MONARCHSHIPPING
.
Presented by
The Perverts Author ft The Innocent Author
.
CONTAINS!
Atem x Yami
Twincest! Or Else, Romance/Family Rated, K, T, M+
.
Serba-Serbi Author:
Sebelum kita memulai membuka korden (?) mari kita simak terlebih dahulu latar belakang pembuatan Fic yang satu ini…
The Perverts Author: -_- Kok nama gue Pervert?
The Innoncent Author: *tawa nista* Karena udah dasarnya otak punya u kan Bejat~ punya gue untung masih polos bwahahahhaha
The Perverts Author: =_= Dasar bocah kurang ASIN!
The Innoncent Author: Lha, Holla para Readers dan Author penghuni~ Kami berdua adalah Yin dan Yang pikiran manusia~ *nunjuk Pervert* dia pikiran bejat sedangkan saya *nunjuk sendiri* pikiran yang suci
The Perverts Author:*misah-misuh gaje*
The Innoncent Author: *mata berbinar* Fic ini adalah sebagian dari segelintir Drabble atau mungkin bisa One shot dan sebagainya tentang MONARCHSHIPPING! *semangat*
The Pervert Author: *nabuh Drum*
The Innoncent Author: Yupe, disini tersedia berbagai rated sepertinya pemirsa~ untuk membuat jelas akan ditampilkan Rated masing-masing chapter kok~ dan semoga saja ada lagi Author yang doyan Monarch Wahahhahaha~ karena aku sudah tergila-gila sama pair satu ini! *maniak mode ON* YEAAAAAAAAA~
The Pervert Author: Cerita ini adalah berbagai ide gila yang sengaja dipungut *nunjuk nama Author* dengan voting gila-gilaan di kelas dan presentasi lainnya—harap jangan lupa menyediakan sarung tangan tinju jaga-jaga kalau Fic ini jelek dan kalian dipersilahkan menghajar Author yang bertanggung jawab—karena kami sudah menyediakan peti untuk seterusnya, sekian dan terima kasih
The Innoncent Author: ACTIOOONNN! *bawa Toa*
The Teaser and Bed Problem
.
MonarchShipping
The Heartful Hearts
.
Atemu x Yami
.
Rated: Err—*ngak tahu* T Keatas
.
Atem selalu bergumam pada dirinya bahwa Yami adalah seorang penggoda yang ulung dan sangat terlatih—entah kenapa ia bisa mengemukakan hal seperti itu, Tapi apapun yang dilakukan Yami di depan matanya selalu dapat dengan mudah menggodanya setengah mati untuk segera menyerang pemuda manis tersebut dan menikmatinya layaknya makanan yang sangat lezat diatas meja. Tentunya Atem tidak bisa melakukan hal tersebut dengan mudah, mana mungkin seorang Pharaoh sepertinya dengan mudah dapat terengaruh oleh godaan polos Yami yang notabene adalah Adik kembarnya sendiri.
Ya—Dia terlalu menyanyangi sang adik sampai-sampai rasa sayang itu justru beralih pada sesuatu yang lain, ugh—memangnya apa salahnya ia mencintai saudaranya sendiri? Lagipula dibandingkan dengan para putri Istana dan penari Kerajaan, Yami-nya jauh lebih unggul dan menandingi kecantikan mereka semua.
Atem menghela napas—Jangan sampai Yami memulai aksi teaser-nya itu lagi di hadapannya, karena ia tidak tahu kapan ia bisa menahan dirinya tidak langsung menyeret Yami untuk memuaskan diriya—Hell!
Kriieett!
"Oh—Atem, Kau baru saja kembali dari Ruang Tahta,eh?" ucap sebuah suara yang memanggil Atem tepat setelah ia membuka pintu ruangan kamar pribadinya
Atem melirik kearah sumber suara dan mendapati Yami kini sudah berada di ruangannya, Ia tidak seperti Atem yang masih mengenakan perhiasan dan juga jubah biru miliknya—Yami tidak mengenakan perhiasan apapun ditangan dan ia juga sudah melepas jubah merah miliknya, ia kini terbalut hanya mengenakan pakaian putih polos bersandar di tempat tidur Atem dengan santai. Kamar Yami terletak disudut lain Istana, tetapi Yami sering memprotes betapa kamarnya terasa begitu dingin dan sering sekali menyelinap masuk ke kamar Atem dengan alasan kamar kakaknya jauh terasa lebih hangat dibandingkan kamarnya—awalnya Atem tidak keberatan Yami tidur bersama dengan dirinya, tapi seiring waktu berubah dan kini ia sudah mencapai puncak maturalisasi, tentunya hal ini bisa menjadi masalah untuk Atem yang tidak dapat menahan sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya.
