Author : Hann Hunnie
Title : Just A Dream chapter 1/3
Cast : Oh Sehun, Kim Jongin, Krystal Jung, and other cast.
Pairing : KaiHun, KaiStal
Warning : kemungkinan ini ada M-preg nya. Gak masalah kan ?
Summary : "Aku sudah tidak memiliki apapun, kau mengambil alih seluruh kehidupan ku. Kau mampu menjungkir balikan hati ku, kau mampu membuat ku tak bisa menjauh dari mu. Apa yang harus aku berikan lagi padamu, Kim Jongin ? Kau bisa membuat ku menjadi milik mu, tapi-
Kau tidak pernah bisa menjadi milik ku" - Oh Sehun
.
.
.
Happy reading~
.
.
.
Hujan kembali turun pagi ini, cuaca terasa begitu dingin mengingat saat ini sudah masuk pertengahan musim gugur.
Angin bertiup lembut, perlahan menelusup melewati celah jendela yang masih tertutup tirai.
Belaian sang angin terasa menggelitik kulit wajah nya hingga terpaksa kedua mata yang terpejam itu perlahan tebuka, menampakan sepasang manik sewarna lelehan caramel. Indah sekali.
Mata nya mengerjap, mencoba membiaskan cahaya yang dengan malu malu mengintip dari balik tirai sebelum kemudian manik caramel itu mengedar. Memperhatikan keadaan sekitar.
Menghela napas pelan sebelum kembali memejamkan mata sekejap. Terlalu malas untuk bangun pagi di akhir pekan seperti ini, di tambah tubuh nya yang terasa kaku dan lemas setelah kegiatan malam yang ia lakukan bersama namja tampan yang kini masih terlelap di sampingnya.
Kepalanya perlahan menoleh, menatap namja lain yang masih terlelap sambil menelungkupkan tubuhnya. Ia tersenyum, tangan putih nya terulur mengelus surai lembut milik namja-nya.
Sehun tertawa dalam hati, bolehkah ia memanggil namja di sebelahnya itu-
Miliknya ?
Kembali menghela napas panjang, sebelum kemudian menyibak selimut yang menutup tubuh naked penuh bercak milik nya. Namja cantik itu memungut boxer yang tergeletak begitu saja di lantai sebelum kemudian memakainya.
Dengan langkah terseok, Sehun memaksa kakinya berjalan menuju kamar mandi, menghiraukan rasa sakit dan pening di kepala, ia harus segera menyingkirkan bau sperm yang menempel di tubuh nya.
Crashh ...
Sehun memejamkan mata membiarkan air hangat membasuh tubuh lengketnya. Hhhh ... Ini sedikit membuatnya tenang.
Namja cantik berkulit pucat itu bisa mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, tak perlu membuka mata, ia tau siapa itu. Langkah kaki itu semakin mendekat sebelum terhenti tepat di depan nya.
Sehun membuka mata, dan Satu Satu nya pemandangan yang bisa Sehun lihat adalah tubuh atletis tanpa sehelai benangpun milik namja yang berdiri di depannya itu.
Ia tersenyum, sebelum bibir tipis itu berkata-
"Selamat pagi, Kai" - dengan lirih.
Tidak ada jawaban verbal yang keluar dari bibir tebal milik Kai, namja berkulit tan eksotis itu malah semakin mendekatkan tubuhnya pada Sehun sebelum kemudian tangan kecoklatan itu menarik tengkuk Sehun dan mempertemukan bibir tebalnya dengan bibir tipis milik namja cantik di hadapannya.
.
.
.
Sehun selalu menyukai saat saat seperti ini.
Saat dimana hanya ada dirinya dan Kai.
Berdua, di ranjang mereka dengan Kai yang memeluk tubuh nakednya erat, menghadiahi sepanjang leher dan bahunya dengan kecupan ringan yang sukses membuat darah nya berdesir hebat.
Ini menakjubkan, Sehun tidak pernah bosan dengan apapun yang Kai lakukan pada tubuhnya.
