HAI MINNA AIKO UCHIHA~CHAN KEMBALI, DARI HIATUS! ^^ *CAPSLOCK JEBOL*. Hehehe... sekarang Ai, mau apdet fict lagi..! *krik-krik*. Ya, sudahlah!
WARNING: OOC, ABAL, ANEH, GAJE, DAN KAWAN-KAWANNYA.
Naruto, dkk © Masashi Kishimoto
Bread, Love, and Cake © Aiko Uchiha~Chan
AIKO MEMPERSEMBAHKAN…..
Bread, Love, and Cake.
Rated: T - Indonesian - Romance/Friendship - Sasuke U. & Sakura H.
Summary: "pink, ambilkan cokelat!"/"ya chef!"/
"pink, ambilkan adonan yang sudah jadi!"/"ya chef!"/"pink, ambilkan mayonaise itu!"/"ya chef!"/"pink, ambilkan keju yang di sana!"/"ya, chef!"/"pink, jadilah kekasihku!"/"y-... A-apa?"/
Bread, Love, And Cake
"hari ini akan aku umum kan siapa saja yang lulus dan berhak melanjutkan profesi sebagai pembuat cake di restaurant Uchiha Bakery, dan untuk penempatan posisi akan di atur oleh chef di sana!" kata Genma.
Snapshoot.
Genma, instruktur sekolah memasak Restaurant Uchiha Cake Bakery. Umur 27 tahun.
Instruktur sekolah memasak Restaurant Uchiha Bakery, yang terkenal ketegasannya.
"hm... Kira-kira aku lolos tidak ya?" kata Sakura.
Snapshoot.
Sakura Haruno, murid sekolah memasak Uchiha Bakery. Umur 22 tahun. Murid sekolah memasak Uchiha Bakery, yang terkenal dengan julukan "Si Pinky, Pecinta Roti". Sakura, adalah gadis yang cantik, periang, dan ramah. Anak tunggal dari pasangan Haruno Sora, dan Haruno Saki. Bercita-cita, "Ingin menjadi, seorang Chef yang terkenal, dan terpandang".
"kau pasti lulus! Kalau aku sih, tidak ada yang menjamin!" kata Tenten. Tenten, teman satu angkatan Sakura. Umur 22 tahun.
"hah... Aku bagaimana? Ku dengar para chef di sana tampan-tampan sekali loh!" kata Ino. Ino
Snapshoot.
Yamanakana, sahabat dan juga satu angkatan dengan Sakura. Umur 22 tahun. Sahabat, sekaligus teman masa kecil Sakura. Gadis yang satu ini, mempunyai hobi berdandan. Cerewet, dan suka menggosip. Tapi, ada waktu, dimana ia bisa bersikap sebagai wanita dewasa.
"dasar... Anak perempuan!" kata Chouji.
Snapshoot.
Chouji Akimichi, seangkatan dengan Sakura. Umur 22 tahun.
"heh... Biarkan saja!" kata Ino melawan.
"Ino senpai!" kata Hinata.
Snapshoot.
Hinata Hyuga, teman seangkatan Sakura dkk. Umur 21 tahun.
"Aku pasti lolos!" kata Lee.
Snapshoot.
Rock Lee, yah mereka semua 1 angkatan tapi, umur berbeda. Lee, umur 21 tahun.
"jangan Lebay" kata shino.
Snapshoot.
Aburame Shino, umur 22 tahun.
"mudah-mudahan, aku lulus!" kata Temari. Sabaku Temari 23 tahun.
"yah... Yang pertama... Sakura Haruno..."
"aku lulus!"
"kedua... Hinata Hyuga"
"syukur lah!"
"ketiga... Tenten"
"hoah! Apa aku tak salah dengar nih"
"keempat... Ino Yamanakana!"
"yeah... Aku lolos! Rasakan chouji!"
"kelima... Ryuta denji"
"aku berhasil"
"keenam... Chouji Akimichi"
"aku juga lulus!"
"ketujuh... Rock Lee"
"wah... Aku lulus! Tidak sia-sia pengorbananku selama 6 tahun di sini! Bla... Bla... Bla... Bla..."
"kedelapan... Aburame Shino"
"..."
"kesembilan Sora Kotoya"
"Aku lulus Ayah, ibu..."
"kesepuluh, Sabaku Temari..."
