FAN FICTION
AUTHOR : SILENTPARK VINDYRA
TITLE : IDENTITY
CAST:
-) GAARA
-) MATSURI
-) KANKURO
-) TEMARI
OTHER CAST:
FIND BY YOURSELF!
DISCLAIMER:
GOD AND MASASHI KISHIMOTO-SENSEI
GENRE:
ROMANCE (MUNGKIN), FAMILY (MUNGKIN), FRIENDSHIP (MUNGKIN) DAN SEDIKIT SENTUHAN… ERR… YANG RED- RED GITULAH? (MUNGKIN, TAPI KAYAKNYA KURANG TERASA)
PLEASE ENJOY THE STORY…
DON'T LIKE IT? NO PROBLEM.
DIMOHON KRITIK DAN SARAN… ^_^
Hai! Kembali lagi bersama SilentPark Vindyra…! Hufft, lagi-lagi tipe orang dingin yang jadi pemeran utama di ff-nya Author. Habis mau gimana lagi, ya… author emang sukanya tipe-tipe yang dingin, sih… eh, tapi bukannya author nggak suka sama yang ceria dan penuh semangat, ya? #AuthorNgocehSendiri
Ya sudah… selamat menikmati fanfic ini… cekidot…
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ma… Matsuri…?"
.
.
.
DOR! DOR! DOR!
Bunyi tembakan menggelegar disepanjang jalanan sepi itu. Para Agen Rahasia berhasil menangkap pelaku pembunuhan berantai yang ada di kota Suna tersebut. Dengan mahir, seorang Agen yang memakai baju ala mafia wanita itu melesatkan tiga tembakan tepat di bagian paha sampai kaki penjahat tersebut.
"Kau sudah terpuruk, menyerahlah sekarang juga," ujar wanita tersebut.
"A-ampun… ampun… jangan menembakku lagi, jangan…" rintih penjahat itu sambil menangis.
"Aku tidak akan membunuhmu kalau kau menyerahkan dirimu baik-baik."
"A-aku tidak bisa! Kalau aku mengakui semuanya, aku akan dibunuh oleh bos-ku! Kumohon, biarkan aku bebas!"
"Hmm, sudah berapa nyawa yang kau hilangkan?"
"A-aku tak tahu…"
"Siapa nama bos-mu?"
"A-aku tak bisa memberitahu!"
"Maukah kau menyerahkan data-data mengenai organisasimu itu?"
"Ti, tidak!"
"Kalau begitu kau pantas mati, pecundang. Selamat tinggal."
"Ti- tidak! Kumohon, jangan! Tidaaaak…"
PTEEEES!
Yang ditembakkan bukanlah peluru asli, tapi peluru bius. Yang jelas pembunuh itu sudah diikat di pohon sambil tertidur lelap.
"Ini dia data yang ia ambil," ujar Agen itu datar.
Kembali Agen terbaik yang dimiliki Suna berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, dan sempurna. Dia telah mendapatkan kembali data rahasia tentang Suna, dan membereskan penjahat itu.
"Apa kau sudah mendapatkan datanya?" tanya salah satu rekannya yang menyusulnya.
"Iya. Semuanya lengkap," jawabnya tetap datar sambil menyerahkan data itu pada rekannya.
"Kau sungguh luar biasa seperti biasanya. Dan juga…" ucapannya tergantung, ia menunjuk si pelaku yang tertidur.
"Cepat telepon Rumah Sakit dan polisi untuk membereskan TKP," Agen luar biasa itu beranjak pergi menuju mobilnya.
"Cih, kau ini, tidak bisakah sekali saja kau tidak bersikap dingin padaku?"
"Kita ini cuma rekan di pekerjaan, bukan berarti kita berteman," jawabnya yang sudah siap mengendarai mobil.
"Hei! Tunggu! Aku belum naik!" tukas rekannya buru-buru sambil sibuk menelepon Rumah Sakit dan polisi.
"Tenang saja. Kita baru bisa pergi jika polisi dan tim medis sudah datang, 'kan?"
"Hhh… ya, ya…" rekannya hanya bisa menghela nafas.
"Jadi kurasa lebih baik kau berdiri disana saja, Mr. Roku. Atau harus kupanggil… Kankuro."
"Terserah padamu saja," jawab rekannya itu a.k.a Kankuro.
"Kau ini, cantik-cantik kok dingin begini, sih?" lanjutnya.
"Memang begini sifatku."
"Kurasa takkan ada laki-laki yang mau denganmu."
"Itu bukan masalah. Aku hanya ingin fokus pada karirku ini. Lagipula, pasangan hidup bagiku tidak terlalu penting."
"Cih! Lagi-lagi jawaban membosankan," jawab Kankuro sweatdrop.
"Tapi kau tetap wanita, jadi tetap berhati-hatilah," lanjutnya sambil berjalan menuju jendela depan mobil.
"Aku ini wanita yang berbeda, kau terlalu khawatir," jawab Agen itu menghela nafas.
