No Title

By : L for Lucius

BTS Fanfiction

Chaptered

My first debut please come and enjoy it *WinkleWinkle

Just L

Jimin menghentikan mobilnya di base parkiran sebuah rumah sakit di Seoul. sebuah senyuman manis menghiasi wajahnya saat keluar dari mobil itu dengan sebuah kotak bekal di tangan kanannya.

"Datang lebih pagi Jimin-Ssi?" Tanya seorang namja berwajah angelic yang sama- sama baru keluar dari mobil.

"Ne, hari ini ulang tahun Yoongi-hyung, Kim Seokjin Uisa-nim" Jawab Jimin masih dengan senyuman manisnya.

"Benarkah?, sampaikan salamku padanya kalau begitu"

"Ne, Uisa-nim"

Merekapun berpisah di depan lift yang akan mengantar Jimin ke kamar rawat Yoongi hyung'nya.

"Pagi Hyung" Sapa Jimin ceria saat membuka kamar rawat kekasihnya itu. Dia berjalan menghampiri Yoongi yang sedang duduk bersandar di kepala ranjangnya dengan pandangan matanya yang dia lempar jauh keluar jendela besar disampingnya.

"Aku membawa Kue dan sup rumput laut untukmu, Hoseok hyung yang membantuku jadi ini bisa kau makan hhe" ucapnya terkekeh sambil membuka kotak bekal yang dia bawa tadi.

"Ayo di makan hyung. Jung Uisanim tidak melarang memakan makanan ini, jadi.."

"Pergi" Potong Yoongi dingin

"Ne?" Tanya Jimin yang tidak begitu mendengar apa yang diucapkan oleh Yoongi

"Pergi" Ulangnya

"Hyung.."

"Aku memintamu pergi Park Jimin, apa sekarang kau menjadi tuli karena terlalu lama menemaniku di rumah sakit"

"Hyung aku.."

"Pergi dan singkirkan makanan menjijikan ini dari hadapanku"

"Ini ulang tahunmu hyung, setidaknya makanlah supnya"

"Apa kau akan pergi setelah aku selesai memakannya?"

"N-Ne" Jawab Jimin lemah. Ya, dia benar-benar lemah saat menghadapi kekasihnya yang berubah sejak memasuki rumah sakit ini bulan lalu. Tapi dia tidak bisa meninggalkannya karena Yoongi adalah hidupnya. Meninggalkannya sama saja dengan mati. Yoongi mengambil mangkuk sup itu dan membuangnya ke tempat sampah membuat air mata berkumpul disudut mata sipit Jimin dengan hati yang berdesir sakit.

"Sudah, kau bisa pergi sekarang" Ucap Yoongi sambil membaringkan dirinya dan memunggungi Jimin yang sedang menahan tangisnya.

"Aku akan kembali siang ini hyung" Ucapnya pelan dengan isakan lirih yang keluar tanpa sengaja. Jimin melangkahkan kakinya yang gemetar keluar dari kamar Yoongi, seiring pintu yang tertutup air mata juga turun dari kedua mata Yoongi yang terpejam.

Just L

Jungkook meghela nafas berat saat kembali didengarnya nada dering ponselnya yang entah keberapa kalinya berdering dengan penelepon yang sama 'Kim TaeHyung'. Dia mengeratkan kedua tangannya di stir mobil yang sedang dia kendarai seakan menentapkan tangannya untuk tidak mengangkat pangilan itu. Mobilnya terus membelah jalanan yang sedang di guyur hujan pagi itu meninggalkan apartemennya dimana seorang namja bernama Kim Taehyung tidak berhenti menempelkan ponsel ditelinganya berharap suara ceria Jungkook menjawab pangilannya dan mengatakan kalau dia hanya pergi jalan-jalan tapi, hanya suara operator yang memberitahunya kalau panggilannya tidak dijawab. Perlahan badannya yang bersandar dinding perlahan merosot ke lantai dia menjambak rambutnya frustasi memikirkan kesalahan apa yang dia perbuat sehingga membuat malaikatnya pergi meninggalkannya seperti ini. Dia menatap selembar kertas berisi alasan dan permintaan maaf Jeon Jungkook padanya lalu meremasnya kuat.

"Aku selalu bersamamu Tae'ah" ucap Jimin sahabatnya yang belum lama ini datang saat menerima panggilan 911 ala TaeHyung.

"Thanks Jimm" ucapnya sambil menggenggam tangan Jimin yang ada di bahunya.

"Terima kasih sudah mau bekerja sama dengan perusahaan kami Jeon Jungkook-Ssi" Ucap seorang pria paruh baya sambil menutup dokumen kontrak Jungkook dengan sebuah agency yang sedang naik daun saat ini.

