WHAT THE...!

Rated M; Romance & Comedy; ZoroSanji;

Disclaimer; One Piece hanyalah karya Eiichiro Oda-san tersendiri yang berkembang sedemikian rupanya yang mengakibatkan saya bikin FFn.

Warning; YAOI (Not Too...), COMEDY? FAIL!, Romance? FAIL!, gajeness, dan garingness.

A/N; Yap! Yaoinya kapan-kapan aja, ya :3... nanti ada kok. saya langsung posting 4 chapter! harap dinikmati!

Chapter 1. Tamu Tidak Diundang

Bagaikan jatuh tertimpa tangga. Itulah pepatah yang cocok untuk keadaan Sanji kali ini. Tidak cukup karena dia kecapekan setelah memasak makanan untuk delapan kru-nya yang sebenarnya bisa dikatakan porsi untuk 50 orang, dia juga harus bertemu dengan orang yang paling tidak ingin ditemuinya seumur hidupnya. Dia sangat sial hari ini. Sangat. Sial.

Tapi mau dikatakan apa? Dia teman Luffy yang telah menyelamatkan Luffy beberapa kali untuk melesat dalam Perang Puncak, dia juga yang tanpa sengaja telah melatih kekuatan kaki Sanji yang menjadi lebih kuat beratus kali lipat, membangkitkan haki kenbunshoku dan busoshoku dalam dirinya, mengajarkannya resep stamina tubuh yaitu 99 Vital Recipes, dan juga yang meminta krunya mengantar Sanji ke Shabaody dengan selamat.

EMPORIO IVANKOV!

Kedatangan pria... eh, wanita. Ups, salah lagi... Okama itu membawa perubahan besar suasana di Kelompok Topi Jerami. Ya, rambut lavendernya yang mekar-mekar brokoli rimbun, pakaian penghibur nyentrik berwarna merah darah, tato hitam di dadanya, bibir seksi tebal dan besar berwarna ungu, bulu mata super tebal, dan caranya menyapa semua kru.

"Halo, semyuanya!" sapanya. Tubuh kecil dengan kepalanya yang aduhai besarnya itu melenggak-lenggok layaknya cacing kepanasan. Tangannya yang entah mengapa begitu kecil menyapa semuanya dengan centil.

Tentu saja, semuanya hanya bisa terdiam membisu, wajah mereka memucat, ya, pucat pasi. Tentu saja, setelah bertemu dengan makhluk yang sangat tidak jelas bentuk badannya itu, kecuali Luffy yang segera berlari mendekati Ivankov.

"Iva-chan!" serunya senang. Dengan tangannya yang mulai memanjang, dia memeluk Iva.

"Ada apa datang kemari?" tanyanya. Sementara itu, tepatnya, Zoro hanya bisa terdiam pucat menyadari Okama berbadan kekar dengan wajah besar bak gajah itu mendekatinya, tidak memedulikan Luffy yang mengikat tubuhnya. Luffy sendiri hanya bisa terdiam, dan segera melepas pelukannya. Namun segera Iva berbalik dan menghadap Luffy.

"Topi Jerami-boy! Aku baru saja dari pulau Momoiro. Ya... aku hanya sedang ingin liburan, kok. Aku boleh,'kan sebentar sehari saja bermain disini." Tanya Iva dengan genit.

Luffy mengangguk. Dengan segera dia memanggil Sanji untuk segera memasak makanan besar walaupun dia menyadari Sanji yang sedang sesak nafas akan kedatangan Iva.

Mereka berpesta, yah... walaupun awal-awalnya Chopper lumayan takut, tapi dia senang karena dia bisa melihat bagaimana kepala Iva menjadi besar, Usopp sendiri hanya bisa kagum-kagum melihat betapa besarnya rambut dan wajah Iva, Luffy yang memang dari sononya senang, Nami dan Robin yang senang dan kagum dengan bakat(?) Iva dalam fashion dan make up, Franky yang kagum dengan kokohnya tubuh tersebut, Zoro yang biasa-biasa saja walau batin dan fisiknya risih, dan Sanji yang sudah masuk ke kamar mandi duluan.

"Ah... sudah tengah malam. Akyu boleh tidur? Tidak bagus untuk kulit kalau telat tidur." Ujar Iva sambil memegangi wajahnya, semuanya tersenyum pucat, masih tidak bisa menerima yang satu itu.