"Justru karena kau berbeda, makanya aku khawatir. Aku sudah mengenalmu lebih dari 4 tahun yang lalu, jadi aku sangat mengerti tentangmu."
"Kau bicara seakan-akan kau ingin melindungiku."
"Iya, aku memang selalu ingin melindungimu. Makanya aku seperti ini. kau harus ingat itu… Matsuri."
"Hhh… Up To You…" jawab Agen luar biasa itu a.k.a Matsuri.
.
.
IDENTITY
.
.
"Kau sudah pulang, Nee-san?" sambut Temari, adik perempuannya.
"Yaah… hari ini cukup melelahkan," jawab Kankuro sambil meregangkan leher dan pundaknya.
"Mana pacarmu itu?" tanya Temari.
"Hah? Pacar? Yang mana?"
"Yang cantik itu, lho… gadis dingin itu."
"Oh, dia? Si Matsuri? Haha, dia bukan pacarku," ujar Kankuro tertawa kecil.
"Hmm, masa' sih? Dia terlihat begitu dekat denganmu," gumam Temari sambil berkacak pinggang.
"Benar, kok. Haah… cewek seperti dia tak mungkin memikirkan pasangan."
"Hmm, kurasa tidak juga."
"Aku bertaruh pendapatku seratus persen benar."
"Ya, ya…" jawab Temari menghela nafas.
"Tapi rasanya kau tertarik padanya?" lanjut Temari penasaran.
"Siapa yang tidak tertarik dengan dia? Cantik dan pintar. Wow, ideal bangeeet~"
"Oowh…" Temari mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Cantik dan pintar? Itu terlalu membosankan," sambar seseorang yang baru saja beranjak dari kamarnya, seorang pemuda yang… tampan.
"Oh? Hei, Gaara!" sapa Kankuro padanya a.k.a Gaara yang adalah adik laki-lakinya.
"Ternyata tipe perempuanmu yang semembosankan itu, ya?" tukas Gaara sambil tersenyum.
"Hei! Dia bukan cewek membosankan! Hanya terlalu sulit untuk didekati," jawab Kankuro sewot. Temari hanya tertawa kecil. Dia tahu, kakaknya suka pada wanita itu.
"Nee-san, kau ketinggalan zaman. Bukankah justru di abad 21 ini pria lebih menyukai tipe cewek jelata? Haha," ejek Gaara.
"Heh, orang yang belum mengerti apa-apa sepertimu lebih baik tidak usah komentar!" seru Kankuro menggerutu. Tawa Gaara semakin lebar melihat tingkah kakaknya yang sedang jatuh cinta.
"Oh, iya. Ada tetangga baru lho, Nee-san," ujar Temari yang baru ingat.
"Hmm? Tetangga baru?"
"Ya, di sebelah rumah. Aku sudah lihat, yang pindah itu seorang gadis belia. Cantik, lho."
"Benarkah? Secantik apa?"
"Pokoknya cantik, deh," jawab Temari meyakinkan.
"Apa secantik Matsuri? Atau lebih cantik?"
"Aku tak tahu. Aku bukan orang yang bisa membandingkan," ujar Temari sambil mengangkat bahu.
"Namanya siapa?" tanya Kankuro kembali.
"Kalau itu aku belum tahu," jawab Temari polos. Kankuro menggelengkan kepalanya.
"Hmm, sepertinya aku tahu," sambar Gaara.
"Oh? Siapa?" tanya mereka berdua bersamaan.
"Kalau tidak salah namanya… hmm…" Gaara mencoba mengingat.
"Ah!" serunya.
"Kalau tidak salah, namanya Matsuri."
SIIING…
Mendadak Kankuro terdiam.
"Ma, Matsuri…?" gumamnya heran.
"Nani? Matsuri?" Temari pun terkejut.
"Iya. Ada apa dengan nama itu?" tanya Gaara polos.
"Akkh?! Memang kau tak dengar percakapan kami sebelumnya?!" seru Kankuro. Gaara menggelengkan kepalanya.
"Namanya sama dengan rekan Agen Rahasia-ku itu! MATSURI!" lanjutnya sedikit bertenaga.
"Oh? 'Gadis ideal'-mu itu?" tukas Gaara. Kankuro mengangguk.
"Jangan-jangan… dia memang Matsuri rekanku?" duga Kankuro yang buru-buru ditepis Temari.
"Bukan, bukan dia. Namanya saja yang sama."
"Memang kau sudah lihat dengan jelas?"
"Hmm… aku tak terlalu ingat wajahnya, sih."
"Lalu darimana kau tahu dia cantik?"
"Ehehe… aku, sih, hanya mengikuti perkataan orang-orang saja…" ujar Temari seraya mengeluarkan cengiran lebarnya. Gaara dan Kankuro pun sweatdrop.
"Yeee… dasar sok tahu!" seru Gaara.
