The breeze

This is a wonkyu drabble fict. Of course i don't own them, i just own the plot of this story. Some mistakes are mine, other is God's own. Just enjoy the breeze...

*CHO KYUHYUN POV*

Semilir angin membelai kulit pucatku lembut, menggoyangkan anak rambut yang menutupi dahiku.

Aroma apel hijau menguar perlahan dari sweater baby blue yang kupakai, kemudian mendominasi padang luas yang kupijak.

Simfoni serangga-serangga kecil mengalun apik di telingaku, menyebarkan suasana ceria di hamparan langit gelap.

Parade sang ratu malam nan elok bersama ratusan pengawalnya-ribuan rasi bintang mengisi ke-alpaan langit, meramaikannya dengan kerlingan centil mereka.

Dan aku disini, tersenyum manis menunggu kedatangannya...

*CHOI SIWON *

Angin nakal menggelitik leher berwarna tan milikku, memaksa kumpulan serabut saraf di permukaan kulitku untuk mengirimkan impuls ke otakku dengan secepat kilat, menandakan bahwa tubuhku menggigil karenanya.

Gemerisik dedaunan saling berbisik penuh iri padaku, tak rela ketika kaki jenjangku melangkah kedepan dengan gagah. Penuh percaya diri.

Lampu-lampu menyorot setangkai bunga yang tergenggam ditanganku penuh takjub. Setangkai lili putih yang baru saja mekar. Cantik.

Tercium aroma mint perlahan merambat seiring jalanan yang kulewati. Mengakar kuat di rongga hidungku, menyesaki sepasang paru-paru yang kumiliki.

I'm walking towards you, to give my beautiful lily...

000

Angin pegunungan menggoyangkan rerumputan hijau yang dibiarkan tumbuh menutupi kedua lututku yang terbalut celana kain hitam gelap milikku.

Kemudian kedua bola mata karamelku tertuju pada ribuan kupu-kupu berterbangan mengelilingiku.

Lalu mengumpul ke dalam satu titik dan membentuk formasi terindah yang pernah kulihat. Dirinya.

Kedua bola mata karamelku melebar tatkala angin pegunungan membawa harum yang familiar di nasalku.

Takkan pernah kulupa perpaduan harum apel bercampur mint ini, mungkinkah ia sudah datang?

"Jeongmal bogoshippo, Siwon-Hyung!"

Aku tertegun melihat senyumnya yang terkembang sempurna di wajah putih pucatnyanya, mempermanis penampilan sederhananya malam ini.

Ribuan kupu-kupu kini menari menggoda di perutku, mengikuti irama cepat dari detak jantung yang kumiliki.

Telingaku berdengung akan lantunan simfoni alam yang menyambut pertemuan kami. Gesekan dedaunan, siulan angin, paduan suara kumbang-kumbang yang bersembunyi di balik rerumputan.

Hentakan angin nakal kembali mendorongku untuk menghilangkan jarak diantara kami, menciptakan atmosfer canggung diantara kami.

Dan setangkai lily putih menjadi lambang pertautan hati kami.

000

Rona mera tak kentara merayap perlahan di kedua belah pipiku ketika ia membisikkan hal manis padaku.

Kurasakan jemarinya menelusup diantara anak rambutku, lalu berhenti pada tengkuk leherku.

Sentuhan bibirnya yang lembut bagaikan candu bagiku,

Bahkan kini sang rembulan menatap malu diantara kumpulan awan yang menaungi kami,

Kukaitkan kedua tanganku melingkar di pinggangnya, mendekapnya erat seolah takut ia akan lepas dariku.

Kuhirup dalam-dalam semerbak wangi apel hijau di lehernya, wangi yang selalu menenangkan degup jantungku yang menggila.

Berapa lama aku tak merasakan sentuhan lembutnya?

Molla.

Satu pintaku, biarkan waktu berhenti.

000

"Saengil chukka hamnida, Kyuhyunnie."

"Saranghae, Hyung."

Wuuzzzzzh...

000

Gomawo, Siwon Hyung.

Karena kau mau mencintaiku dengan tulus. Dari dulu, sekarang dan selanjutnya.

Seperti aku yang selalu mencintai kau dari dulu, sekarang dan selanjutnya.

Dan aku akan terus, takkan lelah menunggumu untuk kembali disisiku.

Dia pergi begitu saja. Tak kembali.

Menghilang diantara ribuan kupu-kupu yang mengerumuninya,

Kini yang kupeluk hanyalah udara kosong.

Rasa sesak itu mengumpul didada, menyakitkan.

Terlebih dengan hempasan angin dingin menerpaku.

Menyedihkan.

000

"Please, don't go anywhere, Kyuhyun-ah..."

"I always stay in your heart, Siwon Hyung,"

"I'll and always wait for you."

000

Kau benar. Kau akan selalu dihatiku, dari dulu, sekarang dan selanjutnya

Dan kau telah berjanji untuk selalu menungguku bukan?

Tunggulah aku,

Biarkan waktu yang mengatur pertemuan kita kembali.

Ya, Hyung. biarkan waktu mempertemukan kita kembali.

Lalu kepada sang rembulan yang menjadi saksi penyatuan kita.

Dan simfoni alam yang menjadi lagu pengantar kebahagiaan kita.

END