Apa kau peduli kalau orang-orang mengataimu single? Pada umumnya, single itu sebuah prinsip. Masalahnya, kalau kau memegang prinsip itu seumur hidup bisa dijamin kau akan mati mengenaskan nantinya.

Cho Kyuhyun single bukan karena ia jelek. Oh tentu saja, aku berani bertaruh. Ia sangat tampan. Dia single juga bukan karena ia miskin. Jelas saja, ia calon pewaris dari salah satu perusahaan besar di Korea, bagian mananya yang miskin. Bodoh? Tentu tidak. Dia selalu ikut serta dalam olimpiade matematika.

Alasan utama dia single adalah dia terlalu pemilih. Dia mencari gadis yang sesuai dengan kriteria istri idaman miliknya.

Usianya baru tujuh belas. Mungkin agak keterlaluan kalau dikatakan ia mencari istri, tapi ia memang hanya berencana memacari satu gadis sampai ke pelaminan nanti.

"Donghae-hyung," panggil Kyuhyun saat melihat seorang pemuda melangkah melewatinya.

Pemuda di depannya hanya menghentikan langkahnya tanpa menengok ke arah Kyuhyun. "Bantu aku, Kyuhyun-ah," ucapnya kali ini.

Kyuhyun bergegas menuju Hyungnya dan mengambil beberapa karton di tangan Donghae.

"Aku mengerti kenapa tubuhmu pendek, Hyung."

"Bicara sekali lagi, kupatahkan lehermu," ujar Donghae dengan lebih leluasa karena bebannya sedikit hilang.

Ketika mereka melewati beberapa gerombolan perempuan, jeritan segera terdengar.

Mereka mengelu-elukan Kyuhyun dan Donghae.

Tampan. Satu kata yang cukup menyimpulkan isi dari jeritan mereka. Donghae sibuk tebar pesona sana sini, membuat teriakan mereka makin menggila. Kyuhyun terus fokus pada jalannya sampai ia akhirnya sampai di kelasnya.

.

.

Title : Thanks To My Phone

Rating : T (maybe)

Cast : Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, and Other

Warning : BoyxBoy, TYPO(s), Newbie, Membosankan

Type : Chaptered

Don't Like, Don't Read

.

.

.

-Chapter 1-

Kyuhyun melangkahkan kakinya menuju stasiun dengan cepat. Kereta terakhir menuju Seoul akan berangkat lima menit lagi. Ia bersyukur karena ia datang tepat pada waktunya. Segera ia mendudukkan dirinya di tempat kosong di sebelah seorang gadis.

Gadis di sebelahnya sedang tertidur saat itu. Kyuhyun tidak peduli sebenarnya, tapi melihat ponsel di genggaman gadis itu yang hampir jatuh, ia refleks menggerakkan tangannya untuk mencegah.

Sayangnya, ponsel itu jatuh lebih dulu sebelum ia berhasil memegangnya dan menimbulkan bunyi 'puk' pelan.

"Aish," umpatnya. Ia terpaksa menundukkan badannya untuk mengambil ponsel tadi. Tepat saat ia mendongakkan wajahnya, sebuah tas hitam memukul kepalanya.

"Ya! Dasar maniak. Apa yang kau lakukan dibawah rokku seperti itu?" umpat gadis yang ternyata sudah bangun itu.

"Jangan salah paham. Aku berbaik hati mengambilkan ponselmu, kau malah memukulku begitu. Apa masalahmu, Tuan?" balas Kyuhyun bangkit dan mengelus pelipisnya.

"Oh, kupikir a-MWO?! Tuan? Apa kau panggil aku Tuan? Kau tidak lihat aku ini perempuan," gadis itu berkata sambil merampas ponsel pink miliknya.

"Hah, jangan bercanda. Perempuan macam apa yang menggunakan pakaian dalam pria?"

Gadis di depannya membelalakkan matanya tak percaya. Garis merah tipis sedikit terlihat dipipinya.

"Kau lihat apa tadi?"

"Tidak lihat apa-apa."

"Tidak lihat celana dalamku?"

"Tidak."

"Jadi apa yang kau lihat?"

"Celana dalammu," ucap Kyuhyun. Ia langsung melolehkan kepalanya ke kiri sambil menutup mulutnya saat sadar ia tidak sengaja terjebak dalam kata-kata gadis di depannya.