Namja tan itu sudah mengambil alih seluruh kehidupannya, mengambil hati dan pikirannya, dan semuanya. Kai telah memiliki apapun yang ada dalam diri Sehun.
Tidak terlewat satupun.
Anggap saja Sehun gila atau kau bisa menyebutnya sebagai manusia paling bodoh di dunia.
Sehun tidak peduli, ia hanya berusaha agar Kai tetap berada di sisinya. Meski tidak akan selamanya, Setidaknya biarkan ia memiliki Kai di saat seperti ini.
Hanya saat ini.
Bipp ... Bipp ... Bip ...
Ponsel milik Kai berdering, membuat namja tan itu mengangkat kepalanya dari ceruk leher Sehun.
Tangan kecoklatan itu terulur meraih ponsel yang terletak di nakas dekat tempat tidur.
Klik
"Ya, sayang ?"
'...'
"Hmm ..." Kai menyibak selimut yang menutupi tubuh naked nya dan Sehun. "Aku akan kesana sekarang"
'...'
"Tidak usah menjemput ku. Aku yang akan menjemput mu. Tunggu lima belas menit, aku akan segera ke apartment mu" namja tan itu beranjak dari tempat tidur, meninggalkan Sehun yang kini menatap nanar punggung nya yang perlahan menghilang di balik pintu kamar mandi.
Namja cantik itu menghela napas, tangan putihnya menarik kembali selimut yang sempat terjatuh ke lantai dan mengunakannya untuk menutupi tubuh polosnya.
"Kau akan pergi ?" Sehun bertanya lirih sesaat setelah Kai keluar dari kamar mandi, lengkap dengan pakaian rapinya.
Kai mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari cermin.
"Di luar hujan deras, apa kau tidak ingin tinggal ?"
"Aku harus menemui kekasih ku" namja tampan itu berbalik lalu berjalan mendekati Sehun. "Jangan menunggu ku, mungkin aku akan pulang larut malam"
"Tapi kau sudah berjanji akan menemani ku pekan ini, ap-"
"Aku pergi" Kai memotong ucapan Sehun sebelum kemudian mengecup kening namja cantik itu sekilas.
Sehun mendesah kecewa. Kedua mata berkaca kacanya menatap punggung Kai yang perlahan menghilang seiring dengan tertutupnya pintu kamar.
"Hiks-"
Untuk kesekian kalinya, Sehun lah yang harus kembali mengalah.
Kenapa rasanya semakin sakit saja ?
Ini bukan pertama kalinya Kai mempelakukan Sehun seperti ini. Tapi kenapa denyutan menyakitkan dalam hatinya semakin terasa mengerikan setiap harinya ?
Bukankah harusnya namja cantik itu bisa lebih kuat dari ini ?
Oh ayolah, kau sudah terbiasa untuk di sakiti, Oh Sehun! Jangan menangis lagi!
"Hiks-" Sehun mengigit bibir bawahnya keras, menghalau ribuan isakan yang mendesak keluar dari bibir tipisnya.
Kenapa Kai tidak pernah mau mengerti dirinya ? Apa semua yang sudah Sehun berikan pada namja tan itu belum cukup untuk membuat nya mengerti ?
Sehun tidak perlu balasan cinta nya dari Kai, itu terlalu mustahil untuk menjadi kenyataan. Ia hanya ingin Kai ada di saat namja cantik itu membutuhkannya.
Bukan hanya menemui Sehun ketika Kai sedang ingin bermain dengan tubuhnya, lalu setelahnya pergi begitu saja.
Bukan itu yang ia inginkan.
Semua memang salahnya, salahnya dan salahnya. Ia membuat semua nya menjadi rumit seperti ini. Ia yang menawarkan dirinya pada Kai, ia yang mengatakan akan melakukan apapun agar Kai tetap di sampingnya, ia yang membiarkan Kai bisa menyentuhnya sesuka hati, ia juga yang membiarkan perasaannya pada Kai semakin dalam setiap detiknya. Padahal ia tau, Kai tidak pernah menganggapnya lebih dari seorang teman.
