru saja muntah-muntah.

"Mister Malfoy," katanya tegas. "Ramuan ini harus diberikan kepada Miss Granger ketika dia terbangun. Lalu berikan ramuan yang ini kalau dia muntah setelah berusaha memakan bubur, dan ramuan yang ini kalau dia terbangun dan kalau dia muntah lagi."

Aku hanya mengangguk sambil mengusap-usap perutku yang rasanya dingin.

"Setiap hari aku akan membawakan bubur ke sini," ujar Madam Pomfrey sebelum meninggalkan Asrama Ketua Murid. "Untuk Miss Granger. Dan sekarang biarkan Miss Granger istirahat, dia akan tidur mungkin sampai malam nanti, atau mungkin malah besok. Kau bisa pergi belajar dulu, aku akan menaruh ramuan yang harus ia minum setelah bangun di samping mejanya beserta dengan cara penggunaan ramuan tersebut."

Tidak. Harus merawat Granger? Mimpi apa aku semalam?

.

.

Hermione

Awalnya aku mengira aku hanya tertidur beberapa menit. Karena aku terbangun ketika matahari sudah muncul—aku melihatnya melalui jendela kamar Malfoy.

Setelah melihat ramuan yang harus kuminum setelah aku bangun sekaligus cara pemakaiannya, aku langsung meminum ramuan tersebut. Aku ingin cepat sembuh, aku harus belajar lagi.

Oh, aku tidak muntah lagi. Aku sudah bisa menelan ramuan ini.

Lalu iseng kulirik jam. Sudah jam tujuh pagi. Sebenarnya aku ingin sekolah, tapi karena Madam Pomfrey tidak mengizinkanku, aku tidak berani. Itu akan berbahaya.

Aku berjalan ke luar kamar Malfoy. Hendak membuat segelas susu cokelat hangat dan roti bakar di pantry. Entah kenapa aku merasa sangat lapar. Mungkin wajar saja, mengingat aku selalu mengganti waktu makanku dengan belajar, belajar, dan belajar.

Baru saja aku keluar, tiba-tiba aku melihat Malfoy, tertidur di sofa.

Mengingat sekarang sudah jam tujuh, aku langsung membangunkannya. "Malfoy…"

Tapi Malfoy masih pulas.

Dan karena perutku semakin ganas, aku memutuskan makan dulu. Aku berjalan ke pantry, yang terletak membelakangi sofa. Aku bergegas membuat cokelat panas dan roti bakar.

Tiba-tiba pintu diketuk.

Aku berjalan pelan dan membuka pintu lukisan, pintu masuk Asrama Ketua Murid.

Dan betapa kagetnya Madam Pomfrey melihatku.

"Miss Granger! Kenapa tidak istirahat? Mana Mister Malfoy?"

Aku melirik Malfoy dengan ujung mataku. Malfoy masih tertidur pulas, dengan mulut terbuka dan air liur yang menetes di sudut mulutnya.

"Mister Malfoy!" seru Madam Pomfrey marah.

.

.

Draco

Aku baru saja bermimpi sedang berjemur di pantai. Sebelum ikan hiu tiba-tiba meloncat dari laut dan langsung memakanku hidup-hidup.

Lalu aku terbangun. Dan mendapati Madam Pomfrey yang sedang marah ada di hadapanku.

"Mister Malfoy, sekarang sudah jam tujuh!" seru Madam Pomfrey meledak. "Dan kenapa kau membiarkan Miss Granger bangun dari tempat tidurnya? Perutnya belum cukup stabil!" Lalu Madam Pomfrey beralih ke Granger sambil menyerahkan semangkuk bubur. "Miss Granger, sudah minum ramuan yang kuberikan? Jika sudah silakan makan bubur ini. Jangan makan apa-apa lagi selain ini."

Omelan Madam Pomfrey tentang kelalaian dan akibat yang ditimbulkannya tidak benar-benar kudengarkan. Aku sangat mengantuk. Aku baru tidur jam tiga pagi karena tidur di sofa itu benar-benar tidak menyenangkan. Aku tidak bisa tidur.

Belum lagi tugas patroli yang harusnya dilakukan oleh Granger, harus digantikan olehku! Huh!

Lalu, tiba-tiba saja Madam Pomfrey keluar dari kamar, dan Granger bertanya, "Mau tidur sampai kapan? Sekarang sudah jam setengah delapan, Malfoy."

Aku, yang sebenarnya hendak tidur lagi, langsung melompat. Rasanya seperti ditusuk sepuluh jarum suntik pas di pantat. "Hah? Yang benar saja?"

"Iya," kata Granger santai sambil menyendokkan sesendok bubur ke dalam mulutnya.

Aku berlari ke dalam kamarku, lalu mengambil seragam seadanya, lalu mulai mencuci muka, menggosok gigi, dan memasukkan buku pelajaran ke dalam tas. Roti bakar yang tadinya Granger masak untuk dirinya sendiri, kuambil saja.

"Sarapan pasti sudah selesai!" keluhku kesal.

"Kenapa kau bangun terlambat?"

"Patroli, dan aku tidak bisa tidur di sofa," jawabku seadanya.

"Kenapa tidak tidur di kamarmu?"

Aku juga tidak akan tidur di sofa kalau kamarku tidak kaupakai, Berang-berang!

TBC

Mind to RnR? Thank you very much! :D