~~oOo~~

.

.

.

aerii

.

proudly present

.

.

.

Remember

(Sequel of A Serious Couple)

.

.

Kim Jongin

Do Kyungsoo

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Oh Sehun

Kim Minseok

.

.

.

Summary :

"mungkin aku tidak mengingat wajahmu karena suatu alasan, tapi tidak ada alasan bagiku untuk tidak megingat suara emasmu..."

;;;;;;;

Genre :

Humor/Romance/Fluffy/Married Life

desclaimer :

all cast belong to each other but story based on my own

if dislike, dont bash!

if dislike, dont comment!

if dislike, just life based on your self

if Like, just REVIEW

rated :

T

Length :

Chapthered (?)

GS

forgive me if you find out typo(s)

.H.A.P.P.Y.R.E.A.D.I.N.G.

.

.

.


.

.

.

Kim Jongin's Pov

"Mereka menyebutku prince of Kim. Wajahku setampan dewa Yunani, dan aku mengakui itu! Hidupku... untuk saat ini aku cukup bahagia. Apalagi yang kurang, aku tampan, aku terpelajar, dan aku penerus KJ group. Aku bangga, tentu saja! Dengan apa yang aku punya sekarang aku bisa mendapatkan segalanya. Mobil, rumah mewah, liburan keliling dunia, dan wanita dengan mudah aku dapatkan. Ku perjelas lagi, aku bukanlah sosok pria biasa. Perlu ku deskripsikan tentang wajahku? Baiklah jika itu mau kalian, aku tampan dengan kadar ketampanan yang tidak ada habisnya, mataku tajam setajam elang, hidungku... mungkin akan terlihat sempurna jika aku melakukan sedikit perbaikan tapi sebenarnya hidung yang sedikit menjorok kedalam itu adalah khas seorang Kim Jongin, oh yah, aku memiliki rahang yang tegas, dan bibir? Boleh aku katakan jika bibirku ini sangat sexy melebihi Angelina Jolie? Ah, tidak.. itu dia perempuan! Akan aku gambarkan bagaimana bentuk bibir sexy ku, bibir itu salah satu bagian tubuh favoritku, bentuknya padat berisi dan tebal, ah aku harus sedikit bangga karena aku adalah pencium yang mahir. Tinggiku termasuk dalam kategori tinggi untuk TOP Model Asia. Aku pemain basket yang handal dalam team ku... ah, basket! Ada kejadian unik saat aku melakukan latihan basket saat kuliah dulu. Kalian penasaran dengan ceritanya? Jadi begini, saat itu aku hampir... sial, aku terlambat ke kantor!"

.

.

.


.

.

.

"Ada apa? Kenapa mobilnya berhenti?" tanyaku saat tiba-tiba mobil yang ku tumpangi menepi di pinggir jalan.

Dia, sekertaris pribadiku dan juga merangkap menjadi supirku, menoleh ke arahku "Josonghamida, tuan! Aku lupa mengisi bensin..."

Mataku terbelalak "Apa? Yak! Bagaimana bisa kau ceroboh seperti ini, eoh? Kau tahu hari aku harus menjadi juri untuk wawancara karyawan baru?" teriaku tidak woles. Apa dia lupa, aku baru saja menjabat menjadi wakil direktur di perusahaan kakekku yang sekarang dikendalikan oleh ayahku sendiri dan ini untuk pertama kalinya aku ikut dalam penyeleksian calon karyawan baru. Aku ingin terlihat wibawaku sebagai wakil direktur dan juga sedikit memamerkan kecerdasanku yang diatas standart.

"Maafkan aku tuan... aku lupa memeriksanya tadi!"

Aku mendengus kesal "Jadi apa solusinya?" ayolah, aku sudah sangat terlambat sekarang.

"Aku akan menghubungi taksi untuk anda!" katanya formal padahal dia sudah bekerja pada kakekku sudah lebih dari dua puluh tahun, tapi lagi-lagi jabatan memainkan segalanya.

