Seorang Lee Seokmin tidak henti hentinya tersenyum kepada setiap orang yang dilewatinya .
saat sampai di kantor nya , CEO muda itu pun tidak hentinya menebarkan senyum kebahagiaannya hingga membuat seluruh karyawannya kebingungan .
"Sepertinya ceo muda kita ini sedang bahagia ?"
Seokmin tersenyum menanggapi pertanyaan lawan bicaranya .
"Tentu aku sangat bahagia sekali ."
"ada kabar baik ?"
"Jisoo hamil."
dan sebagai sahabat dari Lee Seokmin , Kim Mingyu memeluk sahabatnya .
"Aku iri padamu . kuharap wonwoo hyung juga segera menyusul ."
--Seoksoo--
"Ya aku tidak apa."
"Aku mengerti seokmin . aku pasti berhati hati ."
"Iya ish ."
Jisoo menutup sambungan telfonnya . sungguh Jisoo sangat kesal . ini sudah 6 bulan kehamilannya dan seorang Lee Seokmin masih sangat berlebihan .
bahkan Jisoo tidak dibiarkan keluar rumah sendiri .
Jisoo mengerti Seokmin sangat khawatir . tapi dia juga butuh kebebasan .
dan Jisoo yang sudah terlampau kesal mengabaikan ucapan suaminya .
calon ibu muda itu pergi sendirian menemui sahabatnya , Lee Jihoon dengan berjalan kaki .
toh tempat pertemuan mereka tidak jauh dari kediamannya .
"Jihoon !"
Jisoo berteriak dan melambaikan tangannya pada sahabatnya yang berdiri di seberang sana .
ibu muda itu berjalan menyebrang jalan saat lampu lalu lintas berubah warna merah .
namun
Brak
"JISOO HYUNG"
--Seoksoo--
Seokmin hanya memandangi tubuh istrinya yang tidak berdaya diatas ranjang rumah sakit .
Jisoo baru saja melakukan operasi .
dan bayi mereka tidak selamat .
Seokmin tidak bisa memikirkan apa apa . pikirannya tengah kalut .
--Seoksoo--
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 3 dini hari .
Jisoo berulang kali menelfon ke ponsel suaminya .
namun tidak pernah dijawab .
seminggu setelah Jisoo keluar dari rumah sakit , Seokmin selalu seperti ini .
pulang larut malam . bahkan pernah Seokmin tidak pulang .
Jisoo tau dan sadar penyebab suaminya berubah seperti ini .
tapi pernah kah Seokmin sadar ? Jisoo sama terluka bahkan lebih terluka dari apa yang Seokmin rasakan .
"Seok-"
"Halo"
Jisoo terdiam .
Seokmin memang mengangkat telfonnya . namun bukan sang pemilik ponsel yang menjawab telfonnya .
ini suara wanita
"Halo?"
"Dimana pemilik ponsel ini ?"
"Oh Seokminie ? dia sedang tidur . apa ada yang penting ? biar aku membangunkannya ."
Nafas Jisoo tercekat . buru buru ia mematikan sambungan telfonnya .
Jisoo terduduk di lantai . tubuhnya tidak kuat lagi berdiri . dan matanya tidak kuasa membendung air mata .
-Seoksoo-
Pagi ini Seokmin memang pulang kerumah .
namun dengan seorang perempuan .
Jisoo yang melihatnya hanya terdiam .
apalagi saat Seokmin menggandeng wanita itu ke hadapannya .
"Bersikap baiklah padanya . dia tunanganku ."
Nafas Jisoo tercekat
bagaimana bisa Seokmin dengan entengnya mengatakan bahwa gadis di sampingnya adalah tunangannya .
"Kenalkan , namaku Yuju ."
Gadis itu mengulurkan tangannya namun Jisoo sama sekali tidak sudi untuk menyambutnya .
"Kita perlu bicara seokmin ." Jisoo menarik suaminya ke tempat lain . meninggalkan Yuju sendirian .
"Kau gila ?" seru Jisoo saat dia dan Seokmin hanya berdua .
"Tidak ."
"Kau bilang kau hanya mencintaiku ."
"Itu sebelum kau membunuh anak ku ."
Jisoo terdiam . ucapan Seokmin benar benar menyakiti hatinya .
"Jika kau tidak suka pergilah ." ujar Seokmin dan pergi meninggalkan Jisoo yang menangis sambil memegangi dadanya .
--Seoksoo--
"Ugh nghhhh seokminhhh."
Yuju mendesah nikmat saat Seokmin menghisap nipple pink milik nya . tangan pria itu pun tidak diam dan meremas payudara Yuju yang satunya .
Jisoo yang melihat pemandangan nista dihadapannya hanya bisa menutup mulutnya sambil menangis .
Jisoo tidak menyangka Seokmin akan menjadi setega ini padanya .
Seokmin yang dulu mencintainya tengah bercumbu di ranjang yang dulu mereka gunakan untuk malam pertama dengan seorang gadis .
Seokmin yang selalu membuatnya bahagia kini telah menyakitinya .
Apa lagi yang bisa Jisoo lakukan selain menangis ?
Seperti jatuh tertimpa tangga , Jisoo baru kehilangan anaknya dan kini suaminya terang terangan berselingkuh dihadapannya .
Jisoo terduduk lemas dan menutup kedua telinganya .
tidak sudi mendengar desahan seokmin dan kekasih barunya .
Jisoo pun tidak ingin angkat kaki dari rumah ini . karna dirinya begitu mencintai seorang Lee Seokmin .
EPILOGUE
"HYUNG ."
Jisoo terlonjak kaget . apalagi saat melihat wajah seokmin dihadapannya .
sontak Jisoo memukul kepala kekasihnya itu .
"Ish hyung kok aku malah dipukul ?"
Seokmin menahan tangan Jisoo yang hendak memukulnya lagi . dan Seokmin terkejut saat melihat wajah kekasihnya sudah basah karena air mata .
"Hyung menangis ?"
"Seokmin jahat . berselingkuh dihadapanku . kau bahkan melakukannya di ranjang kita . aku mau cerai saja !"
Suasana tiba tiba menjadi hening
teman teman mereka memandangi Jisoo dengan aneh .
"Hyung kau gila ? kita bahkan belum lulus sekolah ." ujar Wonwoo
"Kau bahkan belum menikah dengan Seokmin ." ucap Seungcheol
Jisoo membulatkan matanya . sadar dengan apa yang ia lakukan .
pipi pemuda itu merona . entah itu akibat malu atau Seokmin yang sekarang tengah memandang nya dengan tatapan menggoda .
"Hyung bermimpi kita sudah menikah ya tadi ? hyung sudah tidak sabar aku nikahi ya ? atau sudah tidak sabar dengan malam pertama kita? "
Grep
Seokmin terkejut begitu Jisoo memeluknya erat .
"Syukurlah tadi cuma mimpi . aku tidak mau kehilangan Seokmin ."
Seokmin tersenyum
pemuda itu mengusap pelan punggung kekasihnya .
"Bagaimana bisa aku meninggalkan malaikat sepertimu hyung ."
Jisoo tersenyum dalam pelukan Seokmin . sementara teman teman mereka sudah menggelengkan kepala .
"Jisoo hyung , mungkin karna berpacaran dengan si kuda ini kau jadi seaneh ini ."
"Jisoo hyung bukan aneh lagi . mungkin sudah mendekati gila ."
"Yak sipit . jangan mengatai kekasihku sembarangan "
Plak
Soonyoung yang diteriaki sipit memukul kepala yang lebih muda .
"Aku ini masih hyungmu seokmin bodoh ."
END xD