"Ya… maaf…" gumam Temari menggaruk-garuk kepalanya.
SIIING…
Sejenak hening…
"Sebenarnya…" tiba-tiba Kankuro berbicara.
"Nama 'Matsuri' itu hanya samaran saja," lanjut Kankuro.
"Maksudmu?" tanya Temari tak mengerti.
"Itu bukan nama aslinya. Sama sepertiku, aku dipanggil Mr. Roku di kantor. Mungkin saja tetangga baru itu bukan Matsuri yang itu, tapi yang benar-benar bernama Matsuri."
"Kurasa tidak juga. Siapa tahu dia memakai nama samarannya juga disini?" tukas Gaara.
"Hmm… sepertinya nama 'Matsuri' terlalu bagus untuk nama samaran. Iya 'kan, Gaara?" Temari menengok kearah Gaara.
"Mana aku tahu," jawab Gaara mengangkat bahunya.
"A, aku jadi penasaran…" gumam Kankuro pelan.
"Kenapa tidak kau cek saja, Nee-san?" saran Gaara.
"Iya juga, ya?" jawab Kankuro yang (pastinya) langsung beranjak menuju rumah sebelah, diikuti Gaara dan Temari.
*Mohon Tunggu Sebentar*
.
.
IDENTITY
.
.
Dengan keyakinan yang setengah-setengah, Kankuro akhirnya sampai di depan pintu pagar rumah, yang lebih pantas disebut kos-kosan. Temari dan Gaara tetap setia menemaninya.
"J-jangan-jangan salah tebak, nih?" gumam Kankuro terbata-bata.
"Sudah, cek saja dulu," jawab Temari dan Gaara bersamaan, dan Gaara yang melihat kegugupan kakaknya akhirnya tak bisa menahan tawanya.
"Hush! Jangan tertawa!" bentak Kankuro pelan. Gaara pun menutup mulutnya langsung.
Kankuro begitu berdebar. Apa benar tetangga baruku ini Matsuri, batinnya.
Karena gugup, Kankuro lebih memilih untuk tidak beranjak dulu dari tempatnya, diam di depan pagar kos-kosan itu padahal sang penjaga terlihat bingung karena Kankuro yang diam mematung disana.
1 menit…
2 menit…
5 menit…
10 menit…
30 menit…
1 jam…
"Nee-san, sampai kapan kau akan mematung disana?! Kami sudah menunggu terlalu lama, nih!" teriak Gaara yang mulai kesal.
Kankuro tidak menjawab, ia sedang fokus menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
"Nee-san~, mau berdiri terus sampai kapan, sih~?!" Temari pun ikut kesal.
Saat sedang mematung begitu saking gugupnya, tiba-tiba pintu dari kamar 07 terbuka.
KRIEEET.
Suara itu jelas membuat Kankuro terkejut dan semakin gugup.
GLEK.
Terdengar Kankuro menelan ludah. Bagaimana kalau itu dia, gumamnya.
KRIEEEET…
DHEG DHEG DHEG…
KRIEEEEET…
DHEG DHEG DHEG DHEG…
KRIEEEEEEEET…
DHEG DHEG DHEG DHEG DHEG DOOOR!
Saat pintu itu terbuka, yang keluar ternyata ibu-ibu berkoyo.
"HAAH?! Temari, Gaara, itu yang namanya Matsuri?!" teriak Kankuro tak percaya.
"Bukan, lah! Bukan itu…! Kan aku bilang cewek cantik…" balas Temari.
Ternyata satu pintu lagi terbuka, kali ini pintu nomor 14.
KRIEEEET…
DHEG DHEG DHEG…
KRIEEEEET…
DHEG DHEG DHEG DHEG…
KRIEEEEEEEET…
DHEG DHEG DHEG DHEG DHEG DOOOR!
Kali ini yang keluar bapak-bapak botak.
"OMG! MANA SI MATSURI-NYA, SIH…?!" teriakan Kankuro semakin lantang.
Satu lagi pintu terbuka, dari kamar 11.
Kankuro sudah tak peduli lagi, ia fikir Matsuri takkan keluar hari ini. tapi tiba-tiba suara yang mengejutkan terdengar Kankuro, Gaara dan Temari…
"Rasanya ada yang memanggil namaku?"
Kankuro menoleh. Matanya langsung terbelalak, sesosok gadis cantik keluar dari pintu bernomor 11 itu. Dan itu adalah…
"Ma… Matsuri…?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED…
YEAH! Akhirnya author selesai juga membuat ff ini! Ya ampun… benar-benar payah, deh! Padahal cerita ini sudah dibuat dari bulan lalu, tapi baru selesai sekarang! Haduuh… -_-"
Ya, sudahlah! Yang penting sudah selesai! Tapi untuk yang sekian kalinya author minta maaf ceritanya gaje dan akan lama update untuk chapter selanjutnya… tapi author harap kalian menikmatinya! Sampai jumpa lain waktu ya… XD
