The Abhorred
Chapter 1: Rendezvous
Author: aheyo kim
Cast: Wu Baekhyun
Wu Luhan
Park Chanyeol
Support Cast: Wu Zitao
Jung Soojung
Kim Yixing
Genre: Angst, Romance, Crime, Hurt/Comfort, Drama
Chaptered: 1/?
Rating: T
Disclaimer: EXO, and more, belong to SMEnt, all of cast belong to god, but the story is mine.
Warning: GenderSwitch for Uke(s), Typo(s), and OOC
If you dont like, please dont read it and dont bash me.
Happy Reading!
.
.
.
.
.
"Eomma! Aku pulang~!" Teriak Luhan dari arah pintu utama.
"Cih, anak mami." Ujar Baekhyun dengan datar dan dingin yang ditujukan untuk Luhan. Tapi sepertinya Luhan tidak memperdulikannya dan langsung berlari ke arah eomma-nya yang berada didapur.
"Waah, Baekhyunnie dan Luhannie sudah pulang, ya~?" Ujar Tao kepada dua orang anaknya.
"Ne!" Jawab Luhan sambil tersenyum manis.
"Hm." Jawab Baekhyun acuh dan langsung pergi ke kamarnya.
Tao hanya memandangi anak perempuannya-Baekhyun-dengan sedih. Pasalnya Baekhyun sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang darinya, karena hanya Luhan yang mau berdekatan dengannya. Sementara Baekhyun.. anak itu terus mengurung dirinya dikamar dan mendadak jadi dingin sejak mereka pindah ke Seoul. Karena dulu mereka semua tinggal di Beijing, China. Itu semua karena Kris-suaminya-yang ingin mereka semua hidup tenang disini, dan Kris lah yang akan mencari nafkah disana. Tapi sepertinya, ada sesuatu yang salah dan membuat Baekhyun menjadi dingin dan mulai menjauh dari-nya.
.
.
.
.
.
Ceklek
Baekhyun membuka pintu kamarnya dengan pelan dan masuk kedalamnya. Ia pandangi sejenak kamarnya ini. Tadi pagi, pada saat ia pergi kesekolah, kamarnya berantakan karena ia belum sempat merapikannya. Tapi sekarang, kamarnya sudah rapi seperti semula lagi. Ah pasti eomma, pikir Baekhyun.
Bruk
Baekhyun menjatuhkan tubuhbya diatas kasurnya yang empuk dan mulai berbaring disana. Hari ini sama seperti hari harinya yang biasa, sangat membosankan. Banyak guru guru yang mengomentarinya karena sifat dinginnya. Banyak anak anak yang ingin mengobrol dengannya tapi ia acuhkan. Dan Luhan yang mulai menjadi kekanakan lagi, seperti biasa.
Dingdong~
Benda persegi panjang yang berada dikantongnya bergetar dan berbunyi, tanda ada pesan masuk. Dengan malas Baekhyun mengambil ponselnya yang berada dikantongnya dan mulai membuka pesan yang baru saja masuk.
From: +6282*****0939
Anyeong, sunbae! Aku adalah murid baru yang tadi siang menabrakmu, hehe. Namaku Park Chanyeol, soal yang tadi siang, aku minta maaf, ne?
"Ooh.. anak baru yang tadi." Gumamnya dengan pelan. Sangat pelan bahkan.
To: +6282*****0939
Hm. Anyeong. Iya tidak apa. Ngomong ngomong, kau kelas berapa?
Baekhyun menjawabnya dengan pesan yang lumayan panjang. Itu adalah pesan terpanjang yang ia tulis-mungkin-. Ia juga bingung mengapa tiba tiba menjadi peduli seperti ini, biasanya, ia akan menjawab seluruh pesan dengan sangat singkat. Entah apa yang terjadi padanya saat ini.
Dingdong~
Handphonenya bergetar lagi, tapi kali ini bukan dari murid yang tadi.
From: Choi Jinri
Baek, kau sudah membawa pulang berkas yang diberikan oleh Minho-sunbae kan?
Pesan dari Sulli, sekretarisnya. Sepertinya berkas itu sangat penting.
