Love from Webtoon
Author pov
Braakkk..!
Sesosok pria dengan wajah kesal diikuti dengan dua pria lainnya satu bersurai pink dan satunya bersurai biru melesak masuk ke ruangan di lantai 8 dan menggebrak meja. Terlihat pria cantik dengan rambut panjang mengkilatnya terkejut dengan datangnya gerombolan pria yang mengganggu pekerjaannya.
"Yak! Kuperingatkan kau Wonwoo walau kita dekat, tapi masuk ruanganku tanpa ijin bahkan dengan kasar itu tak bisa ditolerir," kata pria cantik bernama Jeonghan sambil melepas kacamatanya.
"Masa bodoh hyung, aku tak tahan lagi, tugas yang kau berikan benar-benar membuatku kehabisan kesabaran," ucap pria berwajah galak yang diketahui bernama Wonwoo.
"Kau tak tahu hyung, ketika kemarin aku memperkenalkan diri sebagai wartawan dia langsung menutup pintu dengan keras sampai membuat Jihoonie takut," lanjut pria bersurai biru, Hoshi diikuti anggukan dari pria bersurai pink di sebelahnya.
Jeonghan cuma bisa menghela nafas mendengar keluhan junior-juniornya itu. "Kalian bagaimana bisa menjadi wartawan handal kalau begitu saja sudah nyerah, ck!" sindir Jeonghan.
"Orang ini beda hyung dengan narasumber-narasumber lainnya, dia kasar dan tak punya hati. Aku tadi kesana dan menekan bel apartemennya berulang kali tapi dia tak mau keluar. Aku dan Hoshi menunggunya hingga 3 jam, tapi apa yang dilakukannya setelah itu?" ujar Wonwoo dengan intonasi berapi-api.
Jeonghan menyipitkan mata menunggu penjelasan dari Wonwoo, namun kali ini Hoshi yang menjawabnya. "Dia menelpon security dari dalam apartemennya dan meminta mereka untuk mengusir kami dengan alasan mengganggu ketentraman hidupnya. Woahhhh aku tak habis pikir hyung ada orang sesombong itu, selebritis bukan tapi lagaknya sudah selangit," tutur Hoshi panjang lebar.
"Pokoknya hyung, aku, hoshi dan Jihoonie tak mau ambil tugas ini. Utus saja wartawan lainnya, atau hyung sendiri yang berangkat mewawancarainya," ucap Wonwoo dengan wajah sebalnya.
"Ya ya, kalian tak bisa begitu, aku ini posisinya editor dan kalian wartawan, ya sudah seharusnya kalian yang pergi mewawancarainya," kata Joenghan meyakinkan juniornya.
"Bodo amat hyung, kami sudah terlanjur sakit hati dengan perlakuannya. Lagipula aku ada tugas lainnya di divisi news, lebih baik aku liputan di perbatasan Korsel-Korut daripada harus berhadapan dengan orang tak jelas seperti dia," ujar Wonwoo keras kepala.
"Sama hyung, aku dan Hoshi juga sudah ambil tugas dari Nana sunbae untuk liputan ke Busan," kata Jihoon akhirnya buka suara juga.
Mereka lalu pergi begitu saja keluar ruangan meninggalkan Jeonghan yang langsung frustasi sambil memijit-mijit kepalanya.
Jeonghan POV
Aku Jeonghan, 26 tahun bekerja sebagai editor sebuah majalah yang juga merangkap media online, Mille. Aku sudah bekerja selama 2 tahun menjadi wartawan disini dan baru 6 bulan lalu diangkat menjadi editor. Oya, media kami lebih konsen kepada konten yang dekat dengan anak muda. Meski begitu jangan salah, kami punya banyak divisi mulai dari news, lifestyle, fashion, beauty, tekno, food, entertainment. Aku kebetulan berada di divisi lifestyle dimana harus menyajikan artikel yang berisi trend anak muda masa kini dan apa yang disukai mereka saat ini.
Dan sekarang aku sedang pusing berat setelah mendengar laporan dari junior-juniorku. Ya, Wonwoo, Hoshi dan Jihoon merupakan juniorku dari sejak aku kuliah. Mereka berada satu tingkat di bawahku dan setelah lulus mengikutiku bekerja sebagai wartawan di Mille. Aku memang bodoh tak seharusnya keceplosan menyebut kata webtoon di depan pimredku saat rapat redaksi.
