Kyuhyun adalah seorang murid sekolah menengah atas yang memiliki orientasi seksual yang menyimpang. Tak ada yang tahu bahwa ia terpikat dengan salah seorang guru muda yang ternyata sudah mempunya ISTRI. Namun yang mengejutkan sang guru tampan berperawakan atletis itu ternyata juga ... dan jangan lewatkan kisah romantis diantara mereka. WONKYU FF

Pairing: Siwon X Kyuhyun

Cast:

Cho Kyuhyun (16y.o)

Choi Siwon (25y.o)

And the other cast

Disclaimer: They are belong to their own

Rated: T

Genre: Romance, Drama Hurt/Comfort

Author: Shining Fishy

Warning: Sebagian plot pasaran XD

.

Chapter 1 – Curious

"Ya! Cho Kyuhyun!"

Seorang pemuda yang tengah berjalan memasuki gerbang sekolahnya menoleh ketika mendengar suaranya disebut oleh suara yang sangat familiar di telinganya. Pemuda itu hanya memutar kepalanya bosan dan menolehkan lagi kepalanya kedepan, melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

Melihat kelakuan sang sahabat, pemuda yang tadi menyuarakkan nama sahabatnya hanya mendengus sebal. Sudah terbiasa seorang Cho Kyuhyun memang sangatlah cuek, bahkan kepada dirinya sekalipun yang notabene adalah sahabat dekatnya. Pemuda itu segera berlari menyusul sahabatnya.

Pluk!

Sekarang giliran Kyuhyun yang mendengus sebal ketika bahunya ditepuk keras oleh pemuda tadi.

"Yo, sob! Apa kau tak kasihan dengan sahabat tampanmu ini. Aku mengejarmu dari halte bus tau." Gerutu sang pemuda jangkung sambil mengerucutkan bibirnya sebal. Sang sahabat hanya memandang jijik wajah si pemuda jangkung tadi, pasalnya mukanya sangatlah tak cocok dengan pose imut.

"Hentikan wajah menjijikanmu itu tuan Shim." Kyuhyun mengeluarkan kata-kata pedas dari mulutnya. Pemuda yang dipanggil nama marganya itupun mendelik sebal dan memukul pelan lengan Kyuhyun.

"Setidaknya kau menungguku dong Kyuhyun!" kesal pemuda Shim tadi.

"Apa peduliku?" jawab Kyuhyun dengan nada yang sangatlah datar. Mungkin jika yang diajak berbicara bukanlah pemuda Shim tadi, pasti orang lain akan tersinggung dengan ucapan pedasnya. Untung saja pemuda Shim tadi memang sahabat dekat Cho Kyuhyun.

Yeoboseyo, Yeoboseyo

Suara ringtone terdengar dari saku pemuda Jangkung tadi, segera dirogohnya saku celananya untuk mengambil ponsel yang baru saja meraung.

Sejenak setelah diangkatnya telepon dari seseorang diseberang sana, pemuda Shim tadi menjauhkan telepon dari telinganya.

"Ya! Hyung, kau tak perlu berteriak. Aku kesana sekarang!" jawab pemuda Shim tadi entah pada siapa.

"Awas saja kau nanti Kyu, beruntung aku sekarang ada urusan di perpustakaan." Ucap pemuda Shim tadi segera brergegas pergi ke perpustakaan dan meninggalkan Kyuhyun sendiri.

"Ya! Sejak kapan kau berkutat dengan buku Shim Changmin! Hahaha." Tawa evil keluar dari sang pemuda cuek bernama Cho Kyuhyun itu. Namun sejenak pemuda itu kembali diam dan kembali melanjutkan perjalanan ke kelasnya dan memasang wajah yang cool, padahal dia lebih ccocok dibilang manis.

Ok, bukankah kita belum berkenalan dengan pemeran utama kita?

Cho Kyuhyun. Pemuda misterius berperawakan cukup tinggi, surai hitam ikalnya menambah kesan manis setara dengan wajahnya yang manis menurut pendapat orang. Dia sendiri menganggap dirinya cool, oh Tuhan bagaimana bisa? Lihat pipinya yang lumayan chubby, bibirnya yang menarik, matanya yang cantik bak permata, bola mata yang indah, tas bergambar naruto chibi, bahkan ia masih membawa botol minum berlogo angry bird di samping tasnya. Bukankah terkesan manis, bahkan di mata teman temannya dia terlihat childish dengan style nya. Entah kerasukan apa dia menganggap diriya itu keren.

