"Berikan uangmu manis" ucap seorang lelaki bertubuh kekar kepada lelaki yang lebih mungil.
Lelaki bertubuh mungil itu tak mempedulikan ucapan orang tersebut, ia segera melangkahkan kaki mungilnya menyusuri jalanan kota Seoul di malam hari
Pemuda bertubuh kekar langsung mencengkram kerah baju Jihoon -lelaki mungil tersebut
"Cepat berikan uangmu bodoh!" Bentak pemuda bertubuh kekar
"Tak semudah itu." Jawab Jihoon dingin.
Merasa geram, lelaki bertubuh kekar langsung meninju wajah mulus Jihoon
BUGH
"Argh!" Erang Jihoon, rasa ngilu mulai menyergap ke seluruh wajah Jihoon.
Jihoon perlahan mulai bangkit, dan menendang tulang kering lelaki yang ada dihadapannya, dengan cepat Jihoon meninju perut lelaki tersebut.
"Ternyata kau cukup kuat manis" lelaki tersebut langsung mengeluarkan pisau lipatnya dan menggoreskannya ke lengan dan kaki Jihoon.
"ARRGHH! BRENGSEK!" maki Jihoon
Jihoon langsung ambruk. Lelaki tersebut dengan cepat mengambil dompet dari saku Jihoon dan membawanya kabur
"KEMBALIKAN DOMPETKU BODOH!" pekik Jihoon
Jihoon mencoba bangkit, namun akibat luka di kakinya ia langsung terjatuh dengan keadaan mengenaskan
"Sial. Keparat kau!" Gumam Jihoon
Penampilannya kini sangat babak belur, sudut bibirnya yang berdarah, baju serta celana yang robek, ditambah dengan rambut yang acak acakkan.
"Cih, sudah terlalu banyak luka ditubuhku ini haha" gumam Jihoon miris, ia pun mencoba bangkit lagi, dan berusaha mencari sesuatu yang dapat menahan beban tubuhnya. Ia pun perlahan berjalan dengan terengah engah menuju apartementnya yang sederhana.
.
.
.
"Semua lukaku, adalah medaliku."
Title : 勋章
Pairing : Soonhoon
Cast : All member Seventeen and Others
Genre : Hurt/Comfort, Drama, Romance.
Rating : T
Length : Chaptered
.
.
.
Sang mentari mulai menyinari setiap sisi dan sudut kota Seoul. Sinarnya pun mulai menjelajah lewat tirai ke salah satu apartement sederhana milik Jihoon
"Eungh~" lenguh Jihoon, perlahan ia membuka matanya dan mulai bangkit dari posisi tidurnya yang terlalu nyaman untuk ditinggalkan
"Haaah~ sekarang hari Senin sial." Umpat Jihoon di pagi yang cerah ini.
Jihoon melangkahkan kakinya ke kamar mandi, setelah pakaian bagian atasnya di dilepas, Jihoon menatap dirinya di cermin yang berada di kamar mandinya.
"Bahkan aku sudah muak melihat terlalu banyak luka di sekujur tubuhku ini" gumamnya pelan sambil mengambil kotak obat yang ia simpan dibelakang cermin.
Ia pun mulai mengolesi obat luka di sekujur tubuhnya "sshh~ perih sekali. Sial" desisnya.
Setelah selesai mandi dan membereskan lukanya Jihoon langsung memakai seragam dengan rapih, dengan kedua telinga yang disumpal oleh earphone, ia berangkat ke sekolah menggunakan bus.
.
.
.
Saat Jihoon memasuki ruang kelasnya, seluruh pasang mata langsung tertuju padanya
"Jihoon? Ada apa lagi denganmu?" Tanya Jeonghan -sahabatnya-
"Aku tidak apa apa hyung. Hanya luka kecil"
"Luka kecil kau bilang? Jihoonie, bahkan mukamu sampai lebam begitu kau masih mengatakan bahwa kau dalam keaadaan 'baik baik saja' hah?" Omel Jeonghan sambil menatap miris luka yang berada di sekujur tubuh mungil Jihoon.
"Sudahlah hyung, tak usah dipikirkan." Jawab Jihoon santai
"Cih, bagaimana bisa aku tidak memikirkanmu Jihoonie" keluh Jeonghan.
Jihoon meletakkan tas ranselnya di bangku dekat jendela, dengan rasa malas ia pun mulai melipat tangannya dan menenggelamkan wajahnya disana. seperti biasa, Jihoonie kita akan tertidur dengan tampannya di tengah jam pelajaran berlangsung.
"Jihoon-ah bangun, ayo kita ke kantin" Jeonghan menggoyangkan tubuh mungil Jihoon yang sedang tertidur pulas
Merasa sedikit terganggu, akhirnya Jihoon membuka matanya perlahan.