"ya tuhan!"
"yang terakhir, Sayuri"
"ya ampun! Akhirnya..."
"besok kalian sudah boleh pindah ke asrama Uchiha Bakery... Selamat Siang..." genma pergi.
Sekarang, Sakura dkk sedang duduk di caf Akatsuki. Tempat nongkrong bareng.
"huft... Akhirnya...! Aku akan memberi tahu ayah dan Ibu dulu!" kata Ino.
"aku juga lah" kata Sakura.
"a... Aku ju.. Juga" kata Hinata.
"ya sudah! Aku juga!" kata Tenten.
Keesokan harinya...
Di Kamar 005...
Sakura sedang memasukkan baju-baju dan barang-barangnya kedalam kopernya. Ino sedang merias wajahnya. Tenten sedang mengikat rambutnya. Sedangkan, hinata, dan temari sedang menunggu mereka bertiga.
Sakura pov's.
Aku sudah selesai dengan barang - barangku. Sekarang, aku sedang menunggu satu manusia yang masih standby di depan meja rias. Yah, siapa lagi kalau bukan Ino. Tenten sudah selesai dari tadi.
"hey kalian yang di sana, apa kalian tidak memoles wajah kalian?"
"untuk apa?" tanyaku yang pasti dengan innocent andalanku.
"ya tuhan! Kalian tahu... Chef dan para Sauchef di sana sangatlah tampan... Apalagi chef Sasuke dan chef Sai!" bangkitlah jiwa penggosip Ino Yamanakana, yang sudah 5 tahun yang lalu terkubur (?). Kami hanya mengernyitkan alis kanan kami tanda 'maksud mu?'.
"oh... Sudah kuduga... Biar ku tebak! Pasti kalian tidak tahu sama sekali tentang chef, dan Sauchef yang ada di UCIBA?" kata Ino. UCIBA a.k.a Uchiha Bakery.
"aku kenal, tapi. Em... Aku hanya kenal dengan Sasuke Uchiha, Dan,,, yang pasti... Akasuna Sasori. Huah... Mereka berdua chef yang bisa merebut hatiku. Menurut ku, mereka sangat cool, jika sedang memasak! Wuu..." kataku.
"aku hanya kenal dengan chef Naruto Namikaze." kata Hinata.
"..." temari.
"aku, setahuku ada delapan chef yang akan membimbing kita. Tapi, aku tak mengenal mereka semua. Hanya satu yang ku kenal..." ucapan Tenten terputus.
"Hyuga Neiji, pria tertampan yang pernah ku temui" sambung Ino, Hinata, dan Aku kompak.
"ukh, sudahlah... Cepat! Sudah terlambat kita!" kata Tenten.
"ok, kita lanjutkan di perjalanan nanti. Sekarang, cepat angkut barang-barang kalian turun ke bawah dan masukkan kedalam bagasi mobil" perintah Ino.
Aku mendengus. Dan, kami pun bergegas pergi.
Di perjalanan menuju UCIBA... Di mobil...
"ok, kita mulai lagi dari pembicaraan kita tadi..." kata Ino.
"aku akan bercerita, pertama... Chef sasuke, dia adalah chef yang akan menentukan kedudukan kita nanti. Dia juga adalah ketua atau juga presdir bagi para sauchef yang ada di sana. Ia paling tidak suka dengan kata-kata yang berbau dengan cinta dan romantis. Yang kedua, sauchef Naruto. Dia bertugas untuk mengukur seberapa lama roti dan cake yang ada di oven. Dia juga ketua sekretaris chef Sasuke. Senyumanya bisa membuat semua wanita mati berdiri. Oh tidak, itu terlalu lebay. Tapi, yang pasti chef, dan semua sauchef yang ada disana senyumannya sangat indah. Ok, lanjut. Yang ketiga, sauchef sai. Dia adalah chef yang bertugas menata kerapian dan merias cake dan roti. Sehingga banyak pelanggan yang tertarik dengan karyanya. Walaupun sebenarnya, bukan aslinya ia yang membuat. Yang keempat, sauchef Sasori. Dia bertugas membuat adonan cake dan roti. Perasannya yang selalu bahagia ketika membuat cake dan roti, ia tuangkan. Sehingga, adonan atau cake dan roti buatannya sangat enak. Yang kelima, sauchef shikamaru. Dia bertugas mencampur bahan-bahan, adonan cake dan roti. Dia adalah sauchef genius. Yang keenam. Sauchef deidara. Ia bertugas membuat hiasan cake dan roti. Dia sendiri yang berasal dari perancis. Yang ketujuh. Kak Hidan. DIa adalah asisten chef Naruto. Yang terakhir. Sauchef Neiji (ngelirik tenten)" ino.
