Peringatan: AU, Semi-Canon, sedikit OOC, Luffy yang berbeda, banyak kata-kata kotor, dan no pairing!
Disclaimer: One Piece hanya milik Eichiro Oda Seorang.
Apa ada yang pernah berpikir bagaimana luasnya dunia ini? Seberapa besarnya jangkauan lautan yang terhampar jauh melewati cakrawala? Atau seberapa banyak rahasia yang dirangkul dalam banyaknya titik-titik kecil pulau dalam samudera?
Itu tergantung kepada cara pandang orang melihat dunianya sendiri. Lagi pula siapa manusia yang kalau kodratnya gampang sekali kalau diterpa sekali badai dan tumbang? Batasan itu selalu ada, tapi kebanyakan orang menaruh batasnya terlalu awal!
Melihat dunia sebagai manusia merupakan hal yang kecil adalah hal yang dapat dimaklumi. Tapi beberapa orang suka melihatnya dalam skala yang lebih besar. Dan apa akibatnya jika seseorang terpengaruh cara pandang itu?
Temuilah seorang bocah di East Blue, dia akan menggetarkan dunia dan berguncang seiring perjalanannya dalam menaklukkan jutaan gelombang pasang dan lautan manusia.
"Rasa sakit itu gak ada apa-apanya!"
Bocah itu adalah Monkey D. Luffy, sebuah nama yang aneh, tapi itu lain waktu, bukan?
"Eeeh? Serius ya? Kalo sakit ya sakit, gak usah pura-pura. Pura-pura sakit malah bikin sulit loh, Luffy."
Sedangkan orang yang membalasnya adalah seorang Bajak Laut. Reputasinya bisa jadi sudah sangat besar dimana-mana. Yang kita tahu untuk saat ini dia sedang berlabuh di pulau ini. Dia adalah kapten dari Bajak Laut Rambut Merah, Shanks.
"A-Aku harus bisa merasakan rasa sakit agar bisa menjadi Bajak Laut kan?" Tanya bocah itu polos sambil memegang pisau, namun tak ada gerak-gerik yang meyakinkan bahwa dia akan melukai dirinya sendiri.
"Rasa sakit selalu harus ditempuh, Luffy. Tidak hanya sekali. Bajak Laut adalah jalan penuh duri, kau harus tahu itu." Shanks mencoba berkelakar agar Luffy tidak mencoba melukai dirinya.
Luffy masih bergetar memegang pisau itu. Akan tetapi tekadnya sangat kuat untuk menunjukkan bahwa memang dia patut diperhitungkan meski dia hanyalah seorang bocah ingusan yang seperti biasa, tidak mau mendengar nasihat orang yang lebih tua.
Shanks disatu sisi tidak mau melihat Luffy seolah merangkak keluar dari apa yang sudah di camkan sebelumnya. Seorang lelaki seharusnya tidak mundur dari pertarungannya, dan itu memang hal yang boleh dicamkan.
"Ey, Kapten, gimana kalau dia beneran nusuk dirinya sendiri?!" Seorang krunya bersahut dari belakang.
"Khhh, bego, jangan teriak-teriak, kau hanya buat bocah itu makin tergugah! Kita gak mau kan itu kejadian."
"Malu tahu, kalau kita bikin bocah mati."
"Nah, Benn, tolong jelaskan.."
"Pikir sendiri."
"Iya, pikir sendiri." Orang yang peling gendut malah mengulang apa yang dibilang Benn Beckman sampai dia akhirnya sadar.. "OY, BEGO KOK HARUS AKU PIKIR SENDIRI, KAU YANG PALING PINTAR KAN?"
"Hah? Orang pintar gak pernah mengakui kalau dirinya pintar, tolong taruh itu di otakmu yang sedikit, DASAR OTAK DAGING!" Balas si tinggi Benn sambil menaruh wajahnya tepat di depan wajah Lucky Roo.
"OOOH, NANTANGIN NIH?!" Oh, bukan tak beralasan, si Benn memang kadang punya tempramen kalau diajak beradu sama orang seperti Roo atau Yasopp.
"Gak tuh, gak pernah juga.." Balas Benn keluar dari argumen.
Kru yang lain malah menyahut. "DASAR PROVOKATIF!"
Di saat yang bersamaan, Luffy melihat sekelompok bajak laut itu malah tertawa satu sama lain tanpa ada yang mulai berpikir untuk menghentikannya. Shanks dan krunya tertawa satu sama lain sambil mengira-ngira kemungkinan Luffy akan menusuk dirinya sendiri atau tidak.
"Ah iya, mau bagaimana pun juga, tolong dong Luffy turun dari situ, kan bahaya juga kalau kau bisa jatuh." Mulai Shanks.
Luffy menodongkan pisau itu di wajahnya. "Enggak mau! Biar aku tujukkin kalau rasa sakit itu gak ada rasanya buat aku!"
"..."
"Eh, makanannya udah dibikin belum?" Tanya Shanks nyeleneh.
"Oi! Bukan saatnya memikirkan itu!" Kompak krunya memukul kapten bodoh itu.
Luffy malas mengulur waktu lagi, pisau itu sudah akan merobek daging pipinya.
"Oi oi oi oi! Kapten tengok tuh!" Bilang Benn
"Oey Luffy!"
"ARGHHH!"
Teriakan keras yang jelas penuh rasa sakit, terdengar ke seluruh desa Fusha. Itu juga sempat membangunkan Raja Laut yang sedang tertidur pulas di lepas pantai pulau Dawn.
Rasa sakit itu membekas, menjadikannya luka yang mustahil untuk secara alami dapat sembuh. Tidak sembarangan menggunakan obat, harus dijahit. Oh, mungkin ini akan menjadi sebuah tanda atau marka yang penting untuk pengingat bocah kecil ini.
Tentu saja, setiap luka bagi lelaki pasti punya cerita dibelakangnya bukan?
Beberapa jam kemudian di sebuah bar di desa tersebut, bajak laut Shanks sedang bersenda gurau. Mereka meminum semua sake yang bisa mereka minum untuk hari itu juga. Lagi pula, apa yang lebih baik daripada menikmati satu hari dengan penuh tanpa harus berencana untuk hari berikutnya, kesenangan mungkin tidak akan datang dua kali.
Dan oh tentu saja, si Luffy kecil kini memiliki bekas codet yang jelas-jelas belum kering. Sepanjang beberapa hari pasti perban harus menempel dibawah mata kanannya.
Dengan mata yang kehabisan air matanya dan kelopak mata yang mengembang, dia dengan bangganya bilang, "Osh! Aku tidak nangiskan?! Lihat aku kuat!"
Shanks terpincut kesal, "Bocah bego, ngaca dong!"
Luffy hanya tertawa lebar, "Ahahahaha."
"Dasar bego, udah gak punya otak ya? Kan kalau kau mati udah gak ada alasan lagi buat aku bisa ajak kau keliling lautan?!" Shanks meskipun orang yang dikenal kejam oleh krunya, tetap dia harus mengkhawatirkan orang yang ia kenal.
Luffy seketika meranjat dari tempat duduknya, "Eh? Jadi sekarang kau mau mengajakku jadi krumu?!"
Shanks mendekatkan wajahnya ke dekat Luffy dan memberi wajah yang menyebalkan, kedua lubang hidungnya terbuka lebar, matanya mendongak dan rautnya menrendahkan, "Sok tau, Enggak tuh.."
