Disclaimer: Naruto not mine.Perhatian: Sakura adalah anggota keluarga Uchiha. Nama tengahnya adalah Haruno.

Masquerade

Modern AU. Typo. OOC dll.. dll…..


.

PROLOG

.


"Sakura, kau harus kabur. Cepat!"

Jika kalian membayangkan Sakura sedang berada dalam keadaan genting, seperti dikepung oleh sekomplotan penjahat dengan tubuh besar dan muka garang maka kalian salah besar.

Fugaku duduk di kursi utama dengan wajah kalut dan frustasi. Disebelahnya Mikoto tengah merunduk. Memeluk dan mengelus punggung suaminya agar jauh lebih tenang. Tak jauh dari tempat duduk orangtuanya, Itachi dan Sasuke saling melempar lirikan mata. Bertanya-tanya situasi genting apa yang akan dibahas oleh ayah mereka setelah menghabiskan waktu sepuluh menit hanya untuk mondar-mandir tak jelas.

"Er… kenapa aku harus kabur?" Anak bungsu sekaligus anak perempuan satu-satunya di keluarga Uchiha bertanya dengan kerutan alis bingung.

"Kakek akan menjodohkanmu dengan anak Hyuuga!"

"Itu tidak boleh terjadi!" Kompak, dua kakaknya berdiri menyatakan pendapat.

Fugaku mengangguk sepakat. "Memang tidak boleh. Kau tidak akan pernah kuserahkan pada keluarga Hyuuga. Tidak akan pernah." Katanya keras kepala.

Bola mata hijau gadis itu mengedip lambat. Kebiasaannya saat berpikir dan memproses sesuatu. Nama Hyuuga bukanlah sebuah nama asing. Seingatnya, keluarga itu termasuk keluarga bangsawan yang berpengaruh di Konoha. Sakura tak pernah bertemu dan bertatap muka dengan mereka secara langsung, namun ia harus mengakui bahwa paras Hyuuga memang menawan. Baik laki-laki maupun perempuan.

Dan seperti yang dikatakan ayahnya tadi, ia akan dijodohkan dengan salah satu dari keturunan Hyuuga? Hah. Dunia sedang terbalik atau bagaimana? pikirnya sarkatik. Sakura paham betul bahwa ayahnya memiliki rasa sentimentil khusus pada keluarga Hyuuga.

"Aku tidak melihat perjodohan itu sebagai kesalahan," suara lembut Mikoto membuat tiga kepala laki-laki di ruangan itu menoleh cepat. Sebelum mereka bicara dan menentang pendapatnya habis-habisan, Mikoto buru-buru melanjutkan. "Kau harus ingat bahwa kita memiliki hutang pada keluarga itu!"

"Hutang?!" Itachi mendelik tak percaya. Sejak dulu, Uchiha terkenal dengan kekayaan berlimpah. Mana mungkin keluarganya memiliki hutang dengan Hyuuga. Terlebih dengan aura persaingan yang kerap dilemparkan Fugaku pada mereka. Jelas itu tidak masuk akal.

"Bukan hutang dalam bentuk materi, Itachi." Mikoto mencoba menjelaskan. "Dulu, saat ibu hamil anak ketiga, kakekmu memberikan ramuan unik berwarna merah muda. Ia bilang jika ibu meminumnya maka bisa dipastikan ibu akan memiliki anak perempuan. Tentu saja ibu senang dan langsung meminumnya."

Sasuke yang sejak tadi diam hanya bisa memutar bola mata. Tentu saja tanpa berpikir dua kali ibunya akan minum ramuan itu tanpa bertanya-tanya. Kehadiran anak perempuan dalam keluarga Uchiha memang kerap menjadi idaman karena selama tiga generas berturut-turut Uchiha tak pernah memiliki anak perempuan. Kakek buyutnya bahkan sampai bosan dan malas melihat keturunannya.

"Biar kutebak, ramuan itu berasal dari Hyuuga." Sasuke mengambil kesimpulan. Jenius dalam keluarga itu sudah bisa menerka akar mula permasalahan.

Mikoto mengangguk membenarkan. "Ramuan itu berasal dari pohon Sakura di kuil keluarga Hyuuga. Pohon itu telah hidup ratusan tahun dan bunganya tidak pernah gugur. Konon katanya, jika berdoa dan memohon pada pohon itu segala permintaan akan dikabulkan."

"Lalu, apa hubungannya antara ramuan itu dengan Sakura? maksudku, jika mereka meminta timbal balik, akan lebih masuk akal untuk meminta harta atau jabatan. Bukannya hal konyol seperti ini." tukas Itachi kesal.

"Hyuuga sudah memiliki itu semua, Itachi. Lagipula, kakekmu sudah menjanjikan Sakura pada anak sulung Hyuuga."

"Tapi kenapa harus Sakura?!" Tiga laki-laki kompak protes. Tak sudi membiarkan Hyuuga maupun anak laki-laki lain mendapatkan Sakura.

Mikoto hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkat keprotektifan para laki-laki Uchiha pada anak perempuannya. Ia yakin jika saudara Fugaku yang lain berada disini maka mereka akan mengajukan protes yang sama. Sakura memang menjadi anak emas kesayangan mereka semua.

"Kudengar anak Hyuuga itu menawan. Kurasa tak ada salahnya untuk mencoba." Ucap Sakura jahil. Ia ingin tahu bagaimana respon ayah dan kakaknya jika ia mau menerima tawaran perjodohan itu.

"Jangan terima!" Bentak Fugaku

"Tidak akan kubiarkan!" Protes Itachi

"Apanya yang menawan? Rambut panjang mirip banci begitu?!" Sahut Sasuke emosi.

Sakura tidak tahu apakah ia harus tertawa atau merunduk diam setelah dibentak secara bersamaan. Respon tiga orang itu sangat di luar karakter dan terlihat menggemaskan. Ia berdeham untuk mengusir rasa geli dan terhibur, kemudia bicara dengan nadanya yang biasa.

"Tapi ayah, kakek dan kelurga Hyuuga sudah terikat janji. Bukannya janji adalah hutang? Lagipula tanpa ramuan itu aku tak akan pernah lahir—atau aku yang saat ini lahir sebagai anak laki-laki."

"Pokoknya kau harus kabur sekarang juga, dan jangan pernah menerima panggilan dari kakekmu. Dia akan segera menyeretmu dari sana jika itu terjadi. Aku tidak akan memberikan putriku pada Hyuuga. Tidak akan pernah." Putus Fugaku mutlak.

Dan karena sebab itulah, Sakura harus bersembunyi dari calon tunangannya, Hyuuga Neji.


Review untuk menentukan apakah fic ini layak untuk dilanjutkan dan diperjuangkan.

Sign,

Ichaichinomiya

18 Januari 2018 :: 20.46