Chapter 1

Title : My Old Guitar

Author : HunHaniekim

Cast : Lu Han, Oh Sehun, and Other.

Genre : Romance, Hurt/Comfort

Rate: M

Warning!: YAOI, BOYxBOY

This is my first fanfic in FFN, NI FF REAL MILIK AUTHOR! HunHan and other cast cuma author pinjem buat dijadiin karakter, sebab mereka semua sepenuhnya milik tuhan dan ortunya... Selebihnya imagine semata, if you don't like this fanfic go out! So enjoyed reading guys…

"My Old Guitar"

Prolog

Aku memegang gitar lamaku. Ku pejamkan mataku, meresapi setiap dentingan nada yang mengalun. Seolah pikiranku ikut menyatu bersama setiap alunan nada yang ku mainkan. Pengakuan yang tak bisa kubuat atau cerita yang tak bisa kuungkapkan seolah-olah hanya menjadi sebuah lagu yang kubuat. Yang aku tau hanyalah bahwa disetiap nada yang ku mainkan, dan pikiranku yang melayang bersamanya…. Hanya dirimu, hanya untukmu, dan disaat itu aku sadar bahwa…

AKU MENCINTAIMU

"Yak! Oh Sehun!"

"Aish bisakah kau diam dan berhenti mengangguku saat aku sedang bermain gitar!" Teriak namja bernama Oh Sehun yang kesal karena seseorang menganggu kesenangannya.

"WAE? Kenapa kau marah? Aku datang kemari hanya ingin menagih janjimu padaku bodoh!" Ucap namja itu kesal.

"Huuhh, arasseo… tapi tak bisakah kau menungguku bermain sebentar saja, lagi pula ini masih siang!" Seru Sehun yang sama kesalnya.

"Terserah kau saja… bersenang-senanglah dengan gitar bodohmu itu kalau perlu kencani saja dia. Aku pergi!" Sahut namja bermata rusa itu sambil meninggalkan Sehun dengan wajah kesalnya.

"Aissh Yak! Kau mau kemana Xi Luhan! Ini bukan gitar bodoh! Ini adalah benda paling berharga yang kupunya Setelah dirimu." Sehun yang berteriak-teriak mengucapkan kalimat terakhir itu dalam hati. Kemudian ia segera membereskan barang-barangnya dan kemudian pergi menyusul Luhan.

Luhan Pov…

Aisshh dasar Oh Sehun menyebalkan! Selalu mengabaikanku dan terus bermain dengan gitar bodohnya itu, benar-benar menyebalkan! Jika saja dia bukan satu-satunya teman baikku maka sudah kuhancurkan gitar itu sejak lama!

*My Old Guitar*

"Hosh… Hosh… Hosh… Luhan!" Yang dipanggil terus berjalan dan tidak menoleh pada namja yang tengah ngos-ngosan karena sedari tadi mengejarnya.

"Hossh… Luhan!" Tetap saja tak dihiraukan, karena kelewat kesal Sehun pun yang sudah kesal maksimal, mengejar Luhan dan menghentikannya.

"Aissh Mwo?" Teriak Luhan kesal karena Sehun menarik lengannya. Dengan nafas yang menderu dan tidak teratur Sehun menatap Luhan tajam.

"Huuhh… Kau ini kenapa? Hanya begitu saja marah! Aku juga menunggumu datang disana, karena kau tidak datang-datang akhirnya aku bermain gitar. Kita sudah kenal begitu lama kenapa kau malah bersikap seperti ini huh?"

Sehun bicara pada Luhan seolah namja itu tengah frustasi menghadapi sesuatu yang rumit. Ya memang, menghadapi seorang Xi Luhan bagi Sehun lebih rumit dari pada menghafal semua chord gitarnya.

"Kau yang kenapa? Apakah tidak bisa sehari saja kau lepas dari gitar bodohmu itu! Aku sudah ada dan memanggil-manggil dirimu disana tapi kau malah tetap diam dan memejamkan mata sambil bermain dengan gitar konyolmu itu seperti orang bodoh! Bisakah sekali saja kau lebih memperhatikanku! Aku ingin kita bermain bersama saja, tanpa gitar bodohmu itu! Tak bisakah seperti itu saja? Tak bisakah hanya kita berdua Sehun-ah?" Teriak Luhan tersulut emosi dan membuat Sehun terpaku.