Bocah itu ingin sekali menonjok wajahnya, sekali saja, dan dia sudah gatal, "Iiiih! Dasar keras kepala!"
"Siapa yang keras kepala?!" Shanks mengerang, dan memang Luffy yang keras kepala. Melihat reaksi Shanks, Luffy hanya bisa tertawa keras.
"Hahahahahahaha!" Luffy kemudian membalas, "Memangnya kau gak tau apa, kalau pukulanku ini udah seperti pistol loh, Shanks!"
"Wah, pistol? Yang benar saja.."
"Sial, jadi kau tidak percaya?!" Balas Luffy menggertakkan giginya.
Shanks menggangkat bahunya dan mengambil satu gelas jus. "Eh, coba minum jus ini, siapa tau kau bisa jadi lebih kuat dari pistol." Jelasnya dengan wajah mesem dan nyengir.
"Serius? Kau bayarin ya?" Luffy langsung meminumnya tanpa pikir panjang dan benar-benar termakan omongan si rambut merah.
"Hahahahah.." Semua kru tertawa keras sesaat Luffy meminum jusnya.
"Oh astaga, lucu sekali Luffy." Potong Shanks ditengah senyumnya yang menyeringis.
Luffy seketika sadar bahwa dari dulu, dan sejak kapan pula seorang bajak laut meminum jus? Jus hanya untuk anak kecil, dan yang untuk bajak laut adalah minuman keras!
"Gah! Sialan, kalau begitu berikan aku sake itu!" Luffy mencoba menarik tangan kiri Shanks yang memegang sake dalam jumlah banyak.
"Bocah.. heh, kau pikir kau cukup umur?!" Bilang Yasopp.
"Tak ada yang melarangku kok!" Yah benar juga sih, Luffy diurus oleh kakeknya, tapi sekarang sayangnya kakeknya sedang ada urusan dimana entah dia berada.
"Luffy? Siapa yang bilang tak ada yang melarangmu?"
Dia yang menyahut adalah salah satu pengurus dari Luffy. Seorang wanita muda, mungkin berada di pertengahan antara dua puluh dan tiga puluh. Rambut hitam kehijauan membuat Luffy segera ingin meminta makanan.
"Aha! Makino!"
Makino membawa sebuah gentong yang isinya sake permintaan dari kru Bajak Laut Rambut Merah. Dan untuk ukuran seorang wanita, dia cukup kuat untuk membawa sebuah gentong besar, yang bisa berliter-liter itu.
"Sudahlah Makino, jangan ladeni anak itu, dia cuma bisanya minum jus aja! Hahaha!" Shanks kembali mengejek anak kecil itu. Mengganggu anak kecil adalah kehebatan Shanks sebagai lelaki yang menyeramkan
"Tuh, lihatkan?! Siapa yang seharusnya tak usah diladeni? Dia menyebalkan loh kak!" Tunjuk Luffy ke Shanks, tapi Shanks membalasnya dengan gurauan kembali.
"Hee, kau masih kecil Luffy, belum boleh minum sake." Pemilik Partys Bar itu menepuk kepala anak kecil itu dan menatap Shanks sedikit ketir. "Mau gak dapat sake ya?"
"Hahaha, aku hanya senang menggoda anak ini."
Suasana semakin meriah seiring datangnya gentong baru. Mereka seolah tidak ada capeknya terus-terusan minum yang memabukkan.
Dan memang sudah setahun berlalu, dan mereka selalu bersenang-senang seperti ini setiap waktu. Mereka bilang sih ini bagian dari eksplorasi East Blue, dan mereka menjadikan bagian desa Fuusha sebagai sebuah basis destinasi untuk kepulau-pulau di sekitaran.
Kabarnya mereka memanen sebuah harta karun yang sangat berharga, dan itu dalam sebuah peti harta karun yang dibawanya ke bar itu.
"Luffy, mau makan gak?" Tanya Makino.
"Mau dong! Nanti aku bayar pakai harta karunku nanti!" Luffy sumringah saat berbicara soal omong kosongnya.
"Harta karun pantatmu.." Gumam Shanks mencoba menggoda Luffy lagi.
"Hei Luffy, kau tahu kan lautan itu keras?" Luffy mengangguk mendengar apa yang wakil kapten katakan. "Karena itu, kapten hanya mencari orang yang lebih keras dari lautan itu sendiri."
Luffy tampaknya mengerti dengan omongan dalam dari Benn, tapi dia sepertinya masih keras kepala agar Shanks bisa membawanya ke kapalnya untuk keluar dari desa Fuusha.
"Oh ya, orang itu aku!" Teriak Luffy.
Shanks kembali menyeletuk. "Halah, berenang aja gak bisa, bagaimana kalau nanti tersapu ombak? Kau cuma menyusahkan namanya, tau gak?"
Luffy kemudian memberikan gaya menonjok ke udara, dan memberikan tekad kuat kepada Shanks agar bisa berenang.
"Oh, memangnya mau berapa lama belajar berenangnya?" Tanya Shanks.
"Entahlah.." Luffy menghitung di jarinya. "Mungkin satu atau dua tahun?"
"LAMA BANGET!" Teriak semua kru.
Namun memang itu terlalu lama. Shanks sudah bermukin di desa ini juga terlalu lama. Dia sudah bersandar sekitar satu tahun di dermaga terdekat. Shanks tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk kembali ke lautan luas, karena ia bisa melihat krunya sangat merindukan horizon yan tak terlihat itu.
Sesuatu yang berbau petualangan, pembajakan, kotor, dan perampasan sudah ada di benak Shanks, karena dalam waktu dekat mereka akan pergi kembali ketempat mereka seharusnya.
Dan bukannya memang seharusnya begitu? Bajak laut harus selalu berada di laut, atau jika di darat, mereka hanya sekumpulan bandit tidak jelas.
Tapi tentu saja, bandit itu sesuatu yang tidak punya kelas, berbeda dengan bajak laut yang sangat terkenal dan ditakuti, kalau-kalau mereka memiliki titel yang mengerikan.
Oh ya, kita seharusnya menceritakan ini terlebih dahulu.
Dunia ini sekarang sudah berada di era bajak laut. Era dimana mereka yang merupakan perompak adalah orang yang terpengaruh kuatnya fenomena ini.
Apa yang bisa dibilang? Ini akibat pekerjaan satu orang yang menghidupkan api di hati para anak-anak laut. Dia adalah yang menggemparkan dunia ini dengan semua kelakuannya yang membuat para perwira Angkatan Laut pun kalang kabut.
Dia memiliki gelar yang sangat prestisius, sebuah gelar yang menunjukkan bahwa semua lautan ada dibawah kakinya sendiri. Dan apa yang menjadi batas dari laut hanyalah langit biru dan ketidak terbatas laut itu sendiri.
Tidak hanya gelar, dia memiliki bebagai ketenaran dan ditakuti oleh banyak musuhnya. Semuanya, East Blue, West Blue, North Blue, dan South Blue mengakui keberadaan orang ini sebagai orang yang mengerikan sekaligus membahana dalam pengaruhnya.
Dan juga dia memiliki harta yang dikabarkan hanya mitos.
Orang itu adalah kapten Bajak Laut Roger, Raja Bajak Laut, Gol D. Roger.
