JANUARY COLLECTION

| ikon fanfiction | yundong | yunhyeong/donghyuk |

| iKON © YG ENTERTAINMENT |

| JANUARY COLLECTION © dumb-baby-lion |

| rated T | boys love |

| oneshoot |


don't like don't read

any same idea, it's just acidentally same

and remember, it's just a FICTION

warning. out of character and typos take a big part of my writing world


inspired by Little Red Riding Hood by Charles Perrault


chapter one:

(January the 3th) iKON's Donghyuk

'Red Hood Boy and The Unusual-Wolf Boy'


Donghyuk terduduk dengan tangan sibuk membuat temali pada sepatu boots baru hadiah dari Tuan Koo ketika pintu rumah kayunya diketuk secara terburu-buru.

"Kim Donghyuk!"

Hanya Jinhwan hyung, Donghyuk membatin dalam hati sambil menggumam tak peduli. Kenapa harus terburu-buru begitu, sih? Toh nanti Donghyuk akan menemui Jinhwan untuk mengambil buket bunga pesanannya.

"Aku tahu kau disana, Bocah Kim! Cepat keluar atau aku dobrak pintu rumahmu!"

Pfft, omong kosong. Jinhwan itu mungil seperti kurcaci-kurcaci teman Putri Salju. Mana mungkin berhasil mendobrak pintu kayu kuat begini.

Donghyuk, yang sudah selesai dengan menyimpul boots barunya, bangkit dan membuka pintu rumahnya. Seketika ia memasang wajah datar melihat Jinhwan nyengir tak bersalah padanya.

"Apa?" ketus Donghyuk sambil mengerucutkan bibir kesal walau sebenarnya acara mengambeknya ini tidak beralasan. Jinhwan masih nyengir kuda, lalu ia mengulurkan sebuket bunga cantik ke dada Donghyuk dengan cepat tapi tetap menjaganya agar tidak rusak.

"Kau lama sekali, dasar bocah menyebalkan. June pasti sudah menungguku di dekat danau."

Gerutuan Jinhwan berbanding terbalik dengan wajahnya yang berseri-seri. Mungkin florist muda ini sedang membayangkan kencannya dengan manusia paling sassy seantero desa yang sialnya adalah anak dari kepala desa paling baik hati di dunia.

Donghyuk hanya mengangguk asal dan menerima bunga itu sambil masih mengerucut kesal akan Jinhwan yang kini pergi dengan riang menyusuri jalanan berbatu di desanya yang diwarnai daun maple gugur.

Junhoe, ya.

Donghyuk merasakan sisa-sisa iri setengah mati pada Jinhwan membumbung dihatinya. Kenapa iri? Salahlan keberhasil Jinhwan melelehkan hati berselimut es Junhoe dan crush kecil nan bodohnya yang sudah berlalu pada pemuda narsis tetangganya itu.

"Well, saatnya lupakan manusia tengil itu dan move on." gumam Donghyuk lalu membetulkan coat merahnya yang membalut rapi tubuhnya. Kakinya mulai melangkah menusuri jalanan tepat diseberang rumahnya yang akan membawanya menuju hutan tepi desanya sambil menggenggam erat buket bunganya yang hanya terdiri dari dua macam bunga.

Lili putih, perlambang cinta yang dalam namun diliputi oleh duka.

Morning Glory, perlambang janji yang akan dipegang teguh.

.

.

.

Donghyuk selalu suka dengan hutan tepi desanya.

Terutama dengan bau hutannya, kicauan burung serta gemerisik daun yang terdengar serta pohon apel yang bertebaran dengan buah merah ranum disana.

Kakinya terus melangkah sementara tangan kanannya menggengam erat buket bunga dan tangan kirinya merapikan tudung dari coat panjang yang menutupi sweater beige dan jeans robek di tubuhnya. Trench coat merah ini selalu menjadi coat favorit Donghyuk karena itu ialah hadiah ulang tahun ke 19 dari orang tuanya.

Hadiah terakhir kalau diperjelas lagi.