Seorang murid kelas 11 Everlast High School yang memang terkenal cuek, namun tak ada yang tau didalamnya dia begitu rapuh. Banyak yang menganggapnya misterius, memang. Dengan sifatnya yang cuek, tak sedikit juga yang berikap cuek terhadapnya. Bahkan ada pula yang membencinya. Namun apa pedulinya, yang terpenting dia tetap, hidup.

Lalu siapa pemeran utama kita yang kedua? Mari kita lihat.

Seorang pemuda berperawakan tampan, tinggi, tegap bak para atlet sekaligus pangeran kini tengah sibuk berkutat dengan laptopnya. Entah apa yang ia kerjakan, mukanya tampak serius. Bahkan terlihat jelas kantung hitam disekitar matanya. Jemarinya sibuk menari diatas keyboard laptopnya. Bahkan sudah sebulan terakhir ini dimple di kedua pipinya ketika dia tersenyum tak terlihat. Kalaupun terlihat, dia hanya mengumbar senyum palsunya

Bahkan akhir-akhir ini dia menyibukkan dirinya dengan bahan mengajarnya. Bergulat dengan rumus-rumus yang menurut kebanyakan orang sangatlah membosankan. Namun apa pedulinya, semuanya sudah berubah sejak 6 bulan terakhir. Bahkan kini dia hanya fokus dengan tugasnya sebagai guru matematika.

Semua berubah ketika dirinya bersikeras untuk melanjutkan pendidikannya dengan mengambil jurusan matematika. Bertentangan dengan sang ayah yang menginginkan dirinya bersekolah bisnis agar dirinya bisa meneruskan perusahaan sang ayah yang cukup besar.

Sebagai seorang pengusaha kaya tentunya sang ayah tak ingin putranya hanya mengabdi menjadi seorang guru. Namun putranya tersebut bersikeras untuk tetap pada pilihannya dengan alasan yang tak cukup logis menurut sang ayah. "Aku yakin dad, saat aku menjadi guru nanti aku akan menemukan jodohku." Bukankah alasan yang konyol?

Akhirnya setelah berpikir beberapa hari, sang ayah menyetujui keinginan sang putra dengan syarat sang putra harus mau ia jodohkan dengan anak dari rekan bisnisnya. Awalnya Siwon tak setuju, namun keinginan kuat dari sang ayah tak bisa ia lawan.

Pemuda tampan tadi mengacak rambutnya frustasi. Dia tak habis pikir dengan jalan pikiran sang ayah. Andai saja waktu bisa diputar, dia tak akan menerima perjodohan itu. Bukankah perasaan tak bisa dipaksakan?

"Hei Pak Choi, bukankah anda sudah harus mulai mengajar hari ini?" salah seorang guru menginterupsi kegiatan pemuda Choi yang tengah menyibukkan dirinya sendiri. Ah, rasanya sangat aneh ketika dirinya dipanggil dengan sebutan 'Pak', masih mending dia dipanggil "Mr.". panggilan Pak menuirutnya terlalu tua bagi orang seumurannya.

"Ah, terimakasih sudah mengingatkan saya Pak."

Choi Siwon, ya nama orang tersebut adalah Choi Siwon. Kini bergegas menuju ruang kelas barunya mengajar setelah sebelumnya membungkuk hormat kepada atasan disekolahnya.

Terdengar suara gaduh dari kelas dipaling ujung koridor, membuat Choi Siwon mengernyitkan dahinya sedikit. Sambil masih berjalan layaknya pangeran, terlihat seorang pemuda berambut hitam ikal memasuki kelas yang akan diampunya kali ini. Bahkan dengan melihat punggungnya saja entah mengapa ada sedikit perasaan aneh menyeruak kedadanya. Diapun mempercepat langkahnya memasuki kelas tersebut. Bibirnya terangkat keatas memperlihatkan sedikit dimple smilenya.

Mengapa bisa Siwon menyunggingkan senyum seperti itu. Oh ternyata hanya karena dirinya melihat tas yang dipakai pemuda yang dilihatnya barusan. Tas berwarna biru laut dengan gambar chibi atau kartun ataupun sejenisnya, ia tak mengerti. Hanya saja masih ada murid kelas 2 SMA memakai tas seperti itu. Bahkan dia tak yakin murid yang lain mau memakainya jika ia yang memerintah, apalagi dengan botol minum berlogo angry bird terpampang jelas di satu sisi tasnya..

Langkah lebarnya menapak masuk kekelas XI-IPA-1. Dirasakannya semua murid menatap tajam kearahnya, khususnya para gadis dikelas itu. Namun dirinya tak memperdulikan tatapan mereka. Setelah sampai ditempat duduknya, Siwon mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas. Dilihatnya seluruh mata memandangnya sambil berdecak kagum, terkecuali satu orang. Pemuda dengan rambut hitam legam yang sedikit ikal kini tengah menyibukkan dirinya dengan buku diatas mejanya, tangannya bergerak menari-nari berkolaborasi dengan bolpoin dan menggoreskan entah apa di lembaran bukunya.