Roger merupakan orang yang membawa kembali semangat panas membara dari sebuah petualangan, sebuah roman yang sangat menarik untuk dilakukan.
Dua puluh tahun lalu, dia kehilangan nyawanya di tangan algojo Pemerintah Dunia. Angkatan Laut yang menangkapnya memberikan sebuah peringatan bahwa seharusnya memang bajak laut bukanlah sebuah contoh bagus untuk masyarakat dunia.
Dunia tanpa bajak laut adalah sesuatu yang ideal bagi Pemerintah Dunia, dan sebagai peringatan mereka memberikan hukuman mati bagi sang Raja Bajak Laut. Dia harus dieksekusi mati agar dunia tahu, ini adalah sesuatu yang melanggar hukum dan beresiko untuk melemparkan nyawa ke tangan 'keadilan.'
Jadi, dua puluh tahun lalu, Roger dieksekusi ditengah kerumunan bajak laut yang kini sangat terkenal dan sangat populer akan kengerian dan kekejamannya.
Suara pedang algojo yang beradu menuntunnya kepada kata-kata terakhirnya. Algojo yang diperintahkan dituntun untuk tidak mengganggu kata-kata terakhirnya sebagai orang yang akan pergi untuk selamanya dan tak akan kembali.
Itu merupakan pernyataan soal harta karunnya.
Dibalik kumus hitam tebalnya dan mata hitam legamnya, dengan suara berat dia berkata memunculkan suaranya.
"Harta karunku? Harta karunku masih disana masih tak tersentuh, kalau kalian bisa, temukanlah!"
Suara itu terdengar ke seantero Lougetown dan bergaung ditengah dinding-dinding kota kelahirannya. Dan pesan itu pun ikut tersebar keseluruh dunia.
Krasst!
Sontak, setelah algojo mendengar kata-kata terakhir Roger dikumandangkan, mereka langsung menusuk Roger dengan pedang panjang itu.
Namun..
Horeeee!
Bukan sebuah kesedihan yang menyelimuti orang-orang yang menghadiri eksekusi Roger, melainkan tak ubahnya sebuah obor yang menyala secara berantai.
Itu merupakan awal dari sebuah pencarian terhadap harta tak ternilai dari Roger, One Piece, jelas lebih berharga dari apa pun itu harta karun-nya dan segalanya.
Dan kini sekarang semangat itu semakin membara seiring merajalelanya bajak laut dan semua yang ada di lautan, mereka bajak laut, berlomba melawan satu sama lain untuk mencari harta legendaris, One Piece..
Dan kembali ke Desa Fuusha, jauh dari keramaian kota yang dilalu-lalangi orang-orang, dan jauh dari pertempuran bajak laut yang menyisakan mesiu dan rongsokkan kayu, di East Blue. Disini orang-orang terlihat sangat melewati kesehariannya dengan tenang dan santai.
Oh tentu saja, East Blue itu tempat yang sangat menenangkan. Sebagian besar pulau-pulaunya masih tak terjamah, lautannya tak diselami, dan langitnya jarang terlihat buruk, selalu seperti biasanya hari-hari di samudra bagian timur ini.
Partys Bar, tempat yang sering dipenuhi orang-orang seperti Shanks. Keluar masuk dari bar, hanya untuk bersenang-senang dengan alkohol yang mereka beli. Namanya juga bajak laut, tidak mungkin mereka keluar masuk bar jus atau minum susu.
Dan disitu, bocah kecil itu, memberikan Shanks tampang terkejut..
"Apa?! Kau mau pergi dari pulau ini?"
Shanks menggaruk rambutnya. "Aku kira Makino sudah ngasih tahu kau, Luffy."
Makino yang mengelap beberapa gelas meng-iya-kan apa yang dikatakan Shanks. "Mungkin Luffy lagi gak dengar sepertinya, Shanks."
"Yah bisa jadi.." Kata Luffy
"Makanya kalau orang bicara tuh dengarin!" Teriak Shanks.
"Maa.. Maa.. Shanks, tenang aja! Aku pasti bakalan bisa berenang kok, tunggu aja, gak akan sampai tiga hari aku pasti sudah bisa berenang!" Balas Luffy kepada rambut merah yang sudah menunjukkan taringnya.
"Pede banget, padahal tadi bilangnya bisa sampai tiga tahun. Pintar mengarang ya.." Shanks kembali mengejek Luffy.
"Tapi serius, mau pergi dalam tiga hari lagi? Memang, kalian mau kemana lagi?" Tanya Luffy.
Benn berdiri untuk mengambil tambahan alkoholnya dan meladeni Luffy, karena ia tahu tabiat kaptennya yang selalu bisa mengambil emosi anak-anak.
"Karena kami bajak laut, Luffy. Kami perlu untuk terus berjalan." Kata-kata yang dalam selalu dikeluarkan dari mulut seorang wakil kapten.
"Ha?"
"Mana mungkin dia ngerti, dia masih belum genap sepuluh tahun bahkan." Yasopp menunjuk Luffy untuk menegaskan bahwa memang dia masih bocah. "Puber aja belum.."
Shanks mengistirahatkan topi jeraminya di sampingnya.
"Sepertinya, topi itu penting ya?" Luffy masih penuh dengan makanan di mulutnya ketika bertanya soal topi itu.
Shanks mengangguk. "Ya Luffy, ini kenangan dari masa lalu. Sangat berarti bagiku."
"Begitukah? Aku bisa dengar ceritanya?" Penasaran, dia mencoba membuka keran kenangannya yang ada di topi itu.
Shanks ingin sekali bercerita tentang bagaimana ia mendapatkan topi itu. Topi kuning kering karena jerami yang kebanyakan terkena sinar mata hari, dan ia diikat dengan sebuah kain warna merah disekeliling dari lingkaran topi itu.
Tentu itu adalah topi yang bersejarang dari seorang kapten bajak laut, pasti punya sesuatu yang istimewa dan menarik di baliknya.
Tapi tentu saja, cerita ini akan sangat menarik untuk diceritakan kepada anak kecil seperti Luffy. Namun, ini tidak akan menarik jika benar-benar diceritakan kepada cerita ini. Ini terlalu awal, tapi yang jelas, topi itu berasal dari sesuatu yang sangat luar biasa dan pernah dibawa oleh orang besar.
Jadi, mungkin untuk sekarang akan menjadi cerita yang belum layak untuk kita dengar.
"Eh, enggak deh, males banget cerita.." Balas Shanks yang malah mendapat geraman dari bocah itu. Tapi dia bajak laut dengan tangan yang cukup panjang sehinggi tidak bisa membiarkan Luffy memukulnya, dan menahannya dengan satu tangan di kepala Luffy.
Dan tiba-tiba saja, sesuatu yang tidak mengenakkan terjadi..
Krieeeet...
Pintu bar terbuka dengan suara berdecit. Nampaknya, engsel pintu itu sudah mulai berkarat. Entahlah, mungkin belum terpikir untuk Makino agar memperbaikinya.
Siluet yang cukup tinggi terlihat di ambang pintu. Nampaknya ia tidak sendirian. Dia sepertinya diikutin oleh beberapa orang dibelakangnya.