"Seharusnya aku yang berterima kasih pada anda Sajangnim karena sudah memilihku untuk menjadi salah satu anak didik agency besar anda"

"Ne, kau memang pantas berada disini Jungkook-ssi sayang sekali jika bakatmu ini tidak dikembangkan dan dijual luas keseluruh dunia."

Jungkook hanya tersenyum menanggapi sang CEO dari agency yang akan menaunginya beberapa tahun ke depan. Inilah alasan Jungkook meninggalkan Taehyung. Demi mimpinya sejak midle school juga harapan kedua orang tuanya, menjadi seorang penyanyi. Dia tau ini adalah pilihan yang sangat berat dimana Taehyung juga adalah hal terpenting bagi hidupnya tapi kesempatan ini tidak akan datang 2 kali karena itu dia memilih meninggalkannya karena Taehyung tidak menyukai dirinya menjadi seorang entertainer. Taehyung bilang kalau dunia entertaiment adalah duania yang sangat kejam tapi Jungkook yakin dia bisa melewatinya walaupun harus kehilangan Taehyung.

"Aku tetap menjadikanmu pemilik hatiku seutuhnya hyung, rasa cintaku tidak akan pernah hilang untukmu" ucap jungkook dalam hati sambil menatap jendela besar yang berada di ruangan CEO itu.

JUST L

"Aku pulang" ucap Seokjin sambil menutup pintu apartement'nya malam itu. Keheningan kembali menyapanya seperti biasa padahal dia berbagi apartement dengan namja yang resmi menjadi kekasihnya 4 tahun yang lalu tapi beberapa bulan dia berubah. Seperti dugaannya Namjoon tengah sibuk dengan laptopnya di kamar mereka dengan segelas kopi yang masih ada di sampingnya sama seperti saat pertama Seokjin menyimpannya tadi pagi seakan memberitahunya kalau namjoon benar-benar di posisi yang sama sejak pagi. Kembali seokjin menghela nafas berat, dia menggantung mantelnya dan menggulung lengan kemejanya kemudian keluar dari kamar itu tanpa sepatah katapun.

Ding!Dong!

Suara bel menginterupsi Seokjin untuk menghentikan tangannya yang saat itu sedang mengaduk sup untuk makan malamnya. Dia mematikan kompor lalu berjalan menghampiri pintu dimana seorang namja manis tengah berdiri dan tersenyum saat dia membuka pintunya.

"Malam Jin Hyungie"

"Jungkook" kagetnya

"Namjoon hyung memintaku untuk berangkat bersamanya ke studio"

"Oh, masuklah'

Seokjin tau Jungkook akan datang malam ini seperti malam-malam lainnya. Dia akan berangkat bersama Namjoon ke studio dimana dia akan membantu Namjoon dalam membuat lagu debutnya sebagai penyanyi solo baru. Bahkan semua itu membuat para fansnya mulai menebarkan gosip kalau dia berkencan dengan Namjoon produser dari agency yang bertanggung jawab untuk album debutnya.

"Kau akan malam disini?"

"Tidak hyung, kami harus cepat-cepat ke studio"

"Ah, Dia ada di kamarnya"

"Ne"

Lalu Jungkook pergi menaiki tangga menuju kamar Namjoon. Seokjin masih berdiri disana saat Namjoon turun bersama Jungkook.

"Aku tidak akan lama" ucap Namjoon sambil memeluknya dan mencium singkat dahinya. Seokjin hanya terdiam sampai pintu apartemennya tertutup membiarkan keheningan kembali memeluknya.

Dia merindukan kehidupannya yang dulu dimana Namjoon selalu memperhatikannya dan selalu ada di rumah saat dia ada di rumah. Ya, dia berubah sejak mengurusi debut Jungkook. Pikirnya tapi dia langsung menggelengkan kepalanya.

"Apa yang aku pikirkan ?" gumamnya sambil kembali berjalan menuju dapur untuk meneruskan acara memasaknya walaupun hatinya berdesir sakit dan merasa iri pada Jungkook yang bisa menghabiskan waktu bersama Namjoon.

TBC

Whhuuaaaa ,,, bagus ga? Nggak ya? L coba2 bikin karena merasa penasaran bagaimana rasanya membuat sebuah fic. Ternyata susahnya minta tendang. Tapi L mencoba untuk membuka lebar kotak imajinasi L agar bisa membuat fic yang bagus. Akhir kata L butuh saran dan kritiknya. Ah, L juga butuh saran untuk judulnya sama genrenya juga. semoga readernim mau memberikan sedikit idenya untuk L. Salam L for Lucius *WinkleWinkle