Would you know my name...
Àpakah kau akan mengetahui namaku...?
Hanya kata itu yang terngiang didalam kepalaku saat ini...
Lima belas tahun kau meninggalkanku bersama ibu...
Akankah kau tahu siapa aku?
Akankah kau mengenali siapa aku?
Dan akankah kau memanggilku seperti dulu? Seperti yang selalu ada didalam ingatanku tentangmu yang sangat sedikit...
Aku membencimu...
Membencimu dari lubuk hatiku yang paling dalam...
Sebenci apapun aku terhadap seseorang, tidak akan melebihi kebencianku padamu...
Tetapi-
Title : Tears in Heaven (Remake Version I'm Your Son)
Rated : T
Genre : Angst/Family
Main Character : Naruto, Minato, Sasuke
Disclaimed :
Tears in Heaven © Me
Naruto © Masashi Kishimoto
Tears in Heaven (Song) © Eric Clapton
Warning : Gaje, OOC, AU.
Chapter 1, Would you know my name?
.
"Uzumaki-sama...?" Perempuan yang memakai jas hitam formal dan rambut hitam panjang yang terurai begitu saja itu terlihat malu-malu menatap sang laki-laki berambut kuning yang ada didepannya, yang saat ini berkutat dengan laptop miliknya. "Kita akan tiba di Konoha sebentar lagi..."
"Sudah aku katakan..." Mata biru langit itu menatap kearah mata abu-abu sang perempuan. "Panggil aku Naruto saja Hinata-chan... Sudah berapa tahun kau menjadi asistenku?"
"T-te-tetapi Uzuma-"
"Hinata-chan..." Lelaki berambut kuning itu hanya menatapnya dengan senyuman hangat, sehangat matahari yang kontras dengan warna rambutnya.
"B-baiklah, N-Naruto..." Walaupun terbata-bata, ia berhasil membuat sang gadis yang selama 10 tahun selalu bersamanya itu mengucapkan namanya. Seperti mengajarkan anak kecil mengeja saja... Pikirnya.
Naruto Uzumaki, 18 tahun seorang pencipta lagu yang terkenal dan dianggap sebagai jenius dalam bidang musik. Memulai karirnya sejak berusia 15 tahun, dengan bantuan Hinata Hyuuga yang merupakan sahabat dan juga asistennya. Memiliki kekayaan yang berlimpah yang tentu saja hasil dari kerja kerasnya selama 3 tahun, dan juga memiliki wajah yang bisa dikatakan sangat tampan dengan rambut kuning yang memang sedikit ia buat berantakan, dan juga warna biru langit yang menghiasi iris matanya.
Kehidupannya terlihat sempurna dengan kekayaan yang berlimpah dan juga wajah yang tampan. Tetapi, tidak akan ada yang namanya hidup sempurna. Dibalik semua kesempurnaan itu, Naruto selalu merasakan sesuatu...
Lubang yang selalu menganga didalam hatinya, yang tidak akan pernah bisa sembuh apapun yang terjadi...
Dan karena itulah ia kembali ke tanah kelahirannya Jepang, yang sudah ia tinggalkan selama 15 tahun lamanya itu bersama dengan Hinata yang selalu ada disampingnya.
"N-Naruto..." Suara Hinata membuyarkan lamunan Naruto yang sedang melihat kearah jendela pesawat itu. Menatap kearah pulau yang akan menjadi tempat tinggalnya mulai sekarang.
"Ada apa Hinata-chan?"
"Kenapa kau memutuskan untuk meninggalkan Paris...? Dan memilih untuk kembali ke Jepang, ke Konoha...?" Pertanyaan dari Hinata tidak langsung dijawabnya.
...
"M-maafkan aku..." Hinata tahu Naruto tidak akan mau menjawab pertanyaannya jika menyangkut hal itu. Bahkan menjadi sahabatnya selama 10 tahun bukan berarti ia tahu semua hal tentang Naruto. "Kalau kau tidak ingin menjawabnya, jangan memaksakan dirimu..."