Mungkin dia orang seperti Shanks yang ingin bersenang-senang, hanya mungkin. Tapi saat ini bar itu penuh dengan krunya Shanks. Apa orang ini rela untuk berbagi kesenangan?
Ia ternyata seorang bandit yang tak jauh hidup dari desa Fuusha. Ia adalah seorang bandit gunung yang paling ditakuti di daerah desa Fuusha ini. Itu karena dia memiliki nilai yang sangat besar untuk ukuran seorang bandit.
Harga kepalanya, mencapai harga 8.000.000 Beri. Fantastis untuk seorang bandit.
"Hei, nona, minta satu drum dong."
Suara orang itu terdengar berat, wajahnya sangat meyakinkan bahwa ia memang tukang buat onar di tempat mana pun ia berada. Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk menggunakan peribahasa, "nilailah buku dari sampulnya."
Makino di pihak yang berlainan, tidak bisa melayani yang satu ini. Itu karena ia sudah kehabisan sake untuk hari ini, karena semuanya sudah diminum oleh kelompok rambut merah terlebih dahulu.
Tapi dia sudah biasa untuk menghadapi posisi seperti ini. Dia merasa, sudah ada kemungkinan terjadi keributan di bar miliknya. Meskipun begitu, dia tidak bisa membiarkan keributan itu terjadi begitu saja.
"Ma-maaf, Higuma-san, tapi anda bisa kembali besok.." Makino memperlihatkan wajahnya yang benar-benar tegang. Ia tahu Shanks pasti akan berbuat sesuatu yang sangat menantang.
"Hah? Sialan, apa benar-benar habis?" Tanya bandit itu balik. "Apa mereka yang menghabiskannya?"
Makino mencoba menjawabnya dan berharap tidak ada yang akan terjadi lebih dari perang mulut antar perompak dan perampok.
"Masalah itu-"
"Hei! Diam, aku tidak berbicara denganmu!" Higuma sontak membuat Makino semakin tegang.
Luffy sebagai seorang penonton, terperangah setelah memakan sebuah buah yang berbentuk aneh. Tentu saja, makan buah adalah sesuatu yang baik untuk dilakukan, penuh serat!
"Ah sial, kok gak enak ya buahnya?" Pikir Luffy sambil memandang Higuma dengan geram dan kesal.
"Kau! Hei kau!" Higuma mempertegas omongannya. Ia ingin agar Shanks menatapnya ketika sedang berbicara dengannya. Bandit dengan harga mahal pasti akan dengan tinggi hati membuat sesuatu yang melebih-lebihkan. Memamerkan harga kepalanya..
"Kau gak tahu ya kalau aku disini yang paling berkuasa?!" Benar saja, dia memperlihatkan poster pencariannya dari Angkatan Laut.
"Higu-"
"Aku bilang diam! Aku sedang berbicara dengan orang ini!" Higuma benar-benar kesal dan bahkan memunculkan kerutan besar di atas dahinya. Oh, dia benar-benar frustasi dengan Shanks. Dia ingin memberikan dia pelajaran.
Dia sudah siap untuk menghunus pedangnya, namun tak ada satu pun dari kru Shanks yang bergerak. Roo bahkan masih memegang daging yang akan ia makan, Benn sibuk memperhatikan mereka berdua, dan Yasopp masih memegang gelasnya.
Shanks kemudian memakai topinya, dan menyodorkan satu botol minuman ke Higuma.
"Kalau mau minum silahkan ambil punyaku, aku tidak masalah kok.."
Higuma tidak jadi menghunuskan pedangnya dan mencemooh Shanks. Seringainya diikuti dengan dia mencemooh Shanks.
"Heh, dasar bego, gak dengar ya?"
Shanks mendongak sedikit untuk melihat wajahnya, namun menyeringai balik.
"Mau ambil atau tidak? Terserah sih-"
Krang!
Botol yang dipegang oleh Shanks dihancurkan oleh Higuma hanya dengan satu pukulan keras. Benar-benar kekuatan yang hebat. Entah bisa atau tidak Shanks melakukan itu.
Dan reaksi di kalangan krunya masihlah biasa, namun berbeda dengan Luffy. Wajahnya benar-benar terkejut, karena seorang bandit sudah berani dengan perompak seperti Shanks.
"A..."
Shanks sebagai gantinya basah kuyup akibatnya. Baju putihnya yang baru saja ia pakai harus basah, adalah sesuatu yang cukup menjengkelkan. Terlebih lagi, topinya ikut kena basah juga.
Si rambut merah ingin sekali menghunuskan pedangnya, tapi ia merasa orang ini tidak terlalu bernilai untuk diladeni. Orang ini bukanlah tandingan perompak. Kalau mereka menguasai satu hutan, maka seorang bajak laut menguasai satu lautan. Orang-orang pasti sudah bisa mengukur, mana yang lebih hebat dan tangguh.
"Bagaimana? Rasanya aku benar-benar jengkel!" Kata Higuma.
"Higuma-san!"
Makino mencoba menghentikan sesuatu untuk berjalan lebih jauh lagi.
"Hm? Mau sekalian kena getahnya juga, hah?!" Balas Higuma yang sudah kesal.
"Hei!"
Shanks menyentak, namun entah kepada siapa dia sedang menyentak. Yang jelas, dia juga sedang kesal.
"Makino, tolong dong lap, aku mau beresin pecahan kacanya.." Dengan wajah polos itu, Luffy malah menjatuhkan rahangnya dan mulai menyangka Shanks orang rendahan.
"Tak usah, biar aku yang bereskan." Balas Makino.
Dengan tatapan tajam, Shanks memaksa dan diambilnya lap yang dipegang oleh Makino.
Dia kemudian turun dari bangkunya dan membereskan pecahan demi pecahan agar tidak melukai siapapun. Dan entah kenapa wajahnya terlihat tidak terpengaruh oleh apa-apa dan terus membersihkan setiap pecahan.
"Wah.. jadi bahaya nih kalau tidak segera dibereskan!" Kata Shanks sambil bebersih.
Higuma entah kenapa menjadi tenang dan memandang Shanks dengan rendah, penuh dengan kepercayaan diri kalau memang dia tak pantas untuk dilawan, karena dia orang yang peling kuat di daerah itu.
"Heh, bodoh. Yasudah bersih-bersih sana!"
Tendangan yang tepat didaratkan di Shanks menjadi salam selamat tinggal untuk si rambut merah dan tentu saja sebagai peringatan agar dirinya tidak memperlihatkan lagi wajahnya di depan Higuma si bandit gunung.
"Jangan lupa, aku akan kemari untuk mengambil drumnya!"
Dengan kata-kata terakhir itu, Higuma keluar dari Partys Bar diikuti dengan suara keritan engsel pintu yang karatan dan decak suara hentakan sendalnya.
...
"Grrrrr..."
"Grrrrr..."
Luffy terus mengerit giginya. Ia terus merasa geram atas perbuatan Higuma dan sikap Shanks dan krunya yang tidak meladeninya. Dia jengkel sekaligus kesal, tahu sendirilah bagaimana emosi anak kecil yang masih labil.
Sambil memegang garpu bekas dia makan, dia mulai menyentak Shanks.
"Bodoh! Kenapa kau diam saja?! Kau baru saja diinjak-injak tahu! Dasar Shanks bodoh! Dan kalian, apa tidak ada yang mau berdiri untuk mempertahankan kapten kalian?!"
