Yahho~ aka-chan disini~ ingat diriku?/TEDAAAAAAAAAK. Kali ini daku akan menceritakan nasib seorang gadis lugu yang perangainya mirip diriku #kedipkedip. Bohong ding, bisa bangkrut YAMAHA dkk nanti=. .=

Tak usah banyak cingcong lgi dah~ go ahead, read the story lha~ enjoy minna~ ^^/

Warning : OOC, Gajeness, Abalness, MissTypo(s), Typo(s), Alur Kecepatan

Summary : Seorang psycho yang merenggut nyawa seorang gadis lugu, tak akan ada yang mau menjadi seorang gadis lugu itu, bukan? Jadi, akankah ada seseorang yang peduli?

ATTENTION! "Don't Like Don't Read"

SWEET REVENGE

DISSCLAIMER:

VOCALOID BELONGS TO CRYPTON FUTURE MEDIA, Inc., YAMAHA, AH Software, etc

UTAU BELONGS TO THE OWNER OF EACH CHARACTER(S)

THE STORY BELONGS TO ME

.

.

.

.

Pernah mendengar pertukaran setara? Air mata dibalas air mata, derita dibalas derita, kebahagiaan dibayar kebahagiaan, darah dibayar darah, dan nyawa dibayar nyawa. Karena alasan itulah aku disini membalaskan nyawa yang telah kau renggut.

Normal P.O.V

"Tolong... Beri aku waktu dan aku akan melunasi semua hutangku"

"Ne~ Aku sudah memberimu cukup waktu bocah, dan kau tau perjanjiannya"

"Beri aku waktu dan akan kulunasi, pasti akan kulunasi!"

"Ah~ Aku kehabisan waktu~ Kau tau penyakitku mulai menggerogoti tubuhku"

"E-eh?"

"Yah~ Aku memerlukan seorang donatur jantung" Sang gadis berambut putih panjang dan bergaun hitam itupun melirik gadis berbaju maid yang sekarang meringkuk di tanah dengan darah yang mengucur dari hidung dan mulutnya.

"Tu-tunggu! Aku tidak mau! Aku masih ingin hidup! Aku harus melihatnya diwisuda"

"Ya ampun, Kau pikir aku percaya alasanmu? Jumlah uang yang kau pinjam bukanlah angka kecil, kau tau? Meminjam uang untuk melunasi biaya kuliah kakakmu? Alasan klasik, tak bisakan kau berpikir lebih cerdas?"

"Aku tidak berbohong! Aku benar- benar-"

'DUAK'

"Berisik bocah sialan!"

Dan sepatu boots itu mengenai wajah sang maid dengan telak, meninggalkan lebam yang kini makin membiru di pipi, ia meringis, sakit tentunya.

.

.

.

.

Someone P.O.V

'DUAK'

"Berisik bocah sialan!"

Ditendang, bukan kali pertama dia memperlakukanku seperti ini. Dia adalah misstersku, seorang gadis milyuner yang sadis dan kejam. Dia adalah salah satu orang ternama bermuka dua, menjijikkan. Kami pertama kali bertemu di rumah sakit, jika saja saat itu aku tidak menceritakan kehidupanku padanya. Jika saja saat itu aku tidak tertipu wajah manisnya dan menerima tawarannya untuk menjadi maid dimansion Utauloid, jika saja aku tidak meminta bantuannya –meminjam uang darinya- aku pasti tidak akan bernasib mengenaskan seperti ini. Dasar iblis!

"Bawa dia dan bungkam mulutnya!"

Ah... Ruangan itu lagi, kali ini apa yang akan dilakukannya? Aku sudah lelah, aku ingin melawan, tapi aku tidak mampu, aku tidak bisa. Dua orang berbadan besar ini menyeretku, membiarkan kakiku yang tanpa alas ini berdarah karena menghantam batu-batu tajam berukuran sedang. Membiarkan darah yang terus mengucur dari hidung juga mulutku bertambah deras. Brengsek!

'BRUK' Mereka melemparkan badan lemahku ke dalam ruang bawah dan sukses membentur tembok batu.

"Argh...sa...kit"

Salah seorang pria yang tadi menyeretku kini berdiri di depan tungku api, memanaskan sebatang besi tajam dengan tatapan kosong. Dan kini seorang pria berbadan besar lainnya tengah memegang badanku dengan erat, membuka paksa mulutku seraya berkata dengan nada datar,

"Kata-kata terakhir nona?"

"A-apa yang? Ti-tidak! Jangan lakukan ini padaku jangan! Ja-"

'CES!'

"A-AAARRGHHHHH!"

Dan besi panas itu pun masuk ke tenggorokkanku dengan mudahnya. Sialan kau, Tei Sukone!

.

.

.

.

Tei P.O.V

'tok tok tok'

"Masuk!"