"Bagaimana kalau kita bermain tanya jawab?" Kata Naruto sambil tertawa lebar dan memangku dagunya dengan sebelah tangan. "Jawab pertanyaanku dalam waktu 5 detik, dan setelah kau menjawab kau boleh menanyakan satu hal padaku dan tentu saja aku akan menjawabnya dalam waktu 5 detik..."
"E-eh?"
"Permainan dimulai! Pertanyaan pertama, siapa namamu?"
"E-eh?"
"Waktu berjalan Hinata-chan~"
"Hinata Hyuuga! Siapa namamu?"
"Uzumaki Naruto, berapa umurmu?"
"17 tahun, apa pekerjaanmu?"
"Pencipta lagu, sudah berapa lama kau mengenalku?"
"10 tahun, apa yang akan kau lakukan sekarang?"
"Melakukan hal bodoh seperti pindah ke Jepang dan meninggalkan cita-citaku, apakah kau mau menungguku menceritakan semua masalahku padamu?"
...
Hinata terdiam mendengar pertanyaan Naruto. Ia tersenyum dan mengangguk pelan kearah sahabatnya itu.
"Ya, aku akan menunggumu. Apakah kau tidak berbohong padaku?"
"Tentu saja tidak, karena kau adalah sahabatku!" Mereka berdua hanya tertawa keras menyadari betapa kekanak-kanakannya mereka dengan semua permainan itu.
[We have not reached our destination. The local time is 13.00 and the temperature lies at a comfortable -5°C. We hope you enjoy your stay and thank you for flying with us today.]
...TiH...
"Aaaah, Jepang!" Naruto tampak sangat letih. Tentu saja, perjalanan yang memakan waktu hingga 10 jam pasti menguras habis tenaganya. Ditambah lagi dengan setumpuk pekerjaan yang harus ia selesaikan walaupun berada didalam pesawat.
"Jiraiya-sama sudah memesankan hotel untuk kita..." Hinata dengan cepat mengambil IPAD dari tasnya dan melihat jadwal yang harus ditepati oleh Naruto. "Setelah itu, kau harus menyerahkan gubahan lagu yang baru saja kau ubah kemarin..."
...
"Naruto...?" Hinata menatap Naruto yang tidak menjawab pertanyaannya dan menemukan sahabatnya itu hanya memandangi sebuah papan reklame yang memampangkan wajah seorang laki-laki berparas tampan dengan rambut berwarna kuning sama seperti warna rambut Naruto.
Namikaze Minato
Lagi-lagi ketika Naruto melihat nama itu ia akan melupakan semua yang ada disekelilingnya. Begitu juga 3 bulan yang lalu sebelum mereka berada disini, nama itu juga menjadi alasan Naruto untuk pindah ke Jepang.
Namikaze Minato, sang komposer terkenal yang namanya sudah mendunia sejak 15 tahun yang lalu. Ia juga merupakan pencipta lagu yang sudah terkenal dan tidak diragukan lagi kemampuannya. Jika dilihat, Hinata bisa mengatakan kalau banyak sekali kemiripan antara mereka berdua.
-Mungkinkah karena ia adalah ayah Naruto?
Tidak...
Yang ia tahu dari Naruto adalah, laki-laki itu pernah bercerita ayahnya sudah meninggal ketika usianya beranjak 3 tahun. Makanya Kushina, ibunya yang meninggal 3 tahun kemudian membawanya ke Paris dan merawatnya sendirian disana. Mungkin itu hanya kebetulan semata.
"Naruto, mau sampai kapan kau disini?" Hinata menepuk pelan pundak Naruto dan tersenyum kearahnya.
"A-ah, maaf Hinata-chan ayo!"
Senyumannya yang tak pernah lepas dari wajah putihnya. Hinata bahkan tidak pernah melihat mata biru itu mengeluarkan cairan bening yang disebut air mata itu.
Ya, tidak pernah sama sekali...
...Naruto POV...
"Benar-benar melelahkan..." Aku merebahkan tubuhku begitu saja tanpa mengganti baju kemeja putih yang sudah kupakai errr- mungkin 15 jam lamanya jika ditambah ketika aku harus mengerjakan pekerjaan 5 jam sebelum keberangkatanku ke Jepang.