"Uh? Sekarang sudah jam istirahat?" Tanya Jihoon setengah sadar
Jeonghan hanya memutar bola matanya malas
"Makanya kau jangan tidur terus selama pelajaran" sungut Jeonghan
"Aku kan mengantuk hyung, pengertianlah sedikit." Keluh Jihoon
"Iya, maafkan hyung ya? Nah ayo kita ke kantin" ajak Jeonghan sambil menarik tangan Jihoon. Tanpa disengaja Jeonghan menekan bagian luka yang ada di tangan Jihoon
"Ssshh sakitt" ringis Jihoon ketika lukanya yang belum sepenuhnya mengering, tak sengaja ditekan oleh Jeonghan
"Ma-maafkan aku Jihoonie, aku tak sengaja"
"Tidak apa apa hyung, hanya luka kecil kok"
"Sebenarnya apa yang terjadi padamu Jihoon-ah?" Tanya Jeonghan sambil mereka berjalan menuju kantin
"Hm, sebenarnya kemarin aku dicegat oleh seorang paman tua yang berusaha mengambil dompetku, dia meninju pipiku-" tunjuk Jihoon ke arah pipinya yang lebam dan melanjutkan ceritanya
"Lalu saat aku mencoba memberikan perlawanan, dia malah menggoreskan kulitku dengan pisau lipat yang ia bawa- dan yeah, kau tau kan hasilnya" terang Jihoon santai
Jeonghan membulatkan matanya "apa kau bilang?! Jihoonku dilukai oleh benda tajam?!" Pekiknya histeris
Jihoon hanya menatap datar ke arah Jeonghan "Kau selalu saja berlebihan hyung" cibir Jihoon
"Tapi, aku serius Jihoonie! Berani sekali dia!"
"Aish, sudahlah tak usah dipikirkan lagi hyung"
"Huft, lain kali kau harus lebih berhati hati lagi Uji-ya"
"iya hyung"
.
.
.
Jihoon membawa nampan berisi makanan yang cukup banyak makanan -perlu kalian ketahui walaupun badan Jihoon yang mungil tetapi porsi makannya cukup besar-
Ketika Jihoon sedang berjalan sambil membawa nampan yang berisi makanannya, tanpa sengaja ia tersandung, dan minumannya tak sengaja mengenai baju Hansol yang akrab disapa Vernon, walaupun hanya sedikit terkena noda minumannya, tapi hal tersebut membuat Hansol naik darah
"Oh, lihatlah teman-teman! Si mungil ini mencoba mencari masalah denganku ternyata!" Hansol berbicara dengan nada sedikit berteriak kepada anggota gengnya -Mingyu, Wonwoo, dan Seungcheol-
Hansol berjalan perlahan ke arah Jihoon yang sedang menatap kearahnya
"Vernon-ssi maafkan aku, aku tak seng-" belum sempat Jihoon menyelesaikan kalimat yang sedang ia lontarkan, tiba tiba Hansol langsung menendang perut Jihoon
Sontak, hal itu mengundang seluruh perhatian siswa maupun siswi yang sedang berada di kantin untuk melihat kejadian yang tengah mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri.
Jihoon tersungkur, ia hanya diam ketika melihat sepasang kaki mendekatinya dan mencengkram kerah bajunya hingga badannya yang mungil sedikit terangkat ke udara.
"Berani sekali kau kepada aku." Ucap Hansol
Jihoon masih tetap diam, namun tatapannya yang dingin begitu menusuk ke arah Hansol
"Jawab aku bodoh!" bisik Hansol tepat di telinga Jihoon
"Maaf." Jawab Jihoon dingin
"Hanya itu saja hah?! Dimana rasa hormatmu?!" Hansol langsung membanting tubuh Jihoon
"JUSTRU KAU YANG SEHARUSNYA HORMAT KEPADA SUNBAE MU SENDIRI BRENGSEK! DASAR HOOBAE KEPARAT KAU!" Teriak Jihoon dengan nada penuh amarah ke arah Hansol, Jihoon langsung melayangkan tinjuannya sebanyak dua kali ke arah Hansol, kini giliran Hansol yang tersungkur, dengan kilatan penuh amarah yang terpancar dari mata sipit Jihoon, Jihoon langsung menendang badan Hansol.
Para sahabat Hansol tak tinggal diam, Mingyu dan Seungcheol memegang tubuh Jihoon, Jihoon berusaha meronta, namun lagi lagi perut dan wajah indahnya dihajar oleh Wonwoo hingga Jihoon hampir tak sadarkan diri.
Mingyu, Seungcheol, dan Wonwoo segera bergegas meninggalkan Jihoon yang tergeletak lemah di lantai kantin yang dingin, dan langsung membawa Hansol untuk segera menuju ke UKS
Jeonghan berlari ke arah sahabatnya sambil menangis, di rengkuhnya tubuh mungil Jihoon yang penuh luka
"Hiks, maafkan aku tak bisa melindungimu dan menjagamu dengan baik Jihoon-ah" ucap Jeonghan di sela tangisnya
Jihoon hanya tersenyum dengan wajah penuh luka, seluruh siswa yang berada di kantin menatapnya iba.
'Mengapa dunia ini tidak adil?' Batin Jihoon sebelum ia tak sadarkan diri
.
-To be continue
.
Ni hao, coba tebak ini siapa? /pasti gaada yg mau nebak wks. Ok, kali ini Jio ngerasa jahat bikin Uji menderita wkwk, Jio bikin ff ini bcs Jio terinspirasi dr lagunya Luhan hyung dgn judul Medals. Bcs menurut Jio arti lagunya itu sangat memotivasi. Last, big thx buat kalian yg udh dukung Lia and Jio disini. oh iya 1 lg, maaf buat ff Jio yg judulnya 'mafia' buat sementara waktu bakal hiatus dl, tp Jio janji bakal ngelanjutin.
.
So, review kalian Jio tunggu ya.
.
-W/ love Lia and Jio.