Teman tidur yang bisa namja tan itu sentuh sesuka hati.
"ARGGGGHHHH!"
BANG!
Sehun melempar ponselnya ke lantai, setelahnya namja cantik itu menangis histeris sambil memeluk kedua lututnya.
Ini menyakitkan! Sangat sakit hingga rasanya ingin mati saja.
Tapi, rasa cintanya pada namja tan itu seakan menghapus semua rasa sakit di hatinya.
Hanya rasa sakitnya saja, tanpa menghapus sayatan luka yang semakin lama semakin menganga di hatinya, dan itu terasa seribu kali lebih menyakitkan.
Sehun tidak tau harus bagaimana lagi, jauh di lubuk hati nya namja cantik itu ingin mengakhiri semua nya, menghentikan semua rasa sakit di hatinya. Tapi-
Ia tidak bisa melakukan itu. Entah kenapa, semua rasa sakit ini malah semakin membuatnya ingin bertahan bersama Kai.
Bertahan untuk membuat luka yang lebih menyakitkan dari ini.
Bertahan meski Sehun tau semua yang ia lakukan saat ini tidak akan berakhir indah untuknya.
Sehun menghela napas panjangnya, rasa sesak di dadanya terasa semakin menyiksa, tapi ia tidak boleh menyerah sampai di sini.
Namja cantik itu sudah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia tidak akan berhenti sampai Kai yang memintanya sendiri.
Tidak peduli kalau semua luka di hatinya itu perlahan lahan akan membunuhnya.
Sehun hanya mencintai Kai begitu dalam.
Apa yang salah dengan itu ?
.
.
.
Hujan baru saja reda beberapa waktu yang lalu, menyisakan jalanan kota Seoul yang membasah dengan aroma khasnya.
Kai menghentikan laju mobilnya saat lampu lalu lintas berwarna merah menyala. Di samping namja tampan itu duduk seorang gadis cantik yang seperti nya tengah menikmati pemandangan di luar sana dari kaca mobil.
"Jadi, kapan daddy mu pulang ke Korea ?"
"Huh ?" Gadis cantik itu menoleh, menatap kekasihnya yang kini sudah kembali melajukan mobilnya. "Dad akan pulang seminggu sebelum pesta pertunangan kita"
Kai menaikan sebelah alisnya. "Seminggu sebelumnya ? Kenapa daddy mu terlihat semangat sekali ? Eoppa baru akan pulang saat hari H pertunangan kita"
Gadis di sebelahnya itu tertawa. "Tentu saja, inikan hari spesial untuk Putri bungsunya. Dad bilang dia akan membantu mu mencari cincin pertunangan"
"Tanpa bantuan daddy mu juga aku bisa mencari nya sendiri"
"Khe ? Aku tidak Percaya kalau kau bisa mencari nya sendiri. Kau itu orangnya tidak mau repot. Aku tidak mau kalau cincin pertunangan kita biasa biasa saja karena kau malas mencari cincin yang bagus!"
Kai mendengus. "Untuk hal itu berbeda, Soojung! Mana mungkin aku memilih cincin yang biasa saja untuk mu ? Pertunangan kita adalah moment yang paling aku tunggu selain pernikahan"
"Jangan memanggil ku Soojung, Kim Jongin!" Gadis bernama Soojung itu mendelik tak suka. "Pokonya libatkan daddy saat kau memilih cincin pertunangan kita, titik!"
"Ck, aku bisa mencari nya sendiri, Krystal Jung Soojung! Kau tidak Percaya padaku ?!"
"Tidak! Pokonya aku mau daddy juga ikut memilih cincin pertunangan kita!"
"Errrr ..." Kai menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Masalahnya, aku sudah memesan cincin nya"
"Uh ? Benarkah ?" Krystal menatap kekasih nya itu dengan mata berbinar. "Boleh aku lihat ?"
"Tidak!" Ucap Kai tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.
Krystal cemberut. "Kenapa tidak boleh ?!"