Aku menguap sebentar ketika menatap kearah etalase yang ada diluar jendela hotel itu. 'Namikaze Minato' kenapa semua tempat dipenuhi oleh nama orang itu! Aku tidak ingin mendengar nama itu, aku tidak ingin melihat nama itu apalagi untuk melihat wajahnya!
...
Aku seperti orang bodoh saja, marah-marah sendiri tanpa ada orang yang aku marahi. Tidak- aku sebenarnya marah pada diriku sendiri.
Kenapa kau ada disini?
Kenapa kau meninggalkan tempat ibumu membesarkanmu!
Kenapa kau malah pergi ketempat laki-laki yang sudah membuangmu dan juga ibumu itu!
Kenapa kau malah pergi ke negara yang pasti akan mempertemukanmu dengan laki-laki itu!
Tetapi, bagaimanapun aku hanya ingin melihatnya...
Laki-laki yang sudah meninggalkan ibu dan juga aku...
"Ayah..."
...Normal POV...
"Naruto, aku tidak tahu kalau kau membuat rencana ini!" Hinata langsung menghampiri Naruto yang sedang menyantap omelet di restoran yang ada dilantai bawah hotel itu.
"Ah, Ohaiyou Hinata-chan!"
"Kapan kau membuat rencana seperti ini?" Hinata menunjukkan schedule diluar perhitungannya sebagai asisten sang penggubah lagu itu.
"Maksudmu 'menjadi dosen lepas di Universitas Konoha' itu?" Naruto menyendok omelet itu masuk kedalam mulutnya sambil melihat Hinata yang mengangguk. "Jii-san mendapatkan permintaan ketika mereka tahu kalau aku akan pindah ke Jepang. Hanya dosen lepas, lagipula aku hanya akan mengajar mahasiswa tingkat 1..."
"Lain kali katakan padaku sebelum kau menambahkannya ke jadwalmu Naruto..." Hinata hanya menghela nafas panjang dan mengutak-atik I-padnya lagi. "Aku harus menyusun ulang jadwalmu sekarang..."
"G-Gomenne Hinata-chan, habisnya kau sudah sibuk dengan semua schedule yang harus kau atur. Kukira tidak akan apa-apa kalau tidak memberitahumu..." Naruto hanya mencoba untuk meminta maaf atas kebodohannya.
...Naruto's POV...
"Uhm..." Aku merenggangkan tanganku mencoba untuk melemaskan sendi-sendi yang kaku karena terlalu banyak berada didepan laptop kesayanganku ini. Tetapi, bagaimana tidak aku harus segera menyelesaikan semua pekerjaan ini. Dan setelah ini aku juga harus berangkat ke Universitas Konoha untuk memulai kehidupanku sebagai seorang dosen lepas.
"Yosh, semangatlah Naruto!" Aku menyemangati diriku sendiri dan berdiri setelah menutup laptop yang ada dihadapanku. Aku segera bergegas keluar apartment dimana sepedaku diparkirkan disana.
Kenapa aku memakai sepeda?
Bukannya aku pelit, tetapi aku tidak suka terlalu memperlihatkan semua yang aku punya. Itu benar-benar sangat tidak penting...
...Normal POV...
Universitas Konoha...
Siapa yang tidak mengetahuinya? Satu-satunya Universitas di kota Konoha yang cukup terkenal di Jepang. Beberapa fakultas yang sudah diakui ada disini. Tetapi, satu fakultas yang terkenal disini adalah dibidang Musik.
Laki-laki berambut kuning itu menghentikan sepedanya perlahan dan memandangi semua yang ada disekitarnya.
"Tidak berbeda dengan yang aku bayangkan...! Tempat ayah dan ibu bertemu..." Naruto tersenyum dan menghentikan sepedanya diparkiran yang ada disana. Ia menatap semua mahasiswa yang baru saja masuk kedalam gedung dan beberapa yang masih ada diluar.
"Baiklah, aku harus mencari jurusan musik..."
Sementara Naruto berjalan kedalam kampus, sebuah mobil sport hitam berhenti didepan gerbang kampus. Sosok laki-laki berambut hitam dengan warna iris mata onyx itu terlihat berada didalam mobil bersama seseorang yang berambut hitam panjang mirip dengan lelaki itu.