"Yah... berarti Iva-chan akan pergi besok? Membosankan?!" seru Luffy. Iva hanya senyum-senyum penuh misteri. Dengan perlahan dia mengikuti Franky yang sudah menyediakan ruang tidur raksasa untuknya. Sementara Sanji, dia lumayan lega, setidaknya dia bisa mengisi perutnya yang sudah kosong dari tadi karena muntah terus.

Setelah itu, semua kru kembali melanjutkan makan malamnya, setelah selesai, Robin dan Nami bergegas pergi ke tempat kesukaan mereka. Perpustakaan dan ruang menggambar. Franky kembali ke dapur, mengambil beberapa botol cola untuk isi energi ketika capek bekerja dengan desain barunya. Chopper, ya... dia'kan masih kecil, jadi dia bermain-main, walau dia tetap juga berkutat dengan buku kedokterannya, Brook yang sibuk mengelap dan menyetel kunci biola tua mahalnya, Luffy yang masih mengunyah daging besar, dan Zoro yang sudah ngeloyor pergi menuju menara pengawas, tempat dia bisa memuaskan ambisinya untuk membentuk otot-otot di tubuhnya yang terlalu padat tersebut.

...

Malam semakin larut, dan semua kru berniat untuk beranjak dari pekerjaan masing-masing. Setiap langkah kaki mereka saling angkat, menaiki tangga kamar, kemudian menaiki kasur, dan berbaring dengan nyamannya. Masing-masing dari mereka meraih saklar lampu yang berada di samping ranjang.

...

...

"Selamat jalan Iva-chan! Kapan-kapan datang lagi, kalau kau bisa, ya!" seru Luffy sambil melambaikan tangannya kepada Iva yang sudah berada bermeter-meter jaraknya dari Sunny, kemudian Iva melambaikan tangannya.

"Akhirnya okama raksasa itu pulang juga... rasanya sepi..." ujar Usopp sedikit kesepian.

"Iya... padahal dia artist make up yang bagus." Timpal Nami.

"Fufufu..." tawa Robin. Padahal dia orang yang sangat mengenali Dragon. Pikirnya.

"Padahal aku mau minta adrenalin darurat itu sedikit saja." Ujar Chopper.

Sementara Zoro, hanya menikmati sebotol sake yang kemudian sadar dengan ketidakhadiran seseorang. Dia segera berjalan menuju kerumunan teman-temannya.

"Hei, si koki mesum itu mana?" tanyanya kalem. Namun sepertinya semua kru itu masih tetap melambaikan tangan pada Iva, dan tidak memedulikan Zoro. Namun setelah beberapa detik, semuanya menurunkan tangannya.

Semua segera melirik Zoro. Kemudian saling bertanya pada diri sendiri. Tumben-tumbennya orang yang seharusnya bangun paling pagi itu belum hadir juga, apa dia masih menghindari Iva? Tapi harusnya dia sudah tahu kalau Iva sudah kembali ke pulaunya.

"KYAAAAAA!" semua saling beralih pada sumber suara yang asing di telinga mereka.

"Ada penyusup, ya?!" teriak Usopp sambi berlari ke arah sumber suara tersebut. Semuanya hanya mengangkat bahu namun turut mengikuti Usopp dan Luffy.

"Usopp! Kau membuat perangkap, ya? Makanya dia sampai teriak seperti itu?" tanya Luffy bersemangat, menyusul Usopp yang masih saja berlari. Yang lain juga ikut berlari, tapi tidak seantusias Luffy dan Usopp.

"Baka! Mungkin dia hanya kaget saja dengan tanaman Pop Green." Ujar Usopp yang segera membanting pintu kamar laki-laki.

Segera semua berlari menuju arah asal suara tadi, yaitu kamar laki-laki, kemudian mereka menemukan sesosok wanita bertubuh setinggi Zoro, berambut pirang, berbaju formal hitam seperti Sanji yang kedodoran, dan dia sedang memeluk tubuhnya sendiri seperti sedang ketakutan. Tubuhnya gemetaran, menahan rasa takut dan bingung.

"SIAPA?" tanya Luffy dengan tidak sabar, dia sudah berada di belakang wanita tersebut.

Sosok itu segera menoleh ke arah Luffy. Mereka semua menggeram, mereka sangat mengenal alis melingkat tersebut, rambut yang menutupi wajah kiri, dan rokok yang tersemat di saku tersebut.

"Sa... sanji?" tanya Chopper yang mulai merasionalkan suasana. Orang tersebut perlahan menitikkan air mata, menahan tangisnya yang sudah keluar.

"Ch... chopper..." desisnya.