Flashback, 3 hari yang lalu
Saat itu tiba-tiba saja pimredku, Pak Park memergokiku yang sibuk mainan handphone saat rapat.
"kau sedang apa Joenghan?" tanya Pak Park menyelidik.
"Aaa eemmm aku sedang cari ide Pak, ini lagi baca-baca webtoon," jawabku gugup, takut dimarahi.
"Webtoon, apa itu?" tanya Pak Park sepertinya tertarik.
"Itu aplikasi dari Line Pak, isinya semacam komik yang bisa dibaca online dari smartphone. Sedang ngetrend sekali di kalangan anak muda, ada sekitar 50 komik yang telah beredar, responnya juga bagus, sehari dibaca hampir 500 ribu orang," jelasku dengan antusias.
"500 ribu orang? Wow menarik sekali, itu sama seperti jumlah pageviews kita. Cerita apa yang paling populer?" tanya Pak Park kembali.
Aku terdiam karena bingung menjawabnya. Sejujurnya aku juga baru mengikuti webtoon baru sebulanan ini, itupun aku lebih memilih membaca yang bertema komedi untuk melepas penat dikejar-kejar deadline. Belum sempat menjawab, Nana dari divisi fashion sudah menginterupsi.
"First love bagus Pak, ceritanya sederhana tentang cinta pertama sepasang remaja yang duduk di bangku SMA, namun cara dia bertutur dan penggambaran visualisasinya begitu keren dan bisa membuat yang membacanya galau berhari-hari. Satu jam setelah terbit sudah mengumpulkan 10 ribu like dan 5 ribu komentar," jawab Nana dengan lebaynya.
Huh, aku tak menyangka jika Nana yang begitu elegan ternyata suka cerita picisan khas anak SMA seperti itu. Namun Pak Park sepertinya tertarik sekali dengan ide Webtoon. Dan sekarang dia menyuruhku mewawancarai pengarang First Love. Sial!
Author Pov
Joenghan mulanya menyangka pengarang first love adalah cewek yang hidupnya penuh drama dan melankolis. Namun siapa sangka jika pengarangnya ternyata seorang cowok dengan nama pena . Lalu saking penasarannya, Joenghan pun malamnya langsung lembur membaca 30 episode first love. Memang diakui Joenghan, benar kata Nana, walaupun ceritanya sangat sederhana namun entah kenapa ada sesuatu yang membuat pria berambut blonde ini larut dalam cerita itu.
Esoknya Joenghan langsung menghubungi pihak Line dan mendapat nomor telepon dari manajer yang bernama Seungkwan. Sayang saat dihubungi Seungkwan mengaku bahwa tak mau diekspos media dan tidak mau identitasnya terbongkar.
Meski begitu Jeonghan tidak menyerah, dia kemudian memanfaatnya jejaring sosial untuk mencari identitas . Mulai dari naver, facebook, twitter, Instagram tapi sayang tak ada satupun yang memuat identitas dari pengarang misterius ini. Tak menyerah, Jeonghan kembali menyelami dunia maya, kali ini ia mendapatkan instagram Seungkwan. Disana terlihat foto-foto Instagramnya didominasi oleh foto band Maroon 5. Di foto terakhirnya memperlihatkan foto selfie Seungkwan yang sedang sedih karena tak mendapat tiket konser Maroon 5 yang akan diselenggarakan di Seoul, Minggu depan. Secercah senyum pun keluar dari bibir Joenghan, dia pun segera menghubungi Seungkwan.
Jeonghan : Halo Seungkwanie...
Seungkwan : Halo Jeonghan hyung, ada apa? Kalau masalah maaf hyung aku tak bisa bilang apa-apa.
Joenghan : Bukan.. bukan.. aku sedang berbaik hati menawarimu tiket konser Maroon 5 minggu depan.
Seungkwan : Woahhhhh yang benar hyung? Mau mau, aku akan membayar berapapun asal bisa nonton idolaku.