"Baiklah Sasuke, aku hanya mengantarmu sampai sini..." Laki-laki yang terlihat lebih tua itu hanya menatapnya setelah melepaskan kacamata hitam yang menutupi mata onyxnya itu.
"Hn..." Hanya itu yang menjadi jawaban dari laki-laki bernama Sasuke itu. Ia membuka pintu dan berjalan keluar mobil.
"Otou-san menunggu kita dirumah jangan kemana-mana..."
"Iya-iya..." Sasuke hanya menggaruk kepala belakangnya dan menguap sedikit. Ia berjalan kedalam kampus diiringi oleh suara siswi-siswi yang ada ditempat itu.
"Itu Sasuke-kun, kyaaa!"
"Sasuke-kun!"
Dan semua teriakan yang sebenarnya membuat yang bersangkutan menjadi pusing. Ia tidak mau ambil pusing dan langsung berjalan cepat menuju kedalam ruangan kampus.
...TiH...
"Semuanya sudah selesai..." Naruto berjalan disekitar koridor. Beberapa orang melihatnya, dengan tatapan tersipu-sipu karena wajahnya yang memang tampan menurun dari ayahnya. "Lalu, dimana kelas pertamaku mengajar...?"
NYUT!
"Ugh..." Naruto memegangi kepalanya dan mencoba untuk memejamkan matanya sejenak. Rasa mual dan pusing melandanya lagi. Ia selalu merasakan hal itu sejak 5 tahun yang lalu. Ia tahu kenapa, tetapi ia hanya tidak ingin mengatakannya pada siapapun.
Tentang semua penyakitnya-
Dan juga tentang alasannya kenapa ia bersikeras ingin segera pindah ke Jepang.
"Oi, kau tidak apa-apa?" Suara yang asing itu membuat Naruto refleks menoleh keasal suara. Laki-laki berambut hitam yang bernama Sasuke itu.
"Siapa kau?"
...
"Katakan namamu sebelum kau menanyakan nama orang..." Jawab laki-laki itu dingin dan ketus.
"Apa hakmu untuk menyuruhku?"
"Memang kau tidak tahu siapa aku?" Jawabnya lagi.
"Haruskah aku mengetahui siapa kau?" Naruto menaikkan sedikit alisnya dan menatap laki-laki itu. Sasuke, tidak ada yang tidak mengenal anak itu. Ia adalah seseorang yang terkenal jenius dan juga pangeran kampus. Ia sangat cerdas hingga pihak kampus memperbolehkannya memilih jurusan yang ia inginkan di Konoha itu, mengingat nilainya yang sempurna. Lalu, ia adalah anak dari orang kaya, dan tampang? Jangan ditanya, jika tidak ia tidak akan mungkin dijuluki pangeran kampus.
"Pft... Ahahaha..." Sasuke hanya tertawa lepas, salah satu hal yang tidak pernah ia lakukan selama ini. "Sepertinya kau mahasiswa baru disini... Namaku Sasuke, Uchiha Sasuke..."
"Naruto, Uzumaki Naruto..." Ia hanya tersenyum tipis melihat laki-laki yang ada didepannya itu. "Aku ingin mencari kelas musik..."
"Ah, kebetulan aku sedang menuju kesana bagaimana kalau kita bersama-sama menuju kesana?" Sasuke menunjuk kearah jalan yang berada didepan mereka.
"Baiklah kalau kau tidak keberatan..." Naruto hanya tersenyum dan berjalan mengikuti Sasuke yang sudah ada didepannya.
...TiH...
"Baiklah, ini dia kelas kita..." Sasuke berjalan masuk kedalamnya dan suara bising langsung merayap ketelinga Sasuke maupun Naruto.
"Oi Sasuke, lama sekali!" Shikamaru, laki-laki berambut hitam dikuncir sedikit keatas itu terlihat ogah-ogahan menyambut temannya.
"Heee, siapa laki-laki keren berambut kuning yang ada dibelakangmu itu?" Perempuan berambut panjang dan berwarna krem itu hanya bisa tersipu melihat Naruto.
