Hajimemashite, minna…

Watashiwa ~ Ruki ~ desu

Disclaimer : Tite Kubo-Sensei

Warning : OOC, Typo

Pairing : IchiRuki


Sebenernya ini cerita aku ambil dari komik kesukaanku judulnya "3 colours signal" ceritanya bagus banget deh.. jadi aku bayangin aja tokohnya pemain Bleach.. Tapi ya gak persis-persis amat lah.. taraaaaaaaaa jadinya kayak gini…

Enjoy it


~3 COLOURS SIGNAL~

Chapter 1


Teman sepermainan sejak kecil, bisa dibilang sahabat karib. Mereka memiliki sinyal yang sama, warnanya pun tak pernah berubah. Mereka selalu menjaga hubungan mereka dengan ikatan itu.

Terpampang jelas di figora berukuran sedang itu. 3 sahabat terlihat begitu bahagia satu sama lain. Yang berada di paling kiri dengan menggunakan kaos bergambar Kelinci, tersenyum namun sedikit menjulurkan lidahnya, dia adalah Rukia Kuchiki yang memiliki badan imut, berambut hitam dan mata indah berwarna violet namun ia lebih tinggi dari teman di sebelah kanannya. Dia bernama Ichigo Kurosaki 1), dengan senyum Pepsodentnya, bocah berambut orange itu mengenakan kaos bertuliskan "I", ia adalah satu-satunya laki-laki dalam foto tersebut dan berdiri tepat di tengah. Dan yang paling kanan adalah Inoue Orihime, gadis cantik berambut coklat keorangean tersenyum lembut dengan tinggi yang paling mencolok diantara mereka bertiga. Sungguh indah persahabatan itu bilamana kita bisa menjaganya hingga dewasa nanti. Mungkinkah akan selamanya… sinyal itu akan terus terhubung diantara mereka…

"Woi! Pemalas cepat bangun!" teriak seorang cowok yang kini tengah berada di kamar Rukia.

"Kuchiki, Ayo bangun! Bisa-bisa kita telat kalau kau masih seperti ini!" kata seorang cewek dengan sedikit menggoyang-goyangkan badan Rukia.

"Aaah.. kalian apa-apaan sih! Aku ngantuk!" kata Rukia tanpa dosa dan masih menutup matanya.

"Hei, pendek! Ini sudah jam 7, kalau kau masih terus tidur, kita bertiga bisa terlambat."

"Emmm… jam 7 ya...? APA!!! Aku telaaaaatttttt..." teriak Rukia yang baru menyadari kebodohannya.

Rukia langsung lompat dari tempat tidurnya dan bergegas menuju lemari mencari seragamnya.

"Dasar pemalas!" kata Ichigo

"Sini, kusisirkan rambutmu, Kuchiki!" kata Inoue yang kini tengah memegang sisir berwarna pink yang ia ambil dari tasnya.

"Hei! Kenapa juga kau masih disini! Aku mau ganti baju, keluuuuuuuuuuuaaaaaaaaaarr..." teriak Rukia yang kini menendang Ichigo hingga ia terjatuh di luar pintu.

"Dasar tidak tau diuntung!" kata Ichigo yang kini turun tangga untuk menunggu mereka di luar."

"Bagaimana, Kurosaki? Apa Rukia sudah bangun?" Tanya Hisana, Kakak Rukia.

"Ah! Sudah kok, Hisana-nee." jawab Ichigo segan.

"Baguslah. Dia memang sulit bangun pagi dan maaf ya selalu merepotkan."

"Tak apa kok, Hisana-nee. Sudah biasa. Emm.. saya menunggu di depan saja. Permisi."

"Ah! Sebaiknya aku ambil motor dulu, karena ini sudah sangat terlambat aku tidak yakin akan sampai ke sekolah dengan berlari saja."

"Kurosaaakiii…" teriak Inoue yang kini menyeret Rukia yang sudah siap untuk berangkat sekolah.

"Cepat naik!" perintah Ichigo kepada kedua sahabatnya itu.

"Em!" jawab kedua gadis itu serempak.