"Ehm."

Suara Mr. Choi menginterupsi semua murid yang tengah berbisik bisik dan berdecak kagum melihatnya. Bahkan Cho Kyuhun pun menolehkan wajahnya kedepan untuk sekadar meliirk sang guru baru yang akan mengampu materi kesukaannya. Sebenarnya siapapun gurunya dia tak peduli, toh dirinya memang jenius dalam bidang ini.

Deg!

Tapi entah mengapa setelah pandangan mereka bertemu Kyuhyun tak mampu jika berpaling dari matanya. Sungguh, rasanya seperti ada magnet yang menarik matanya untuk terus menatap guru baru itu. Oh lihatlah, bahkan Kyuhyun yang terkenal cuek saja mampu terpikat dengan mata seorang Choi Siwon.

Sang empunya mata tak masalah jika ia ditatap seprti itu oleh semua muridnya, toh sudah biasa. Bahkan ketika dirinya seumuran merekapun ia menjadi idol disekolahnya dulu.

"Baik, perkenalkan nama saya Choi Siwon. Saya guru baru kalian yang akan mengampu Matematika. Jadi tolong kerjasamanya sewaktu kelas saya berlangsung. Untuk peraturan kelas saya nanti akan saya beritahukan lebih lanjut" Ucap guru Choi membuka pembicaraan di kelas itu.

"Apa kalian mengerti?" tambahnya.

"Ya, Pak Choi!" seru salah seorang murid dengan semangatnya.

"Maaf, tapi lebih baik jika kalian memanggilku Mr. Choi." Ucap Siwon yang memang risih dengan sebuatn 'Pak' yang ditujukan kepadanya. Seluruh isi kelas terkikik geli.

Siwon yang memang tipikal orang yang terorginir, dia langsung saja memulai kelasnya masuk kedalam pelajaran. Tak perlu banyak basa-basi. Setelah menyampaikan sedikit peraturan nya, ia mulai membahas satu per satu materi yangb ada yang hanya ditanggapin dengan pasrah oleh semua murid. Oh bahkan mereka justru lebih memilih memandangi guru Choi itu daripada harus mendengarkan pelajaran yang membosankan.

Sang guru tak peduli jika muridnya tak memperhatikan kelasnya, toh ia sudah melaksanakan kewajibannya sebagai tenaga pengajar. Asalkan mereka bisa mengerjakan soal ulangan yang akan ia berikan nantinya.

Setelah menjelaskan beberapa sub materi, dirinya mempersilahkan anak didiknya untuk mencatat apa yang ia terangkan tadi. Sambil dia mengistirahatkan suaranya dan duduk di meajanya. Pandangannya mengedar keseluruh kelas lagi. Sama seperti tadi, pandangannya berakhir pada seorang murid laki laki yang ia lihat punggungnya tadi.

Lama ia memandang laki-laki itu, akhirnya pemuda itu mendongakkan kepalanya untuk melihat kedepan. Lagi-lagi pandangan mereka bertemu, namun Siwon segera mengalihkan pandangannya ke arah murid lain. Dia tak mau ketahuan jiak ia sedang memandangi muridnya dengan intens.

"Oya, siapa yang paling pintar matematika dikelas ini?" ucap Siwon membuka pembicaraan lagi. Dia tak mau jika jam pelajarannya menjadi acara 'Menonton gratis wajah guru Choi'. Oh apa-apaan pikirannya itu.

"Cho Kyuhyun!" hanya satu orang yang dengan bersemangat menyebut nama Kyuhyun, ya Shim changmin yang notabene sahabat karibnya, bagaimana dengana yang lain? Sudah kuakatakan mereka sibuk menonton live show didepan mereka. Oh bahkan memang sebetulnya mereka tak peduli dengan pemuda Cho itu.

"Mana Cho Kyuhyun, bisa angkat tanganmu?" tegas Siwon. Matanya mengedar untuk mencari muridnya yang mengangkat sebelah tangannya.

'Oh, jadi namanya Cho Kyuhyun' batin Siwon ketika murid yang sedari tadi menarik perhatiannya mengacungkan tangannya. Siwon hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti dan mengalihkan pandangannya pada materi selanjutnya yang akan ditularkannya lagi. Tak tahu jika pemuda Cho tadi masih menatapnya lekat.

Hampir 5 menit berlalalu sejak bel istirahat berbunyi. Kyuhyun mendudukkan dirinya disebuah bangku panjang dibawah pohon Ek yang menghadap ke lapangan basket sekolahnya. Menatap anak-anak yang tengah bergelut dengan bola bulat orange seperti jeruk.