"Mahasiswa baru?"
"Tidak kok..." Naruto memotong omongan Sasuke dan berjalan menuju ke meja yang ada didepan papan tulis, mengambil mike yang ada disana. "Baiklah, aku akan memperkenalkan diriku... Namaku, Uzumaki Naruto 18 tahun. Dan aku akan mengajar dikelas ini mulai sekarang!"
...
Suasana dikelas itu sejenak sepi, Naruto yang mengangkat tangannya ketika perkenalan hanya bisa bingung melihat para muridnya tidak bereaksi sama sekali. Tetapi, bukannya tidak beraksi tetapi 'belum' bereaksi. Mereka harus mencerna kata-kata yang keluar dari bibir seorang Uzumaki Naruto sebelum akhirnya bisa mereka artikan laki-laki berambut kuning dengan mata biru emerald yang usianya sama dengan mereka itu adalah salah satu dosen mereka.
"HEEE?"
...TiH...
"Tidak kusangka kau adalah pengajar disini..." Sasuke berjalan bersama dengan Naruto menuju ke kantin kampus itu. Entah kenapa, sejak pertemuan mereka pertama kali Sasuke merasa cepat sekali bisa akrab dengan sosok Naruto. Begitu juga denga Naruto yang menganggap Sasuke sudah sebagai teman dekatnya.
"Karena walau bagaimanapun usiaku sama dengan kalian..." Naruto hanya tertawa lepas menggaruk kepala belakangnya. "Tetapi anggap saja aku teman kalian jika diluar kelas..."
"Aku juga tidak merasa harus menghormatimu..." Sasuke melihat Naruto yang saat itu terlihat kesal mendengar kata-kata Sasuke.
"Huh, kata-katamu kejam Teme!"
"Dasar dobe..."
"Apa kau bilang?"
"Do-be..."
"Ugh, dasar teme!"
...TiH...
"Apakah ada sesuatu yang menyenangkan Naruto?" Hinata yang melihat Naruto yang baru saja pulang dan terlihat berbunga-bunga hanya bisa tertawa kecil.
"Kehidupan di kampus itu menyenangkan jika dijalankan perlahan-lahan..." Naruto hanya tertawa mendengar kata-katanya sendiri. Ia memang sangat singkat berada di jenjang kuliah. Lima belas tahun ia sudah bisa lulus pada tingkatan SMA dan hanya butuh waktu 2 tahun untuk menyelesaikan kuliah. Dan tentu saja dengan diselingi pekerjaan menciptakan lagu itu.
"Baguslah kalau kau menikmatinya Naruto..." Hinata hanya tersenyum senang melihat sahabatnya itu. "Lalu sekarang kau mau kemana?"
"Aku ada janji dengan yang lainnya..." Ya, Naruto sudah berjanji dengan teman-teman atau bisa dikatakan murid-muridnya untuk berjalan mengelilingi Konoha hari ini.
"Eh tapi Naruto sebentar lagi-"
BRUGH!
Hinata tersentak mendengar suara itu. Ia menoleh dan mendapati sahabatnya itu, tergeletak tak sadarkan diri.
"N-Naruto!"
...TiH...
...
Gerakan pena yang menari diatas partitur itu terhenti. Seorang laki-laki berambut kuning, mirip dengan Naruto itu hanya bisa menatap kearah jendela yang ada disampingnya.
"Minato-san?" Suara itu membuyarkan lamunan sesaatnya. Ia menatap laki-laki berambut hitam raven panjang yang ada didalam ruangannya sekarang.
"Itachi..." Laki-laki bernama Namikaze Minato itu hanya tersenyum melihat pemuda itu. "Sudah aku katakan untuk memanggilku Otou-san bukan?"
"Ah benar juga... Ma-maaf Otou-san..." Itachi Uchiha, laki-laki yang bersama dengan Sasuke pagi ini hanya bisa menggaruk dagunya pelan. Itachi adalah kakak dan Uchiha Sasuke, dan juga anak dari Namikaze Minato.