"Hanya taksi? Eoh? Bahkan aku lupa bagaimana caranya naik taksi, dan aku ... bisa kau ingatkan kapan terakhir kali aku naik taksi?" tanyaku padanya, ayolah...dia bergabung dengan perusahaan kakekku sejak aku baru bisa merangkak hingga sekarang sampai aku menjadi fanboy untuk artis agensiku sendiri pasti dia mengetahui diriku lebih dari aku mengenal siapa diriku sendiri. Maksudku, dia... sekertaris pribadiku.

"Tuan, aku tidak bisa mengembalikan waktu 5 menit berharga tuan untuk mengeluh soal taksi, !" katanya membuatku sedikit mencibir "Jika kau menunggu supir lain menjemput, mungkin anda harus membuang..."

"Cepat panggil taksinya, aku akan kehilangan seperdetik waktuku karena mendengar ceramahanmu..." oh Tuan ini, mungkin dia terlalu lama mengenalku sehingga ia tidak memiliki rasa takut padaku!.

.

.

.


.

.

.

Do Kyungsoo's Pov

"Hai.. aku Do Kyungsoo. Saat ini usiaku 24 tahun, usia dimana seharusnya seseorang sudah mapan dengan pekerjaannya atau wanita dengan kesibukannya sebagai ibu rumah tangga mengurus rumah beserta anaknya. Tapi itu tidak berlaku bagiku, kenapa? Karena diusiaku sekarang aku masih keluar masuk perusahaan untuk melamar pekerjaan. Apa saja, iya perusahaan apa saja pernah aku kirimi surat lamaran tapi tidak satupun dari mereka yang memanggilku untuk wawancara. Aku lulusan universitas S jurusan Seni. Seharusnya dengan latar belakang nama kampusku aku bisa dengan mudah mendapat pekerjaan. Namun, kota ini sedikit kejam untuk gadis dengan otak pas-pasan seperti diriku. Jika berbicara tentang pengalaman, aku pernah bekerja disebuah instasi les musik. Tapi karena mentalku aku hanya mampu bekerja dua bulan dan aku di pecat secara tidak hormat setelah aku tidak sengaja merusak alat musik bernama piano. Setelahnya aku bekerja menjadi seorang apoteker, sedikit menyimpang dari jurusanku, dan aku bertahan hanya 5 bulan setelah aku di demo karena memberikan resep obat pada salah satu costumer. Mengenai pekerjaan paruh waktu, aku pernah bekerja sebagai kasir disalah satu minimarket dan aku lagi-lagi dipecat karena tidak melayani pelajar yang membeli rokok. Dan... aku sekarang pengangguran..."

.

.

.


.

.

.

"Nunna... ada apa dengan pakaianmu? Kau seperti SPG!" itu Oh Sehun. Dia tetangga appartementku. Dia seorang mahasiswa yang sekarang tengah menjadi trainee di salah satu agensi artis terkenal di Korea. Dia tampan dan manis dan aku menyukainya, dia...cinta pertamaku. Katakanlah seperti itu.

"Aku ada panggilan interview di perusahaan temanku!" jawabku sambil mengunci pintu appartementku. Appartementku kecil dan masih menggunakan kunci manual, aku memilih sebagai tempat tinggalku karena selain bisa dekat dengan Sehun, tempat ini murah dan cocok untuk kantong seorang pengangguran sepertiku. "Kau jogging?" tanyaku retorik. Seharusnya aku tak perlu bertanya, penampilannya yang hanya mengenakan kaos tanpa lengan dan training selutut dan didukung oleh keringatnya yang sedikit mengucur itu benar-benar membuktikan jika dia telah melakukan kegiatan rutinnya setiap pagi jika ia ada di appartementnya.

Ku lihat Sehun mengangguk. "Kali ini dimana?" tanyanya.