"Yami—bukankah sudah ku katakana untuk tidur di kamarmu sendiri…" sahut Atem menghela napas memandangi penampilan Yami saat ini—RA! Pakaian yang dikenakan Yami tampak mengakses mata Atem dengan mudah mengagumi kulit putih mulus milik kembarannya itu belum lagi posisi kaki Yami yang dapat membuat Atem dengan mudah melihat paha mulus Yami—what the hell! Atem! Kendalikan pikiranmu! Batin Atem dengan penuh perjuangan
Yami melirik Atem menaikan alis "Memangnya kenapa? Lagipula dulu kau sama sekali tidak keberatan kan aku sering menumpang disini Atem—Kamarku itu dingin kau tahu…" sahut Yami dengan sebal sebelum kemudian merentangkan tubuhnya dan berguling-guling di ranjang hangat Atem yang berbalut selimut berwarna merah, Yami segara memeluk bantal terdekat sambil menggumam pelan "…Aku jauh lebih betah disini karena disini sangat hangat~"
"Dulu memang aku tidak keberatan—Tapi itu dulu Yami…" sahut Atem sama sekali mengabaikan pikirannya yang saat ini sedang menjerit—RA! Apa itu Yami atau malaikat yang ada diatas ranjang saat ini! Hei—Pharaoh, tidak perlu basa-basi lagi! Kita nikmati saja! "…Sekarang kau harus tidur di tempatmu…" tambah Atem menarik bantal yang dipeluk Yami sambil menunjuk pintu keluar dengan berat hati
"Bagaimana kalau aku tidur disini!" sahut Yami menolak perintah Atem "Aku tidur disini sedangkan kau tidur ditempatku Atem—Perjanjian yang menguntungkan kan? Kau tidak perlu lagi mengusirku karena mulai saat ini dan detik ini, tempat ini adalah kamarku~" tambah Yami dengan mata Crymson yang cemerlang menatap Atem
Atem menghela napas "…Tidak, Ini kamarku…" tolak Atem tidak menyetujui pernyataan Yami
Yami mengembungkan pipinya sebal dengan ucapan penolakan Atem mengenai usulnya—Tapi ia sama sekali tidak mau mengalah, Kalau Atem tidak mau bertukar kamar dengannya maka ia harus bisa membuat Atem mengijinkannya tidur di kamar ini bersamanya—seperti layaknya waktu mereka kecil.
"Kalau begitu—!"
"Keluar, Yami…"
"Tapi—!"
"Sekarang…"
"Aku mau tidur disini, Atem! Yang Tua seharusnya mengalah pada yang masih muda!"
"Yami… Kita itu Kembar! Usia kita sama!"
"Tapi kau lebih Tua—Jadi seharusnya kau mengalah~"
"Aku menolak…"
"Tapi waktu kecil kita kan selalu tidur bersama—!"
"Itu dulu Yami…"
"Memangnya sekarang kenapa?" tanya Yami menatap Atem "Bukannya sama saja kalau kita tidur bersama?"
Atem memandangi wajah Yami yang menatapnya dengan obsevatif saat ini—tatapan mata Crymson itu terlihat begitu imut dimata Atem saat ini dan ekspresi wajah itu.
"…" Atem hanya diam seribu kata masih memandangi wajah Yami dengan pikiran yang masih melayang kemana-mana
Yami memandanginya sambil menaikan alis sebelum kemudian meraih tangan Atem dan menariknya ke ranjang—hal ini tentunya sempat membuat Atem kaget tidak menyadari kalau Yami akan menggunakan kesempatan ini untuk menarik lengannya. Tubuh Atem langsung ambruk diatas ranjang yang sangat empuk dan bukan hanya itu saja, Yami yang tidak mengetahu bahwa saat ini Atem sedang mengalami perdebatan dengan hati nuraninya sendiri langsung memeluk tubuh Atem, menempatkan kepalanya dengan nyaman dibawah dagu Atem bersandar dengan bahunya yang kekar sambil menggumam pelan—posisi seperti ini sudah biasa bagi Yami, karena sewaktu mereka kecil juga mereka tidur seperti ini—tidur dengan nyaman dengan posisi sepert ini.
"…Y—Yami…" panggil Atem berusaha membangunkan Yami
"Hmmm… Nyam… Hangat…" gumam Yami dalam tidurnya sambil memeluk Atem layaknya bantal yang sangat empuk dan tentunya sangat hangat baginya
Atem hanya mendesah pelan sambil memandangi wajah tidur Yami ditangannya—terlihat begitu innoncent dan cantik, tentunya ia selalu ingat semasa kecil ia selalu menjadi orang yang memperhatikan wajah tidur Yami di sampingnya… tangan mereka yang saling berpegangan satu sama lain dengan sangat erat dan tentunya kebersamaan diantara keduannya membuat mereka merasa selalu aman berada bersama satu sama lain. Di pemikirannya, Atem ingin segera beranjak dari tempat tidur kemudian membopong Yami kembali ke tempatnya—tapi, melihat ekspresi Yami yang tidur ini dan juga sepasang tangan yang merengkuhnya dengan kuat membuat Atem dengan sangat terpaksa membatalkan niatnya. Ha—Ah, mau bagaimana lagi? Ia tida bisa melawan wajah manis seperti itu—ditambah lagi sisi lain pikirannya berbisik kepadanya—Kesempatan ini tidak akan pernah datang lagi di waktu yang akan datang, gunakan sebaik-baiknya, dia juga masih tertidur kan?
Atem tersenyum kecil—sepertinya pikirannya memang benar, Yami masih tertidur dan ia pasti tidak akan menyadari apa yang ia lakukan kan? Maka dengan sangat perlahan Atem membelai rambut Yami sebelum kemudian mengecup pelan bibir Yami sambil menggumam pelan sebelum terlelap "…love you…Yami…"
The Innoncent Author: YOSH! Gimana-Gimana? *ngibasin rambut* bagus kan?
The Pervert Author: sesuai janji kami sudah menyediakan sarung tangan tinju seharga Rp. 6.000.000 untuk 1 menit pemakaian *mata duitan* jadi silahkan bagi yang berminat~
The Innoncent Author: EDAN! U kira ni ladang duid! NO KAKUZU MODE ON! Bagi para senpai—mohon kritikannya~ *bows* See u next~
