(Sorry for typo(s). We're all human.)

"Okay, break!"

Kesepuluh anggota Wanna One menghembuskan napas lega begitu Jisung, leader sementara mereka mengatakan dua kata barusan. Mereka bubar dari posisi masing-masing dan melangkah ke sisi kanan dan kiri practice room untuk mengambil botol minum.

"5 jam, 24 menit." Minhyun memeriksa jam dinding di ruang latihan. "Wow, rekor baru untuk kita, Wanna One."

"Kita terlalu banyak berlatih, eh?" tanggap si big maknae, Lai Guanlin. Yang lain mengangguk mengiyakan sambil menyeruput air putih dari botol minum masing-masing.

Begitupula dengan Daniel, ia meneguk air dari botol minum berwarna peach miliknya. Disekanya bulir-bulir keringat yang menuruni pelipisnya. Sebagai center—yang artinya Daniel menjadi pusat perhatian semua orang saat berada di atas panggung, tentu bebannya lebih berat dari member lain. Ia harus memastikan gerakannya tidak salah, tidak lesu, dan harus sempurna. Ditambah dengan ekspresi yang harus dikontrol. Sungguh, Daniel seperti memanggul satu karung penuh beras di pundak. Bedanya, ini jauh lebih berat.

Berbeda dengan Ong Seongwoo—pria kelahiran 1995 itu tampak jauh lebih ceria. Walau tidak mendapat posisi utama, setidaknya menjadi salah satu bagian dari vocal line dan mendapatkan kesempatan menyanyikan reff sudah lebih dari cukup untuk Seongwoo. Untunglah gerakan Energetic tidak serumit gerakan Burn It Up. Kalau saja lagu debut yang terpilih adalah Burn It Up, mungkin mereka bisa berlatih dua kali lipat lebih lama dari sekarang. Apalagi tidak semua anggota bisa dengan cepat terbiasa dengan koreografi yang rumit.

Lihat, sebian anggota sekarang sedang duduk bersandar di dinding practice room dan sebagian lagi berbaring di atas lantai yang dingin. Tapi Seongwoo tidak melakukan kedua hal itu. Ia malah berjongkok dan memandangi Kang Daniel yang tengah berbaring di atas lantai. Tanpa ragu, Seongwoo menggerakkan kakinya santai untuk mendekati Daniel.

"Daniel-a~" panggil Seongwoo diselipi sedikit nada manja.

Perhatian, untuk semuanya.

Kang Daniel dan Ong Seongwoo sudah sering seperti ini. Maksudnya, Seongwoo sudah sering memanggil Daniel dengan nada manja yang dibuat-buat. Begitupun sebaliknya. Diulangi, mereka berdua sudah sering seperti ini. Dan mereka berdua tidak keberatan dengan hal tersebut.

Daniel membuka matanya sesaat dan menatap iris mata Seongwoo. "Hm?"

Sungguh, Seongwoo gemas dengan posisi Daniel sekarang. Ia memejamkan matanya—mungkin karena terlalu kelelahan? Pipinya yang tembam menempel dengan lantai. Dan bibirnya—tolong tahan Seongwoo untuk tidak menarik bibir Daniel sekarang.

"Minta air," pinta Seongwoo dengan wajah polos.

Ayolah, mereka sudah sering seperti ini, kan?

Daniel membuka matanya lagi dan menoleh kepada Seongwoo. "Tidak. Airku tinggal sedikit." Jawabnya dengan nada ketus.

Seongwoo nyaris membulatkan matanya tak percaya. Sebentar, sebentar. Baru saja Daniel menolak permintaannya ... dengan nada ketus?

Oke, oke, jangan berlebihan Seongwoo. Latihan hari ini memang berat. Besok mereka ada panggung spesial, dan pasti itu juga memengaruhi pikiran dan badan Daniel. Hal yang perlu kau lakukan hanyalah "mengerti".

Maka dari itu, Seongwoo menganggukkan kepala dengan polosnya. Walau ia rasa ada yang ganjil. "O-oke, aku mengerti."

Mungkin mereka berdua tidak menyadari, tapi sedaritadi—kira-kira semenjak Seongwoo menghampiri Daniel—sembilan pasang mata lainnya yang ada di ruangan itu tengah menguping pembicaraan Seongwoo dan Daniel. Kini mereka bersembilan dihujami pertanyaan dan rasa bingung.

"Ini hot news! Apa kita baru saja melihat sisi ketus Daniel Hyung?" bisik Daehwi dengan hati-hati.

"Iya, kurasa." Jisung mengangguk semangat. "Daniel akan melakukannya saat ia benar-benar kelelahan."

"Tambahan, ia tidak pernah lelah jika itu bersangkutan dengan Seongwoo Hyung," koreksi Guanlin yang rupanya ikut tenggelam dalam obrolan bertema Ongniel ini.