"Ya! Kau benar-benar maniak!" gadis itu mulai berteriak sambil menunjuk muka Kyuhyun.

"Dan kau transgender aneh yang terobsesi menjadi wanita," balas Kyuhyun cukup keras. Beberapa penumpang terdekat menoleh ke arah mereka. Merasa terganggu.

"Ya! Pelankan suaramu," pinta sang lawan bicara.

Kyuhyun segera mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil memasang earphonenya. 'Transgender aneh. Sudah jelas-jelas aku melihat 'gundukan milik pria' di celana dalamnya masih mengaku gadis.'

Merasa diacuhkan, gadis itu kembali ke aktifitas awalnya. Tidur.

.

.

Kyuhyun ternyata tertidur. Ia bangun saat seorang petugas kereta membangunkannya. Kereta yang ia tumpangi sudah sepi. Perlahan ia melirik ke kanan, menatap horor pemandangan di sampingnya.

'Transgender itu menempel dengan bahuku,' batinnya saat melihat orang yang ia yakini laki-laki itu mengistirahatkan kepalanya di bahunya. Ia menyentuh-nyentuhkan telunjuknya pada pucuk kepala orang di sampingnya.

"Nona...Ya! No-Tuan...ini sudah sampai. Ya! Bangun Tuan!" ujar Kyuhyun menjadi tidak sabar. Ia menarik bahunya dengan kasar.

"Wuoh! Jam berapa ini?" orang di sampingnya itu bangun. Ia langsung mengecek jam tangannya. Begitu ia menemukan angka 11.05, ia langsung berdiri dan mengambil barang-barangnya. Menarik kasar tasnya dan sayangnya tanpa sengaja menyenggol Kyuhyun sehingga membuat ponsel di pangkuan Kyuhyun jatuh. Belum hilang rasa terkejut Kyuhyun, gadis itu menginjak ponsel tersebut. Tepat di layar. Dengan high-heels. Tujuh sentimeter.

Sungmin yang mendengar bunyi 'krak' yang cukup nyaring menolehkan kepalanya ke arah kaki.

"Omona! Aku menginjak ponsel sampai layarnya retak," ia kemudian melirik Kyuhyun, "jangan bilang kalau ini...milikmu?" lanjutnya sambil memperlihatkan ponsel hitam yang layarnya retak itu pada pemuda tampan yang sedang terkejut di depannya.

Kyuhyun menoleh pelan ke arah ponselnya. Ia mengambil benda malang itu dengan tangan yang bergetar.

"Ponsel...baru...ku?" ucapnya sedikit gagap. Ponsel itu adalah ponsel yang ia dapatkan dari taruhan saat bermain game dengan teman-temannya.

"Mianhae. Jeongmal mianhae. Aku harus pergi sekarang. Nanti kuganti, otte?" gadis itu melirik jam tangannya sekali lagi. Ia benar-benar terlambat.

"Ya! Kau transgender aneh! Kaki gendutmu mengahancurkan ponselku. Dasar maniak celana dalam pria! Nanti? Kau pikir aku bodoh? Kau pasti akan kabur setelah ini. Aku minta ganti rugi sekarang!" Kyuhyun berteriak saat ia sudah sadar dari keterpurukannya. Ia berteriak sambil mengacungkan ponsel rusaknya di hadapan gadis itu.

"Apa kau bilang? Kau yang maniak! Bisa-bisanya kau mengintip rokku saat aku tertidur. Kalau aku tidak bangun mungkin kau akan melakukan tindakan yang lebih buruk padaku. Aku sudah minta maaf tapi kau malah meneriakiku begitu," balas gadis itu sengit.

"Pinjam ponselmu," ucap Kyuhyun tiba-tiba.

"Mwo? Untuk apa?"

"Aku harus menghubungi temanku. Dia akan menjemputku disini dan ini semua terhambat karena kau."

Gadis berambut panjang didepannya sedikit ragu mengulurkan ponsel pink miliknya. Kyuhyun langsung merebut kasar ponsel itu dan menekan ponsel layar sentuh itu. Dengan cepat ia mendekatkan ponsel tersebut ke telinganya.