"Hhhh ... Biarkan itu menjadi surprise untuk mu saat hari pertunangan nanti"
"Tapi memangnya kau tau ukuran jemari ku ? Bagaimana kalau tiba tiba saja mereka membuat cincin nya kekecilan atau mu-"
"Itu tidak akan terjadi, krystal" namja tan itu memutar bola matanya malas. "Kalau hanya tau ukuran jemari mu, itu hal yang mudah. Aku bahkan tau cara menaklukan hati daddy mu yang dulu tidak merestui hubungan kita!"
Krystal tertawa. "Kkkkk~ daddy memang sangat protektif pada ku, pantas saja kalau dia tidak merestui hubungan kita pada awalnya. Dia kan belum tau bagaimana dirimu" gadis cantik itu menatap Kai. "Tapi, apa kau pernah berpikir untuk menyerah saat daddy tak kunjung merestui hubungan kita ?"
Dan Krystal bisa melihat kekasih nya itu menggeleng.
"Tidak ada kata menyerah untuk ku. Aku mendapatkan mu dengan susah payah, aku tidak mungkin menyerah hanya karena hal seperti itu" Kai melirik Krystal sekilas sebelum sebelah tangannya terulur untuk mengusak surai panjang gadis nya. "Aku tidak akan melepas mu apapun yang terjadi. Kau adalah milik ku, selama nya"
Gadis cantik itu tersenyum mendengar ucapan Kai. "Aku mencintai mu, Kai. Sangat mencintai mu"
Kai terdiam sejenak, sebelum berkata-
"Aku juga-"
'Mencintai mu ?' Lanjutnya dalam hati.
.
.
.
Sehun meminum susu vanilla nya dengan tenang tanpa menghiraukan namja mungil yang sedari sibuk dengan kegiatan 'mari-mengomeli-Sehun-karena-kembali-merusak-ponselnya'
"Sehun!" Si mungil berteriak saking kesalnya.
"Apa ?" Jawab Sehun sambil menaikan sebelah alisnya.
"Kau dengar kan apa yang tadi aku katakan ?!"
"Hmm ..." Namja cantik itu memakan sandwich-nya. "Yayaya, aku mendengarnya"
Si namja mungil menghela napas sebelum menghampiri Sehun dan mendudukan dirinya di hadapan sepupunya itu.
"Tinggalah bersama ku"
"Kenapa harus ?" Tanya Sehun tanpa menghentikan acara sarapannya.
"Pantaskah kau bertanya seperti itu pada ku ?" Mata bulat itu menatap Sehun serius. "Itu karena aku mengkhawatirkan mu, Hunna"
"Tidak ada yang harus di khawatirkan, Kyung hyungie. Aku baik baik saja"
Dan namja bermata bulat bernama Kyungsoo itu bisa melihat senyum meyakinkan yang tersemat di bibir tipis Sehun.
"Apanya yang kau bilang baik baik saja ? Mata bengkak mu ? Kiss mark di tubuh mu ? Atau hati mu ? Apanya yang baik baik saja Sehun ? Katakan padaku!"
Namja cantik itu menyimpan sandwich nya yang masih sisa setengahnya di piring, lalu tersenyum tipis.
"Jangan menyuruh ku menyerah sekarang, hyung"
Kyungsoo mendesah kesal. "Lalu kapan ? Sehun tolong dengarkan aku untuk kali ini saja" tangan dengan jemari lentik itu menggenggam jemari milik Sehun. "Pindah dari apartment Kai dan lupakan dia. Sudah cukup kau di perlakukan seenaknya oleh namja itu. Kau boleh memilih ingin tinggal bersama ku atau pulang ke Vancouver dan tinggal dengan paman Yifan"
Sehun diam, kepalanya menunduk, menatap jemari nya yang di genggam oleh Kyungsoo.
"Kenapa semua orang menyuruh ku pergi dari Kai ?" Ucapnya lirih, liquid bening di kedua mata bengkaknya kembali menggenang.