"Disebuah perusahaan..." aku melirik jam tanganku, "ah, aku terlambat Sehun-ah! doakan aku semoga aku berhasil ne, dan aku akan menraktirmu makanan Itali.. bye" aku berlari melewatinya. Aku benar-benar terlambat. Pesona Sehun benar-benar membuatku lupa waktu. Aku harus mendapatkan pekerjaan agar aku bisa makan, agar aku tetap menetap di Seoul dan aku tetap bisa berada di samping adik manis itu. Sehun.

Dengan keahlianku berlari kini aku sudah berada di halte bus, tentu dengan nafas terengah-engah. Bus yang harusnya kau tumpangi sudah lewat beberapa menit yang lalu dan jika aku harus menunggu bus yang mengantarku ke tempat perusahaan itu, aku harus cukup membuang waktuku selama 20 menit lagi. Dan aku tidak punya waktu untuk itu, lebih baik aku membuang beberapa lembar won hasil tabunganku untuk mencari taxi. Ya, taxi adalah malaikat terakhirku jika aku dalam keadaan terjepit seperti ini dan itu dia... TAXI !.

GREP !

Aku menoleh ke arah sebelah kiriku, ada seorang pria yang juga memegang pintu belakang taksi tersebut.

"Maaf nona... tapi aku yang memanggil taksi ini!" katanya dengan suara berat.

Aku mendelikan mataku yang sudah bulat dan terlapisi kacamata bulat itu "Dan aku berteriak dengan suaraku untuk taksi ini!" balasku.

"Aku sedang buru-buru!" lanjutnya.

"Aku juga dan aku tidak peduli! Aku membutuhkan taksi ini untuk masa depanku!" Aku mendorong sedikit kasar pria tinggi yang sialnya dia terlihat tampan, tapi lebih tampan Sehun. Ah, sial dalam hal seperti ini aku malah memikirkan tetanggaku.

Aku masuk ke dalam taksi. "Pak, antar saya ke KJ entertaiment" kataku pada supir taksi.

"Yah, kenapa kau masuk?" tanyaku kepada pria yang kini duduk disampingku.

"Ahjussi, jalan!" katanya dan dia mengacuhkanku.

Baiklah, aku tidak perduli padanya, yang penting taksi itu mengantarku pada tempat tujuanku. "Kau menaiki taksiku, maka kau harus membayar taksinya" kataku padanya.

Dia mengangguk.

Aku menolehkan pandanganku ke arah luar jendela. Setidaknya aku menghemat uang kali ini. Dan jika ku lihat pria di sebelah ku, sepertinya dia bukan orang biasa. Entahlah, wajahnya terlalu istimewa untuk menjadi sosok yang biasa.

.

.

.


.

.

.

Byun Baekhyun's pov

"Annyeong...! namaku Byun Baekhyun, eh maksudku Park Baekhyun. Mengapa Park? Karena pria tinggi itu kini menjadi suamiku. Yah, aku menikah diusia muda karena perjodohan orang tua kami. Aku menyesal? Tentu tidak, hey siapa yang akan menyesal jika dijodohkan dengan pria tampan, tinggi, baik dan...dia mapan. Diusianya yang cukup terbilang muda, kini dia menjabat sebagai Direktur disebuah perusahaan agensi artis terbesar di Korea. Bukan perusahaan orang tuanya, karena kehebatannya dia mencapai posisinya sekarang. Aku bangga? Tentu saja, karena jabatannya itu aku bisa membeli apapun yang aku mau. Ssst...dia memiliki black card yang sekarang berpindah tangan menjadi milikku. Aku bisa shooping kapan saja... tugas istri menghabiskan uang suami bukan? Itulah pekerjaanku sekarang, aku memang lulusan universitas ternama di Korea dengan hasil memuaskan. Tapi aku memilih untuk menjadi ibu rumah tangga saja dan tidak bekerja. Dan itu...membuatku bosan. Ayolah, aku butuh teman untuk berbagi cerita, untuk shooping, hang out. Temanku? Ah, gadis berkacamata itu yang kalian maksud? Dia... dia...dia... hey, kalian tahu jika aku pernah membohonginya ah tidak maksudku aku pernah menutupi pernikahanku? Jika kalian pikir dia memaafkanku itu salah besar, dia mendiamkanku selama beberapa minggu. Dia dengan segala sikap hiperbola-nya mendiamkanku hanya karena merasa dibohogi, cih! Itu berlebihan sekali, aku bahkan bukan kekasihnya dan hey... aku tidak merugikannya kan? Tapi, meskipun begitu aku menyayanginya , dia masih sibuk dengan status penganggurannya. Dan dia selalu menolak ajakan shoopingku alasannya dia belum memiliki uang. Aku pernah mencomblangkannya dengan keturan chaebol, tapi dia menolak. Sst...aku beritahu satu rahasian padamu 'dia,gadis idiot berkacamata itu menyukai brondong jadi jika kalian berminat syaratnya usianya dibawah usianya yah, eh tidak..hatinya sudah tersangkut pada brondong tetangganya'. Dan mungkin memang takdirku untuk hidup dalam kebosanan menjadi ibu rumah tangga yang melayani suami setiap pagi seperti menyipakan sarapan sebelum dia berangkat kerja, dan pagi ini ku jalani rutinas ku seperti biasa.. aku harus mengawalinya dari dapur, memasakan sesuatu untuk suamiku tercinta... dan seperti biasa, masakanku hangus..."