"Hoi Kyu!" sapaan ceria dari Minho, tetangganya dulu sekaligus teman dekatnya selain Changmin. Hanya dibalas dengan anggukan singkat dari Kyuhyun, ya memang seperti itulah dia. Tak bisa ditebak, terkadang cuek, manis, jail dan yah walau lebih menonjol sikap cueknya itu. Merespon seadanya dan jika hanya dalam mood-nya saja.

"Yo bro! Kau tak mau bergabung?" kini lengkingan suara Changmin hanya dibalas dengan gelengan kepala dari Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum simpul melihat Minho dan Changmin yang tengah berebut bola. Jangan bertanya mengapa dia tak bergabung bermain bersama teman-temannya. Alasannya sederhana, seperti halnya hyung-nya –Cho Heechul- dia tak menyukai sinar matahari yang menurutnya hanya membuat tubuhnya lengket berkeringat saja. Oh pantas saja kulitnya putih pucat begitu.

Drrrt drrtt

Kyuhyun merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya yang bergetar.

Cho Heechul is calling

Segera dia mengusap gambar telepon berwarna hijau di layar ponselnya. Diam dan menunggu sapaan dari hyung-nya di seberang sana. Dia memang tak suka basa basi dan menyapa dahulu jika ada seseorang yang menelponnya. Oh sepertinya dia tak pernah diajari adab dalam bertelepon.

"..."

Seketika raut wajahnya berubah, tangannya gemetar, kristal bening perlahan menumpuk diujung matanya. Entah apa yang kakaknya bicarakan tadi di telepon, kini pemuda itu berlari kencang sambil menangis, tak perduli dengan tatapan bingung dari siswa lain. Entah dia berlari kemana, bayangan tubuhnya kini menghilang dibalik gerbang.

Changmin dan Minho menyudahi permainan basket mereka. Berjalan menuju tempat yang diduduki Kyuhyun tadi mengambil air mineral untuk sekedar melepas dahaga.

"Chang, Kyuhyun kemana?" tanya Minho melirik tempat Kyuhyun tadi.

"Entah, dia itu sulit ditebak bro. Bahkan akupun tak diperbolehkan main kerumahnya. Dasar tuan misterius." Ujar Changmin dilanjutkan dengan acara meneguk airnya yang tertunda.

Minho terdiam. Ya, benar saja. Kyuhyun memang orang yang sulit ditebak. Mungkin dia satu-satunya teman yang banyak mengerti tentang kehidupan pemuda Cho itu. Pasalnya dia pernah tinggal bersebelahan dengan rumah Kyuhyun sebelum dirinya pindah diperumahan yang baru dibangun didekat sekolahnya.

Bukan, Kyuhyun bukan pemuda miskin seperti kebanyakan orang mengira. Bahkan rumah yang tempat Kyuhyun tinggal jauh lebih besar dari rumah Minho yang memang terkenal sebagai pemuda Choi, tampan dan kaya disekolahnya. Yang Minho tahu Kyuhyun hanya tinggal berdua dengan kakak nya, itupun Heechul jarang pulang kerumah.

Setaunya, orang tua Kyuhyun sibuk dengan pekerjaan mereka. Bahkan jika mereka pulang, Minho sering mendapati orangtua Kyuhyun yang bertengkar dipekarangan rumah mereka. Minho tak bisa apa-apa dan hanya bisa menatap Kyuhyun yang tengah berdiri dipintu rumahnya menatap kepergian kedua orangtuanya. Mungkin itu mengapa Kyuhyun begitu tertutup dengan orang-orang. Dia juga sangat menyayangi kakak satu-satunya walaupun kakaknya seorang yang moody dengan kata-katanya yang kasar dan pedas, ditambah dia juga jarang berada dirumah namun Kyuhyun tetap menyayangi kakaknya.

Kyuhyun pernah bercerita kepadanya, dia hanya tak mau jika dirinya terlalu dakat dengan orang lain akan berdampak buruk terhadapnya. Entah apa maksudnya, Minho juga bingung. Setaunya Kyuhyun hanya bisa dekat dengannya dan changmin tentunya. Itupun karena Changmin yang begitu sok kenal dan jangan lupakan mereka yang sama-sama seorang gammer.

"Hey bro! Melamun disiang bolong membuatmu sulit bertemu dengan jodohmu. Yo! Sebaiknya kita kekelas." Celoteh Changmin asal dan menepuk bahu Minho, membuat sang empunya kaget. Minhopun mengikuti langkah Changmin menuju ke kelasnya.

.