"Tapi hari ini Daniel berbeda! Ia ketus, bahkan ke Seongwoo!" seru Sungwoon seakan-akan ini adalah masalah besar. Seakan-akan jika hari ini Daniel bersikap ketus, maka kiamat akan datang besok pagi.

Jisung menempelkan jari telunjuknya ke bibir. "Ssst! Mulutmu itu! Bisa pelan sedikit, tidak!?"

Diomeli Jisung pun, Sungwoon tetap tidak bisa diam. Baginya, semua hal yang menyangkut Daniel dan Seongwoo adalah berita panas yang harus ia terima dengan excited. "Apa jangan-jangan mereka bertengkar? Tapi apa yang diperbuat Seongwoo?"

"Sudahlah, diam saja!"

.

.

'Happy 23, Baby'

Kang Daniel and Ong Seongwoo

(A special fanfiction dedicated to our gag machine who will celebrate his birthday party on August, 25, 2017.)

.

.

Apa ini yang namanya cenat-cenut?

Jelas bukan.

Sejak Daniel yang begitu ketus tadi, Seongwoo tiba-tiba kehilangan semangat. Untungnya saat mereka berlatih koreografi Burn It Up barusan, Seongwoo masih bisa mengontrol dirinya untuk tidak lesu atau terlihat sedih. Profesionalisme Seongwoo terbukti, karena tidak ada anggota lain yang menangkap gerak-gerik aneh Seongwoo.

Setidaknya, itu yang Seongwoo pikirkan.

"Psst!" Jisung menepuk bahu Daniel beberapa kali. Walau begitu, pandangannya tak lepas sedetikpun dari Ong Seongwoo. "Kau itu kenapa sih?"

"Heh? Apanya yang kenapa?" balas Daniel bingung.

Jisung mengacak rambutnya gemas. "Lihat Seongwoo! Dia tampak lesu dan bingun seperti itu!"

Daniel memutar bola matanya dan menatap Seongwoo acuh-tak acuh. Sedetik kemudian, ia mengerutkan dahi. "Apanya, sih? Tidak ada yang aneh."

"Dasar laki-laki! Tidak peka!" semprot Daehwi yang tiba-tiba muncul di antara keduanya. Kalian ingat kan, tubuhnya mungil? Mudah baginya untuk menyelundup diam-diam.

Lho, sebentar. Memangnya Daehwi bukan laki-laki?

"Apa sih?"

"Ya ampun. Kau lupa ya? Tadi siang, kau baru saja berbicara ketus kepadanya. Apa perlu aku paparkan secara lebih rinci, wahai peringkat satu kita, Kang Daniel?" lanjut Sungwoon sambil menekankan kata-katanya. Nah. Manusia kekurangan kalsium ini juga datang darimana? Daniel pusing.

Daniel diam. Namun beberapa detik kemudian, ia tersenyum penuh arti. Kedua pipinya memerah. "Kita perlu bicara tentang itu. Nanti aku jelaskan. Oke?"

"Kita? Siapa?"

"Kita semua ..." lanjut Daniel. Ia melirik kanan-kiri, memastikan tidak ada Seongwoo di dekat mereka. "Semua kecuali Seongwoo Hyung. Jangan kebakaran jenggot dulu, ya?"

.

.

'Happy 23, Baby'

Kang Daniel and Ong Seongwoo

(A special fanfiction dedicated to our gag machine who will celebrate his birthday party on August, 25, 2017.)

.

.

Daniel mengubah nama grup menjadi 'Daniel Secret Mission'.

Daniel : Kita semua perlu bicara

Guanlin : Dimana?

Daniel : Tunggu

Daniel : Seongwoo hyung tidak ada di grup ini kan?

Jinyoung : Tidak.

Daniel : Oke, cerdas

Daniel : Yang sedang tidak bersama Seongwoo hyung, temui aku di kamar mandi lantai dua. Cepat!

Woojin : Oke

Jinyoung : Oke (2)

Jisung : Oke (3)

Minhyun : Well, aku, Sungwoon hyung dan Jihoon sedang bermain PSP dengan Ong. Nanti kabari saja

Minhyun : KAU BERHUTANG PENJELASAN KEPADAKU, KANG DANIEL

Minhyun : Maaf, barusan tiba-tiba Sungwoon hyung merebut ponselku

Daehwi : ...

Daniel : ...oke

Setelah membaca pesan terakhir Daniel, para anggota Wanna One yang tidak sedang bersama Seongwoo—Jisung, Guanlin, Jinyoung, Woojin, Jaehwan, dan Daehwi—berbondong-bondong pergi ke kamar mandi seperti yang diperintahkan Daniel.

"Kenapa harus di kamar mandi, sih?" protes Jinyoung saat ia berhasil masuk kamar mandi lebih dulu dari teman-temannya yang lain.

"Jorok, Kang Daniel jorok." Lanjut Jaehwan.