Sudah suatu kebiasaan, mereka selalu terburu-buru bila ingin berangkat ke sekolah. Karena Rukia pastinya. Tapi anehnya mereka tidak pernah terlambat meskipun terburu-buru berlari menuju ke sekolah mereka Karakura High School yang letaknya tidak dekat dengan rumah mereka yang saling bertetangga itu. Pemandangan yang bukan lagi suatu kejutan, kini Ichigo tengah mengendari Motor Gp berwarna merah hitam menyalanya dengan membonceng 2 orang gadis di belakangnya. Karena tempatnya yang sempit, Rukia yang berada tepat di belakang Ichigo berdiri dengan kaki yang berada di atas penumpu kaki dengan tangan di bahu Ichigo, sedangkan Inoue duduk di bagian paling belakang dengan berpegangan erat pada pinggang Rukia.

"Ayo, Ichigo! Lebih cepat! Kalau kau seperti ini terus kita bisa benar-benar terlambat!" teriak Rukia.

"Cerewet! Ini semua kan kesalahanmu." Teriak Ichigo tak kalah kerasnya.

"Inoue kau baik-baik saja kan di sana?!" kata Rukia sedikit berteriak agar Inoue dapat mendengar suaranya di tengah laju motor Ichigo yang cepat.

"Aku baik-baik saja, Kuchiki." kata Inoue pelan dengan wajah yang sedikit takut.

Sampainya di kelas 3-3

"Minggir! Aku dulu!" teriak Rukia dengan mendorong tubuh Ichigo yang kini berhasil membuat Ichigo menabrak paksa pintu didepannya dan itu membuat wajah tampan Ichigo mencium lantai yang sebelumnya berhasil membuka pintu kelas 3-3 tanpa bantuan tangan sama sekali.

Bruak

Terdengar suara pintu kelas yang terbuka dengan sangat terpaksa dan terburu-buru.

"Ah! Tepat pada waktunya!" kata Rukia yang kini tengah menginjak-injak punggung Ichigo yang tergeletak tak berdaya di lantai.

"Oh.. Inoue.. Inoue.. my honey, kamu dimana?" Tanya Rukia yang kini celingak-celinguk di luar pintu.

"Kuchiki, aku disini." kata Inoue yang kini bersandar di pintu kelas sebelah kelas Rukia.

"Ah! Syukurlah…" kata Rukia dengan wajah lega.

"Kau!" kata Ichigo yang kini berhasil bangun dari lantai dan menatap Rukia tajam. Kini Rukia melihat bercak kaki dari sepatunya di punggung Ichigo membuat Rukia sadar atas ulahnya tadi.

"Hehehe… Tolong aku Inoueeeee…!!!" teriak Rukia yang kini berlari-lari di dalam kelas dengan panik.

"Hei! Berani-beraninya kau menginjak-injak bagian terpenting bagiku. Tak kan aku lepaskan begitu saja. Tunggu!" teriak Ichigo dengan tampang yang sangat marah mengejar Rukia yang kini berlarian diantara bangku-bangku kelas.

"Mulai lagi. Setiap hari seperti ini." kata Chizuru dengan geleng-geleng kepala.

"Yo, Ichigo! Kelihatannya kau bersemangat sekali hari ini." kata Keigo yang baru datang dan langsung mendapat tontonan kejar-kejaran ala IchiRuki yang hampir terjadi setiap hari itu.

"Dasar Tom & Jerry!" kata Tatsuki.

"Mereka seperti anak-anak saja, ya?" komentar sisiwa lain.

"Tapi aku sedikit iri dengan mereka, mereka bisa menjaga hubungan persahabatannya hingga sekarang. Lihat mereka! terlihat senang kan?" komentar siswa lain.

"Sudah Kurosaki, Kuchiki." kata Inoue sambil menggengam kedua tangannya di depan dadanya. Ia kini berada di tengah pintu kelas 3-3 untuk melerai kedua sahabatnya itu.

Tak lama kemudian adegan kejar-kejaran itu berhenti karena mereka sudah sangat lelah karena habis lari terburu-buru saat menuju ke sekolah tadi.