...
"AHAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAHA"
Seluruh kru kemudian entah kenapa malah tertawa ria satu sama lainnya. Mereka dengan senang hatinya malah menertawai kaptennya yang baru saja diberi ejekkan oleh orang yang jelas-jelas lebih rendah dari mereka.
"Lihat! Kapten kita terlihat bodoh ya?! Hahahahah!" Teriak seorang yang memakai kaos bergaris biru. Tertawaannya tak bisa ditahan.
Di pojok bar lainnya, krunya yang memakai ikat kepala, menertawai juga kaptennya. "Hahahah, bodoh, bodoh, kapten bodoh!"
"Lucu bukan? Hahahah, kapten bego!" Yasopp semakin mengompori kawan-kawannya yang lain.
"Hei hei, ada apa ini?!" Luffy malah bingung bukan kepalang. Tiap dari mereka malah menertawai kaptennya tanpa terkecuali. "Kenapa kalian malah tertawa? Apa yang lucu?!"
"Kau gak akan mengerti Luffy!" Kata Roo.
Makino segera mengambilkan handuk kecil untuk Shanks, karena ia baru saja ketumpahan satu botol minuman keras. Mungkin sesuatu tak diinginkan bisa saja terjadi jika tidak segera dibersihkan. Apa lagi dengan bekas luka di dekat matanya, bisa memudahkan aliran minuman keras itu ke matanya.
"Haduh kapten ini!" Saat Makino keluar dari tempatnya, ia segera mengelap si kapten dari bajak laut aneh itu.
Sang kapten pun malah tertawa juga, membuat si bocah kecil makin bingung bukan kepalang!
"Ya sudah! Kalau tidak ada yang mau memberikannya pelajaran, biar aku saja!"
Luffy turun dari kursi yang setingginya itu, namun tangannya dipegang oleh Shanks. Dan kemudian, sesuatu yang aneh pun terjadi..
Krsst.. Krsst.. Krsst..
Luffy tidak menyadarinya, namun ia merasa seperti tangannya menjauh.
"EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEH?!"
Seluruh kru kaget dan sekaligus kebakaran jenggot!
"Astaga! Apa itu seperti yang aku pikirkan?!"
Tangan Luffy yang Shanks pegang terlepas dengan lengan Luffy, dan keduanya benar-benar terpisah. Dan yang paling aneh adalah, ada aliran listrik diantara kedua potongan tangan itu!
"Eh, ada apa?" Luffy bingung, dan merasa aneh.
Dia menoleh kebelakang dan menengok..
"EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEH?!"
"Kok bisa jadi seperti ini sih?!"
Anak dengan bekas codet itu terperangah dengan tubuhnya yang terpisah dan bisa mengeluarkan listrik itu. Ia yakin, tidak ada yang salah dengan tubuhnya, sebelumnya! Tapi kini sesuatu yang aneh membuatnya bingung!
Makino pun terperangah dan tak bisa berkata-kata. Situasi itu pun memang tak bisa di gambarkan dengan kata-kata. Bahkan, apa yang harus ditulis disini pun sangat membingungkan, karena fenomena seperti ini, terlihat seperti sihir saja!
Luffy kemudian mendekati tangannya dan ternyata dengan bukan sulap dan bukan sihir, dan tidak dengan adakadabra, ia mengembalikan tangannya ke posisi semulanya. Untungnya juga, ini bisa kembali semula, dan jika tidak, dia pasti akan merasa aneh!
Shanks kemudian menyuruh Roo untuk mengecek peti harta karunnya.
"Oi Roo! Coba cek deh!" Tegasnya.
Setelah dicek, Roo mendapatkan petinya kosong. Namun kemudian, ia menyodorkan sebuah gambar ke Luffy, memberikan ilustrasi tentang buah pernah ia makan atau tidak.
"Oi oi Luffy! Kau pernah makan buah yang seperti gini gak?!"
Luffy berpikir sejenak, untuk mengingat bahwa ia pernah memakan buah itu.
"Oh! Itu buah yang rasa buruk untuk hidangan penutup tahu!"
Roo kemudian tersungkur lemas, terkejut dan kaget.
Shanks kemudian mendekati wajah Luffy dan memberikan tiap kata-kata perlahan agar Luffy bisa mengerti dan paham.
"Itu adalah buah, tapi bukan sembarang buah, Luffy! Buah itu kami dapatkan dari bajak laut lain! Kami pikir Buah Setan! Dan ternyata memang kau membuktikannya!" Shanks malah mendapati Luffy tersenyum. "Kau mendapatkan salah satu Buah Setan yang paling langka!"
Seluruh kru memandang Luffy dengan tatapan serius.
"Itu merupakan Buah Setan Logia! Goro Goro no Mi! Buah Petir! Sekarang kau Manusia Petir!" Teriak Shanks di depan Luffy!
Luffy dengan datarnya menjawab Shanks. "Terus kenapa? Ini menarik loh!"
Dengan wajah yang muram, Shanks membalasnya lagi. "Karena kau makan Buah Setan, kini kau dikutuk oleh Lautan! Kau tidak akan bisa berenang selamanya!"
Perlahan dengan ekspresi yang terkaget, Luffy menyeruak.
"EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH?! SELAMANYAAAAA?!"
Kemudian keesokan harinya, di sekitaran jam yang sama, Luffy terlihat sedang berjalan-jalan di setapak-setapak desa dan kelihatannya sangat senang.
Di sepanjang jalannya, ia melihat Walikota Woop Slap dan mencoba untuk memberikannya pertunjukkan bahwa ia sekarang manusia petir.
"Lihat Pak Walikota! Aku sekarang manusia petir!"
Ketika tangannya ia dekatkan, ada decakkan listrik yang menyambar, layaknya sebuah aliran listrik. Mengagumkan! Ternyata ini adalah kekuatan dari Buah Setan.
Walikota Woop Slap mungkin pernah melihat ini, jadi ia menganggapnya agak biasa. Dia sudah hidup lama di dunia ini, jadi dia lebih berpengalaman dari Luffy.
"Hah? Apa yang hebat, biasa saja Luffy. Lagi pula apa yang ingin kau lakukan dengan kekuatan seperti itu?" Walikota dengan topi aneh itu akan mendapatkan jawaban yang kurang mengenakkan di telinganya.
"Aku ingin jadi bajak laut!"
"Dasar anak bodoh!"
Pak Walikota memberinya sebuah pukulan tepat diatas kepalanya.
"Wah, Luffy, pasti menyenangkan ya?" Tanya Makino mengambilkan makanan untuk Luffy. Hari itu tidak ada Shanks dan kawanannya di bar Makino.
"Shishishi, aku tidak bisa lebih senang dari ini loh!" Balasnya tertawa disela-sela ia menelan makanannya.
Dan tiba-tiba, pintu bar terbuka..
"Gawat Pak Walikota!" Makino tergegap nafasnya. Ia benar-benar terburu-buru oleh apa yang telah terjadi.
"Apa? Ada apa?"
"I-ini soal Luffy!"
"Luffy kenapa?"
"Dia di sandera!"
"Apa?!"
"Dasar bocah, mau manusia listrik kek, mau manusia air kek, gak ada mempannya sama aku! Hahaha!" Bandit sombong itu merasa masih yang paling hebat diantara semua yang ada di desa Fuusha itu.