To: Choi Jinri
Sudah, aku akan menitipkannya kepada Luhan besok. Aku besok tidak masuk.
Setelah itu tidak ada lagi pesan masuk dari Sulli ataupun Chanyeol-anak baru itu. Suasana kamarnya mendadak sepi, dan ia hampir saja tertidur jika handphonenya tidak berbunyi lagi.
Dingdong~
From: Park Chanyeol
Aku kelas II-B, sunbae. Sunbae sendiri? Kelas berapa?
Oh dari anak itu. Baekhyun sudah memberikan nama untuk kontaknya. Dan apa dia bilang? Dia kelas II-B? Baekhyun kan kelas II-A, kenapa ia memanggilnya 'sunbae'?
To: Park Chanyeol
Hei. Jangan memanggilku dengan sebutan 'sunbae' lagi. Aku masih kelas II juga tau.
Baekhyun mulai terpejam, terlelap, dan hampir saja tertidur kalau handphonenya itu tidak berbunyi lagi.
Dingdong~
From: Park Chanyeol
Ah, kau ternyata juga kelas II, habisnya tadi Jongin memanggilmu dengan sebutan 'sunbae', jadi aku juga memanggilmu 'sunbae', hehe.
Oh, Kim Jongin? Tentu saja ia memanggil Baekhyun dengan sebutan 'sunbae', anak itu kan masih kelas I.
"Hhh.." Baekhyun menghela nafasnya dengan berat. Sepertinya orang yang bernama Park Chanyeol ini sangat bodoh.
Dingdong~
Dingdong~
Dingdong~
Dingdong~
Dingdong~
Dingdong~
Serentetan pesan tiba tiba masuk kedalam ponselnya.
From: Kim Minho-Sunbaenim
Baekhyun, besok Taemin yang akan megambil berkasmu, beritahu Luhan.
From: Lee Taemin
Baek, Luhan itu yang mana?
From: Kim Sehun
Sunbae, bisakah kau beritahu Luhan? Tadi ia meninggalkan bukunya di lokerku.
From: Yunho-Songsaenim
Baekhyun, lusa tolong bantu saya mengoreksi tugas bahasa Inggris, ne?
From: Jung Soojung
Baekhyuun, kotak pensilmu tertinggal di tasku lagii.
From: Lee Donghae
Baek, maafkan aku, aku sangat benci untuk mengatakan ini. Berkasmu, tertinggal di mobilku.
"APA?! BERKASKU?!" Baekhyun berteriak histeris, dan segera membuka tasnya dan mencari cari berkasnya disana, tapi tidak ada. Oh hari ini adalah hari yang terbaik.
Kalian mau tau kenapa Baekhyun sangat terkenal? Ia adalah wakil ketua OSIS dan murid terbaik disekolahnya. Jadi wajar jika semua orang disekolahnya mengenalnya dengan baik. Bahkan guru guru pun juga begitu. Tapi mereka mempunyai hambatan untuk berkomunikasi dengan Baekhyun, karena Baekhyun sangat dingin disekolahnya. Tapi meskipun dingin, ia sangat bijak, makanya ia menjadi wakil ketua OSIS.
Baekhyun segera pergi keluar dari kamarnya, dan seketika ia terkejut melihat eomma-nya yang tengah berdiri didepan kamarnya. Meskipun terkejut, ia masih bisa mengendalikan ekspresinya.
"Dimana Luhan?" Tanyanya datar dan dingin.
"Ah, Luhan? Ia ada di ruang makan, sayang." Jawab eomma-nya dengan lemah lembut.
Baekhyun pun berlalu meninggalkan eomma-nya dan segera melangkahkan kaki kaki jenjangnya menuju ruang makan.
"Luhan." Panggil Baekhyun.
"Ne?" Jawab Luhan dengan logat-sok-baik.
"Ambil berkasku dirumah Donghae dan berikan kepada Taemin. Ambilkan kotak pensilku yang ada pada Krystal, dan ambil bukumu diloker Sehun." Jelas Baekhyun panjang lebar dengan suara dingin dan wajah datar.
"Baiklah~" Jawab Luhan-sok-baik lagi.