Kelas kembali dimulai. Siwon memicingkan sebelah matanya ketika mendapati sebuah bangku kosong dikelasnya. Padahal, bukankah tadi sebelum istirahat orang itu masih disitu? Mengapa sekarang tak ada?

Siwon mengedikkan bahunya. Mengapa dirinya mencari murid itu? Mungkin saja Kyuhyun masih berada di kantin. Wajar kan seseorang terlambat masuk kekelas sehabis istirahat? Siwonpun melanjutkan pelajarannya yang memang terjadwal satu jam sebelum istirahat dan dua jam setelah istirahat dikelas itu.

Matanya tak berhenti melirik kearah pintu sambil tetap menuliskan materi di papan tulis, seperti sedang menunggu seseorang. Memang, dia tengah menunggu murid bersurai ikal yang sedari atdi menarik perhatiannya. Entah mengapa dia sendiri tak tahu. Oh ayolah, jangan berpikir macam-macam. Siwon itu pemuda normal. Dia buka seorang err –gay- seperti yang kalian pikirkan, mungkin memang ... belum.

Astaga, kelas guru Choi sebentar lagi berakhir namun pemuda Cho itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Siwon melirik kearah bangku kosong yang ditempati Kyuhyun tadi. Tas biru bercorak naruto didepannya masih tergeletak apik disana. Kemana perginya?

Mungkin hanya Siwon saja yang sadar dengan ketidakhadiran Cho Kyuhyun. Bahkan teman-temannya pun tak ada yang mempermasalahkan. Kecuali seoarang yang berada di bangku pojok sendiri yang memang sedari tadi melihat gelagat aneh dari sang guru. Mr. Choi memang terlihat sesekali melirik bangku Kyuhyun.

"Ada yang tahu kemana perginya Cho Kyuhyun?" tebakan Changmin benar adanya setelah guru Choi itu mencari sang sohib.

"Tadi dia dilapangan basket. Tapi sewaktu bel aku tak melihatnya lagi." Jawab Changmin. Teman-teman yang lain hanya diam.

Siwon hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kalau dia sudah masuk, suruh dirinya menghadap ke ruangan saya." Ucap Siwon. Sungguh, pemuda itu seperti sebuah magnet yang menariknya untuk mengenal lebih jauh sosok yang mebuatnya begitu penasaran. Dia kembali fokus ke materinya.

.

Bel pulang sekolah berbunyi. Sungguh suara yang merdu bagi para murid khususnya murid pemalas layaknya Changmin. Menurutnya dikelas sungguh tak mengenakkan. Tak ada gadis cantik yang bisa digodanya, katanya.

Changmin melirik tas Kyuhyun yang tergeletak dibangkunya. Diapun begitu bingung, kemana perginya bocah misterius itu? Changmin tak habis pikir, tak bisa dipungkiri dirinya pun sangatlah penasaran dengan sahabat seperjuangannya itu –dalam soal game-.

"Hoy tuan Shim, biasanya setelah mendengar suara bel kau langsung ngacir ketempat ahjumma yang menjual bakso tusuk itu heh?" tanya Minho bingung saat memasukki kelas Changmin. Mereka memang terbiasa pulang bersama, termasuk Kyuhyun. Yah walaupun di gerbang sekolah mereka memang harus berpisah karena rumah mereka tak searah tentunya.

"Apa kau tahu Kyuhyun dimana Min?" tanya Changmin. Minho yang menyadari tak ada Kyuhyun diasana pun mengernyitkan dahinya bingung.

"Aku tak tahu Chang, kau kan yang sekelas."

"Ya, sedari istirahat pertama tadi batang hidungnya tak ia tampakkan." Ujar Changmin mendramatisir.

"Ayo, mending kita pulang." Ajak Changmin.

"Err, kau duluan saja Chang. Aku ada keperluan yang agak lama." Ucap Minho mencari alasan.

"Ya! Bukankah kau kesini untuk mengajakku pulang bersama. Dasar Choi!" teriak Changmin kesal. Diapun beranjak keluar kelas meninggalkan Minho yang memang tengah menunggu kepergian Changmin.

Setelah dirasanya Changmin pergi sudah cukup jauh dari kelasnya, akhirnya dia menyambar tas Kyuhyun. Ya, memang hanya dia satu-satunya orang disekolah itu yang mengetahui rumah Kyuhyun. Dia tak tega membiarkan tas Kyuhyun ditinggal pemiliknya dikelas. Setidaknya dia juga penasaran dengan bocah Cho itu.

Minhopun beranjak pergi dari sekolah menuju tempatnya tinggal dahulu. Semoga saja Kyuhyun masih tinggal disana.