"Benarkah? Kapan aku tidak memperhatikanmu Xi Luhan? Bahkan lebih dari aku memperhatikan diriku sendiri, aku selalu memperhatikanmu tanpa kau ketahui." Batin Sehun

"Baiklah… Kau menginginkan aku akan lepas dari gitarku? Kau ingin aku memperhatikanmu? Keurae, aku akan melakukannya!"

"Huh? Benarkah? Kau akan melakukannya?"

Luhan tak langsung percaya pada apa yang dikatakan Sehun. Bagaimanpun dia tau bahwa Sehun sangat sulit lepas dari gitar kesayangannya itu. Sejak pertama kali mereka bertemu Sehun tidak pernah melupakan gitar itu, dan selalu membawanya kemanapun dan memainkannya dimanapun.

"Tentu saja… Kau tau Oh Sehun tidak pernah main-main dengan perkataannya. Apapun itu untukmu Luhan."

"Baiklah kalau begitu… Jika kau berhasil lepas dari gitarmu selama satu minggu, tidak… satu bulan… tidak menyentuh gitarmu, tidak memainkannya, tidak membawanya, dimanapun dan kapanpun dan terus menghabiskan waktu bersamaku, maka aku akan percaya padamu."

Tantangan Luhan sedikit membuat Sehun melongo, errr satu bulan tanpa gitarnya oh tuhaann mampukah Sehun melakukannya. Dia belum pernah berpisah dengan gitarnya barang satu menit pun, dan ini SATU BULAN! Huuhhh….

"Baiklah, kita lihat satu bulan aku tidak akan berkontak sama sekali dengan gitarku, bahkan mungkin aku akan membuangnya sebelum satu bulan, kau puas!" Ucap Sehun percaya diri.

"WAAHHH! Benarkah? Hahaha aku akan sangat bahagia kau tau. Kajja kita pergi!"

Luhan yang begitu senang langsung merangkul Sehun yang lebih tinggi darinya dengan senyum mengembang. Tanpa ia sadari Sehun yang memperhatikannya merasa bahagia melihat senyuman itu mengembang diwajah orang yang ia cintai.

*Day One Without The Guitar*

"Arrggghhh…." Erang seorang namja yang tengah frustasi karena benda kesayangannya bagaikan lenyap begitu saja.

"Yak! Oh Sehun! Kau ini kenapa? Kau bisa botak jika terus menjambak rambutmu seperti itu!"

"Aisshh… bagaimana ini? Apa aku bisa melakukan tantangan dari Luhan? Satu bulan? Tanpa gitarku? Arrggghhh rasanya sungguh lebih sulit daripada aku harus menulis lagu dalam semalam."

"Pffttt hahaha… kau yakin? Lalu siapa yang akan menyanyikan lagumu? Kau? Suaramu saja sudah seperti bebek tercekik hahaha." Sahut seorang namja tan yang sedari tadi menemani Sehun dikantin sekolah.

"YAK! Diam kau! Lebih baik menulis lagu dari pada harus menunggu warna kulitmu berubah menjadi putih, sampai dunia runtuh pun tidak akan mungkin. Hahaha dan aku tidak mau menunggu selama itu. Hahahaha" Sehun yang balas mengejek pun tertawa tak kalah kerasnya.

"Diam kau albino!" Geram Kai kesal.

Hampir 3 minggu Sehun tak menyentuh gitarnya, waktunya selalu ia habiskan bersama Luhan. Pergi membeli bubble tea, menonton film, bermain game, atau sekedar berjalan-jalan bersama. Bahkan demi memastikan Sehun tidak menyentuh gitarnya Luhan sampai rela menginap di apartement Sehun.

"Apa kau yakin? Kau tidak perlu melakukan ini Luhan, aku tidak akan melanggar kesepakatan kita."

"Benarkah? Tapi aku belum yakin sepenuhnya padamu, untuk itu aku akan tinggal disini beberapa waktu, lagi pula kau tinggal sendiri di apartement sebesar ini, apa kau tak kesepian? Bukankh akan lebih baik jika aku bersamamu." Paksa Luhan.