Dan Baekhyun segera meninggalkan Luhan yang kembali berkutat pada makanannya. Perlu diketahui. Luhan selalu berlaku sok baik kepada Baekhyun. Luhan itu bermuka dua. Ia akan baik pada seluruh orang di kampusnya, akan berlaku manja kepada eomma-nya, dan akan berlaku sok baik kepada Baekhyun dan appa-nya. Karena pada dasarnya Luhan memang tidak menyukai Baekhyun dan appa-nya.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya
Suasana kelas II-A sama seperti biasa. Bedanya hanya Krystal yang biasanya duduk bersama Baekhyun, kini terpaksa harus duduk sendirian karena Baekhyun tidak masuk.
Ceklek
Pintu kelas yang tadinya tertutup itu sekarang terbuka karena ulah seseorang. Dan orang itu adalah Chanyeol. Ia adalah orang asing kedua yang masuk kedalam kelas ini setelah Luhan yang tadi pagi mengantarkan berkas dan mengambil kotak pensil.
"Eum.. permisi."
"Kau kah yang berbicara?" Ujar Taemin sambil menoleh kearah Chanyeol yang berada didepan pintu.
"Eeung.. Iya." Jawab Chanyeol apa adanya.
"Waah, suaramu sangat tidak cocok dengan wajahmu! Makanya aku kaget dan bertanya seperti tadi." Ujar Taemin.
"Hei, kau mencari siapa?" Krystal akhirnya membuka suara.
"Ah, apakah ini kelasnya Baekhyun?"
"Iya, tapi dia sedang tidak masuk hari ini." Ujar Krystal dengan malas. Setiap ada orang yang masuk ke kelasnya pasti selalu mencari Baekhyun. Ia jadi kesal sendiri.
"Oh, baiklah terima kasih." Dan Chanyeol pun keluar dari kelas Baekhyun.
"Hhh, selalu saja Baekhyun yang dicari. Kapan ada yang mencariku?" Krystal bermonolog ria.
Ceklek
Kyungsoo masuk kedalam kelas dengan tenang. Dan mulai mendudukkan pantatnya dibelakang tempat duduk Krystal. Krystal pun langsung mengahadap kebelakang dan berbicara dengan Kyungsoo.
"Kyung-"
"Dimana Baekhyun?" Kyungsoo bertanya dengan wajah penuh kepolosan.
"Hhh." Dan Krystal kembali menghela nafas berat karena bertambah satu orang lagi yang mencari Baekhyun.
.
.
.
.
.
Angin yang berhembus dengan lembut mengenai wajah putih nan mulus wanita ini. Ia sedang berada di beranda kamarnya yang mengahadap langsung kearah taman kota. Ia masih menunggu kembaran-ekhem-kesayangannya yang masih belum pulang sampai sekarang. Bukan karena apa sih, Baekhyun hanya ingin tau bagaimana keadaan kelas dan sekolahnya hari ini. Jadi ia berharap Luhan cepat cepat pulang dan menjawab pertanyaannya.
Dalam sorot mata sipitnya, ia dapat melihat ada seorang laki laki yang berjalan dari arah taman menuju pelataran samping rumahnya. Laki laki itu memakai baju seragam yang sama dengan seragam sekolah Baekhyun. Hanya saja Baekhyun mengenakan rok. Dan laki laki itu, tentu saja ia mengenakan celana.
"Ah, Baekhyun! Kau kah itu?" Dari atas sini Baekhyun dapat mendengar ucapan laki laki itu.
"Kau memanggilku?" Jawab Baekhyun setengah berteriak.
"Iya! Kau yang kutabrak kemarin, bukan? Aku Park Chanyeol!" Baekhyun mendengarnya, karena suara Chanyeol lumayan keras. Tapi ia terdiam sebentar memandangi wajah Chanyeol.
'Mata bulat itu.. sungguh menggemaskan! Hidung mancungnya.. bibir penuhnya.. telinganya.. ooh bagaikan seorang malaikat!' Batin Baekhyun.
"Eumm.. Baekhyun? Kau mendengarku?"
"Ah iya! Aku mendengarnya! Ada perlu apa?" Teriak Baekhyun yang kini sudah selesai mengamati wajah Chanyeol.