Masa bodoh dengan julukan Red Riding Hood yang tersemat padanya karena kesukaannya mondar-mandir dengan coat maroon itu, yang penting Donghyuk tidak mendapat masalah dan omongan orang bukan apa-apa baginya.

Setelah cukup jauh berjalan menyusuri jalanan berlumpur, Donghyuk berhenti sejenak menatap pohon willow unik di persimpangam jalan di depannya. Weeping willow itu berdiri kokoh disana dan membuat kepala Donghyuk berdenyut samar ketika menatapnya lama.

Sambil mengambil jalan di kanan willow itu, Donghyuk mendenggung pelan dan menundukkan pandangannya menuju boots barunya yang ternoda lumpur.

Pikirannya melayang pada memori yang selalu menghantui mimpinya hampir setiap hari.

.

.

.

Donghyuk cilik mengendap-endap dengan kaki gemuknya memasuki hutan. Kedua tangannya memeluk erat seekor puppy mungil berbulu putih bersih sementara kakinya terus melangkah menyusul kedua orang tuanya yang tadi ia lihat memasuki hutan dengan wajah was-was setelah meninggalkan Donghyuk yang setengah mengantuk di sofa.

Mungkin mereka hanya ingin bermain hide-and-seek dan sedang menungguku di dekat tebing bersemak.

Rasa ingin tahu meliputi diri Donghyuk ketika ia samar-samar menyusuri jalanan berlumpur yang biasa menjadi rute jalan-jalannya bersama ayahnya.

Mata mungilnya saat ini menatap weeping willow ketika ia berhenti di persimpangan jalan. Donghyuk sendiri kini mengernyitkan dahi lalu menggumam polos kebingungan akan rute mana yang harus ia ambil.

Appa bilang kanan.

Tapi yang mana yang kanan dan yang mana yang kiri?

Donghyuk membatin sambil menggumamkan kepolosan ala bocah sebelum berjongkok karena lelah. Ia ingin menyusul orang tuanya yang mungkin pergi menuju tebing bersemak tapi ia tak tahu harus mengambil jalan yang mana.

Kepalanya sedikit mengadah menatap pohon rindang yang sedikit menutupi langit ketika ia sadar bahwa langit sudah mulai ditutupi oleh kegelapan.

Apa malam sebentar lagi akan muncul?

Donghyuk benci kegelapan.

Sangat benci.

Bagaimana bila Appa dan Eommanya dimakan oleh monster yang muncul dari kegelapan?

Perasaan panik merambat cepat dalam diri Donghyuk. Pelukannya pada anjing putih manis itu makin erat bersamaan dengan matanya yang mulai berair dan isakan ketakutan yang keluar dari bibirnya.

"HUWAAA! APPAAA! EOMMAAA!"

.

PRANG!

Donghyuk menjatuhkan mug keramik yang ia bawa ketika melihat sosok berpakaian hitam dengan topeng warna merah menyala sedang berdiri di tengah dapurnya sambil menatap lurus ke mata Donghyuk.

Donghyuk menggigit bibir dan membulatkan mata kaget ketika sosok itu mengacungkan sebuah parang yang berkilat namun ternoda cairan merah yang terus menetes. Kakinya seketika seolah terpaku tak bisa digerakkan saat geraman rendah terdengar menggema di telinganya.

Monster kah? Tidak, itu jelas manusia.

Mata Donghyuk tak hentinya menatap sosok itu yang kini mulai bergerak mendekat bersamaan dengan bau anyir besi yang makin tercium seiring langkahnya.

Itu bau darah.

Tapi milik siapa?

DOK DOK DOK!

"TUAN KIM! APA YANG TERJADI?!"

Pintu digedor panik bersamaan dengan teriakan Tuan Koo dan gumaman ramai dengan bernacam suara memanggil nama ayahnya yang membuat Donghyuk terkesiap bingung.

Apa yang sedang terjadi?

Namun kebingungannya itu hanya terasa sesaat ketika tenggorokannya makin tercekat melihat sosok hitam tadi kini tepat berada di depannya dengan parang yang diacungkan di bawah lehernya.

Dinginnya logam parang itu terasa amat nyata bagi Donghyuk, bercampur dengan bau darah dan keringat samar yang tercium hidungnya.