Sang pemilik apartement pun hanya bisa menghela nafas panjang saat si namja rusanya itu menerobos masuk sambil membawa barang-barangnya. Ada perasaan senang dalam hati Sehun karena Luhan benar-benar ingin menghabiskan waktu bersamanya. Walaupun ia sangat rindu memainkan gitarnya tapi saat bersama Luhan, melihat senyuman diwajahnya sudah lebih dari cukup bagi Sehun.

Hingga tanpa disadari sudah satu bulan lebih Luhan tinggal bersama Sehun, dan Sehun sama sekali tak menyentuh gitarnya.

"Akhirnyaaa! Lihatkan! Aku bisa menjalankan tantangan darimu Xi Luhan, ini bahkan sudah melebihi kesepakatan." Ucap Sehun bangga, sementara Luhan hanya memasang wajahnya kesalnya. Dan kemudian pergi meninggalkan Sehun, merasa aneh Sehun pun mengejarnya.

"Hey! Xi Luhan! Tunggu! Kau mau kemana!" Sahut Sehun namun tak dihiraukan Luhan, Sehun pun sedikit berlari dan menghentikan Luhan.

"Kau ini kenapa? Apa kau marah? Hey! Jangan diam saja jawab aku!"

Sementara Luhan hanya menunduk diam, dan Sehun yang sedari tadi menunggu Luhan bersuara merasa bingung.

"Apa kau sangat bahagia? Apa kau akan memainkan gitar bodohmu itu lagi? Apa kau tidak akan menghiraukanku lagi?" Tanya Luhan dengan nada sendu.

"Hey! Berhenti mennyebut gitar itu bodoh? Dengarkan aku, kapan aku pernah mengacuhkanmu heum? Aku selalu bersamamu selama ini kan, aku juga tidak pernah menolak jika kau memintaku untuk menemanimu kemanapun, kapanpun, dan dimanapun. Bermain gitar itu hanya sebagai penghilang rasa jenuhku." Jelas Sehun.

"Apa kehadiranku selama ini membuatmu jenuh? Apa kau tidak merasa nyaman bersama denganku?" Tanya Luhan.

"Tentu saja tidak Luhan… karena justru bersamamu aku selalu bahagia, dan alasanku terus bermain gitar adalah karena dirimu, karena ketakutanku untuk mengutarakan isi hatiku membuatku melampiaskannya pada nada gitar yang kumainkan… batin Sehun" "Baiklah begini saja aku berjanji tidak akan mengacuhkanmu, bahkan aku tidak akan menyentuh gitarku saat bersamamu, aku akan selalu memprioritaskan dirimu heum…" Jelas Sehun

"Benarkah?" Tanya Luhan sekali lagi.

"Aigooo tentu saja rusa jelek!" Balas Sehun sambil merangkul Luhan dan mengacak-acak rambut siempunya.

"YAK! Apa kau bilang? Rusa jelek? Dasar bebek albino! hahaha"

Luhan yang balas mengejek pun tertawa sementara Sehun hanya mendengus kesal mendengar ejekan Luhan. Semuanya terus berjalan seperti itu, Sehun lebih banyak lagi menghabiskan waktu dengan Luhan, hingga tanpa sadar Sehun menyadari perubahan sifat Luhan yang sepertinya secara perlahan berusaha mengikutsertakan orang lain diantara kebahagiaan mereka. Dan hari itu pun tiba, hari dimana Sehun mendapati seseorang yang ia cintai tengah bercumbu panas dengan seonbae satu sekolahnya.

"Mpphhh…seo..mmpphh..nbaemmphh…henmmpphh…tikammphh"

"Luhan…"

To Be Continued

REVIEW JUSSEYO!

Yeheettt! Chap 1 akhirnya selesai! Huuhh gimana readers? Maapkan author kalo kalian kurang puas sama fanfic ini. Berharap sih responnya bagus. Author bakalan update chap selanjutnya secepatnya okay…. Jangan lupa review sebanyak-banyaknya author tunggu… Annyeong! See you next chap