"Hah.. hah.. Dasar bodoh!" kata Ichigo yang tidak berhasil menangkap Rukia.

"Apa kau bilang? Kaulah yang bodoh. Menangkapku saja tidak becus!"

"Kau saja yang bisanya cuma melarikan diri sedari tadi, kalau berani lawan aku sekarang juga."

"Hei, bodoh! Jangan menghinaku ya!" bentak Rukia yang kini mulai naik darah.

"Memang begitu kenyataannya!" kata Ichigo dengan senyum menyeringai yang berarti mengejek.

"Baiklah, nanti pulang sekolah kutantang kau bertanding basket. Kita buktikan siapa yang bodoh di sini!" kata Rukia dengan semangat membara yang merupakan ketua klub basket cewek.

"Siapa takut, Pendek!" kata Ichigo dengan background gunung meletus yang merupakan Ketua klub basket cowok.

"Deal!!" teriak mereka berdua serempak.

"Sudahlah teman-teman." kata Inoue yang menjabat sebagai Manager klub basket.

"Ah! Inoue. Tenanglah aku pasti menang." kata Rukia dengan sombongnya dan segera pergi dari hadapan Ichigo menuju ke Inoue.

"Lihat saja nanti." kata Ichigo yang kini menuju ke bangkunya.

"Aku antar ke kelas kamu, yuk!" ajak Rukia.

"Ayo!" kata Inoue senang.

Istirahat

"Ah! Akhirnya istirahat juga." kata Rukia yang kini tengah duduk-duduk di meja dekat dengan jendela.

"Kuchiki, kemarilah!" kata Inoue yang kini tengah berada di luar tepatnya di belakang kelas Rukia yang lurus dengan jendela dimana Rukia berada.

"Inoue? Tunggu sebentar aku akan kesana."

Dengan sigap Rukia langsung keluar dengan melewati jendela besar di depannya.

"Hei, Preman! Jaga sikapmu." teriak Ichigo yang melihat Rukia meloncati jendela.

"Weeeeeeeeek…!!!" jawab Rukia dengan menjulurkan sedikit lidahnya.

"Dasar bocah!" kata Ichigo yang tak terima diperlakukan seperti itu..

"Lihat, Rukia! Aku membelikan gelang ini untukmu." kata Inoue dengan memberikan sebuah gelang unik berwarna ungu, warna kesukaan Rukia.

"Ah! Inoue. Terima kasih ya!" kata Rukia dengan senyum termanisnya.

"Dan ini… buat Kurosaki, tolong berikan padanya, ya?" kat Inoue lagi dengan memberikan sebuah gelang berwarna orange.

"Kenapa harus aku? Kau saja kenapa?"

"Aku malu, kau saja ya, Rukia?"

"Emmm… baiklah!"

"Woi, Pendek! Cepat kesini. Hapus papan tulis, sekarang kau piket, kan?!" teriak Ichigo dari kelas 3-3.

"Iya, iya tunggu sebentar!" teriak Rukia tidak kalah kerasnya.

"Enak ya… Kuchiki bisa satu kelas dengan Kurosaki, aku jadi iri." kata Inoue dengan wajah sedih.

"Inoue..?"

"Ah! Maksudku, enak kan? bisa belajar bersama, bisa ngerjakan PR bersama. Jadi seru kelihatannya"

"Kata siapa enak satu kelas dengannya? kalau kau mau ambil saja dia, dasar tak berguna!"

"Rukiaaaaaaa!!!" teriak Ichigo sekali lagi.

"Iya, Baka...!! cerewet sekali." teriak Rukia lebih kencang.

"Hei, Inoue! Paksa dia kemari." teriak Ichigo pada Inoue.

"Sudahlah cepatlah kesana." kata Inoue dengan sedikit mendorong Rukia.

"Baiklah aku pergi, Ja-ne!"

Rukia pun kembali ke kelas masih dengan melewati jendela.

"Hei! Pakai pintu, Pendek!" ejek Ichigo yang melihat kelakuan Rukia.

"Diam kau, terserah aku kan!" kata Rukia yang kini menuju papan tulis dan menghapusnya.

