Es tipis mendentumkan irama. Pelan, tapi pasti, menyayat afeksi. Gelap menguasai, sepasang tangan kemudian terayun. Jerit sesal bergema, mengisi kekosongan dalam nafas yang tersisa.
Keputusan mutlak yang memaksa jiwanya terseret dalam takdir di kemudian hari.
Masih dalam aura dingin. Nafas terakhir habis. Sosok itu roboh dalam kegelapan, lenyap dalam penyesalan, jauh bersama angan yang membayang dalam keretakan persahabatan.
.......
Naga itu bernyanyi dalam singgasananya di surga beku. Nyanyian yang menyiratkan do`a.
.
Diam dalam fajar yang menggigil
.
Beku tubuhku perlahan engkau panggil
.
Aku dalam kekuatan bunga es abadi
.
Lebur dalam rongga jiwa yang tersesaki emosi
.
Aku persinggahan matimu
.
Sekarang dan selamanya dalam sesalmu
.
Aku dalam raga naga biru
.
Berpaling, membisu
.
Membiarkan semuanya berlalu
.
Aku,
Hyorinmaru
.......
Seulas senyum muncul dari bibir tipis taicho muda itu.
"Ah, ada apa Taicho ?, " tanya sang letnan, wanita cantik berambut pirang.
"Tidak apa-apa Matsumoto, " jawab taicho itu. Ada berlian yang redup di nuraninya. Kenangan yang pelan-pelan membayang dalam ketakutan.
Tangan taicho itu berhenti menulis laporan-laporan di paper work nya. Ada sesuatu yang melintas pelan di benaknya. Dikeluarkanya selembar kertas dan nama itu tergores. Nama yang tak asing.
Sojiro Kusaka.
Kata-kata yang sedikit banya menyiksa batinya, tapi juga membuanya tersenyum akan ingatan di masa silam. Yah...
(A/N : Entah napa ckarang gw suka banget bkin fic gaje yang pendek2 gene... ya ampun, jelek banget... but, mohon reviewnya ya... ^^ *digampar*)