"Hyung, aku sudah sampai... Ini bukan nomorku. Ada makhluk aneh yang merusak ponselku..." Kyuhyun terus berbicara sambil meraih tasnya dan memberikan ponsel rusaknya pada gadis di depannya. 'Pegang sebentar,' ucapnya saat itu.

Gadis di depannya menurut. Sambil membenahi penampilannya ia tetap mengawasi tingkah Kyuhyun yang entah kenapa bergerak semakin menjauhinya.

"Ne...Hyung jemput saja," ucapnya tepat sebelum ia berlari dengan kekuatan penuh menjauhi gadis yang sibuk membenahi rambutnya.

"YA! YA! LARI KEMANA KAU! YA!" teriak gadis itu dan bergegas mengejar Kyuhyun. Ia langsung kehilangan jejak Kyuhyun begitu dia keluar dari gerbong kereta.

"Pencuri itu...Aish. Maniaaaaak!" teriak gadis itu sangat kencang. Ia benar-benar kesal. Dengan kasar ia melepas sepatu tingginya dan mencopot wig di kepalanya kemudian mengacak-acak rambutnya "Argh! Menyebalkan!" umpatnya keras membuat orang-orang di sekitarnya memandangnya.

Banyak dari mereka membelalakkan matanya dan mulai mengeluarkan ponsel mereka untuk merekam tingkah orang tersebut.

Mereka semua wanita. Dan mereka berteriak dengan kencang saat melihat orang tersebut mengambil ancang-ancang kabur.

"Kyaaaaaa...Lee Sungmin~"

.

.

Ponsel itu berbunyi saat Kyuhyun sudah duduk di dalam sebuah taksi. Setelah kabur dari kereta, ia langsung menaiki taksi di depannya. Masalah ia menelepon temannya jelas itu hanya tipuan. Dengan senyum di wajahnya, pemuda itu melihat ID caller dari penelepon, Leeteuk-hyung, sebuah kontak yang tidak ia kenal. Jelas saja, toh ponsel itu memang bukan miliknya. Akhirnya ia memutuskan untuk menjawab setelah muak mendengar bunyi ponsel tersebut.

"Ya! Lee Sungmin! Di mana kau?"

Kyuhyun sedikit menjauhkan benda pink itu mendengar suara yang cukup keras di ujung sana. 'Jadi transgender tadi bernama Sungmin. Nama yang sangat trangender,' ejek Kyuhyun dalam hati.

"Sungmin-ah? Kau mendengarku?" panggil orang itu lagi.

"Ah, mianhae. Sungmin-sshi sedang di kamar mandi. Barusan dia memintaku menjaga ponselnya. Mau kupanggilkan?" Kyuhyun dan mulutnya mulai berbohong.

Ia mengetuk jendela taksi yang ia naiki seolah dia mengetuk pintu kamar mandi. "Sungmin-sshi, ada telepon... Ah maaf, dia sepertinya masih lama."

"Benarkah? Kalau begitu katakan padanya untuk segera datang ke restoran di dekat stasiun sebelum pukul 12.00 atau gajinya akan dipotong," balas orang di seberang.

"Akan kusampaikan nanti," dengan itu Kyuhyun menyeringai dan memutus pembicaraan tadi. Ia benar-benar lega sekarang.

Tak lama berselang ponsel itu kembali berdering. Kali ini bukan sebuah kontak. Hanya nomor. Kyuhyun kembali menekan tombol jawab sambil tersenyum.

"Yeobo-"

"Kembalikan ponselku atau kulaporkan kau ke polisi atas tuduhan pelecehan dan pencurian?"

Pemuda tampan itu makin melebarkan senyumnya. Si pemilik menelponnya sekarang.

"Mau melaporkanku? Aku juga akan melaporkanmu atas tuduhan mengganggu kenyamanan, perusakan barang pribadi, dan pelanggaran norma," balas Kyuhyun sengit.

"Kau yang salah, maniak! Aku tidak akan se-"

"Kalau begitu perbaiki dulu ponsel mahalku, dengan begitu aku akan kembalikan ponsel pink cantikmu ini," Kyuhyun mencoba bernegosiasi.

"Aku kan tidak sengaja. Aku tidak mau dan akan kulaporkan kau segera setelah aku menemukanmu."