.

.

.


.

.

.

"Astaga, Baek! Ini gosong lagi?" pekik suamiku saat dia mendapati telur mata sapi-nya berwarna kecoklatan dengan bau tidak sedap.

Aku mengangguk. "Tapi ini masih bisa dimakan kok!" kilahku.

Kulihat dia menyisingkan lengan kemeja berwarna biru dongkernya "kalau begitu, kau saja yang makan!" ia menyodorkan pring berisi telur mata sapi malang itu ke arahku. Seperti biasa juga, dia akan beranjak dari duduknya dan memasak ulang telur ceplok setengah matang kesuakannya. Satu lagi yang membuatku bangga, suamiku pintar sekali di dapur setelah di ranjang tentunya. Maksudku dia pintar masak! Jangan ngeres dulu, hey ...readers! Dia milikku.

"Baek, kau sudah mengikuti kelas memasak selama tiga bulan dan kau masih belum bisa membuat telor ceplok? Kau serius mengikutinya kan?" tanyanya tanpa memalingkan wajahnya dari kompor. Dia membelakangiku.

Aku sedikit tersentak "Ten..tentu saja..!" tidak! Lanjutku dalam hati. Kuharap Tuhan mengampuni istri yang berbohong pada suami. Aku juga berbohong demi kebaikan kan? Ingat, tugas istri itu menghabiskan uang suami. Jadi daripada uang suamiku habis untuk yayasan kursus memasak itu, aku akan senang hati membuangnya di departement store, atau toko olshop yang menjual tas bermerk asli yang hanya ada beberapa butir di dunia. Dan untuk urusan memasak, aku tinggal meminta Kyungsoo tersayang untuk mengajarkanku. Meskipun dia idiot, dia pintar dalam urusan dapur.

Suamiku kini kembali duduk di depanku, dia membuat dua telor mata sapinya dan menyodorkan satu untukku sebagai teman roti untuk sarapan.

"Terimakasih sayang!" kataku dengan manja.

Dia tersenyum, "Terimakasih juga selalu membuatku terlambat ke kantor, nona Park!" sindirnya dan aku tidak tersinggung.

.

.

.


.

.

.