Apa aku akan dibunuh?

BRAK!

Suara pintu terdobrak bersamaan dengan langkah kaki bersahutan ialah hal terakhir yang di dengar Donghyuk sebelum ia merasakan rasa sakit yang teramat pada tubuhnya disusul bau anyir yang merebak serta pandangannya yang berkunang.

Tepatnya lagi, sebelum semuanya menjadi gelap.

.

Perampok itu ialah perampok tunggal yang sejak dulu mengincar permata milik nenekmu membobol rumahmu.

Donghyuk menatap nanar dua peti di depannya lalu menggengam pinggiran jasnya erat-erat ketika kesedihan mulai menguasai dirinya. Terlebih ketika matanya tanpa sengaja menangkap bingkai foto berisi foto kedua orang tuanya yang tersenyum diantara karangan bunga.

Perampok itu mungkin membunuh orang tuamu ketika orang tuamu berkata bahwa permata itu tidak ada di rumahmu.

"Hey, Donghyuk, kalau kau lelah duduklah, akan kutemani." bisik Junhoe tepat di telinganya yang membuat tangisan Domghyuk kini mulai tersendat-sendat keluar membentuk isakan setengah cegukan.

Beruntungnya saat itu teriakan ibumu membuat orang-orang kebingungan menuju rumahmu. Ditambah saat ia menyusup kau sedang tertidur di lantai dua sehingga si perampok tidak menyadari keberadaanmu hingga kau turun ke lantai satu.

Air matanya makin deras seiring akan Junhoe yang menariknya kebelakang dan mendudukkannya pada kursi kayu yang tidak nyaman.

Beruntung perampok itu hanya sempat menyabetmu sebelum ia terjatuh kesakitan dan mati akibat tembakan dari Tuan Koo.

Bagaimana bisa itu dibilang beruntung kalau orang tuanyalah yang menjadi korban kini? Terlebih hari itu adalah satu hari setelah hari spesial Donghyuk dalam hidupnya.

Masih jelas juga dalam ingatan Donghyuk akan coat merah marun dan kartu yang diletakkan ayah dam ibunya di meja tamu depan, yang seingat Donghyuk telah ternoda akan cipratan darah dari kedua orang tuanya.

생일 축하 합니다, 김동혁.

.

Donghyuk menemukan jurnal milik ibunya di balik bantal kamar tidur orang tuanya seusai pemakaman mereka.

Disana tertulis berbagai ke khawatiran akan nyawanya yang diancam oleh perampok freak itu, penyembunyian permata yang sudah dilakukan sejak Donghyuk masih kecil serta hal-hal lainnya.

Namun ada satu hal yang Donghyuk bingungkan ketika melihat satu kalimat terakhir yang tertulis di halaman paling belakang jurnal tersebut.

Bila aku sudah tidak ada, kuharap ia akan menepati janji yang selalu ia ulangi hingga kini dengan terus menemani Donghyukkie.

.

Donghyuk ingat bahwa orang tuanya selalu bercanda tentang dimakamkan pada tebing bersemak yang berada di dalam hutan. Maka dari itu Donghyuk benar-benar berkeras pada Tuan Koo untuk memakamkan orang tuanya disana.

Dan setiap dua minggu sekali, Donghyuk selalu berziarah kesana sambil membawa bunga Lily putih dan Morning Glory sebagai simbol penghormatan akan kesukaan ibunya pada warna putih dan ungu, walau sesungguhnya arti bunga itu memang sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Lili putih sang perlambang cinta yang dalam namun diliputi oleh duka bersama Morning Glory sang perlambang janji yang akan dipegang teguh.

Persis akan cinta Donghyuk kepada ayah dan ibunya yang ditemani oleh kesedihan akan kepergian mereka serta janjinya pada dirinya sendiri untuk memulai hidup bahagia.

Ya, aku janji aku akan berbahagia walau Appa dan Eomma sudah berada di atas sana.

.

.

.

Donghyuk baru saja melewati semak-semak lebat yang sedikit berduri ketika ia mendapati seseorang sedang berdiri di depan makam orang tuanya sembari membawa sebuket bunga lily putih.