"Terserah. Aku bisa saja melakukan banyak hal buruk hanya melalui ponselmu, Sungmin-ah."

"Kau...kau mengenalku?"

"Oh, tentu saja." Lagi-lagi pemuda itu berbohong. "kau tidak akan bisa hidup tenang setelah ini, kalau kau melaporkanku, Lee Sungmin."

"Siapa kau berani-beraninya mengancamku begitu?" ujar lawan bicaranya sedikit pelan.

"Tunggu sebentar, menurut indera keenamku, lebih baik kau segera ke restoran tempat kau janjian dengan Leeteuk-sshi sebelum jam 12.00. Atau kau akan mendapatkan hukuman dan gajimu dipotong," pemuda itu mulai menyukai ini. Ia berbohong dengan sangat lancar.

"Memang kau apa bisa bicara begitu? Peramal?" balas Sungmin dengan suara makin pelan.

"Terserah kau mau bilang apa, tapi ingat, orang dibawah naungan capricorn sepertimu tidak akan hidup bebas kalau melawanku," Kyuhyun makin menyunggingkan senyumannya setelah apa yang dia katakan. Ia bukan asal tebak saat menyebut capricorn, sebelumnya ia melihat gantungan ponsel bertuliskan 'Sungmin11'. Ia yakin angka sebelas itu menunjuk pada tanggal lahirnya. Seperti bagaimana ia sering menulis namanya dengan embel-embel 23 yang artinya 3 Februari.

Sungmin tidak menjawab setelah jeda yang cukup lama. Kyuhyun yakin artinya orang itu sedang berpikir keras darimana ia tahu bahwa zodiaknya adalah capricorn.

"Tidak perlu kaget begitu, Lee Sungmin-sshi. Kau tidak tahu orang seperti apa yang sedang kau hadapi sekarang. Kau tahu, aku bisa melakukan apa pun terhadapmu. Jadi, perbaiki ponselku."

"Aku perbaiki ponselmu, tapi jangan sentuh ponselku untuk hal aneh," ucap Sungmin setengah berbisik.

"Senang bernegosiasi denganmu. Ayo sekarang segera ke tempat Leeteuk sebelum gajimu dipotong. Jangan lupa perbaiki ponselku," Kyuhyun kembali tersenyum. Bahkan kali ini ia sambil tertawa.

"Ah, benar-benar menyenangkan membodohi orang bodoh," ujarnya di sela tawa.

.

.

Lee Sungmin menghentakkan kakinya dengan keras di jalanan. Setelah menghubungi 'si maniak', dirinya bermaksud meminta Hyungnya, Leeteuk, menjemput, tapi sayang ia tidak hafal nomor yang akan ia tuju. Terpaksa ia menelepon dongsaengnya.

Sebuah sepeda motor berheti di sampingnya. Pengendara motor itu membuka helmnya, "Apa yang dilakukan seorang artis disini sambil menenteng high heels?" ucapnya pada Sungmin.

"Eunhyukie!" pekik Sungmin girang dan segera berlari dan menduduki jok belakang.

"Semua orang melihat, Hyung, jangan melakukan hal aneh."

"Antarkan aku ke restoran yang ada di ujung jalan dekat stasiun, dongsaeng-ah. Aku terlambat. Dan tolong jangan bertanya apa-apa sekarang karena aku benar-benar terlambat."

.

.

Sungmin tiba pukul 11.57. Ia meminta Eunhyuk terus menambah kecepatan motornya tadi. Untung mereka selamat sampai tujuan.

"Maaf merepotkanmu dan terima kasih banyak," ucapnya saat ia turun dari motor.

"Hyung, sebenarnya aku sekalian mau minta tolong ajari bahasa jepang. Besok aku ada ujian," balasnya sambil melepas helm.

Sungmin mengangguk-anggukkan kepala sambil kembali merapikan wig panjang yang sudah kelihatan kacau, tak lupa kembali memakai heels tujuh sentimeter yang barusan membuat petaka baginya, entah untuk apa dia memakainya.

"Ah, tapi kau tak masalah menungguku sampai selesai?"

"Apakah lama?"

"Paling lama satu setengah jam. Hari ini hanya membicarakan kontrak baru."

"Ya sudah, aku sekalian makan siang di sini."