"apa?" tanya tenten yang merasa di lirik ino.
"tidak! Yang terakhir. Chef neiji. Dia bertugas membuat chocolate. Oh ya, aku dengar chef sasuke, sauchef shikamaru, dan sauchef terkenal kejamnya, jika sudah berada di darur! Jadi, berhati-hatilah kalian!" kata ino menutup.
"hah... Kau ini apa-apaan ino? Kau berbicara seolah-olah kau tak akan berhadapan dengan chef, dan sauchef disana!" kataku kesal.
"ia, benar!" tenten setuju dengan perkataanku.
"hm...?"
"ok... Anak2 kita sudah sampai..." kata pak takagi.
"ya pak!" seru kami.
"nona-nona, dan tuan-tuan di persilahkan masuk ke dalam asrama, nanti ada instruktur Kakashi, yang akan memberikan pengarahan dan pembagian kamar tidur" kata pak takagi.
"baik!"
kami semua turun dari mobil, setelah barang-barang sudah di keluarkan dari mobil. Kami bergegas masuk ke dalam asrama. Di sana sudah ada beberapa instruktur. Em, lebih tepat 3 instruktur pria, dan 2 instruktur wanita. Mereka para instruktur yang akan menjelaskan peraturan-peraturan pada kami. Dengan tertib, kami berbaris lima berbanjar, atau dua bersaf.
"hm... Ok, kami adalah para instruktur kalian di sini pertama-tama, kami akan memperkenalkan diri terlebih dahulu." kata instruktur bermasker.
"namaku Kakashi Hatake, umur 30 tahun. Aku instruktur di bagian pemeriksaan. Salam kenal." kata instruktur bermasker tadi, dan berbungkuk .
"namaku Yamato Hasegawa. Umur 29 tahun. Aku instruktur di bagian keamanan. Salam kenal." kata instruktur yang berada di sebelah kanan Kakashi.
"namaku Ayame Ichiraku. Umur 28 tahun. Asisten Instruktur Yamato." kata instruktur wanita yang berada di sebelah kiri Kakashi.
"namaku Anko Mitarashi. Umur 30 tahun. Asisten Instruktur Kakashi." kata instruktur wanita yang berada disebelah Ayame.
"namaku Maito Guy. Umur 35 tahun. Instruktur kedisiplinan." kata instruktur yang berada di sebelah Yamato.
"hm... Aku akan membacakan pembagian kamar, Tugas-tugas kalian, dan pekerjaan sehari-hari kalian." kata Kakashi.
"tugas, dan peraturan kalian di sini adalah meringankan pekerjaan para chef. Yang pertama. Kalian harus patuh pada para chef. Kalian harus menuruti Apapun yang di perintah para chef, asal tidak menyimpang dari pembuatan dari cake dan roti. Kedua, kalian tidak boleh memasuki kamar para sauchef, terutama chef tanpa seizin mereka, karena kamar para chef berada di depan kamar kalian. Ketiga, kalian hanya boleh berkata 'ya, chef!', 'baik, chef!', 'ok, chef!' atau, 'terima kasih chef!'. Keempat, dapur di gunakan hanya pada waktu bekerja dan kalian kelaparan. Kelima, kalian tidak boleh keluar kamar sesudah jam 11 malam, kecuali sedang dalam keadaan darurat. Keenam, jangan pernah membuat para chef marah, benci, dan sebal, atau sebagainya. Ketujuh, selama seminggu sekali, akan di adakan test atau ujian. Kedelapan, Kalian tidak boleh membawa barang kalian ketika sedang bekerja, kecuali handphone, dan kunci loker, dan kartu kunci kamar asrama. Kesembilan,dilarang berpacaran di saat bekerja. Yang terakhir, jangan pernah mengabaikan, dan meremehkan kemampuan memasak para chef... Oh ya, kalian sudah boleh bekerja besok. Hari ini kalian akan di perkenalkan oleh para chef, dan untuk jaga-jaga kalian hari ini dibolehkan bebas hanya 5 jam. Ingat! 5 jam. Sudah mengerti?" ucap Kakashi.