Siapa itu?

Donghyuk mengernyitkan dahi lalu melangkah sedikit sambil berusaha menerka siapakah pemilik punggung yang memunggunginya itu.

Heol, siapa, sih, yang berani-beraninya berziarah dengan kondisi topless? Terlebih ini makam kedua orang tuanya.

Hidung Donghyuk mendengus kesal ketika pemuda dengan jeans tersobek parah itu meletakkan lily putih yang ia bawa ke tanah sebelum menengok cepat menatap Donghyuk dengan kedua matanya.

DEG!

Donghyuk terkesiap lalu terpaku menatap sepasang mata dengan tatapan dingin namun diliputi oleh kehangatan yang entah mengapa muncul di tengah mata itu.

"Aah, akhirnya kau muncul~"

Pemuda itu berbicara dengan suara lembutnya sambil menarik senyuman miring yang membuat Donghyuk tergagap gugup tanpa alasan yang jelas. Terlebih pipinya yang terasa panas ketika pemuda itu kini berbalik sepenuhnya menghadap Donghyuk seolah memamerkan ABS miliknya yang menggoda (Hell. Tapi tetap saja, Donghyuk merasa ABS miliknya jauh lebih bagus.)

"Aku sudah lama ingin kau memergokiku."

Donghyuk sedikit memiringkan kepala bingung tak paham akan apa yang dikatakan sosok di depannya ini. Pemuda itu kini melangkah mendekati Donghyuk dan mendorong tudung merah yang menutupi rambutnya hingga rambut kecoklatan itu tidak tertutupi kain apapun.

Ohmy, dia lebih hot kalau dilihat dari dekat.

Wajah pemuda itu memang tampan dengan sentuhan lembut disana-sini. Memang ketampanannya berbeda level dengan Junhoe yang terlihat seperti bad boy jalanan namun tampan, tapi disaat peziarah tak dikenal yang topless itu menarik senyuman miring menggoda, Donghyuk bahkan merasa pemuda ini lebih tampan.

"Nice to meet you, Little Cutie Red Riding Hood."

Pemuda itu lalu melangkah pergi dengan bau mint dan berlalu meninggalkan Donghyuk yang terpaku menatap makam kedua orang tuanya dengan wajah memerah dan tangan yang mencengkram buket bunga ditangannya.

Sedetik kemudian, otaknya mendadak mencuatkan satu nama ketika menyadari bau mint barusan yang tidak asing bagi seluruh penduduk desa.

Keluarga Song.

Cengkraman tangan Donghyuk pada buket bunga mengerat ketika otaknya berputar untuk mengingat-ingat siapa nama orang hot tersebut.

Song Yunhyeong.

The lonely wolf.

.

.

.

Song Yunhyeong.

Donghyuk ingat apa yang dibicarakan Jisoo dan Suhyun tentangnya beberapa minggu yang lalu. Song Yunhyeong ialah cucu terakhir Tuan Tanah Song yang dikenal sebagai Tuan Tanah paling mengerikan karena sejarah keluarganya yang sebenarnya tidak masuk akal.

Semua tahu kisah lama bahwa Keluarga Song dikatakan sebagai keturunan dari werewolf yang ribuan tahun yang lalu menjaga hutan dekat desanya.

Tentu saja karena werewolf itu hanya mitos, sebagian orang (termasuk Donghyuk tentunya) tidak mempercayai kisah itu dan menganggap kisah itu sebagai angin lalu. Sedangkan sebagian lainnya yang percaya kini memberikan julukan pada keluarga itu sebagai Keluarga Serigala.

Dan Yunhyeong, menurut Jisoo dan Suhyun yang menggosip dengan suara layaknya toa aula desa, adalah cucu Tuan Tanah Song yang ter-charming setelah Song Mino sekaligus yang paling misterius dikarenakan sikapnya yang tertutup.

Berdasar keluarganya yang sudah mendapat sematan julukan serigala, Yunhyeong seringkali disebut lonely wolf karena kesukaannya akan menyendiri dalam hutan walau sebenarnya Yunhyeong adalah orang yang menyukai pesta dan keramaian.