Kyuhyun menatap datar kearah bingkai foto orang yang dulu begitu dekat dengannya. Aroma khas minyak cendana dan puluhan karangan bunga memenuhi ruang tengah rumahnya.

Sebuah peti mati tergeletak didepannya. Diatasnya sebuah foto lelaki paruh baya yang tengah tersenyum. Kyuhyun ingat foto itu diambil sewaktu perayaan chuseok* 5 tahun silam. Foto orang yang sangat ia sayangi selain Heechul tentunya. Foto sang ayah. Sang ayah yang telah berubah semenjak tahu perselingkuhan ibunya dangan seorang lelaki Jepang.

"Kyu. Shhh.." Heechul yang mencoba terlihat tegar itupun mencoba menenangkan Kyuhyun. Dia tahu, Kyuhyun bukanlah pemuda yang suka mengumbar perasaannya. Dia begitu mengenal Kyuhyun.

"Kyu, Chullie. Sudahlah relakan ayahmu pergi dengan tenang." Kini suara wanita paruh baya yang dikenal sebagai Mrs. Choi atau ibu Kyuhyun itu menginterupsi kegiatan duo kakak beradik.

"Memang apa pedulimu?" ucap Heechul kasar. Ya, semenjak dia mengetahui ibunya selingkuh dibelakang ayahnya dia mulai membenci sang ibu. Menurutnya, karena ibunya jugalah yang menyebabkan ayahnya terkena serangan jantung seperti ini.

Kebenciannya bertambah ketika ia mendapati bahwa Ibunya itu sering memukuli sang adik untuk meluapkan emosinya. Satu-satunya sasaran Ibu itu adalah Kyuhyun. Kyuhyun memang tipikal anak yang diam, jadi dia tak akan berontak ketika tubuhnya dipukuli sang Ibu.

Kyuhyun beranjak pergi dari sana. Tak mau ikut campur dengan pertengkaran sang Ibu dengan kakaknya. Yah walaupun dia juga membenci sang Ibu, dia lebih memilih pergi keluar untuk sekadar menenangkan dirinya.

Selangkah melewati pintu, dirinya tersentak karena Minho sudah berada didepannya sambil menenteng tas sekolah yang ditinggalkannya. Kyuhyun menatap Minho dengan pandangan yang sulit diartikan. Perlahan matanya mulai berkaca-kaca. Membuat Minho menariknya kedalam pelukannya. Mencoba menenangkan sang sahabat.

"Menangislah Kyu, jangan ditahan seperti itu." Ucap Minho sambil mengelus-elus punggung Kyuhyun.

"Ini menyakitkan Min.." ujar Kyuhyun serak.

"Jika kau butuh teman bercerita, berceritalah Cho. Aku ini sahabatmu. Mungkin kau akan merasa lebih tenang ketika kau meu membagi perasaanmu Kyuhyun." Nasehat Minho.

Akhirnya Kyuhyun mau bercerita tentang semua yang terjadi pada keluarganya 5 tahun belakangan ini. Kyuhyun percaya Minho adalah orang yang baik. Benar saja Kyuhyun merasa lebih lega setelah ia berbagi cerita dengan sahabat kecilnya itu.

"Sudah Kyu. Sekarang cuci mukamu itu. Kau terlihat kusut sekali. Dasar jelek," ucap Minho sedikit bercanda.

"Ya!" Kyuhyun yang dibilang jelekpun mengajukkan protes tak terimanya.

"Sudah ya Kyu, aku harus pulang." Ujar Minho beranjak berdiri.

"Ya, pulang saja sana. Dasar pengganggu." Kyuhyun sedikit meledek.

"Dan ini tasmu, kau harus membayar ongkos setelah ini karena aku membawakan tasmu Kyu. Mungkin kau bisa mencarikanku gadis cantik. Hahaha." Tawa Minho sambil berjalan meninggalkan Kyuhyun.

Minho tahu, mungkin setelah ini sahabatnya itu akan jauh terlihat lebih tak peduli dengan sekitar. Dengan kejadian yang menimpa Kyuhyun, Minho berharap jika Tuhan berpihak adil pada Kyuhyun. Minho berharap ada seseorang yang akan datang dan bisa membuat sahabatnya itu merasakan kebahagiaan yang telah lama hilang 5 tahun terakhir ini.

Setelah 2 hari meliburkan diri, akhirnya Kyuhyun kembali masuk ke sekolahnya. Dia terus berjalan melewati koridor menuju kelasnya. Tak dipedulikannya tatapan teman-temannya yang memandangnya aneh. Benar saja, dia terlihat sangat kusut pagi ini.