Park Chanyeol's pov

Aku Park Chanyeol. Si bangsat Kai, memanggilku tiang listrik. Tapi untuk kalian, panggil aku Chanyeol tanpa desahan karena desahan terindah tetap milik istriku, Byun Baekhyun! Dia mengisi hari-hariku sejak 3 tahun lalu. Tepat tiga tahun lalu kami melakukan pemberkatan tertutup di sebuah gereja hanya dengan di hadiri sanak family dari dua belah pihak. Tidak membutuhkan waktu lama, aku jatuh dalam pesonanya yang cantik, hatinya yang lembut dan dia cerdas. Dan aku sedikit memiliki karisma untuk membuatnya jatuh dalam pelukanku. Kami bahagia, sangat.. dan akan sangat bahagia jika...aku dan dia memiliki momongan. Kami sudah berusaha, bahkan lebih keras dari yang kalian tahu. Mungkin memang Tuhan belum mempercayakan bayi mungil pada kami. Ah, kalian benar, Tuhan memang belum percaya pada Baekhyun untuk menjadi seorang ibu karena hobi gilanya pada shooping. Awalnya aku menilai itu hal yang wajar, tapi setelah aku melihat tagihan-tagihan pada kartu debitku yang ku titipkan padanya, ku pikir itu bukan hobby Baekhyun, tapi itu bakat Baekhyun. Sabar? Tentu saja aku sabar! Bahkan jika Panaso*ic Gobel Award membuat kategori baru untuk 'Pria Tersabar diberikan kepada...' akulah pemenangnya. Setidaknya, aku juga bisa masuk dalam kategori '7 suami tersabar di dunia-akhirat versi on the sp*t' . tapi aku tidak mempermasalahkan itu. Karena jika bukan Baekhyun, mungkin aku bukanlah direktur salah satu agensi terkenal di korea sekarang. Kalian tahu, cerita Barrack Obama (?) dia bersama istrinya pernah mengunjungi salah satu restauran favoritnya, tanpa di duga si pemilik restaurant mengenal istri si Presiden tersebut. Ternyata pemilik restaurant tersebut adalah mantan pacar istrinya. Barrack Obama memuji masakan si pemilik restaurant, bahkan dia iri karena si mantan pacar istrinya itu pintar masak. Seharusnya istrinya menyesal karena ia putus dengan si pemilik restaurant itu jika saja ia menikah dengannya maka istrinya sekarang menjadi istri si pemilik restauran yang terkenal itu, tapi dengan santainya istrinya mengatakan "...jika aku menikah dengannya, maka dia akan menjadi presiden sekarang!" jadi kesimpulannya adalah aku begini karena Baekhyun, it's mean : dibalik pria hebat bukan karena ada wanita hebat di belakangnya, tapi karena di balik pria hebat ada wanita yang tepat!. Dan sekarang waktunya sangat tidak tepat, kesabaranku diuji di perusahaan dengan datangnya si wakil direktur yang sialnya adalah pernah menjadi anggota team basket ku saat kuliah dulu, TERLAMBAT!

.

.

.


.

.

.

"Wawancara akan dimulai 5 menit lagi dan di belum datang?" gerutuku pada wanita chubby yang ikut dalam mewawancarai si pengangguran yang mencoba peruntungannya di perusahaan ini.

Aku menoleh ke arah kursi ku yang masih kosong. Aku mendengus kesal.

"Terjadi sesuatu di jalan, menurut sekertarisnya, ia sedang on the way dengan taksi" jawab wanita itu. Namanya Kim Minseok, dia adalah menantu kesayangan pemilik perusahaan ini. Nasibnya yang beruntung bertemu dan menikah dengan Kim Jongdae, kakak dari si bangsat Kai dan cucu tertua di keluarga Kim. Kim Jongdae adalah penyanyi terkenal di Seoul. Aku bahkan iri dengan suara emasnya.

Aku menoleh ke arah pintu ketika pintu itu terbuka dengan kasar dan menampakan sosok si bangsat Kai tengah berjalan ke arah ku sambil mengancingkan jasnya. Lihatlah, dengan tampangnya yang sangat bangsat itu dia datang seolah tidak terjadi apa-apa.

Dia menepuk pundakku lalu duduk di sampingku memang kursi itu disediakan untuk wakil direktur yang bangsat ini.