Sangat berlawanan bukan?

Bahkan ada juga berita melantur yang mengatakan kalau Yunhyeong itu sudah kerasukan setan atau berita tak jelas lainnya.

Tapi Yunhyeong itu 100% berjiwa manusia tanpa ada tambah-tambahan setan seperti gosip yang beredar. Setidaknya itu yang selalu ditekankan oleh Yoojin yang juga ikut dalam acara menggosip Suhyun dan Hayi itu. Akhirnya, gosip menggosip itu diakhiri dengan kesimpula

n bahwa Song Yunhyeong memang manusia begitu pula keluarganya, hanya saja dia itu paling aneh diantara mereka.

.

.

.

KLING!

Bel mungil yang tergantung di pintu depan berdentang pelan.

Donghyuk dengan coat merah khasnya berjalan masuk ke Toko Bunga milik Jinhwan dan langsung mendekat ke counter kasir sambil mengulurkan beberapa lembar uang won seperti yang biasa ia lakukan.

"Mana bungaku, hyung?" tanya Donghyuk cepat sambil melirik ke sekelilingnya, menatapi berbagai macam bunga yang dengan indahnya tertata rapi disana-sini bukannya menatap orang dibalik counter kasir.

"Oi Donghyukkie, sejak kapan aku lebih tua darimu?"

Suara bass khas seseorang dari depan Donghyuk membuat pemuda itu mendengus sengit. Tanpa perlu menatap si pembicara itu pun, Donghyuk tahu kalau barusan si sassy Junhoe yang menjawab pertanyaannya.

"Sedang apa kau disini? Mana Jinhwan hyung?" acuh Donghyuk lalu menatap Junhoe yang memasang wajah cemberut sambil menopang dagunya pada meja kasir. Melihat hal itu, Donghyuk diam-diam berkomentar dalam hati bahwa seharusnya Junhoe sering-sering tersenyum agar ia tidak terlihat makin tua dalam usia mudanya.

"Jinhwan hyung sedang memberi makan anjing titipan Hanbin hyung."

"Hanbin hyung memangnya kemana?" tanya Donghyuk yang merasa ganjil akan jawaban Junhoe. Hanbin adalah senior Donghyuk di perguruan tinggi yang merupakan penyuka binatang dan tinggal tak jauh dari Jinhwan.

Junhoe terlihat mendecakkan lidah sedikit lalu melemparkan tatapan 'jangan banyak bertanya bocah' pada Donghyuk.

"Hanbin hyung pergi ke kota bersama pacar bodohnya itu."

"Apa?! Jiwon hyungie mengajak Hanbin hyung ke kota?" Donghyuk mengerjapkan mata penuh keterkejutan dan dibalas Junhoe dengan tatapan licik yang menyebalkan. Jujur saja, Donghyuk tahu apa maksud dibalik tatapan Koo Junhoe itu.

Rasakan, tuh, first love-mu bahagia sedangkan kau masih saja stagnan tidak berbahagia.

Dasar bocah Koo sial.

"Kapan kau akan punya pacar? Jangan-jangan kau nanti menjadi perjaka tua nantinya." sinis Junhoe sambil menusuk-nusuk tangan Donghyuk dengan telunjuk panjangnya dan menyeringai ala preman kampung. Donghyuk hanya mencibir kesal lalu mundur sedikit agar tangan Junhoe tidak dapat menjangkau tangannya.

BRUK!

Punggung Donghyuk serasa menabrak sesuatu yang bersuhu normal seperti manusia. Setidaknya ia bersyukur karena bukan rak bungalah yang ia tabrak.

Donghyuk lalu membalikkan badan dan menatap sesuatu yang ia tabrak itu. Niatnya meminta maaf sirna seketika ketika mendapati Song Yunhyeong berdiri tepat dibelakangnya dengan sweater kelabu dan jeans tanpa sobekan yang dengan sempurna membalut kakinya.

Apalagi dengan senyuman khasnya.