Sapaan dari beberapa gadis yang memang mengidolakannya hanya dianggap angin lalu baginya. Bahkan dia tak terpancing meosi ketika seorang siswa dengan gamblangnya mengejek dirinya. Kyuhyun memang menulikan telinganya. Dia tak peduli dengan orang yang mengidolakan atau behkan membencinya.

"Woy Kyu kau kemana saja? 2 hari tak ada kabar setelah kau pergi begitu saja dari sekolah." Cerocos Changmin ketika melihat Kyuhyun yang tengah berjalan menuju bangkunya pagi ini.

"Aku ada acara yang sangat 'menyenangkan' tuan Shim." Ujar Kyuhyun sinis sambil menekankan suaranya pada kata 'menyenangkan'.

"Ya ya ya. Apakah disana banyak gadis cantik dan sexy, Kyu?" tanya Changmin dengan mata yang berbinar.

"Kapan kau berhenti mengharap seorang gadis Chang. Bahkan wajahmu itu tak mendukung." Ejek Kyuhyun diselingi tawa kecilnya.

"Ya!" Changmin menjitak kepala Kyuhyun dan yang dijitak hanya mengaduh kesakitan sambil mengelus kepalanya sayang.

"Kyu?"

"Hn.."

"Kau pucat sekali? Apa kau sakit?" tanya Changmin begitu sadar akan perubahan pada wajah Kyuhyun. Memang kulitnya pucat, namun raut wajah seorang pucat karena sakit bukankah berbeda.

"Aku tak apa Chang. Kau tahu kan kulitku memang pucat." Seringai Kyuhyun. Hanya 2 temannya yang tahu arti seringaian itu. Kyuhyun sangatlah bangga memiliki kulit pucat seperti itu. Menurutnya terlihat seperti vampire, dan itu keren.

Dan hari ini Kyuhyun lalui seperti biasa. Tak terasa bel pulang berbunyi. Ya kelasnya memang mendapat jam tambahan disore hari kali ini, pasalnya minggu lalu sang guru Kimia tak bisa mengisi kelas sehingga diganti dengan hari ini. Menyebalka bukan?

Akhirnya setelah berkemas, seperti biasa Kyuhyun berjalan beriringan dengan Changmin untuk pulang. Berjalan menuju kearah Minho yang memang sudah menunggu mereka didepan kelasnya.

"Oh ya Kyu. Kau disuruh menghadap Mr. Choi." Ujar Changmin teringat dengan pesan sang guru matematika.

"..." Kyuhyun hanya memicingkan matanya bingung. Sedetik kemudian dia beranjak meninggalkan Changmin dan menuju ruangan guru Choi.

'aneh, tak biasanya dia berbicara sebanyak itu padaku tadi pagi. Bahkan dia bisa tertawa. Tapi barusan, aura esnya menguar lagi' Inner Changmin.

.

Tok tok tok

Kyuhyun mengetuk pintu ruangan yang bertuliskan 'Mr. Choi'. Ya memang, sekolahnya menyediakan ruangan khusus bagi tiap guru yang mengajar. Tanpa mengucap permisi, Kyuhyun mengetuk pintu itu lagi.

"Masuk." Suara berat orang yang berada di dalam ruangan itu membuat perasaan aneh masuk kedada Kyuhyun. Setelah menghela nafasnya, Kyuhyun membuka pintu ruangan tersebut.

Lagi, tanpa permisi Kyuhyun memasuki ruangan tersebut. Kedua mata mereka bertemu, sang guru dan murid yang terhipnotis dengan obidian masing-masing lawan. Siwon sedikit mengangkat sebelah alisnya ketika melihat wajah pucat Kyuhyun.

"Maaf apa anda memanggil saya?" tanya Kyuhyun langsung. Untung saja sikapnya yang cuek selama ini mampu mengendalikan rasa gugupnya. Dia tak tahu mengapa dia begitu gugup menghadapi guru muda itu.

"Oh, silahkan duduk dulu." Siwon berkata canggung, pasalnya sedari tadi dia memang sedang menatap wajah muridnya yang pucat itu.

"Jadi bisa kamu jelaskan kenapa waktu itu kamu tidak mengikuti kelas saya Cho Kyuhyun?" tanya Siwon to the point. Siwon memang sangat perfeksonialis terhadap peraturan dan pekerjannya.

"Bahkan tasmu masih ada diruangan. Apa kau berniat membolos?" tanya sang guru lagi ketika tak mendapat jawaban dari muridnya itu.

Kyuhyun malah menundukkan kepalanya. Entah mengapa, rasanya ia ingin menangis sekarang. Berhadapan dengan Siwon membuat Kyuhyun ingin meluapkan semuanya.

"Kau tahu kan apa konsekuensinya?" tambah Siwon.