"Karena itu yang terbaik untuk mu, Sehun"
"Kenapa bisa kau mengatakan kalau itu adalah yang terbaik untuk ku ?" Sehun mendongak, menatap kakak sepupunya itu dengan mata berkaca kaca. "Hyung tidak tau apapun tentang perasaan ku"
"Hyung tau, Sehun. Hyu-"
"HYUNG TIDAK TAU KARENA HYUNG TIDAK PERNAH BERADA DI POSISI KU"
Kyungsoo tersentak saat Sehun tiba tiba saja berteriak di barengi dengan linangan air mata yang membasahi pipi putih sepupunya itu.
"Sehun, aku-"
"Kau dan mereka selalu menyuruh ku pergi karena kalian tidak tau bagaimana perasaan ku" jemari lentik Sehun menghapus air matanya kasar. "Tanpa kalian suruh, kalau aku bisa hiks- aku akan pergi hyung. Kau pikir aku senang berada di posisi ku saat ini ? Hiks- tidak hyung. Aku merasa kan sakit yang amat sangat, di sini" namja cantik itu menyentuh dadanya. "Rasanya sakit sekali, hyung"
Kyungsoo diam menatap Sehun yang kini terisak di hadapannya.
"Aku memang tidak mengerti perasaan mu, aku juga tidak tau rasanya berada di posisi mu saat ini" namja mungil itu mendekati Sehun lalu memeluk lehernya dari belakang. "Kenapa hyung selalu menyuruh mu pergi dari Kai, itu karena hyung tidak mau melihat mu seperti ini Sehun. Kau mungkin bisa membohongi semua orang dengan senyum palsu mu dan 'kata baik baik saja', tapi tidak dengan hyung. Mata mu tidak akan bisa berbohong pada hyung" Kyungsoo mengecup pelipis Sehun. "Pulang lah ke Vancouver dan mulai lah lembaran baru mu disana"
Sehun menggeleng kuat. "Aku tidak mau, hyung. Hiks- aku mohon jangan terus memaksa ku untuk pergi dari kehidupan Kai"
"Aku tidak bisa membiarkan kamu terus seperti ini, Sehun! Kau pikir hyung akan baik baik saja ketika melihat mu menangis karena namja itu ?!"
"Aku hiks- aku akan pergi" Sehun mengigit bibir bawahnya.
"A-aku akan pergi suatu saat nanti hiks- hyung" namja cantik itu membalikan badannya menatap Kyungsoo. "Biarkan aku memilih jalan ku sendiri. Aku janji, setelah semua nya jelas, aku akan segera pergi dan melupakan Kai. Tapi tidak sekarang hiks- aku mohon, biarkan aku bertahan sebentar lagi-"
"Setidaknya sampai hati ku benar benar hancur dan tidak bisa menahan rasa sakit ku lagi"
.
.
.
Kalau saja Sehun tau Kai berada di apartment dengan kekasihnya, mungkin namja cantik itu lebih memilih diam di rumah Kyungsoo lebih lama lagi.
"Ku kira kau akan pulang malam, Kai" Sehun berucap saat retina matanya menangkap sosok Kai yang tengah duduk di ruang tamu dengan seorang gadis yang duduk di pangkuannya.
Kai menoleh, begitu juga dengan gadis di pangkuannya.
"Hmm, tadinya. Tapi Krystal memaksa ku untuk kemari. Kau dari mana ?"
"Baru saja mengunjungi Kyungsoo hyung" Sehun tersenyum sebelum mengalihkan pandangannya pada Krystal yang kini tengah tersenyum manis ke arahnya.
"Hai, Sehun. Bagaimana kabarmu ?"
Namja cantik itu kembali tersenyum meski lebih tipis dari sebelumnya. "Baik, bagaimana dengan mu ?"
"Aku selalu baik baik saja" Krystal beranjak dari pangkuan Kai, lalu berjalan mendekati Sehun. "Apa ini ?" Tanyanya sambil menunjuk kantung plastik putih yang Sehun tenteng.
