LOVE in JOURNALISTIC
Story line is mine!
This is Yaoi! KaiSoo pairing.
.
.
Drrtt.. Drrttt..
'Besok kita ada acara makan bersama. Sekalian kita ada pertemuan untuk membahas pekerjaan kalian yang belum tuntas. Tempatnya di Lucky Restaurant. Jam 4 sore harus sudah sampai.'
"Ya! Kenapa dadakan sekali. Ini juga masih liburan. Aish jinja. Kenapa juga Baekhyun tidak ikut. Luhan juga, kenapa tidak membalas pesanku sama sekali,"
Do Kyungsoo, siswa XOXO High School yang kali ini naik ke kelas XI. Saat ini, ia tengah pusing memikirkan acara bersama teman Ekskul Jurnalistik yang ada disekolahnya. Masalahnya, ia tidak tahu harus pergi bersama siapa. Biasanya, ia kemana-mana selau bersama Luhan. Pulang sekolah bersama Luhan, berangkat jurnal bersama Luhan, pokoknya selalu bersama Luhan. Tapi kali ini Luhan tidak membalas pesannya.
Drrtt.. Drrttt..
'Kau ikut?' itu pesan dari teman Jurnalnya, Jongin.
'Aku tidak ikut,'
'Kenapa?'
'Luhan tidak membalas pesanku. Baekhyun juga ada acara. Apa kau ikut?'
'Tentu saja aku ikut. Ayo, kau juga ikut. Lay dan Xiumin juga ikut kok,'
'Ani. Aku juga tidak punya uang,'
'Ayo, ikut. Please…'
'Kau tau, aku malas naik motor sendirian,'
'Tidak kau saja. Aku juga sendirian. Apa kau mau bersamaku? :D'
'Ayo. Tapi, nanti kau dimarahi Baekhyun :D'
'Aish. Yasudah kalau tidak mau,'
'Iya iya. Aku mau. Tapi kau jemput aku ne?'
'Ne,'
Jongin, Kim Jongin, teman seangkatan Kyungsoo. Ia juga mantan kekasih Baekhyun yang Kyungsoo ketahui mereka masih menyimpan perasaan yang sama. Dibalik itu semua, Kyungsoo juga diam-diam mengagumi Jongin. Karena saat awal mereka mengikuti kegiatan jurnal, Kyungsoo dan Jongin melakukan kerjasama untuk wawancara. Kyungsoo hanya mengagumi, bukan menyukai.
'Wae? Kenapa setiap ada orang yang dekat denganku, aku ingin dia memperhatikanku. Huft, belum lagi besok aku harus berboncengan dengannya. Eomma…. Ottokhae? Kenapa aku mudah sekali tertarik dengan orang. Hah, ini membuatku gila.' Batin Kyungsoo.
3 Hari Sebelumnya
Entah mengapa mata Kyungsoo masih terbuka. Padahal ini sudah pukul 11 malam. Itu karena, ia ingin melakukan sesuatu. Besok, seseorang yang Kyungsoo suka Ulang tahun. Ia merupakan teman sekelasnya sewaktu di Dreamer Middle School. Sudah setahun ini ia menyukainya, namun ia tak mendapatkan apa-apa kecuali pesan yang ia kirim tidak pernah dibalas. Padahal, dulunya mereka sering bertukar pesan.
Kamis, 16 Juni 2016 (00.00)
'Happy Birthday, Chanyeol-ah. Semoga kau semakin pandai. Kalau dikelas jangan tidur. Aku doakan kau cepat peka. Oh ya, jangan lupa traktirannya. Mian, aku tidak bisa memberi apa-apa untukmu. Aku hanya bisa mengucapkan ini dan mendoakanmu. Happy Birthday :D' itulah sebuah pesan yang berisi ucapan yang tulus dari dalam hati Kyungsoo.
Drrtt.. Drrttt..
'Iya. Terima kasih, Kyungsoo' hanya itu balasan dari Chanyeol.
'Ne. Maukah kau menemaniku sms?' Kyungsoo mencoba membalas pesan Chanyeol. Karena awal mereka berkomunikasi melalui pertanyaan Kyungsoo yang hanya dibalas dengan kata 'Ya' atau 'Tidak'. Tragis memang.