Bahu Kyuhyun bergetar, sebutir kristal ening lolos dari matanya. Isak tangisnya mengusik pendngaran Siwon. Sang guru menjadi panik. Dia tak melakukan kekerasan apalagi pelecehan, namun mengapa anak itu malah menangis?

Siwon beranjak menhampiri Kyuhyun dan mengelus punggungnya. Reflek, ya dia tak tahu mengapa rasanya ia ingin menenangkan sang murid. Siwon meraih dagu Kyuhyun agar wajahnya mendongak. Mata yang sayu sarat akan kepedihan, itulah yang Siwon dapat. Tangannya terulur menyentuh kening Kyuhyun.

"Astaga Cho Kyuhyun! Badanmu panas sekali." Pekik Siwon. Tak percaya pemuda dihadapannya itu bisa bertahan dengan badan sepanas itu.

"Lebih baik sekarang kita ke UKS." Siwon mencoba memapah tubuh Kyuhyun yang mulai melemah.

Bruk!

Tubuh Kyuhyun ambruk. Untung saja dengan sigap lengan kekar Siwon menangkap tubuhnya.

"Ini sudah sore, bahkan UKS mungkin sudah tutup." Siwon bergumam sendiri dan terlihat sedikit berpikir.

"Untung saja 'dia' sedang pergi keluar negeri" gumamnya lagi entah pada siapa. Lalu dengan sigap dia mengangkat tubuh Kyuhyun dan membawanya ke mobilnya. Meletakkan tubuh ringkih itu di jok belakang mobilnya.

Mobil Audi keluaran terbaru itu melaju kencang menuju sebuah kawasan apartemen elit di kota Seoul. Setelah memarkirkan mobilnya, Siwon membawa Kyuhyun yang masih belum tak sadarkan diri masuk kedalam apartemennya.

Dibaringkannya tubuh Kyuhyun di kamarnya. Lalu dia beranjak menuju lemari untuk mengambil bajunya dan berjalan kekamar mandi mengganti bajunya. Setelah selesai, dengan sigap dia melepas sepatu dan kaus kaki yang mesih melekat dikaki Kyuhyun.

Siwon beranjak dan berjalan keluar dari kamarnya. 'Ada apa denganku? Aku tak pernah sepeduli ini dengan orang lain' batin Siwon. Namun Siwon hanya mengikuti kata hatinya. Dia lalu bergegas menuju dapur untuk menyiapkan air hangat dan handuk.

Siwon berjalan melewati ruang tengah apartemennya. Sebuah senyum miris terukir dibibir jokernya. Matanya menatap miris pada sebuah foto pernikahannya dengan gadis yang sama sekali tak ia cintai. Gadis yang ayahnya jodohkan dengannya. Tak ada yang menyangka guru muda itu ternyata sudah beristri. Jangan bertanya istrinya dimana sekarang. Istrinya yang memang sangat glamour itu sedang berada diluar negeri hanya untu menghadiri sebuah pameran sepatu.

Matanya beralih pada foto terbesar diruangan itu. Foto keluarganya. Siwon menatap anak kecil yang berada disampingnya difoto itu.

"Hyung merindukanmu." Ucap Siwon terdengar seperti sebuah bisikan.

Dia menghela nafasnya pelan dan kembali berjalan kekamarnya. Dihampirinya Kyuhyun yang masih tertidur pulas diranjangnya. Dia mengambil handuk yang telah basah dengan air hangat, dan mengompreskan ke dahi Kyuhyun.

Melihat Kyuhyun yang hanya mengenakan seragam sekolahnya, dia merasa kasihan. Bagaimanapun udara Seoul saat malam sangatlah dingin. Akhirnya Siwon memakaikan jaketnya ketubuh Kyuhyun dengan pelan, tak berniat membuat muridnya terbangun.

Namun sebuah luka berwarna merah dibagian lengan dan kaki Kyuhyun menjadi perhatian olehnya. Apakah Kyuhyun? Oh tidak Choi. Ini bukan waktu yang tepat untuk otak mesummu berjalan. Lalu Siwon memperhatikan lagi luka itu, itu bukan 'luka' seperti apa yang dipikirkannya tadi. Itu tarlihat seperti sebuah, bekas pukulan.

"Eunghh.." Kyuhyun melenguh pelan sambil menyamankan posisi tidurnya. Membuat Siwon menatapnya bingung dan kemudian tersenyum menampakkan lesung pipinya yang menawan. Diusapnya rambut Kyuhyun. Sungguh wajah Kyuhyun yang tengah tidur sekarang ini sangatlah menggemaskan.

"Aapa yang sudah kau lakukan padaku bocah? Sebenarnya siapa kau?"

To Be Continued