"Ah ini ?" Sehun mengangkat plastiknya. "Ayam goreng untuk Kai, tadi aku tak sengaja lewat, jadi aku beli saja"
"Oh begitu ? Terimakasih ya, kau baik sekali" gadis cantik itu mengambil alih kantung plastik yang Sehun tenteng.
"Kai, Sehun membeli kan mu ayam goreng! Kau mau makan ayamnya sekarang tidak ? Biar aku suapi ya ?" Krystal kembali mendudukan dirinya di samping kekasih tan nya itu, membuka bungkusan yang Sehun bawa lalu mengambil satu potongan ayam dan menyuapi Kai, menghiraukan namja cantik yang kini menatap keduanya dengan pandangannya sendu.
Sehun tersenyum miris sebelum kemudian membalikan badannya hendak menuju kamar. Ia tidak bisa melihat kedua nya lebih lama lagi, namja cantik itu takut sesuatu di hatinya terluka -lagi. Jadi-
"Sehun, mau kemana ?"
Sehun menghentikan langkahnya saat mendengar pertanyaan Krystal, ia mendesah pelan sebelum terpaksa kembali membalik tubuhnya.
"A-aku akan ke kamar"
"Haishh ... Mana boleh begitu" gadis cantik itu kembali menghampiri Sehun, lalu menyeretnya dan mendudukan namja cantik itu di sebelah Kai, membuat Kai kini berada di tengah tengah Krystal dan Sehun.
"Kau kan yang membeli ayamnya, jadi kau juga harus ikut memakannya. Disini saja bersama kami, okay ?"
"Tapi aku sudah kenyang, jadi kalian saja yang makan"
"Ck" Krystal memberi satu potong ayam pada Sehun. "Kau harus makan lagi agar tubuh mu sedikit gemuk. Ku lihat tubuh mu semakin kurus saja. Apa Kai tidak pernah memberi mu makan ? Haish, teman macam apa dia itu" ucapnya sambil menjambak rambut kekasihnya. "Lain kali berikan Sehun makanan bergizi!"
"Ya! Sakit tau!" Namja tan itu mendelik tak suka.
"Che begitu saja sakit, aku hanya menjambak mu bukan menusuk mu dengan pisau!"
"Tapi ini sakit! Kau harus bertanggung jawab menyembuhkannya!"
"Errr ..." Krystal memutar bola matanya malas. "Baiklah baiklah, apa yang harus aku lakukan ?"
Dan gadis cantik itu bisa melihat Kai menyeringai ke arahnya.
"Cium aku disini, disini dan disini!" Kai menunjuk bekas jambakan Krystal, lalu turun ke pipinya dan terakhir menunjuk bibirnya.
"Y-ya!" Wajah Krystal merona samar. "Pipi dan bibir mu kan tidak sakit, kenapa harus aku kecup juga"
"Yasudah kalau tidak mau, ak-"
"Aaaa baiklah baikah!" Ucap Krystal pada akhirnya. Gadis cantik itu menatap tak enak pada Sehun yang kini tengah menatap televisi dengan wajah datarnya. Ia mendekatkan dirinya pada Kai.
"Tapi disini ada Sehun. Ish, aku malu kalau harus mencium mu di depannya" bisik Krystal membuat kekasih nya itu terkekeh pelan.
Kai melingkarkan sebelah tangan nya di pinggang Krystal, membiarkan kekasih cantik nya itu lebih dekat dengan nya.
"Biar saja, dia kan sedang menonton televisi, bukan menonton kita" bisiknya di akhiri dengan gigitan pelan di daun telinga Krystal.
"Ish! Tetap saja! Aku malu Kai~"
"Yasudah kalau begitu" Kai semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Krystal, membuat gadis cantik itu perlahan memundurkan wajahnya hingga sandaran kursi di belakangnya membuat ia dengan terpaksa menghentikan pergerakannya. "Aku yang akan mencium mu, Mrs. Kim"
Chup!
Setetes air mata turun membasahi pipi putih Sehun, matanya memang menatap televisi, tapi bukan berarti dia tidak tau kalau Kai kini tengah asik mencumbu kekasihnya.