Luffy tak berdaya diketika diinjak kepalanya oleh si bandit itu. Tapi dia masih dengan keras kepalanya, terus mencoba keluar dari himpitannya. Dia terus mengejek Higuma dan melanjutkan perjuangannya.
"Bandit brengsek! Lepaskan aku!"
Kata-kata kotor Luffy malah semakin membuat Higuma meladeninya. Terang saja, dia membuat orang berkepala 8.000.000 Beri ini semakin kesal. Langsung saja, injakkan kakinya terus menguat, dan membuat Luffy harus semakin bekerja keras untuk lepas.
Dan pada saat yang bersamaan, Walikota dan penduduk akhirnya mendatangi kelompok Bandit itu. Mereka menyandera Luffy tepat di jalanan utama kota. Tontonan yang tak mengenakkan itu pun menjadi tak terelakkan untuk dilihat.
"Higuma-san, tolong lepaskan anak itu.." Bilang Walikota dengna suara yang ragu. Ia tak yakin Luffy akan dilepaskan begitu saja.
"Haa? Anak ini perlu pelajaran, Pak Walikota. Memangnya orang tua anak ini ada dimana sih?" Lanjut Higuma.
Apapun itu, tidak penting. Yang penting Walikota terus berusaha untuk melepaskan Luffy. "Tolong, kami akan bayar dengan apapun, tapi tolong lepaskan Luffy.."
Sebelum sempat untuk Higuma membalas apa yang dikatakan Walikota, dia merespon apa yang akan terjadi, karena Shanks dan kawanannya telah datang. Mereka akan melakukan aksi yang heroik.
"Selamat datang para pecundang! Kau kemari lagi?"
Berani sekali bukan bandit berwajah besar ini? Seseorang harus memberinya pelajaran.
Shanks dengan tenangnya memandang Luffy dari bawah topinya. Makino terus berharap kalau Shanks bisa menyelamatkan Luffy dari sikap bodohnya yang berakibat fatal.
"S-Shanks?!"
"Ternyata Luffy masih belum bisa mengontrol tubuhnya. Seharusnya dia bisa lepas dengan mudah.." Pikirnya. Lagi pula dia sudah punya kekuatan Buah Setan tipe Logia.
Tapi bukan saatnya untuk memikirkan itu. Shanks harus melakukan sesuatu.
"Hey brengsek, kau boleh saja membuatku menumpahkan satu botol minuman ke diriku. Kau juga boleh menendangku di kepala. Kau tentu juga boleh bilang kalau aku ini pecundang. Tapi jangan sekali-kali kau membuat temanku tersakiti!"
Kata-kata yang membuat hati Luffy luluh, membuat air mata turun dari mata bocah tengik itu. Dia adalah teman dari si Rambut Merah Shanks, bukankah itu hebat?
Disatu sisi, Higuma merasa tatapan mata Shanks sangat mengintimidasi. Sesuatu yang mengerikan bisa saja terjadi. Tiga luka codet itu hanya membuatnya semakin seram, maksudnya tatapannya. Meskipun itu hanya mata sebelah kiri. Khas sekali dengan gambaran seorang bajak laut.
"Taro, cepat habisi dia!"
Seseorang dengan jubah putih dan sorban putih memegang sebuah pistol panjang kaliber kecil bersiap untuk menghabisi Shanks. Dia dengan jarak sedekat itu sudah siap menembak dengan pistol yang sudah dikokangnya.
"Oh ya ampun, ini sih mainan anak kecil!"
Dorr!
Tembakkan tepat dikepala mengenai Taro. Tunggu, Taro?
Oh tentu, ternyata Roo lebih siap dengan pistolnya terlebih dahulu. Dan dia lebih sigap dibanding mereka yang memerlukan perintah. Bahkan ia masih mengigit daging yang ia sedang makan sekarang. Sangat menarik..
Tembakan itu membuat Taro terlempar cukup jauh. Namanya juga tembakkan tepat 50 cm antara bibir kaliber dan kepalanya. Dan dengan begitu, Higuma kehilangan satu orang pengikutnya.
"Bangsat! Curang!" Balas Higuma berteriak.
Benn dengan senang hati akan meladeninya namun ia lebih suka perang mulut. "Dasar bodoh.. Memangnya kami berhati bersih? Apa kau lupa? Kami ini Perompak!"
"Urk..!"
Higuma sudah bersiap dengan langkah seribu ketika menyodorkan anak buahnya untuk melindungi dia.
"Si-Sialan! Cepat bunuh mereka!" Cetus Higuma.
Disisi lain, anak buah Shanks sudah ingin berlari menghabisi tiap kawanan bandit bodoh itu. "Bos, harus kita turun?"
"Tak usah, ini akan cepat kok.."
Mengangguk, anak buahnya mundur dari pertarungan dan membiarkan kapten mereka menyelesaikannya.
Slash! Slash! Slash!
Dengan cepat, Shanks langsung menuju barisan Higuma. Namun seperti yang sudah Narator katakan, dia sudah menyiapkan langkah seribu.
Poof!
Poof!
Benar saja, itu merupakan bom asap yang dilemparkan beberapa pengikut Higuma dari belakang Higuma. Yah, mereka juga kelompok kriminal, jelas mereka mempunyai langkah yang diluar permainan.
"Ah! Sial! Kemana mereka pergi! Mereka menghilang!" Dibanding dengan wajah kesal, wajahnya terlihat sangat komik sekali. Mengundang tawa dari beberapa krunya.
"Haduh, kapten itu.." Terang Benn.
Tentu saja, disini mereka semua sangat panik. Tak terkecuali Walikota dan Makino, karena mereka adalah orang yang paling dekat dengan Luffy sampai dengan saat ini.
Tak lama kemudian, di lepas pantai dari pulau Dawn. Higuma sedang berduaan dengan Luffy dalam perahu sampan kecil. Dibanding perahu sampan, itu lebih layak disebut sekoci.
"Brengsek! Kau mau membawaku kemana hah?!" Tanya Luffy menantang.
"Berisik! Aku sudah kehilangan banyak anggota karena kau!" Teriak Higuma. "Dan kalau kau ingin tahu apa yang ingin aku lakukan, aku ingin membuangmu ke laut!"
"Hah?!" Luffy ingat kalau dia tidak akan pernah bisa berenang karena dia adalah pemakan Buah Setan. Dan dia telah dikutuk oleh lautan, karena lautan benci pemakan Buah Setan. Kemudian, di daerah ini ada sesuatu yang mengerikan.
Duk!
Byur!
Luffy yang ditendang Higuma keluar dari sekocinya, langsung gelagapan ketika masuk ke dalam air. Dia benar-benar tidak bisa berenang loh!
"To-blrb-long! Sia-blrb-pa-blrb-pun!"
Higuma tidak akan pernah memikirkannya, dia adalah seorang bandit yang tidak peduli terhadap anak-anak. Tapi sesaat lagi dia akan mendapatkan balasannya.
Byuar!
Itu merupakan deru percikan air dalam jumlah besar. Menandakan sesuatu yang masif keluar dari dalam air. Dan hanya ada satu yang bisa melakukan hal itu. Semua orang di desa Fuusha tau sekali dengan hal ini, karena pantai mereka telah dijaga oleh monster itu dari bajak laut sejak lama sekali.