"Selamat sore Ouji-sama, pekerjaan dua anak buah nona tadi sudah selesai"

"Hm? Benarkah? Bagus... Kalau begitu lusa aku akan melakukan operasi dengan dia sebagai donaturnya, siapkan skenario agar tidak ada yang curiga!"

"Baik, Ouji-sama"

"Khu khu khu, tidak ada yang tak bisa ku dapatkan di dunia ini. HAHAHAHAHAHA!"

.

.

.

.

Someone P.O.V

"Bangun! Kau akan menuju rumah sakit"

Apa? Rumah sakit? Tidak! Aku tidak mau!

"A...u..."

Sial, Tei brengsek! Suaraku, kemana suaraku? Tidak! Aku masih ingin hidup! Tidak!

Dua orang maid kemudian masuk dan menuntunku keluar, memandikanku dan memakaikanku baju yang rapi dan terlihat suram. Sial! Sial! Sial!

"Sekarang kau siap"

Cih, jangan tersenyum! Kau senang melihat aku menderita begini? Coba saja kau yang ada di posisiku! Apa kau masih bisa tertawa, hah?

"Wah... Wah... Cantik sekali kau"

Cih, dia lagi!

"Ugh..."

"Eh? Apa? Aduh... Maaf, aku tidak mengerti bahasa orang bisu tuh, hhahahahaha"

Sial!

"Apa-apaan tatapan itu? Ah, aku tau, itu tatapan orang yang menunggu saat kematiannya ya? Khu khu khu, cantik sekali"

'BATS' Kutepis tangan perempuan kotor yang kini berdiri di depanku, berani sekali dia menyentuhku dengan tangan busuk yang sangat dia bangga-banggakan itu.

"Haaaaa, berani benar kau bocah, kau pikir siapa dirimu?"

Aku orang yang hidupnya akan kau renggut ingat?

"Heeee? Kau menantang ku?"

Ya

'PLAK'

"Itu balasan untuk orang yang tidak menjawab pertanyaanku"

Senyum itu lagi, benci benci benci! Aku benci kau Tei!

"Ups, ada orang bisu yang marah nih, ahhahahaha. Kita pergi sekarang, bawa dia!"

Jangan! Jangan! Aku tidak mau! Jangan! Tidakkah kalian mengerti bahwa aku ingin hidup?

"Tch... Dia ini banyak gerak ya? Buat dia diam!"

'BUK' Kurasakan seseorang memukul tengkukku, hal yang kuingat sebelum pingsan hanyalah tawa menjijikkan Tei dan wajah Onii-san.

"Ii...an..."

Dan kegelapan pekat mulai datang.

.

.

.

.

Normal P.O.V

Sebuah mobil Hammer hitam mengkilat muncul dan berhenti tepat di depan pintu rumah sakit Crypton Media Farma,

"Itu Nona Tei"

"Nona Tei sebelah sini"

"Nona, Tei apa benar anda sudah mendapatkan donatur?"

"Kapan anda akan melakukan operasi?"

"Siapa donatur anda?"

Para paparazi mulai mengerubungi seorang nona kaya yang tersenyum ramah kepada semua orang. Menyembunyikan wajah aslinya dengan senyum palsu, menyembunyikan sifat sadis dan kejinya dengan sempurna. Yandere. Ah, tidak, itu bukan yandere! Psycho.

"Baiklah, akan kujawab pertanyaan kalian satu persatu"

Dengan tetap mempertahankan senyumnya sang gadis mulai angkat bicara lagi,

"Jadi, ya, aku sudah mendapatkan donatur, aku akan menjalankan operasi itu hari ini, dan donaturku adalah seorang gadis yang cantik, ayo kemari"

Seorang gadis berwajah lugu keluar dari mobil sambil menangis, berusaha menyembunyikan wajah manisnya dengan menunduk. Berjalan tertatih –karena kakinya terluka- yang kemudian memberikan tatapan tajam kepada sang nona psycho.

"Ah... Jangan begitu, kau tidak perlu berterimakasih karena telah kukabulkan keinginanmu menjadi donaturku sampai menangis," sang psycho tersenyum menghibur-yang terlihat sebagai seringai mengejek bagi si lugu-.

"Bagaimana perasaan anda menjadi donatur Nona Tei Sukone?"

Sang gadis lugu menggeleng dengan cepat, mencoba mengatakan sepatah dua patah kata dengan suara yang nyaris tidak bisa keluar,

"Au...a...ern..uu.."

"Ah, maaf minna, aku lupa bilang kalau dia ini bisu," sang psycho menggenggam tangan si lugu dan menatapnya dengan iba. Ah, akting yang sempurna, nona.

"Ah, begitu rupanya, jadi siapa nama gadis ini, Nona Tei?"

"Nama gadis ini, Miku Hatsune"

.

.

.

.

To be continued

Yak, segini aja dulu ya~ disini yayank daku belum muncul/GYAAAAAAAAAAAA MIKUOOOOOOO

Chap depan di usahakan muncul deh~ Review minna-san?