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, tapi mata Kyungsoo masih terbuka. Pesan yang dikirimnya sedari tadi belum kunjung dibalas oleh Chanyeol. Kyungsoo memutuskan untuk beristirahat yang sebelumnya ia sudah mengirim pesan kepada Chanyeol yang isinya, 'Kau tidak mau ya? Yasudah, tak apa. '
Mulai saat itu, ia memutuskan untuk melupakan seseorang yang bernama Chanyeol. Meskipun itu sulit, namun ia harus tetap melakukannya.
.
.
Sabtu, 18 Juni 2016 (10.00)
Kyungsoo baru bangun tidur pukul 10 pagi. Mungkin lebih tepatnya pukul 10 siang. Terkadang, Kyungsoo bisa bangun tidur hingga pukul 12 siang. Keterlaluan memang. Karena kedua orang tua Kyungsoo bekerja dan Kyungsoo tidak memiliki kakak ataupun adik, dia bisa bebas dirumah. Biasanya ia hanya melihat Drama di televisi, tak jarang ia melihat kartun Pororo. Waktu terasa cepat berjalan. Sekarang sudah menunjukkan pukul 15.15 sore dan Kyungsoo masih santai melihat drama ditemani dengan sebungkus kripik kentang.
Drrtt.. Drrttt..
'Hei, kau bersiap-siaplah. Pukul setengah 4 kurang aku akan menjemputmu,' Jongin mengiriminya sebuah pesan.
Kyungsoo membacanya dengan malas dan membalas, 'Woah, kau tahu sekali jika aku saat ini sedang menonton drama. Aku juga bahkan belum mandi,'
'Ya! Cepatlah bersiap-siap,'
'Aish, ne. Arasseo,'
Kyungsoo segera mematikan televisi dan lekas mandi. 20 menit kemudian ia keluar. Setelah berganti pakaian, ia merapihkan tempat tidur. Ia juga mengirimi Jongin pesan, 'Jika kau sudah dalam perjalanan, beri tahu aku,'
Drrtt.. Drrttt..
'Aku sebentar lagi berangkat,'
'Lalu, jika kau sudah sampai, beri tahu aku,'
Tak ada jawaban dari Jongin. Mungkin sekarang Jongin sudah dalam perjalanan, pikir Kyungsoo. Kyungsoo kembali berbenah, mengumpulkan pakaian kotor dan menjemur handuknya.
Drrtt.. Drrttt..
'Aku sudah sampai, cepatlah kemari,'
'Ne'
Kyungsoo segera memakai sepatu dan memasukan uang yang diberikan oleh orang tuanya kedalam dompet. Mematikan seluruh lampu di rumah dan tak lupa ia mengunci pintu.
"Ya! Kenapa kau lama sekali?"
"Aish, kau saja yang tidak sabaran. Ayo,"
"Hei, kau yang harus memboncengku,"
"Aku tidak bisa mengendarai motor manual. Aku hanya bisa yang matic,"
"Huh, yasudah. Ayo, aku berharap aku bisa membonceng Baekhyun, eh, malah aku memboncengmu,"
"Ya! Sudahlah. Kau menyetir saja, jangan banyak bicara,"
Walaupun mereka terlihat banyak mengeluh, tapi dalam perjalanan, mereka bercerita bersama. Mulai Jongin yang bekerja paruh waktu hingga membahas guru-guru disekolah yang tidak jelas. Mereka kehabisan topik pembicaraan dan diam. Detak jantung Kyungsoo beradu begitu cepat. Ia merasakan hal yang aneh sama seperti yang ia rasakan beberapa bulan lalu. Ia merasa senang bisa dibonceng oleh Jongin. Apa Kyungsoo mulai menyukai Jongin? Tentu saja tidak. Kyungsoo akan membantah hal itu. Ia hanya mengagumi, bukan menyukai. Bahkan itu sudah lama.
Tak lama kemudian mereka sampai. Di Lucky Restaurant, Sunbae mereka sudah memesankan makanan dan tempat duduk. Sayangnya, diantara Jongin dan Kyungsoo ada Chen Sunbae. Walaupun begitu, Jongin tetap berbicara dengan Kyungsoo, karena memang Jongin lebih dekat dengan Kyungsoo dibanding dengan anak yang lain. Sampai akhirnya, Chen Sunbae berpindah tempat duduk dan pelatih jurnal meminta Kyungsoo untuk lebih dekat duduknya. Otomatis, ia duduk disebelah Jongin. Tapi, Ketua jurnal meminta mereka untuk bertukar posisi dari Jongin yang awalnya disebelah kiri Kyungsoo menjadi disebelah kanan Kyungsoo.