Orang-orang menyebutnya dengan nama, "Raja Lepas Pantai."
Raja memang nama yang pas, karena ukurannya yang sangat besar. Tak ada orang yang bisa mengukurnya, karena memang dia sangat besar. Yang jelas mereka merupakan teror bagi siapapun yang memasuki perairan itu.
Dan memang itulah yang muncul dibelakang Higuma.
Seekor Raja Lepas Pantai. Dia mirip dengan belut karang Moray, namun dengan ukuran yang sangat masif dan biasa. Matanya sangat merah, menunjukkan bahwa dia memang sangat berbahaya dan bersikap agresif.
Groar!
Bahkan raungannya membuat Higuma takluk untuk apa yang dia lihat. "Se-sejak kapan itu ada disitu?!"
Sekarang Higuma sudah berada di akhir perjalanannya. Sebentar lagi dia akan dicerna ke dalam perut raksasa Raja itu.
Dan dengan seketika.. Krast! Monster laut itu melumat Higuma dan perahunya. Dan dengan itu, berakhirlah hidup Higuma si Bandit Gunung, dan tentu poster buronannya akan dicoret oleh warga setempat.
Tapi sekarang, bagaimana dengan Luffy?
Dia sedang tenggelam.
Dia telah dikutu, apa yang bisa dikatakan? Dia sekarang hanya bisa pasrah akan apa yang akan terjadi. Apakah dia bisa selamat atau tidak, dia hanya akan bisa bergantung kepada harapan saja. Padahal harapan adalah sesuatu yang tidak baik untuk diandalkan.
Namun ternyata..
Groar!
Monster laut itu berusaha menyerang Luffy. Gerakannya sangat cepat untuk Monster yang berukuran besar sekalipun. Ini mengesankan.
Tapi sayangnya, ada seseorang yang menyelamatkan Luffy dari akhir yang tidak menyenangkan. Bagaimana pun juga, cerita ini baru saja dimulai. Dan ternyata juga yang menyelamatkan Luffy tak lain dan tak bukan adalah kapten dari Rambut Merah!
"Sh-guha!-Shanks!"
Luffy masih batuk mengeluarkan air laut begitu diselamatkan. Akan tetapi Shanks masih sibuk dengan Monster itu.
Tanpa senjata atau apapun, Shanks menatap Monster itu dengan mata yang menantang. Mencoba mengatakan siapa raja sebenarnya.
"Pergilah dari sini!"
Monster itu tiba-tiba saja kaget dan terkejut oleh tatapan tajam Shanks. Benar-benar mengerikan sepertinya Monster itu ketika membayangkan Shanks.
Betul saja, ia langsung segera pergi. Sebenarnya, apa yang telah dilakukan Shanks? Oh itu merupakan sesuatu yang sebenarnya bisa dijelaskan, tapi biarlah itu untuk cerita yang tak boleh untuk diceritakan sekarang.
Kembali ke Luffy, dia kini sedang menangis. Namun dia sudah diselamatkan, bukan? Lalu kenapa dia harus menangis? Anak kecil memang cengeng, tapi kenapa?
"Lho Luffy, kenapa menangis?" Tanya Shanks yang mendekapnya. Shanks harus mendekapnya, kalau tidak dia malah akan tenggelam karena tak bisa berenang.
"Sh-Shanks!"
"Hei, sudah-sudah!"
"Ta-tapi lenganmu!"
Ternyata penyelamatan harus dibayar dengan harga yang mahal. Shanks kehilangan lengan kirinya. Dan dia sedang mengalami pendarahan yang cukup hebat.
"Oh, maksudmu lengan kiriku? Tak apa ini kan hanya sebuah lengan.."
Shanks sepertinya tidak memikirkan lengannya yang hilang akibat digodol oleh sang Raja Lepas Pantai itu. Dia lebih memikirkan bahwa ia akan lebih kehilangan jika ia melewatkan kesempatan untuk menyelamatkan temannya dari bahaya yang mengintainya.
Shanks lebih takut kalau Luffy kehilangan lengannya. Yang dewasa mungkin akan lebih pengertian. Bagaimanapun, umurnya sudah 27 tahun, dia suah punya banyak pengalaman menyenangkan bersama lengan itu. Bayangkan jika Luffy kehilangan lengannya. Tak hanya lengannya yang hilang, namun bisa saja, semangat hidupnya.
Tiga hari kemudian setelah kejadian di bar tempat Makino menjadi bartender. Shanks sudah bersiap untuk mengembangkan layarnya dan akan berlayar kembali menerjang segala badai dan ombak yang menantangnya.
Itu merupakan hari terakhir untuk Luffy bisa bertem dengna temannya yang sudah membuatnya menjadi dirinya saat ini. Penuh dengan mimpi-mimpi gila.
"Hei Shanks! Apa kau benar-benar ingin pergi?" Tanya Luffy santai.
"Oh ya! Kami sudah siap untuk berlayar Luffy!" Balasnya senang hati.
"Begitukah? Shishishishi.." Luffy nampaknya tidak begitu menggebu-gebu untuk meminta Shanks memasukkannya sebagai daftar krunya.
"Tumben kau gak minta kami buat menerima kau jadi kru?" Shanks sebenarnya berusaha untuk menggoda Luffy, namun dia juga ingin memancing Luffy, diri Luffy yang lebih dalam lagi.
"Enggak ah!" Jawabnya sederhana.
"Gak mau jadi bajak laut lagi ya?" Tanya Roo.
Luffy menyeringai dibalik senyum lebarnya. Dia bersiap meneriakkan apa yang dia inginkan.
"Aku tidak hanya akan menjadi sekedar bajak laut biasa, Shanks.." Dia menarik nafasnya dalam-dalam dan membuka matanya lebar-lebar menuju horizon. "Tapi, AKU AKAN JADI RAJA BAJAK LAUT!"
Lantas semua anggota kru yang sibuk melakukan bongkar muat di dermaga itu, mendengar yang Luffy katakan dan merasakan aura yang intens. Mereka semua berkeringat kecil mendengarnya sekaligus merinding. Karena belum ada yang pernah mengatakan itu setelah sekian lama.
Benn menepuk pundak Shanks untuk mengatakan sesuatu. "Anak itu akan menjadi sangat besar."
"Tentu saja, dia benar-benar akan sangat mengesankan." Balas Shanks.
Shanks kemudian mendekati Luffy yang bahkan tak gentar dengan apa yang telah dikatakannya barusan. Shanks akan memberikan apa yang menjadi harta karunnya selama ini, sebuah kepercayaan. Kepercayaan yang sangat tulus.
"Kalau begitu.." Ia melepas topinya untuk dipakaikan ke Luffy. Itu merupakan sebuah topi rajut dengan bahan jerami yang biasa dipakainya. "Topi ini aku percayakan kepadamu, Luffy.. Pada saatnya kau menjadi bajak laut yang hebat, silahkan kembalikan topi ini kepadaku!"
Luffy tidak bisa berkata apa-apa selain menangis. Itu merupakan sebuah janji yang pasti akan ia lakukan dan tepati.
Benn menengadah ke langit untuk mengingat apa yang dulu pernah Roger katakan diakhir hidupnya sebagai Raja Bajak Laut.
Roo tersenyum melihat Luffy dengan mimpi barunya. Jujur, dia tak menyangka bisa hidup untuk melihat hari ini.