"ya, pak!" jawab kami serempak.
"sekarang pembagian kamar. Setiap CC (a.k.a Calon Chef) menempati satu kamar. Sakura Haruno, kamar 205. Ino Yamanakana kamar 207. Hinata Hyuga, kamar 209. Tenten, kamar 211. Chouji Akimichi, kamar 213. Rock Lee, kamar 215. Ryuta denji, kamar 217. Aburame Shino, kamar 219. Sabaku Temari, kamar 220. Sayuri Otoya, kamar 221. Dan, Sora Kotoya, kamar 222. Loker kalian sudah diberi nama kalian masing2." Anko berjalan menyerahkan kartu kunci kamar asrama,dan kunci loker mereka.
"mari, saya antar kalian ke kamar kalian." kata Ayame. Kami, mengikuti Kak Ayame dari belakang. Aku dan Teman2ku sesekali mengobrol.
"nah... Sudah sampai... Lihat di depan pintu kamar kalian ada masing-masing no yang sama, dengan nomor yang ada di gantungan kunci kalian. Oh ya, jam 7 malam, kalian harus sudah berkumpul di dapur. Dan, dapur berada di lantai satu. Kalau kalian melewati ruang vermentasi, di sebelahnya ada dapur yang ku maksud. Ok! Selamat bersenang-senang selama 5 jam!" kata Ayame, dan berlalu.
"ya ampun, belum bekerja saja sudah cape begini!" keluh ino.
"huft... Benar, kata ayahku. Bekerja di UCIBA, harus kuat fisik, dan mental!" kataku.
"hm... Tapi, aku jadi kasihan, dengan Sayuri chan, dan Sora senpai!" kata hinata.
"memang kenapa?" tanya Tenten.
"oh ia, kalian dilarang berpacaran di dapur kan?" kata ino.
Mereka mengangguk.
"yang sabar ya! Pasti, ada jalan keluarnya kok!" kataku menepuk bahu sayuri.
"terima kasih senpai" kata sayuri.
"ya, sama-sama... Aku duluan ya!" kataku, berjalan menuju kamar asramaku.
Kamar 205...
"hoah... Ini besar sekali! Seperti apartement saja! Waah... Ini hebat!" aku terkesima melihat betapa luasnya kamar asramaku. Aku berkeliling di kamar asramaku. Yang ku temukan adalah satu buah springbed king size. Empat buah sofa ukuran sedang. Satu buah tivi 21 inchi. Satu dapur yang tak terlalu besar, beserta peralatan memasak. Satu buah lemari es dua pintu. Dan, satu kamar mandi. Tapi, kalau dipikir-pikir, kamar asrama ini, seperti kamar hotel berbintang lima. "Pantas saja semua chef dan koki, ataupun instruktur yang ada disini profesional semua." Pikirku antusias.
"huft... Lelah, habis ini akan pergi ke supermarket sebelah!" kataku dan merebahkan tubuhku ke springbed, dan tentu saja, sudah ku bereskan barang-barangku sebelumnya.
1 Jam Kemudian...
Normal Pov...
Sakura sudah terbangun dari tidurnya. Sekarang, ia sudah rapi dengan pakaiannya. Dan, ia sedang bergegas pergi ke supermarket terdekat.
.
.
.
Setelah, mengunci pintu kamarnya, sakura pergi menuju supermarket sebelah.
Di depan Supermarket...
"Golden Market" kata sakura antusias membaca plank supermarket. Lalu, ia memasuki GM a.k.a Golden Market. Di supermarket, sakura berjalan menuju tempat bahan makanan. Dengan sigap sakura mengambil bahan-bahan makanan yang dia butuhkan. Dan, setelah itu,ia beralih membeli kebutuhannya.
Setelah 1 Jam sakura berbelanja bahan makanan. Sekarang, ia bermaksud pergi ke kedai ramen untuk makan Sore (?). Sakura memasuki kedai tersebut. Ia memilih salah satu tempat duduk yang berada di dekat jendela. Ketika ia sudah hampir dekat dengan tempat duduk incarannya, ternyata ada seseorang yang mendahuluinya.