"Eunhyuk-ah, boleh minta tolong lagi?"

Sungmin kemudian menceritakan bahwa dirinya sudah merusak ponsel orang dan harus segera memperbaikinya. Eunhyuk hanya menggaruk asal dagunya, kalau Hyungnya sudah meminta begini, rasanya menolak pun tak tega. Dengan malas ia menghidupkan motornya.

"Kalau bisa ponsel itu diperbaiki tidak lebih dari 2 hari. Kalau dia tidak bisa memperbaikinya dalam 2 hari jangan mau perbaiki di tempat itu," pesan Sungmin sebelum Eunhyuk pergi.

"Apa aku babumu, Hyung?" ujar Eunhyuk jadi agak kesal. Dipaksa mengantar, diminta menunggu, sekarang dipaksa mencari tempat service ponsel.

"Jebal, dongsaeng ah. Kau tidak tahu orang yang-"

"Lee Sungmin, kalau dia tidak datang lima menit lagi, bisa-bisa... " seorang laki-laki dengan lesung pipi berbicara sendiri tidak jauh dari tempat Sungmin dan Eunhyuk.

Sungmin langsung menoleh ketika dia mendengar suara managernya. Ia kembali memohon pada Eunhyuk untuk membantunya. Dengan menghela napas berat, Eunhyuk akhirnya setuju dan langsung melajukan motornya mencari tempat service ponsel.

"Aku terlambat, mian Teuki-hyung," ucapnya setelah berlari pelan menuju Leeteuk, managernya.

Orang yang dipanggil Teuki-hyung itu memandang artisnya dari atas sampai bawah. Sungmin sudah memasang rapi wig dan heelsnya.

"Nugu...seyo?" tanyanya pada Sungmin.

Yang ditanya hanya menghela napas pelan sambil melepas wignya. Ia merasa kesal karena managernya tidak mengenalinya. Padahal Leeteuk lah yang memaksanya memakai pakaian wanita agar tidak dikenali fans ketika berada di tempat umum. Tapi yang salah bukan hanya Leeteuk, toh Sungmin harusnya sudah melepasnya sekarang mengingat ia tidak di tempat yang sekiranya membahayakan.

"Ah, Sungmin-ah! Kau datang tepat waktu. Ayo, lawan main dan produsernya sudah di dalam," ujarnya di selingi tawa yang keras karena melihat artisnya benar-benar dandan sebagai wanita seperti apa yang ia sarankan. Kemudian ia dengan cepat menggenggam Sungmin. Sungmin menarik dirinya agak keras dan menolak karena ia masih berpenampilan seperti wanita. Leeteuk justru kembali memasang wig yang sebelumnya dilepas Sungmin. Ia mengatakan bahwa tidak akan ada yang akan menertawainya karena ia tidak punya celah untuk ditertawai apalagi dicela. 'Padahal tadi dia tertawa kencang,' pikir Sungmin.

.

.

"Kukira Sungmin itu laki-laki," ujar Choi Siwon saat melihat Leeteuk masuk dengan menggandeng seorang gadis.

Sungmin menggerakkan tangannya untuk melepas wig panjang itu dari kepalanya. Ia tidak terima dikatai bukan laki-laki. Dengan cepat Leeteuk mencegah Sungmin sambil memandang Sungmin dengan death glare yang cukup mengerikan.

Mau tidak mau Sungmin tersenyum ramah dan menarik kursi di depannya.

"Apa aku terlihat cantik sebagai wanita? Sayangnya, aku laki-laki subur dengan hormon yang sehat, Choi Siwon."

Semua orang di sana tertawa setelah mendengar perkataan Sungmin. Setelah Leeteuk memesankan minuman untuk Sungmin, Jung Yunho, selaku produser di sana langsung memulai pembicaraan mereka.

Proyek kali ini adalah iklan untuk sebuah produk makanan. Tak ada rincian khusus akan sepertia apa adegan dalam iklan itu, yang terpenting adalah semua orang di sana sudah mengerti garis besarnya. Selanjutnya, Sungmin dan Siwon harus menandatangani surat kontrak untuk menjadi ikon dari produk tersebut. Kontrak ini berlaku selama delapan bulan dan akan diperpanjang apabila pasar menerima baik produk ini.