Diam-diam Ichigo mengendap-endap menuju kearah Rukia dengan membawa tampar hitam panjang.

"Ular.. Ular!!!" teriak Ichigo dengan melemparkan tampar itu kearah Rukia.

"Hwaaaaaaaaaaaaaaaaa…" teriak Rukia kaget.

"Hahahahahaha…" tawa Ichigo meledak.

"Dasar, Jeruk bodoh!" marah Rukia. Tanpa pikir panjang Rukia langsung melempar penghapus yang sedari tadi dipegangnya kearah muka Ichigo dan lemparan itu berhasil mengenai jidat Ichigo dan membuatnya menghentikan tawanya.

"Hei! Sakit tau!" kata Ichigo protes.

"Kau itu bodoh!" jerit Rukia yang kini telah pergi meninggalkan kelas.

"Apa aku keterlaluan? Kenapa ia semarah itu?" kata Ichigo heran sambil mengelus-ngelus jidatnya yang merah.

"Kau ini, tidak sadar ya dengan kesalahanmu?" jawab Keigo tanpa ditannya.

"…" Ichigo hanya diam dan kembali ke bangkunya.

Pulang sukolah, Di lapangan basket

"Hei, katanya sebentar lagi akan diadakan pertandingan basket antara Kak Ichigo melawan Kak Rukia, lho?" kata seorang adik kelas yang tergabung dalam klub basket juga.

"Hwaa.. ada kak Ichigo? aku mau lihat, ah!" jawab yang lainnya.

"Pasti seru!"

"Ah! Tak masalah seru atau tidak, yang penting aku bisa melihat kak Ichigo bermain."

"Hei jangan salah. Aku mendukung kak Rukia dia kan seniorku yang keren."

Seluruh anggota klub basket sepertinya begitu antusias menunggu pertandingan itu dimulai.

"Hei, bodoh kau akan kalah!" kata Rukia yang kini berada didepan Ichigo.

"Oh, ya?" jawab Ichigo dengan senyum mengejeknya.

Sedangkan Inoue hanya bisa diam di kursi pelatih dengan perasaan cemas.

Priiiiiit..

Pertanda bahwa pertandingan 1 lawan 1 itu akan dimulai. Bola telah melambung tinggi dan jelas Ichigolah yang berhasil mendapatkannya. Dengan senyum kemenangan kini Ichigo berusaha untuk maju ke ring area lawan, namun Rukia menghadangnya. Dengan begitu keras Rukia mencoba untuk merebut bola dari tangan Ichigo. Dan berhasil, Rukia kini membawa bola menuju ke ring. Dan saat Rukia melempar bola kearah Ring, bukannya masuk, bola malah terpantul dan berhasil ditangkap Ichigo. Ichigopun kembali tersenyum dan membawa bola menuju ring dan…

3-0, Ichigo berhasil memasukkan bola dengan three pointnya.

"Yeeeeeeeeiii… Kak Ichigo kereeen…!!!" jerit beberapa cewek junior yang menonton.

"Kak Rukia.. jangan mau kalah!!" teriak beberapa cowok junior menyemangati.

Rukia hanya bisa mendengus kesal saat Ichigo melihat kearahnya dengan senyuman mengejek untuk yang kesekian kalinya.

"Awas saja!" kata Rukia dalam hati.

10 menit telah berlalu dengan perolehan sekor 7-5. Dan itu berarti Ichigo yang menang.

"Hahaha.. aku menang, Rukia Kuchiki." kata Ichigo puas.

Rukia yang sebal hanya bisa membelakangi Ichigo dengan masih memegang bola basket di tangannya di depan ring. Perlahan Ichigo mendekat dan mengangkat tangan Rukia keatas.

"Hei! Apa yang kau lakukan?!!" kaget Rukia saat Ichigo memegang kedua tangannya.

"Rukia, kau tidak akan bisa memasukkan bola bila caramu seperti itu." kata Ichigo yang kini berada tepat di belakang Rukia dengan memposisikan dirinya untuk mengajari Rukia cara memasukkan bola ke ring yang benar.

Rukia hanya diam namun sedikit terkejut.