"Tidak bisa kah kau turun kebawah dulu? Dan menyambutku? Leherku sakit~."
"Ah, baiklah baiklah, tunggu sebentar."
Baekhyun pun turun kelantai bawah setengah berlari dan begitu sampai di depan pintu utama, ia langsung membukanya dengan cepat dan berteriak menyuruh Chanyeol untuk masuk kedalam.
.
.
.
.
.
Ceklek
Baekhyun menutup pintu kamarnya dengan rapat dan mulai melangkahkan kakinya menuju kasur kesayangannya. Chanyeol baru saja pulang. Tapi Luhan belum juga pulang padahal ini sudah hampir sore. Ia sedikit khawatir. Garis bawahi, sedikit khawatir. Karena siapa tau Luhan di bunuh orang lain? Atau di perkosa oleh om om mesum? Yah mungkin kalau sampai itu terjadi, ia akan berterima kasih kepada orang yang telah melakukannya. Karena pada dasarnya, mereka adalah anak kembar yang saling membenci satu sama lain.
"Eomma pulang!" Suara lembut itu terdengar dari lantai bawah. Eomma-nya sudah pulang. Ingin rasanya ia menyambut eomma-nya seperti dulu. Tapi ego-nya lebih besar dari pada keinginannya sendiri. Dengan cepat ia berlari kearah kasurnya dan mulai telungkup diatas benda empuk tersebut.
Ceklek
"Baekhyunnie.. sudah makan?" Tao masuk kedalam kamar Baekhyun.
"Sudah." Jawab Baekhyun dengan singkat dan dingin.
Tao melangkahkan kakinya lagi dan mendekati kasur Baekhyun. Mambuat Baekhyun hampir meledak ledak karena eomma-nya dengan berani masuk kedalam kamarnya.
"Sayang.." Tao sampai didepan kasur Baekhyun dan langsung duduk diatasnya. Baekhyun langsung membuat badannya menjadi terlentang dan hampir membentak eomma-nya, kalau saja ia tidak melihat wajah eomma-nya yang sendu.
"Baekhyun.. kau tau kan kalau ibu menyayangimu?" Tangan Tao tergerak untuk mengelus rambut Baekhyun.
"Hm." Jawab Baekhyun dingin. Tapi ia sedang menikmati tangan lembut eomma-nya yang sedang mengelus rambutnya.
"Eomma sangat menyayangimu, sayang.." Tao kembali berujar dan masih mengelus rambut anaknya.
"Hm.." suara Baekhyun mulai melembut.
"Tapi kenapa kau berubah jadi dingin, sayang? Eomma sangat sedih dengan perubahan sikapmu.."
Tes
Tao menangis dan mulai membasahi seprai anaknya dengan air mata.
"Maafkan eomma.." Tao mencium kening Baekhyun dan pergi meninggalkan kamar anaknya.
Ceklek
Pintu tertutup, dan Baekhyun mengubah posisi badannya menjadi menyamping.
"Hiks.." ia mulai menangis. Ia sangat menyayangi eommanya. Namun sekali lagi ego-nya tetap lebih besar dari apapun.
"Eomma.. saranghae.."
Wu Baekhyun dan Wu Luhan. Saudara kembar yang selalu bersama kapanpun dan dimanapun. Mereka mempunyai satu orang kakak perempuan bernama Wu Taeyeon. Baekhyun sangat menyayangi kakaknya, tapi tidak dengan Luhan. Ia membenci kakaknya. Kenapa kakaknya harus lahir? Kenapa dia harus ada dikehidupannya? Luhan membenci itu semua. Kakaknya sangat pintar, begitu juga dengan Baekhyun. Tapi Luhan tidak, ia tidak pintar sama sekali dan tidak pernah membanggakan orang tuanya. Tapi kedua orang tuanya selalu menyebutnya lebih cantik daripada kakaknya dan kembarannya.
"Taeng-eonnie, aku ingin es krim. Boleh ya?" Baekhyun selalu lengket dengan kakaknya. Dan selalu bermanja manja dengan kakaknya. Dan Taeyeon dengan senang tiasa selalu memanjakannya, ia juga memanjakan Luhan. Tapi Luhan selalu dingin dengan Taeyeon.