Crap, apa takdir sedang mempermainka Donghyuk dengan membuatnya bertemu dengan makhluk Tuhan yang amat seksi ini?

Well, kau sudah mulai sinting Kim Donghyuk.

"M-ma-SHIT!" Donghyuk yang akan minta maaf seketika memgumpat ketika ia merasakan sebuah benda padat yang dilempar keras mengenai punggungnya.

Koo Junhoe minta dibunuh rupanya.

Donghyuk melirik Junhoe yang memeletkan lidah dibelakangnya dengan tatapan membunuh yang teramat gagal sebelum memandang lagi Yunhyeong yang masih tersenyum lebar padanya.

Aw, Awkward.

Donghyuk mengerjapkan mata lalu memandang Yunhyeong dari atas hingga bawah seolah sedang mengecek style pemuda itu untuk kedua kalinya tanpa menyadari bahwa diam-diam Song Yunhyeong menyeringai setan.

Sekarang dia hot, tapi waktu topless kemarin lebih hot.

"Kenapa kau tidak topless lag-FUCK!"

Donghyuk menutup mulutnya ketika pertanyaan bodoh yang terlintas di otaknya keluar begitu saja. Wajahnya serasa memanas ketika didengarnya tawa besar yang tertahan milik Junhoe dan melihat wajah Yunhyeong yang diwarnai oleh keterkejutan.

"Maaf, kau tadi bilang apa?" tanya Yunhyeong disertai kerjapan mata penuh kekaguman dan keisengan yang membuat Donghyuk mati rasa.

Sial.

Lubang mana lubang, rasanya Donghyuk ingin melompat kesana saja.

"Ah! Donghyukkie, Yunhyeong! Kalian mau mengambil pesanan kalian 'kan?" Suara Jinhwan mendadak menyela keheningan awkward akibat mulut kelepasan ,

dengan begini selamatlah nasib Donghyuk. Yep, kalau begini ia berjanji akan mentraktir Jinhwan atas jasanya dalam penyelematan ini.

Donghyuk sendiri lalu mengangguk pelan sebagai jawaban, sebelum beringsut mendekat ke sisi Jinhwan sambil berharap agar tatapan intens Yunhyeong padanya mengabur sekarang juga.

.

.

.

Donghyuk berhenti tepat di depan Weeping Willow lalu menengok ke belakang. Matanya sedikit membulat ketika melihat Yunhyeong tengah berjalan dengan jarak sekitar sepuluh langkah darinya.

Sedang apa dia disini?

Donghyuk mengambil jalan di kanan lalu melanjutkan lagi jalannya, tentunya sembari sesekali melirik ke belakang hanya untuk menemukan bahwa Yunhyeong mengambil jalan yang sama dengannya. Cengkraman Donghyuk pada buket bunganya mengerat ketika Yunhyeong makin cepat berjalan.

Aneh.

Yunhyeong memang aneh seperti kata orang.

"Hei, Red Riding Hood."

Tengok.

Keterkesiapan menguasai diri Donghyuk ketika menyadari Yunhyeong berada tepat di belakangnya dengan wajah dihiasi senyuman. Donghyuk segera mengalihkan pandangan dari senyuman itu sebelum wajahnya memanas pada buket bunga yang Yunhyeong bawa.

Lily putih... lagi?

Oh, apa mungkin Yunhyeong ingin pergi ke makam orang tua Donghyuk seperti Donghyuk sendiri?

Tapi kenapa?

"Kenapa jalanmu semakin lambat, sih? Percepat jalanmu agar kita segera sampai ke tebing bersemak." seru Yunhyeong bersamaan dengan satu tangannya yang bebas mendorong punggung Donghyuk dan membuat pemiliknya tergagap perlahan.

Mimpi apa aku semalam sehingga bisa disentuh oleh orang hot?

.

.

.

Perjalanan menuju tebing bersemak diwarnai oleh keheningan dari Donghyuk dan senandung kecil dari Yunhyeong.

Donghyuk yang biasanya cukup cerewet apabila berada disekitar Junhoe atau Jiwon kini menutup mulutnya rapat-rapat sambil tanpa hentinya memandangi sepatu bootsnya.