Sebelum menandangani surat tersebut, Leeteuk dan Zhoumi—manajer Siwon, mengajukan beberapa pertanyaan seputar kontrak ini agar artis mereka tidak mendapat kerugian apapun.

Setelah dirasa tepat, manajer mereka kemudian mempersilahkan masing-masing artis untuk menandatangani surat itu.

.

.

Sungmin memutuskan untuk langsung kembali ke apartemennya sebelum Eunhyuk menghadangnya di tempat parkir. Ia ingat ia masih berhutang pada dongsaengnya. Menghela napasnya berat, Sungmin mengikuti Eunhyuk ke rumahnya.

"Hyung, mengenai pesan singkatmu barusan?" tanya Eunhyuk saat mereka sudah duduk di kamar Eunhyuk dan Sungmin sudah berganti pakaian.

"Pesan singkat?" tanya Sungmin.

"Ya. Kau tahu...aku belum punya video yang itu, harganya agak mahal. Kalau mau ayo kita patungan."

Tak mengerti apa yang dikatakan Eunhyuk, Sungmin hanya menaikan alisnya. Ia mendengarkan Eunhyuk bicara terus sampai akhirnya ia mengerti.

"Aku? Aku meminta video porno macam itu? Benarkah? Kapan?" sergah lelaki manis itu agak kesal. Eunhyuk menyerahkan ponselnya supaya Sungmin percaya. Mungkin Hyungnya ini malu, begitu pikiran Eunhyuk.

'Ya~ Kalian punya video baru dari ***. Aku sedang membutuhkannya, kalian tahu kan biar kelihatan seperti perempuan begini, aku tetap laki-laki.'

Sungmin merinding membaca pesan di ponsel yang ia pegang sekarang. Ia berharap pesan ini hanya dikirim ke manusia di depannya. Tapi membaca frasa 'kalian tahu' di pesan itu ia curiga pesan ini dikirim ke banyak orang.

"Jungmo, Shindong-hyung, Kangin-hyung, Kibum dan beberapa orang lain juga sampai mengirimiku pesan yang rata-rata menanyakan apa kau benar-benar membutuhkan video itu."

Sungmin hampir gila saat mengecek inbox Eunhyuk dan menemukan pesan dari beberapa orang yang ia kenal.

'Maniak itu benar-benar gila dan menyebalkan,' batinnya sambil meremas kuat tangannya.

"Ponselku diambil om-om mesum di kereta. Kukira dia yang mengirim pesan itu pada kalian semua. Tolong jelaskan pada semua orang, Hyukjae," ujarnya lemas.

Pemuda di depannya langsung merasakan atmosfir berubah dengan drastis saat Sungmin mulai memanggil nama aslinya. Ia langsung mengirim pesan yang isinya seperti yang Sungmin katakan setelah Sungmin mengembalikan ponselnya. Dengan cepat ia membuka buku bahasa jepangnya dan mulai belajar.

.

.

'Datang ke tempatku malam ini dan kita tonton bersama, Oppa.'

'Oppa! Kau mesum!'

'Sungmin-ah, apa kau benar-benar Sungmin? Jangan bekerja terlalu keras sampai kau begini.'

'Aku akan pinjamkan asal kau mau menjadi pacarku.'

Pemuda tampan itu tak bisa menghentikan tawanya saat membaca balasan dari pesan yang ia kirim ke hampir semua kontak yang ada di ponsel pink itu. Ia cukup baik untuk tidak mengirim pesan tadi pada kontak yang ada embel-embel eomma, appa, ahjumma, ahjussi, atau apapun yang mengandung arti kekerabatan.

"Mianhae, Sungmin-ah, tapi ini benar-benar menyenangkan. Salahmu sendiri menghancurkan ponselku," katanya sambil menatap ponsel di tangannya. Ia tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat membayangkan reaksi pemilik ponsel ini bila tahu apa yang sudah ia lakukan.

.

.

Kalau dirinya adalah Hulk, mungkin ponsel hitam di tangannya sudah hancur sekarang, tapi untungnya Sungmin adalah manusia biasa. Otaknya masih berpikir untuk tidak merusak barang petaka di depannya dan kembali bertemu kesialannya. Ia sudah cukup malu dua hari ini saat bertemu teman-temannya yang sepertinya menerima pesan bodoh dari maniak itu. Ia bersyukur karena pesan bodoh itu tidak sampai ke media, kalau iya...imagenya pasti hancur dan Leeteuk akan memarahinya habis-habisan.

