Ternyata Kagami tidak jauh lebih baik daripadanya dalam berdansa. Ternyata tinggal di Amerika tidak banyak gunanya untuk belajar tarian yang lebih formal daripada hip-hop atau breakdance.
Kagami hanya mengutuk dirinya sendiri kenapa ia tidak belajar lebih dahulu, sementara dalam pesta pernikahan Satsuki yang akan datang, ia akan datang bersama Tetsuya dan pasti akan ada dansa bersama dan ia tidak ingin Aomine brengsek itu menertawakannya untuk tidak bisa menavigasi dirinya di dalam suatu pesta pernikahan.
["Momoi-san sudah mengajarkan Aomine-kun cara berdansa," Perjelas Tetsuya suatu hari, di bawah candu setoples cemilan vanila yang Taiga buat, bersandar dalam pelukannya. "Alasan mengapa Aomine-kun cuti bermain basket selama dua minggu, katanya. Kakinya sakit."]
Kagami berputar dan mengikuti irama waltz, dan sesekali tersandung akan barang-barang yang dia biarkan tercecer sendiri, tanda absensinya membersihkan rumah secara metodis yang biasa ia lakukan setelah Tetsuya berangkat mengajar ke taman kanak-kanak. Ia merasa sedikit konyol, seperti ini.
Namun ia terus berlatih. Dengan bayangan imajinari matanya. Tetsuya di sana, senyumnya, langkah kakinya.
Momoi- Satsuki, kini, tertawa riang sementara Daiki membawanya berputar di sekitar lantai dansa. Ia terlihat cantik dalam putih dan taffeta. Tetsuya sendiri terlihat tampan dalam warna biru dan setelan jas, kombinasi yang Kagami jarang lihat.
Kagami melonggarkan dasinya, dan menunggu saat itu datang, sembari menolak wine agar ia tidak terlihat memalukan.
Ketika saat itu datang, toh Tetsuya menerima ajakannya yang sedikit kikuk dengan senyuman yang tenang, bila tidak lebih benderang dari biasanya karena ia ikut bahagia untuk Satsuki.
Mereka berputar berdua dalam irama. Kagami berkonsentrasi penuh dalam menjaga kakinya sesuai dengan aturan, agar tidak menginjak kaki Tetsuya.
Hingga waltz itu berakhir dengan sukses, Satsuki menepuk tangannya melihat dua teman terbaiknya itu berdansa menghibur dirinya. Daiki, tetap dalam segala kekanak-kanakannya mencibir, kehilangan stok tawanya untuk sekarang. Kagami membiarkan dirinya merasa puas.
Hingga ia melihat Tetsuya, dengan senyum yang merekah langka daripada biasanya; membuat sesuatu dalam diri Kagami mungkin bergejolak.
Di tengah-tengah pesta, yang dapat Kagami lakukan hanya mengangkat buku-buku jari Tetsuya dan menyapukan tanda terimakasihnya di sana. Terimakasih untuk waltz ini, ia berucap.
Dan maukah kau berdansa sekali lagi?