"hey kau..." tegur sakura.
"hn..." sapa coba?.
"ini tempat dudukku" kata sakura.
"hn..." pria tadi masih saja mengabaikan, dan tidak menatap sakura.
"jadi, minggirlah." kata sakura seraya mendorong pria tadi. Sehingga jatuh dari kursinya.
Dengan kesal, pria itu bangun, dan membuka kacamata hitamnya.
"apa yang kau lakukan?" kata pria itu tajam.
"hah!..." sakura terkejut, dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
.
.
.
.
Ino sedang berada di sebuah toko bunga. Ia sedang memilih bunga hiasan yang akan ia taruh di kamar asramanya.
"ada yang bisa ku bantu?"
kata seorang pelayan.
"oh ya, bisakah kau memilihkan bunga hiasan yang cocok untukku?" tanya Ino.
"oh... Tunggu sebentar!" kata pelayan tadi, dan pergi mengambil bunga yang di minta ino.
"ini dia..." pelayan itu menyerahkan sebucket bunga Cosmos.
"wah... Indah sekali... Berapa?" kata Ino.
"em... 30 Ryou" kata pelayan tadi. (anggap aja satuan ryou = satuan Rupiah).
"ini..." ino menyerahkan uang 30 ryou.
"terima kasih... Datang lagi!" kata pelayan itu.
Ino pun, kembali menuju kamarnya aka apartement. Di perjalanan...
Ino sekali-kali melirik jam yang bertengger di tangannya.
"hah... Masih 3 jam lagi." kata ino. Ia berjalan tanpa melihat lampu lalu lintas pejalan kaki.
"AWAS!" ada seorang pria berteriak, dan berlari kearah ino. Sontak ino menoleh kesumber suara. Setelah melihat ada pria yang berteriak dan berlari kearahnya, ia menoleh ke arah jalanan. Terlihatlah ada mobil tangki bahan bakar minyak, atau kita sering sebut mobil tanki,melaju. Ino yang sudah sadar akan situasi. Dengan secepat kilat, ia berlari kearah tadi ia menyebrang.
"hosh... Hosh... Hosh... Hampir saja!" kata ino yang sudah berada di pinggir jalan.
"padahal kalau kau tak berlari. Aku akan menyelamatkanmu, tapi... Yah, sudahlah! Kau sudah selamat" suara pria terdengar dari sebelah kanan ino.
"eh?"
.
.
.
"hah!..." sakura terkejut.
"hn?" pria tadi mengernyitkan alis kanannya.
"ma-maaf chef!" kata sakura menunduk.
"apa yang kau lakukan?" tanya pria itu lagi. Sepertinya, ia belum bisa menerima perlakuan gadis pink yang berada di depannya. Karena, telah menjatuhkannya dari kursi, yang pasti dengan tidak elitnya.
"ma-maaf chef! A-aku tidak tahu! Maaf!" kata sakura lagi.
"siapa kau?" tanya pria itu lagi.
"Sakura Haruno. Murid UCIBA" kata sakura.
"ya sudah! Aku maafkan, tapi lain kali! Jangan harap." kata pria itu, dan kembali duduk di kursi tadi. Sakura bingung. Sekarang kedai sudah penuh. Satu-satunya tempat duduk yang kosong, adalah tempat duduk di depan pria tadi. Sakura memandangi pria itu, yang kini sudah memakai kacamata hitamnya lagi. Merasa ada yang memperhatikannya, pria itu lagi-lagi menatap sakura di bali kacamata hitamnya.
"ada apa?" tanya pria itu.
"chef..." sakura meminta belas kasihan.
"hn?"
"tidak ada tempat duduk lagi... Boleh aku duduk di sini?" tanya sakura.
"ya sudah!" kata pria itu.
"terima kasih, chef Sasu-embh..." sakura di bekap mulutnya oleh pria itu.
"sst... Jangan panggil namaku di tempat seperti ini." kata pria itu, masih membekap sakura.
"hm...Em... Em..." sakura sudah hampir kehabisan nafas. Pria tadi, sontak melepaskan tangannya pada mulut sakura.
"maaf!" kata pria itu a.k.a chef sasuke.
"hah... Hah... Hah..." sakura kembali mengatur nafasnya.
"memangnya kenapa chef?" tanya sakura.