Tanpa membuang waktu, dia langsung menghubungi nomornya. Ia akan memaki-maki pemuda sialan itu.

"Ya! Ponselku! Kembalikan ponselku ahjussi Mesum!" bentaknya langsung saat orang di seberang sudah mengangkatnya.

"Oh, Sungmin-sshi? Ponselku sudah diperbaiki? Cepat sekali," balas orang di seberang.

"Temui aku di stasiun kemarin. Sekarang," tutup Sungmin tak mau basa basi. Ia sebenarnya ingin membeli ponsel baru kemarin, toh ia artis yang cukup punya banyak uang, tapi mengingat ada orang yang harus ia balas, ia mengurungkan niatnya.

.

.

"Di mana orang itu?" tanya Kyuhyun saat dirinya sudah sampai di stasiun. Saat ia menoeh ke kanan, seorang menepuk pundaknya.

Kyuhyun membalikkan dirinya dan menemukan seseorang dengan jaket putih dan masker yang cukup menutupi wajahnya. Ia nyaris memukul orang itu bila orang di depannya tidak segera membuka maskernya. "Ini aku," katanya sambil menarik Kyuhyun menjauhi kerumunan.

.

.

"Oh, Lee Sungmin? Aku tidak mengenalimu kalau kau jadi laki-laki begini."

"Ponselku?"

Kyuhyun langsung memberikan ponsel pink yang daritadi terus ia pegang. Sungmin dengan cepat mengambilnya. "Lalu punyaku?" tanyanya.

Pemuda dengan masker yang sudah terlepas itu agak ragu menggerakkan tangannya ke dalam saku celana.

"Sebelumnya aku minta maaf," katanya saat ponsel hitam itu sudah ditangannya. "Tapi, ini semua salahmu," lanjutnya. Lagi-lagi pemuda di depannya ini membuatnya terkejut saat Sungmin justru melemparkan ponsel hitamnya ke udara kemudian kabur dengan kecepatan penuh.

Ia shock.

Bahkan sangat shock!

Namun, ternyata refleksnya bagus, dengan cepat ia mengejar Sungmin. Pemuda dengan jaket putih itu berhasil ditangkap saat ia hendak menaiki sebuah taksi.

BRUK

"Aduh," rintih Sungmin saat Kyuhyun menubruknya dan membuatnya jatuh ke tanah dengan Kyuhyun yang duduk tepat di perutnya.

"Hah! Kau benar-benar selalu mengejutkanku, Lee Sungmin," ujarnya sambil menangkup kedua pipi Sungmin agar Sungmin melihat ke arahnya.

Keramaian langsung tercipta setelah adegan mereka saling tindih. Orang-orang yang tahui bahwa Lee Sungmin adalah orang yang ditindih langsung sibuk mengambil gambar. Sungmin yang tahu kalau sebentar lagi dirinya bisa terlibat skandal langsung meninju pelan perut Kyuhyun. "Minggir, maniak. Orang-orang melihat kemari," desisnya pelan. Kyuhyun hanya menggelengkan kepalanya, "Minggir lalu membiarkanmu kabur lagi? Jangan bermimpi."

Wajah Sungmin berubah pucat, amukan manager dan masalah lain sudah mulai berputar di otaknya. Karir yang ia bangun dari nol, sekarang...

Jangan salahkan dirinya karena terlalu perfeksionis, tapi- Oh Tuhan, kenapa orang yang menindihnya tidak bisa merasakan penderitaannya?

.

.

To Be Continued

Halo semunya~~

Semoga ada yang baca fanfic ini. Maklum anak baru :D Mohon bantuannya #sembah sujud

Semoga yang baca suka, hehe.

Silahkan di bash kalo memang perlu, asalnya pairnya jangan diapa-apain, soalnya mereka anak baik, kalo saya emang enggak.

Makasih banyak buat yang udah mampir kesini. Saya sih maunya ngelanjutin, tapi tergantung reader(s) deh. Saya mah nurut. Hohoho

.

.