Namja cantik itu bisa merasa kan sebuah elusan di rambutnya, dan itu adalah sebelah tangan milik Kai yang tidak ia gunakan untuk memeluk Krystal.
Sehun menampik tangan kecoklatan itu sebelum pergi dari sana. Meninggalkan Kai yang kini masih sibuk dengan kegiatan nya.
"Mhhh ..."
Desahan Krystal membuat namja tan itu melepas pagutan bibirnya.
Dengan napas terengah, Krystal menjatuhkan dirinya di pelukan Kai, membiarkan kepalanya terkulai di bahu tegap kekasih nya itu.
Tanpa tau kalau Kai kini menatap Sehun yang perlahan menjauh dengan tatapan sulit di artikan.
"Kau akan pulang sekarang ?"
"Uhh ?" Krystal mendongak menatap Kai. "Kau mengusir ku ?"
"Tidak" namja tan itu tersenyum tipis. "Tapi ini sudah menjelang malam"
"Aku masih rindu pada mu" ucap Krystal manja. "Aku tidak ingin pulang dulu"
"Baiklah, baiklah" Kai melepas pelukan kekasih cantik nya itu. "Aku ke kamar mandi sebentar, okay ?"
Krystal mengangguk sebelum melepas kalungan tangan nya di leher Kai.
"Jangan terlalu lama"
"Hmm ... Aku akan segera kembali"
.
.
.
Sehun menatap lurus gedung gedung pencakar langit yang menjadi satu satunya pemandangan yang bisa ia lihat. Namja cantik itu menghela napas, menghirup aroma khas air hujan yang bisa membuat nya sedikit tenang.
Belaian angin lembut yang mengeringkan air mata di pipinya sedikit membuat Sehun mengigil kedinginan. Ck, angin di musim gugur memang sedikit mengerikan.
Usapan kedua tangan Sehun di lengannya terhenti saat ia mendengar pintu kamar yang terbuka.
Enggan melihat siapa yang memasuki kamarnya, namja cantik itu memilih untuk tetap diam dengan posisinya.
Menghiraukan seseorang yang kini memeluk tubuhnya dari belakang.
"Mianhae" Bisik seseorang itu sebelum kemudian menjatuhkan kepalanya di bahu sempit namja yang di peluknya.
"Untuk apa ?" Lirih Sehun.
"Membuat mu menangis lagi"
Dan Sehun bisa merasa kan pelukan di pinggangnya semakin mengerat.
"Tidak usah meminta maaf. Aku bukan siapa siapa mu, kan ?" Namja cantik itu melepas pelukannya, lalu berbalik menatap manik kelam di hadapannya. "Aku tidak apa apa. Aku baik baik saja"
Kai -seseorang itu- menatap Sehun yang kini tersenyum manis, meski tetap saja mata dengan manik caramel indah itu tidak bisa menyembunyikan kalau pemiliknya tengah terluka.
"Aku pernah mengatakan hubungan seperti ini akan sangat menyakitkan untuk mu" Kai membingkai wajah lembut namja di hadapannya. "Kau tidak pernah merasa baik baik saja, Sehun"
"Aku juga pernah mengatakan kalau aku tidak peduli dengan itu, kan ?" Kedua tangan putih Sehun mengalung di leher Kai.
"Kau tidak akan menangis kalau kau tidak peduli dengan itu"
"Hanya dengan menangis aku bisa mengurangi sedikit rasa sakit nya, Kai"
Kai mengecup kening Sehun. "Aku sudah melukai mu terlalu dalam. Kenapa kau memilih tetap bertahan dengan ku ?"
"Karena aku-" Sehun menatap Kai. "Aku mencintai mu sedalam luka ku"
Setelahnya, Sehun bisa merasa kan bibir tebal Kai di atas bibirnya. Ia tersenyum meski air mata kembali merembes di sela ciuman mereka.
.
.
.
TBC
.
.
.
How ?
Yang minat dan mau ini lanjut, Tolong review ya ^^
See you next chapter ^^
Hann hunnie