Joenghan : Aku kasih gratis, kebetulan aku punya kenalan promotornya. Tapi ada syaratnya.
Seungkwan : mau banget hyung, aku mau! Apa syaratnya?
Jeonghan : Beri aku alamat dan nomor telepon .
Seungkwan : nggak nggak, hyung bisa memenggal kepalaku kalau sampai identitasnya jatuh ke tangan wartawan.
Jeonghan : Jadi kamu tak mau tiketnya? Padahal ini kelas VVIP lho, paling depan! Bahkan kau bisa menyentuh Adam Levine kalau beruntung.
Seungkwan : Ya ampun hyung, jangan membuatku dilema, sebentar-sebentar beri aku waktu berpikir.
Jeonghan : Tak ada waktu berpikir, cepat kau putuskan sekarang juga!
Seungkwan : Ugghh arasso arasso hyung, aku berikan alamat dan nomor telepon hyung. Tapi jangan bilang tahu dari aku, bisa mati aku nanti di tangannya.
Jeonghan : Ok call, thank you so much Seungkwanie.
Jeonghan pov
Masih di ruanganku, setelah kepergian Wonwoo dan lain-lain, aku menimang-nimang kertas berisi alamat dan no telepon yang diberikan Seungkwan 2 hari yang lalu. Sengaja aku tidak menghubunginya dan langsung menyuruh Wonwoo, Hoshi dan Jihoon untuk datang langsung ke apartemennya dengan harapan dia langsung mau diwawancarai. Tapi dugaanku meleset, ternyata adalah orang yang sangat dingin sampai tega mengusir Wonwoo dan lain-lain.
Kini keputusan ada di tanganku, aku harus segera mendapatkannya sebelum kena marah Pak Park. Kuambil handphone di meja dan segera kutekan nomor .
: Halo..
Jeonghan : Halo, ini benar ssi?
: Kau siapa? tahu darimana nomorku?
Jeonghan : Aku Jeonghan dari Mille magazine, aku ingin mewawancaraimu terkait webtoon First Love.
: Aku tak berminat, kututup teleponnya.
Jeonghan : Yak..yak bentar aku belum selesai bicara. Jika kau tutup teleponmu aku akan tetap meneleponmu terus-terusan dan datang ke apartementmu setiap hari. Kau mau aku hantui setiap saat?
Hening disana
Jeonghan : ssi, kau masih disana kan?
: Kau keras kepala ya? Oke aku mau diwawancarai, tapi aku sekarang di daegu. Kau temui aku di cafe Serenity dekat stasiun, 1 jam dari sekarang. Jika terlambat, wawancara batal dan jangan hubungi aku lagi.
Sambungan terputus.
"Yak gila apa si itu? Dia memang ingin mempermainkanku, mana mungkin aku bisa datang ke Daegu dalam waktu sejam? Sementara perjalanan Seoul-Daegu butuh waktu 2 jam," batinku dalam hati.
Meski begitu aku tak menyerah, segera kuambil tas dan kameraku lalu segera berlari ke bawah. Sampai lobby aku bertemu dengan Jihoon dan Hoshi yang siap-siap pergi entah kemana.
"Hoshi, Jihoonie kalian mau kemana? Tanyaku sambil terengah-rengah karena berlarian dari lantai 8 sampai bawah.
"Kami mau liputan ke Busan hyung, ada apa hyung? Sepertinya tergesa-gesa?" tanya Jihoon khawatir.
"Aku ikut kalian, antarkan aku ke Daegu sekarang juga," kataku sambil mendorong tubuh kedua juniorku ke parkiran.
"Huh ada urusan apa hyung ke Daegu?" tanya Hoshi sampai mobil dan siap masuk ke dalamnya.
"Panjang ceritanya, pokoknya antarkan aku ke Daegu dalam waktu satu jam," jawabku sambil mengenyakkan diri di bangku belakang mobil.
"Hah yang benar saja hyung, Seoul-Daegu 1 jam? Gila apa?" berontak Hoshi di belakang kemudi. Jihoon disampingnya cuma bisa melotot kepadaku.
"Aku tak mau tahu, langsung tancap gas sekarang juga!" perintahku ke Hoshi.
" , aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya," batinku dalam hati.
TBC