Kyungsoo berbicara dengan ketua jurnal, namun lengannya selalu dipukul oleh Jongin. "Ya! Hajima." Bukan Jongin namanya kalau seseorang mengatakan berhenti, ia akan berhenti. Jongin terus memukul lengan Kyungsoo. Meski tidak menyakitkan, tapi bagi Kyungsoo ini mengganggu.
.
.
Pukul 17.30
"Kau pulang sendiri ya," Jongin mulai mengusili Kyungsoo, lagi.
"Ya! Mana bisa begitu. Antarkan aku pulang,"
"Aniya, pulanglah sendiri,"
"Jongin-ah,"
"Aish, kalau begitu beri aku uang bensin,"
"Itu mudah, antarkan aku pulang dulu,"
"Yasudah, ayo,"
Pertemuan telah usai. Mereka sudah diperbolehkan pulang. Tapi, Kyungsoo tah ingin ini berakhir. Ia ingin terus bersama Jongin. Kapan lagi kalau bukan hari ini. Ada dua jalan jika ingin ke rumah Kyungsoo. Ada yang lewat Fly Over, ada juga yang lewat bawah. Lebih cepat jika kita lewat Fly Over.
"Jongin, kita lewat Fly Over, ne?"
"Wae?"
"Lebih cepat jika lewat situ. Lagi pula aku juga menyukainya,"
Jongin menuruti keinginan Kyungsoo. Saat diatas Fly Over, Kyungsoo sangat senang. Ia memejamkan matanya dan merasakan angin yang menerpa tubuhnya.
"Kenapa kau suka melewati jalan ini?" tanya Jongin.
" Karena aku bisa melihat lampu dari gedung-gedung yang megah. Mereka seperti bintang yang bersinar di malam hari,"
"Aish, kau sudah gila,"
"Ya! Apa kau bilang? Tapi aku juga takut jika berada ditikungan itu. Apalagi dengan kecepatan tinggi. Hii, itu menakutkan,"
Tanpa Kyungsoo ketahui, Jongin tersenyum miring. Kali ini ia akan mengerjai Kyungsoo lagi. Jongin menambah kecepatan dan berbelok tajam. Tindakan Jongin dihadiahi Kyungsoo sebuah pukulan dan teriakan.
"Ya! Jongin. Kenapa kau melakukan itu, hah! Turunkan kecepatanmu sekarang!"
Bukannya mengurangi kecepatan, Jongin semakin menambah kecepatannya. Lalu, Jongin merasakan sepasang tangan memeluk pinggangnya sangat erat. Ia tak menyangka, Kyungsoo akan memeluknya. Jongin menurunkan kecepatannya sedikit demi sedikit.
"Hei, sampai kapan kau akan memelukku seperti ini?"
"Ya! Kau membuatku takut. Bagaimana jika kita jatuh, huh,"
"Setakut itukah kau sampai memelukku begitu erat?"
"Mian, itu spontanitas,"
"Tapi, aku merasakan jika kau sengaja melakukan- Arghh. Apa yang kau lakukan?"
Kyungsoo memukul helm Jongin dari belakang. Jongin tersenyum senang setelah berhasil mengerjai Kyungsoo. Berbeda dengan Kyungsoo yang kesal sekaligus malu dengan perkataan Jongin. Selama perjalanan pulang, keheningan melanda mereka. Sampai mereka sampai di depan rumah Kyungsoo.
"Gomawo, Jongin. Aku masuk dulu,"
"Aku menyukaimu Kyungsoo-ya,"
Kyungsoo berhenti berjalan setelah tangan Jongin menggenggam pergelangan tangannya.
.
.
FIN
.
.
A/N : Annyeong~. Aku buat FF ini berdasarkan kisah nyataku, begitu juga hari, tanggal dan waktunya. Maaf kalo ngebosenin dan gak menarik. Thanks buat para readers yang udah nyempetin baca FF gajelas ini. Please… Tinggalin Review. Gaapa walau cuman 1 kata. Mohon Kritik dan sarannya, biar aku bisa memperbaiki karyaku lagi. Gomawo~ :D