"Eonnie, belikan untuk Luhannie juga, ne?"
"Ne~"
.
.
Dor
Suara tembakan terdengar dikediaman keluarga Wu. Tepatnya dikamar Wu Taeyeon. Tao langsung menelpon polisi dan mencari kedua putrinya yang lain. Tapi tidak ada satupun dari mereka berdua yang Tao jumpai.
Dor
"KYAAAAA!"
Tembakan kedua terdengar diiringi dengan teriakan yang sangat Tao hapal. Itu adalah teriakan dari Taeyeon, anak pertamanya.
"Tao, keluarlah dari rumah ini dan aku akan mencari Baekhyun dan Luhan." Kris berucap dengan nada tegas dan Tao segera keluar dari sana.
.
.
Baekhyun keluar dari kamarnya dan segera pergi menuju balkon, ia menolehkan kepalanya kearah balkon kamar kakaknya dan menemukan badan Taeyeon berada di dekat pintu dengan Luhan yang memegang pistol.
"K-kau membunuhnya?" Balkon kamar Baekhyun dan Taeyeon berseberangan sehingga Luhan bisa mendengar suara Baekhyun.
"Haha, berani sekali kau berdiri disitu. Aku juga bisa menembakmu jika kau mau."
"Luhan.. apa yang kau lakukan? Taeng-eonnie sudah berlaku baik padamu.. dan ini kah balasanmu?"
"DIAM!" Bentak Luhan.
Baekhyun dapat melihat dari balkon kamarnya, banyak polisi yang sudah masuk kedalam kamar Taeyeon. Ia berpikir Luhan akan ditangkap dan dimasukkan kepenjara karena ketahuan membunuh. Tapi tidak, Luhan lebih cepat dari yang ia kira. Luhan telah lebih dulu membersihkan pistol itu dari sidik jarinya dan langsung membuangnya ketika polisi masuk kedalam sana. Serta pura pura menangis ketika polisi sudah masuk.
Baekhyun segera berlari turun kebawah dan menemuka appa-nya yang berada didekat pintu.
"Baekhyunnie!" Panggil Kris dengan keras membuat Tao yang berada diluar langsung masuk kedalam dan memeluk Baekhyun.
"Kau tidak apa sayang? Apa kau terluka?" Tanya Tao khawatir.
"Tidak, eomma. Aku baik baik saja." Jawab Baekhyun sambil tersenyum getir.
Baekhyun pun langsung memeluk eomma-nya dan menangis sepuasnya dipundak sang eomma.
Luhan juga menangis didalam pelukan Kris yang telah mengambilnya dari seorang polisi.
Tangisan dari kedua anak kembar tersebut bersahut sahutan memenuhi lokasi kejadian.
Dan semenjak itu.. Luhan menjadi anak yang lebih disayang daripada Baekhyun.. ia dianggap mengalami trauma tingkat tinggi, karena pada saat kejadian, ia ada didalam kamar Taeyeon juga.
'Tidak! Itu tidak benar! Ia yang membunuh eonnie kesayanganku!' Ingin rasanya Baekhyun berteriak seperti itu. Tapi ia masih menyayangi Luhan. Sangat menyayanginya.
"Sayang, kau melihat pelakunya dari balkonmu?" Pertanyaan yang dilontarkan appa-nya. Sukses membuatnya marah. Marah karena tidak bisa menjawab yang sebenarnya.
"Ti-tidak."-iya aku melihatnya! Luhan yang membunuhnya!' Lanjutnya dalam hati.
"Taeng-eonnie.." lirih Baekhyun dan kemudian tertidur.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya
"Baekhyun! Temanmu yang bernama Chanyeol mencarimu!" Teriakan Tao dari lantai bawah, sukses membuat Baekhyun terbengong.
"Temanmu. Yang. Bernama. Chanyeol. Mencarimu?" Baekhyun bermonolog.
"Chanyeol? Apa yang ia lakukan?"
Baekhyun segera berlari dari kamarnya yang berada dilantai atas, menuju ruang tamunya yang berada dibawah. Dari tangga ia sudah bisa melihat siluet Chanyeol yang sedang duduk dikursi tamu.