"Baiklah... kita langsung saja mulai wawancaranya..." dia berkata sambil membuka lembaran formulir si pelamar. Bahkan aku yang duduk sejak sejam yang lalu belum menyentuh lembaran-lembaran itu. Kalian bisa lihat betapa bangsatnya pria tampan ini.

Beberapa staf yang berada di ruangan itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Baiklah... kita mulai secara acak... biarkan aku memilih siapa yang lebih dulu masuk ke dalam sini..ah aku sudah tidak sabar menyiksanya..." katanya sambil menarik lembar formulir data si pelamar. "DO KYUNGSOO... kita mulai dari gadis itu!" katanya. Aku harus mengakui pria bangsat ini selalu berbuat semaunya. "Akhirnya...kita bertemu!" lirih namun masih bisa ku dengar dan aku hanya bisa menarik nafas dalam-dalam.

.

.

.


.

.

.

Normal pov

"Nona Do Kyungsoo!" seorang wanita cantik mendongkakkan kepalanya dari arah pintu.

"Ah, saya!" gadis berkacata mata dengan pakaian formalnya, hitam putih, berdiri dari duduknya. Ia mengahmpiri gadis yang memanggil namanya.

"Wawancara akan dimulai dari anda..silahkan!" wanita ramah itu mempersilahkan Kyungsoo masuk.

Kyungsoo bingung. Kenapa harus dia yang pertama. Bahkan ini tidak sesuai dengan urutannya. Tapi peduli apa tentang itu, yang Kyungsoo pedulikan. Ia harus mendapat pekerjaan.

Kyungsoo berjalan pelan memasuki ruangannya. Ia membungkuk pada 5 orang yang tengah duduk di depannya. Salah satunya adalah Park Chanyeol, dia adalah suami dari sahabatnya. Di sisi kiri Chanyeol ada dua gadis manis berusia sekitar dua puluhan juga mungkin, dan sisi kananya ada...

DEG !

"Kau?" tunjuk Kyungsoo pada pria yang tengah tersenyum miring padanya. Alisnya terangkat satu seolah terkejut dengan pekikakn Kyungsoo, namun Kyungsoo tahu, pria itu tengah tersenyum meremehkan padanya.

Semua orang sempat terkejut pada kelaukuan Kyungsoo, termasuk Chanyeol sendiri.

"Hey, nona! Bersikap manislah pada wakil direktur!" tegur perempuan yang duduk di samping Chanyeol itu.

"Apa?" tanyanya terkejut, jadi pria itu...oh, tamatlah riwayatnya dan impiannya harus hancur untuk bisa bekerja di perusahaan itu.

Kyungsoo menelan ludahnya susah payah. Nafasnya tercekat, pria yang baru beberapa menit yang lalu ia remehkan ternyata...

.

.

.

To Be Continue

.

.

.

aerii's note :

ini prolognya yah... gimana masih mau lanjut?

bakal dilanjut kok tapi jangan minta fast update yah, mungkin bakal aerii update setelah salah satu ff aerii END, tinggal beberapa chaptered lagi kok. jadi sabar yah...reader aerii kan baik kan?

seperti yang aerii bilang sebelumnya, ini hanya akan menjadi kisah-kisah manis ChanBaek dan KaiSoo, slight ChenMin dan HunHan, jadi gak bakal ada konflik yang berat-berat, ini cuma hiburan di sela-sela kesibukan aerii yang kebanyakan waktu luang... hihihihi jadi buat yang penggila ff angst jangan kesini bakal salah lapak nantinya hehehe

gak perlu diminta review-nya kan,? karena aerii tahu, readers disini itu baik-baik jadi bakal ninggalin jejak kan?

aerii hampir lupa mau ngepost masa, kalo gak ada notice dari email, mungkin aerii masih bergelung dengan kertas-kertas HVS... mian telat sejam dari waktu yang dijanjikan...

oke guys, happy Monday... selamat beraktifitas... mulai hari ini dengan yang manis-manis yah,supaya semangat sampe weekend menjelang.. salam manis dari aerii yang manis *abaikan

.

.

.

XOXO

aerii