Yah, tambahkan menjadi anak angkat. Ia dan Sasuke diadopsi oleh Minato ketika usianya 13 tahun dan Sasuke 3 tahun. Minato sangat menyayangi mereka seperti mereka adalah anak kandungnya. Memang, orang tua Itachi dan Sasuke yang sudah meninggal adalah sahabat baik dari Minato. Dan ketika orang tua mereka meninggal, Minato dengan senang hati merawat mereka ketika itu.
Walaupun Itachi tahu, kalau saat itu Minato sedang bersedih karena anak dan isterinya yang menghilang dan dikabarkan meninggal saat itu.
DRAP... DRAP... DRAP...
Suara berisik itu memecahkan keheningan ruangan itu. Mengetahui siapa dalang dari keributan itu, Itachi langsung membuka pintu dan melihat adiknya yang berlari kebawah.
"Oi bakka Ototou, jangan berisik kau mengganggu Otou-san!"
"Biarkan saja, aku ada janji dengan temanku..." Sasuke tidak bisa memperlambat langkahnya dan berjalan menghampiri ayahnya.
"Oke, aku berangkat Otou-san, bakka Aniki!" Setelah menundukkan kepalanya sedikit kearah Minato dan Itachi, Sasuke akan membuka pintu.
"Tumben kau senang sekali hari ini Sasuke-kun?" Minato menatap anak bungsunya itu dengan tatapan heran. Ia tidak pernah melihatnya seceria itu sebelumnya.
"Aku ingin pergi dengan dosenku otou-san..." Sasuke berhenti ketika Minato menanyakan hal itu, dan melanjutkannya kegiatannya kembali.
"Dosen?" Itachi dan Minato hanya bisa mengangkat alisnya sebelah mendengar kalimat itu.
"Ah, dosen baru kami... Usianya sama sepertiku dan yang lain. Hari ini kami ingin merayakan kedatangannya..."
"Delapan belas tahun sudah menjadi dosen?" Itachi berdecak kagum mendengarnya. "Coba kalau kau seperti itu bakka ototou..."
"Diamlah Aniki!"
"Siapa nama anak itu?" Minat mencoba untuk melerai kedua anaknya itu dan hanya tertawa saja.
"Naruto, Uzumaki Naruto..." Jawab Sasuke sebelum berdiri dan membenahi semua yang ia gunakan.
...
Minato hanya bisa diam mendengar nama itu. Itachi yang melihat ayahnya itu termenung kembali hanya bisa diam melihatnya.
"Otou-san, kau tidak apa-apa?"
"Ya, sepertinya aku pernah mendengar nama anak itu... Tetapi dimana ya..." Minato hanya bisa memiringkan kepalanya sambil berfikir. "Dan... Aku merasakan kerinduan yang sangat dalam..."
Angin berhembus menyibakkan map yang berisi partitur musik yang dibuat Minato. Sebuah bait tampak terukir disana, sebuah lagu yang sedang ia buat saat ini.
If I saw you in Heaven...
Jika aku melihatmu di surga nanti...
Akankah aku mengenalmu...?
Kekasih yang tak pernah bisa aku ingat...
Tetapi, walaupun aku tidak bisa mengingatmu...
Rasa cinta ini akan terus ada didalam diriku...
~~~OoO~~~
Oke, ini adalah Remake Version dari 'I'm Your Son' lebih teratur (mungkin?) Dan mungkin bakal lebih panjang ' 'a disini semua ceritanya diubah, tapi inti cerita tetap sama :). Tetapi gaje, abal, jelek, dan sok dramatisir...
Silahkan kalau mau di flame atau bahkan dicaci maki...
Tapi kasih alasan dan masukan ya :D tentu saja Review juga~
Dan mungkin disini bakan jadi SasuNaru atau bahkan ItaNaru, jadi yang kaga suka Yaoi dipersilahkan untuk keluar -_-" disini juga dengan sangat paksa memaksa, Itachi dan Sasuke bakal gw transfer jadi anak angkat Minato dulu...
Yosh, cukup basa basi...
Oh iya, yang dicetak miring, bold, sama underline itu dari lyric Tears in Heaven yang juga jadi judul ffic ini :D
So~
R
N
R
Please~~