"Ah, Chanyeol? Ada apa kemari?"
"Ah, Baekhyun! Ayo kita berangkat bersama! Aku bawa mobil." Ujar Chanyeol dengan semangat membuat Baekhyun tersenyum.
"Eomma! Aku berangkat dengan Chanyeol, ne? Aku akan pulang nanti!" Baekhyun tersenyum dan meninggalkan rumahnya bersama Chanyeol.
Tao yang tadinya sedang memasak, kini terdiam ketika melihat wajah sumringah anaknya. Anaknya yang biasanya dingin dan datar itu, baru saja tersenyum kepadanya dan berujar dengan nada ceria. Tao sangat bahagia melihatnya.
"Siapapun anak yang bernama Chanyeol itu.. terimakasih karena sudah membuat Baekhyun-ku tersenyum." Monolog Tao.
Sementara di balkon. Luhan terlihat sedang melihat kearah mobil Chanyeol yang sedang melaju menuju sekolahnya. Dengan kembarannya yang berada didalam sana. Luhan sangat membencinya. Ia benci ketika melihat Baekhyun bahagia. Ia benci melihat Baekhyun tersenyum. Ia benci melihat orang tuanya tersenyum karena Baekhyun. Dan ia benci melihat Baekhyun bahagia bersama seorang lelaki.
"Tidak, ini tidak boleh terjadi. Baekhyun harus sengsara. Ia tidak boleh bahagia." Dan Luhan pun menyunggingkan seringai jahatnya.
.
.
.
.
.
"Aku pulang." Ujar Baekhyun dengan datar.
"Cih, pulang dengan siapa kau, jalang?"
Baekhyun yang kaget dengan suara yang masuk kedalam gendang telinganya pun langsung menolehkan kepalanya. Dan ia menemukan Luhan tengah duduk seperti raja diatas ruang tamu.
"Bukan urusanmu." Ujar Baekhyun dengan datar dan dingin.
"Cih.. ingin main rahasia rahasia-an rupanya. Kau tau? Kau mengambil pria yang kuincar!" Ujar Luhan sambil menyeringai.
"Kau menyukai Chanyeol?"
"Iya. Haha. Aku bisa mendapatkannya lebih cepat daripada kau, haha. Kau tau? Kau itu menyedihkan! Untuk apa kau mendekatinya, gadis jalang~" Tuh kan? Benar? Luhan itu hanya sok baik pada Baekhyun selama ini. Dan inilah sisi keburukannya.
"Kau tidak boleh menyukainya." Ujar Baekhyun datar.
"Cih. APA HAKMU UNTUK MELARANGKU, HAH?!" Bentak Luhan.
"Tidak ada, hanya mengingatkan." Ujar Baekhyun sambil mengendikkan bahunya dengan acuh.
"Baekhyunnie.. kau sudah pulang?" Teriak Tao yang sedang menjemur pakaian dilantai dua.
"Iya, eomma." Jawab Baekhyun dengan nada yang sedikit lembut.
"Ah, Baekhyunnie! Tadi Minho-sunbae bilang kalau berkasmu suda diterima Yunho-songsaenim!" Luhan berbicara dengan nada manja dan sedikit berteriak. Menandakannya yang sudah kembali lagi pada mode 'sok baik'.
"Hhh.." Baekhyun hanya menghela nafas kasar dan mulai berlari kearah kamarnya.
Cep!
"AAAKH!"
Ternyata Luhan sedari tadi memegang cutter dan langsung melemparkannya kearah lengan Baekhyun.
"Baekhyunnie! Ada-APA INI?! LUHAN! PANGGIL DOKTER!" Tao tanpa sadar berteriak pada Luhan.
"Kau tidak apa, sayang? Siapa yang melakukannya?!"
"L-l.."
.
.
.
.
.
17/07/14
Anyeong! Aku kembali lagi, hehe.-. Maaf kalo ff nya terlalu tragis, dan kalo terlalu banyak typo maafkan aku!
THANK YOU FOR MY READERS!
REVIEW PLEASE! ^-^