"kalau kau menyebut namaku, tamatlah riwayat mu!" ancam sasuke.
"..." sakura panas dingin.
"ya sudah, lupakan! Mau pesan apa?" kata sasuke.
"Ramen biasa, ukuran m. saja..." kata sakura.
"pelayan!" panggil sasuke.
"ramen biasa, ukuran m. dua." kata sasuke.
"minumnya tuan?"
"aku air putih saja" kata sakura.
"aku, chocolate frezze"
"baik, tuan! Tunggu 10 menit." kata pelayan tadi.
"jadi, kau salah satu pendatang baru?" tanya sasuke.
"eh? I-iya.. A-aku salah satunya." kata sakura.
"ehm... Sebelas orang?" tanya sasuke.
"ia" jawab sakura.
"pasti akan menyusahkan!"
kata sasuke.
"mmm... Chef! Aku berjanji tidak akan menyusahkanmu! Aku akan berusaha!" kata sakura.
Sasuke, tersenyum sangat tipis. Jadi, tak kelihatan bahwa ia sebenarnya sedang tersenyum.
"hm... Kau bisa jamin?" tanya sasuke meyakinkan.
"aku akan berusaha chef! Ya, aku akan berusaha sekuat tenaga!" sakura mengepalkan tangan kanannya, tanda ia bersemangat.
'gadis yang aneh!' batin sasuke, dan tersenyum tipis.
"ok, kalau begitu. Ceritakan apa saja yang kau pelajari di sekolah memasak!" kata sasuke.
"banyak. Kami diajari membuat adonan roti, dan cake. Diajari menghias cake, diberi tahu bahan-bahan yang cocok untuk membuat cake. Dan, masih banyak lagi!" kata sakura.
"hm... Lalu, nanti malam. Apa yang akan kau buat?" tanya sasuke.
"apa? Buat? Instruktur kakashi tidak memberi tahu kami?" tanya sakura bingung, cemas, dan panik.
"hn... Sebetulnya, ini rahasia. Tapi,-" sasuke seperti berfikir, atau ekspresinya hanya dibuat-buat? Hanya dia, dan tuhan, yang tahu.
"tapi?" tanya sakura.
"maaf tuan, pesanannya sudah siap!" kata seorang pelayan menaruh pesanan mereka berdua.
"ya, terima kasih!" kata sasuke. Sakura tersenyum kepada pelayan itu, dan dibalas tersenyum pula oleh pelayan itu. Pelayan itu berlalu.
"Selamat Makan!" kata sasuke. Dan memulai memakan ramennya.
"chef?" panggil sakura.
"hn?" sasuke masih sibuk dengan ritual makan ramennya. (Au: doyan, apa laper?).
"cheeff..!" panggil sakura lagi, tapi dengan nada yang 'cukup' keras.
"ada apa? Makanlah dulu! Nanti keburu dingin!" kata sasuke mengalihkan perhatian.
"chef!" panggil sakura dengan nada kesal.
"kalau sedang makan dilarang berbicara! Makanlah dulu! Setelah itu, akan kuberi tahu kau. Kenapa aku membocorkan rahasiaku sendiri!" wow! Fantastik. Seorang Uchiha bungsu berkata lebih dari 15 kata dalam 15 detik. Kurasa, ini akan menjadi rekor terbaik pada buku rekor Uchiha.
Halah, bek tu stori.
"hm... Selamat makan!" akhirnya sakura makan juga.
Mereka makan dalam keadaan hening. Setelah 20 menit mereka makan. Dan, sekarang mereka sudah berada di luar kedai ramen tadi.
"kenapa, chef?" tanya sakura.
"hn?" sasuke pura-pura tak mengerti.
"..." sakura diam. Ia tahu, sekarang sasuke sedang berpura-pura.
"hn... Karna, kau siswa yang mendapat nilai tertinggi di test kelulusan!" kata sasuke.
"hah? Hanya itu?" tanya sakura memastikan.
"memangnya ada lagi?" tanya sasuke balik.
"kupikir kau emmbh-" sakura menutup mulutnya sendiri.
Sasuke mengernyitkan alis kanannya, sampai-sampai lebih tinggi dari kacamata hitamnya.
"ti-tidak chef! A-aku hanya bercanda, chef! Ahahaha..." sakura tertawa renyah.