Anggap saja dia ini gugup karena sedang berdua dengan flower boy desa di tengah hutan.

Hanya berdua, haha.

"Sedang apa kau di hutan dengan sebuket bunga lily ditanganmu?" tanya Donghyuk memecah keheningan namun tetap memandang sepatu bootsnya. Didengarnya denggungan musikal Yunhyeong berhenti sejenak diikuti helaan nafas.

"Kau sendiri kenapa juga membawa bunga di tengah hutan begini, Red Hood?"

Donghyuk menyipitkan mata mendengar penggilan dari Yunhyeong. Well, rasanya aneh mendengar Yunhyeong menyebutnya Red Hood secara terus menerus, "Kim Donghyuk, Yunhyeong-ssi. Kim Donghyuk. Hei, ngomong-ngomong jawab pertanyaanku!"

Yunhyeong tersenyum miring lalu merangkul bahu Donghyuk yang berjalan lambat-lambat di depannya, lalu berbisik tepat ke telinga Donghyuk dengan suara khasnya.

"Aku hanya menepati janjiku pada Almarhumah Nyonya Kim, Red Hood-ku."

Dan satu kecupan pelan mendarat di pipi Donghyuk yang mulai memerah.

.

.

.

Yunhyeong kecil menatap batita mungil yang setengah tertidur dalam gendongan Nyonya Kim.

Mata Yunhyeong mengerjap berkali-kali ketika melihat bayi itu menguap dengan cara yang sangat imut. Senyum seketika merekah di wajahnya ketika batita itu kini membuka matanya dan menatap Yunhyeong dengan tatapan penasaran.

"Aunty Kim! Anakmu sangat lucu! Bolehkah aku menemaninya?" pekik Yunhyeong dengan suara yang tak terlalu keras sambil mengusap pipi batita itu.

Nyonya Kim hanya merespon dengan senyuman kecil sebelum mengusak sayang rambut hitam anak berusia lima tahun yang sedari tadi mengikutinya hanya karena anaknya yang imut berada di gendongannya, mengantuk di tengah pesta Keluarga Song.

Yunhyeong mengerucutkan bibir lalu berkata penuh tekad, "Ayolah Aunty! Aku janji aku akan terus menemaninya! Bahkan hingga kita besar nanti!"

.

Yunhyeong menatap kedua peti jenazah Tuan Kim dan Nyonya Kim.

Seulas senyuman sedih terbentuk di wajahnya disusul oleh gumaman lembut di tengah isak tangis samar di ruangan tempatnya berada.

Kepalanya sedikit menengok, melihat ke arah seorang pemuda yang tengah menangis kecil dalam rangkulan anak Tuan Koo dan seketika senyuman kecil terbentuk di wajahnya bersamaan dengan tangannya yang mengeluarkan sebuah morning glory cantik dari kantongnya.

"Aku akan menepati janjiku padamu, Nyonya Kim. Aku berjanji tidak akan selalu ada di sisi Donghyuk walau ia tak tahu."


END


A/N:

happy super belated birthday #iKONofLoveDONGHYUKDay :D

berhubung donghyuk itu biasku dan ulang tahunnya di bulan januari bersama dua biasku lain dari WINNER /lirik 2seung/ jadilah aku bikin project fic buat mereka :D well kenapa aku bikinnya yunhyeong/donghyuk? karena lagi ngeship aja wkwk xD

rencananya bakal bikin buat WINNER Busan Boy siblings juga :)) walau ntar bakal telat pastinya /cough/

oiya numpang curcol berhubung authornya incles bentar ya wkwk xD lagi bahagia nih semenjak papa YG ngerilis teaser film yang keren walau song mino disana sudah dewasa :((( tapi 2seung ganteng /aak/ dan winner 2016 project itu hampir kayak MADEnya Big Bang gitu katanya, yep sebagai fans aku hanya bisa berbahagia dan ngedukung yeyeye :D iKON juga mau debut japan gak sih? wkwk sukses buat WinKON deh {}

review ya kalau udah baca~ maafkan kalau ceritamya amburadul :((

love,

dumb-baby-lion