Yasopp dan yang lain terus tertawa keras sambil menyiapkan meriam andalan mereka karena dia adalah juru tembak dari kapal itu.
Tak lama, setelah menyampaikan selamat tinggal, mereka segera meninggalkan pulau Dawn untuk menyongsong cakrawala dan matahari. Mereka akan menunggu saat dimana Luffy akan keluar sebagai pemain utama dalam lautan yang sangat luas ini.
Sepuluh tahun kemudian, di dermaga desa Fuusha.
"Oi oi Luffy, kau padahal bisa mendapatkan kapal yang lebih bagus dari itu!" Kata seorang pria yang memakai baju coklat.
"Benar tuh! Kalau perahu sampan seperti itu, terkena badai sedikit bisa langsung hancur!" Balas seorang lelaki lainnya dengan baju hijau.
Seseorang yang berdiri diatas perahu itu memakai rompi berwarna merah dan celana denim yang dipotong pendek dan digulung. Topi jerami dengan ikat warna merah bersemayam diatas kepala. Nampaknya itu adalah protagonis utama dari cerita ini.
Dia lebih dewasa setelah 10 tahun ini, atau tidak? Dia terlalu menganggap remeh lautan ini layaknya seperti permainan.
"Shishishishi.. tak apa, nanti juga akan terganti dengan kapal yang lebih hebat!" Monkey D. Luffy, pikirannya selalu sesederhana dirinya.
Walikota yang telah mengurusnya sejak lama, selalu melawan idenya tentang bajak laut. Namun apa yang bisa dikatakannya? Kau tidak bisa membunuh sebuah ide, kan? Itu karena dia sangat peduli dengan Luffy, dan karena itu di menentangnya.
"Nah, kita lihat, seberapa jauh dia akan bertahan! Hmph!" Bilang Walikota Woop Slap.
Makino terus mengamati setiap detik keberangkatannya. "Jangan begitu Pak Walikota, dia kan hanya bersenang-senang!"
"Lihatlah semuanya! Aku akan pergi kelaut!" Luffy mengatakannya dengan keras dan membingungkan para penduduk.
"Oi oi, apa sih yang kau omongin?"
"Mungkin itu semacam mantra?"
"Entahlah.."
"Shishishi, ini namanya menantang!" Balas Luffy kepada penduduk.
Luffy kemudian melepas ikatan tali perahunya dari dermaga, melepas dia selama mungkin dari desa Fuusha. Dia dengan semangat langsung mendayung ketengah laut dan menjauh dari masa lalu yang telah ia alami dan membentuknya hingga kini.
"Nah, dia sudah berangkat tuh, Pak Walikota!" Bilang Makino.
"Dia cuma bisa merusak nama desa ini kalau jadi bajak laut, kan sudah aku bilang!" Dia masih saja sentimentil akan apa yang akan Luffy lakukan.
Luffy merasa hari itu adalah hari yang benar-benar pas untuk berlayar. Angin berhembus pas, cuacanya sangat cerah, dan burung camar pun turut mengantar kepergiannya. Pokoknya pas sekali, kecuali satu hambatannya.
Seekor Monster telah menghadangnya. Namun bukan monster sembarangan. Itu adalah Monster yang ingin balas dendamkan.
"Eh?! Itu!" Para penduduk terkejut, padahal baru saja perjalanannya dimulai, tapi sudah dapat hadangan. "Hati-hati Luffy!"
Luffy sudah siap dengan ancang-ancangnya. Lengannya menunjukkan sedikit otot yang mengeras. Dia sudah siap membalaskan lengan Shanks 10 tahun lalu.
"Shishishi, seekor Raja Lepas Pantai? Biar aku tunjukkan apa yang aku pelajari dalam 10 tahun ini. Jangan begitu sombong.."
Luffy kemudian melompat dari perahunya begitu tinggi. Tangannya dipenuhi dengan aliran listrik. Sepertinya itu akan memperkuat dirinya. Memikirkannya pasti sudah sangat sakit terlebih dahulu. Siapa yang mau terkena pukulan itu lagi pula.
"Goro Goro no.."
Dia langsung melesat dari loncatannya menuju Monster itu dan mendaratkan pukulannya ke kepala Monster raksasa itu.
"Pistol!"
Itu merupakan sebuah gerakan yang sangat luar biasa. Mengkombinasikan kecepatan dan pukulan sehingga menjadikan pukulannya sehebat pukulan dalam kecepatan suara dari pistol.
Akibatnya, Raja Lepas Pantai itu tumbang dengan satu pukulan saja. Tampaknya dia bukanlah tantangan yang sepadan dari Luffy.
"Astaga, luar biasa.. hanya dengan satu pukulan!" Kata seorang warga.
"Woah! Luffy, keren sekali!"
Semua penduduk yakin dengan mimpi Luffy. Apa pun yang dilakukannya, pasti bisa membawanya satu langkah lebih dekat dengan apa yang diinginkannya.
Luffy kembali ke perahunya. Dia melakukan gerakan yang tak melukai bahkan menggores perahunya. Itu luar biasa. Dan kemudian dia memikirkan langkah berikutnya.
"Yosha! Sekarang aku butuh kru, mungkin sepuluh atau lebih akan cukup! Lalu satu bendera bajak laut!"
"Lihatlah! Yang akan menjadi Raja Bajak Laut adalah AKU!"
Luffy benar-benar lantang tanpa hambatan untuk mengakui itu adalah mimpinya. Namun ia harus tahu bahwa mengejar sebuah mimpi yang besar harus dibarengi sebuah kerja keras yang tidak kecil juga. Untuk itu, laut bukanlah untuk seseorang yang berjiwa kecil.
Dia akan membawa segala hal bersamanya dimasa yang akan datang. Tentu dia akan membawa sesuatu yang merubah dunia ini, dengan sikap perompaknya dan dirinya sendiri. Tapi itu cerita untuk lain waktu juga, untuk sekarang kita akan mengikuti apa yang akan dia lakukan.
Setelah bertahun, jauh dari FanFiction, author kembali. Author gak bener-bener bisa update secara berkala Fiction buatannya. Salah satunya adalah karena kekecewaan ending Naruto. Jadi author pindah ke One Piece. Buat Naruto author sudah lelah melanjutkannya, karena satu dua hal, tapi masih ada kemungkinan buat lanjutin.
So ya, disini premisnya, Luffy makan Goro Goro no Mi, kalo di orisinilnya, itu buah setannya Enel. Tapi author punya rencana bagus buat Enel. Luffynya gak akan jago banget, tapi dia akan belajar dari kesalahan-kelemahan dia tapi tentu aja seiring waktu tambah kuat. Dan Fiction ini untuk jalan cerita sebisa mungkin canon, karena akan ada banyak yang author masukkin, entah itu OC atau arc baru. Dan karena ini akan mengikuti seri aslinya, maka Fiction ini akan epic bin luar biasa. Dan untuk pairing, gak ada, tapi mungkin ada beberapa hint dan bisa jadi ada kalo author berubah pikiran.
Jadi silahkan nikmati Fiction yang ada, dan silahkan kritik mau pedes, manis, terserah, karena author rasa yang namanya kritikus pasti ngasih sesuatu yang membangun, bukan ngeruntuhin.
Out!