"Apa kau perlu cermin yang lebih besar, Jaehwan-ssi?" tukas Daniel sebal. Jorok? Tolonglah. Dilihat dari isi dalam koperpun, dapat terlihat kan siapa yang sebenarnya jorok disini.

"Sudah sudah!" Jisung menengahi Daniel dan Jaehwan sebelum keduanya lanjut berdebat. Jisung melipat tangannya di dada dan menatap Daniel tajam. "Oke, sekarang jelaskan semuanya, Kang Daniel."

Para anggota yang tersisa mengikuti gerakan Jisung. Daehwi meniru Jisung. Jaehwan dan Woojin berdiri tegap dan menatap Daniel tajam. Guanlin dan Jinyoung menopang dagunya dengan tangan dan menatap Daniel dalam. Menyadari mereka semua sudah berubah ke mode serius sekarang, Daniel ikut memasang wajah seriusnya.

"Baiklah," Daniel menghembuskan napasnya terlebih dahulu. "Kalian tentu tidak lupa kan ... sesuatu yang spesial di tanggal 25 Agustus?"

"Ng ..."

"Apa? Fansign?"

"Peringatan seratus hari menjadi anggota Wanna One?"

"Seminggu setelah Weekly Idol episode 216 dirilis?"

"Astaga, bukan!" seru Daniel gemas. Ya ampun, jangan katakan mereka lupa dengan hal spesial di tanggal 25 Agustus. Daniel bisa gila. Apa kegiatan mereka semelalahkan itu sampai yang lain lupa sesuatu yang spesial di tanggal 25? Hanya Daniel satu-satunya yang mengingat hal spesial itu?

"Hari itu Seongwoo hyung akan ber-ulangtahun! Aku ulangi, Ong Seongwoo Hyung ulang tahun!" lanjut Daniel berapi-api. "Apa sekarang kalian masih lupa? Atau bahkan ada yang tidak mengetahui tanggal lahirnya?"

Butuh waktu beberapa detik sampai anggota Wanna One mencerna kata-kata Daniel.

"Aah, benar juga ..."

"Astaga, aku melupakan bocah bertahi lalat itu!"

"Ya ampun, apa yang sudah aku lakukan?"

Daniel berdecih. Baginya, percuma menyesal karena lupa tanggal ulangtahun. Lebih baik melakukan sesuatu daripada hanya diam dan menyesal tanpa melakukan apapun.

"Jadi, aku minta bantuan kalian dengan sangat memohon ..." Daniel menyatukan kedua telapak tangannya di depan wajah, pose khas orang yang sedang memohon. "... aku minta kalian bekerja sama denganku untuk tidak mengacuhkan Seongwoo Hyung sampai tanggal 25."

"MWOOO?"

"Dari jutaan syaraf yang ada di otakmu, kenapa hanya bisa menghasilkan ide bocah begitu?!" Jisung berkacak pinggang. "Seongwoo itu precious! Memangnya mengerjai seperti itu tidak akan dicurigai?"

Daniel tidak patah semangat. "Wah, jelas, pasti akan dicurigai. Tapi asal kalian mengikuti petunjukku, kita tidak akan dicurigai sama sekali!"

Woojin tampak mulai tertarik. Ia mengangkat sudut bibirnya. "Lalu? Petunjuknya seperti apa?"

"Ini mudah. Kalian cukup 'mengiyakan' atau 'mendukung'-ku saat aku sedang berusaha menjauhi Seongwoo Hyung. Juga, jangan bertanya apapun soal aku ke dia. Nanti dia cerita, dan akhirnya jadi tidak seru."

"Iya, iya, oke."

"Sepertinya tidak buruk jug.a."

"Tidak ada salahnya mencoba sih."

"Oh ... jadi karena itu Hyung ketus kepada Seongwoo Hyung di ruang latihan tadi, ya?" tebak Guanlin tiba-tiba. Daniel mengedipkan sebelah mata kepada Guanlin, pertanda tebakan Guanlin tepat.

"Lalu, apa langkah selanjutnya?"

"Pada akhirnya, aku pasti akan menjelaskan kekonyolan ini dan memberikannya hadiah. Tapi, masih ada waktu yang cukup sampai hari H, kok. Jadi aku belum buru-buru memikirkan kado." Jelas Daniel. "Yang paling penting sekarang adalah ... kita jauhi dulu Seongwoo Hyung!"

.

.

To be continue

.

.


[Author Note]

HALO. HAHAHAHA. Aku gak habis pikir kenapa aku laknat banget ya, FF misteri belum selesai, malah bikin FF Ongniel chaptered. HAHA. Tapi ini kayaknya gak panjang, mungkin cuma dua/tiga chapter. Soalnya ini FF spesial karena sebentar lagi uri Romeong akan ulangtahun ke dua puluh tiga. Yeeey!

Mind to review please, readersnim? ^^