"Pertama, arahkan pandanganmu pada satu titik yaitu ring, jangan memikirkan hal lain. Ingat tanganmu harus lurus kedepan dan salah satu kakimu geser ke belakang. Jangan ragu untuk melempar bola. Konsentrasikan tujuanmu pada persegi di atas ring itu" Ichigo menjelaskan semuanya dengan menuntun Rukia dari belakang dan membisikkan langkah-langkahnya tepat di telinga Rukia sebelah kanan.

"Ichigo? Sejak kapan dia lebih tinggi dariku? Caranya merentangkan tangan juga berbeda denganku, lengannya lebih panjang dan berotot. Telapak tangannya begitu hangat dan kokoh, cara bicaranya juga berbeda, tidak seperti dulu... Ah! Ada apa denganku dia memang cowok kan? Dan itu hal yang wajar. Tapi kenapa aku jadi berdebar-debar seperti ini?" kata Rukia dalam hati. Sejenak Rukia menatap ke arah penonton, sekilas Rukia melihat Inoue berlari menjauhi lapangan dengan muka yang tersirat kesedihan.

"Ah! Inoue?" kata Rukia tepat saat Ichigo menuntun tangannya untuk melempar bola ke ring, dan hasilnya bola tidak jadi masuk kerena Rukia yang tiba-tiba mengalihkan perhatian begitu saja.

"Hei! Kenapa kau gerakkan tanganmu, jadi meleset kan?"

"Ah! Maafkan aku."

"Ya, sudahlah. Kita istirahat dulu." kata Ichigo yang kemudian berlari menuju ke ruang istirahat klub basket.

"Kenapa tadi aku merasa bahwa Inoue cemburu melihat kami ya?" kata Rukia yang kini tengah berlari dengan keadaan melamun dan hal itu berhasil membuat Rukia tersandung batu dan terjatuh. Lututnya tergores kerikil di sekitar lapangan basket, sehingga meninggalkan luka gesek yang cukup lebar dan berdarah.

"Aw! Pedih sekali." kata Rukia yang kini memegangi lututnya yang berdarah dan mencoba berdiri.

"Kak, Rukia! Tolong Kak Inoue, dia pingsan di sana!" teriak junior menuju ke arah Rukia.

"Inoue!" tanpa mempedulikan kakinya yang pedih, Rukia berlari menuju ke tempat yang di tunjukkan oleh juniornya itu.

"Inoue, kau kenapa?"

"Kuchiki, Aku hanya sedikit pusing." kata Inoue lemah.

"Biar aku yang memapahmu." kata Rukia yang kini mencoba membantu Inoue untuk berdiri, namun seketika rasa sakit di kakinya bertambah sehingga mereka kembali ke keadaan semula dan tidak jadi berdiri.

"Ah! Kakiku sakit sekali." bisik Rukia pada dirinya sendiri.

"Hei! Apa saja yang kau lakukan!" kata Ichigo yang datang dan segera menyingkirkan tangan Rukia dari Inoue dan kini Ichigolah yang menggendong Inoue.

"Kenapa? Padahal aku juga terluka." kata Rukia dalam hati

"Kau juga, ikut denganku!" perintah Ichigo yang kini menggendong Inoue menuju ke UKS. Rukia terus mengikuti Ichigo dari belakang.

"Ichigo, aku juga terluka. Kenapa kau tidak menghawatirkan aku? Dan kenapa aku merasakan sesakit ini?"

Telah terasa sinyal diantara mereka bertiga mulai berubah.

TeBeCe


1) Disini aku buat Ichigo kecil memiliki badan lebih pendek dari pada Rukia, tau kan? Pertumbuhan cewek itu lebih dulu dari pada cowok. Jadi.. penjelasan selesai!

Trimz Banged Ama Semua Yang Udah Ngereview Karya Aku Yang Enggak Sempurna Ini...

Review Masih Ditunggu Nih...

Jadi Diharapkan Kedatangannya Bagi Para Readers

Yang Baik Hati


Arigatou and Mata Ashita "^_^"

R P

E L

V E

I A

E S

W E