"kau mau di beri julukan orang gila, karena tertawa tanpa sebab, eh?" sasuke menyeringai.
"a-apa? Tentu saja tidak! Sudahlah, aku mau pulang!" kata sakura.
"apa kau mau ke UCIBA?" tanya sasuke.
"tentu saja! Memang, mau kemana lagi, eh?" kata sakura masih sebal.
"ikutlah denganku, aku juga mau pulang kesana!" kata sasuke.
"wah,,,! Benarkah? Terima kasih chef!" sakura kembali berbinar.
"heh... Hanya ditawarkan pulang bersama, saja. sudah begitu... Dasar cewek aneh!" kata sasuke pelan. Untung, sakura tak mendengar perkataannya.
Aiko Uchiha-chan
Di perjalanan...
Di dalam mobil sasuke...
"chef, apa kau tahu?-" ucapan sakura terputus.
"tidak" potong sasuke
"hey, aku belum selesai berbicara!" protes sakura.
"hn... Lanjutkan!" kata sasuke mengalah.
"aku mengidolakanmu!" kata sakura.
"begitu?" kata sasuke.
"memang kenapa? Kok bertanya seperti itu?" tanya sakura.
"kupikir, semua orang yang akan melihatku, akan berkata seperti itu juga!" kata sasuke.
"hm? Apa yang membuatmu berfikir seperti itu? Aku pernah menemukan sebuah situs yang bernama UCIBA haters" kata sakura.
"benarkah? Kalau benar, mereka berarti musuh UCIBA" tanya sasuke
"oh," aku hanya ber-'oh' ria.
Sesampainya...
"hm... Kamarmu dimana?" tanya sakura.
"di lantai dua!" kata sasuke mulai memasuki lift menuju lantai dua.
"wah... Aku juga di lantai dua! Di kamar no berapa?" tanya sakura
"204" kata sasuke.
"he?"
"ada apa?" tanya sasuke.
"kamar kau, dan aku... Berhadapan!" kata sakura.
"lalu?" tanya sasuke.
"tak ada!" kata sakura.
Tiing... Bunyi lift...
Sasuke, dan sakura keluar dari lift.
Di depan kamar sasuke...
Disana sudah ada wanita berambut merah maroon, dan memakai kacamata, tak lupa seragam sauchef.
"sasuke kun!" panggil wanita itu.
"kenapa kau berada disini, karin? Dan, kenapa kau memakai seragam sauchef UCIBA?" tanya sasuke dingin. Sakura hanya terbengong melihat keadaan yang sangat dingin, dan buruk. Ia tak tahu harus berkata apa.
"hm... Apakah itachi belum memberi tahu mu?" tanya karin dengan senyuman yang tak dapat di artikan.
"hn?"
"aku akan menjadi sauchef baru di dapurmu!" kata karin.
"hn..."
"oh, ya. Siapa gadis pink itu?" tunjuk karin kearah sakura.
"oh,, dia pacarmu?" tanya karin lagi.
"bu-bukan kok!" kata sakura.
"dia muridku!" kata sasuke.
"owh..."
"ya! Maaf, aku permisi dulu! Hng... Ku dengar akan ada pertemuan di dapur jam 7, nanti!" kata karin, dan berlalu.
"hm... Selamat malam, dan Sampai jumpa di dapur, chef!" kata sakura memasuki kamarnya.
"ya!" jawab sasuke, dan memasuki kamarnya.
Apakah yang akan terjadi di dapur, nanti? Bagaimana test kemampuan yang akan di uji, oleh chef sasuke? Akankah, sakura berhasil menjadi bagian dari mereka? Ikuti chapter-charter berikutnya!
To be continued
A/N: Hehehe… dikit, yak? Enggak, juga kok, aku ngetik ini fict nyampe 8 halaman loh! Banyak 'kan? *biasa,aja.* -_-".
Oh, gomenne untuk para author-author sekalian yang udah nungguin atau udah review di fict sebelah, (fict cemburu!) aku gak bisa lanjutin kayaknya, soalnya otakku lagi nge-blank., gomen semua… *nunduk dalem-dalem*.
Oke, semuanya yang suka, yang baca, yang ngelirik, yang lihat, yang sengaja atau ngak sengaja baca fict ini, terima kasih. Dan kalau perlu, boleh sekalian
MINTA REVIEW, DONG!
