Warning: Typos, ooc, oc
Ogami x sakura & Ogami x Oc (latter)
Rated T
Disclaimer: Code breaker adalah milik Akimine Kamijyo
Semua yang ada dalam fict ini –kecuali nama tokoh- adalah karangan dari author. Semua yang ada di chapter ini sepenuhnya ogami POV
Happy reading~
Don't like don't read!
Chapter 1; first Love
Aku tak akan pernah melupakannya. Dia adalah sosok gadis yang pernah mengisi kekosongan hidupku selama ini. Kenangan indah bersamanya, membuatku merasa… kehilangan. Seperti ada yang hilang dari dalam diriku, setelah ia meninggal.
Oh, seandainya aku bisa memutar waktu lagi. Oh tidak, maksudku seandainya Aoba tidak ikut mati bersamanya, aku akan memintanya mengulang kembali masa lalu kami. Masa dimana aku bertemu dengannya pertama kali disekolah.
Ah, rasanya aku mulai merindukan omelannya. Walaupun ia berisik, tapi aku diam-diam senang karena dia begitu perhatian. Saat ini tidak ada lagi yang akan menceramahiku seperti dulu. Tidak ada yang menyuruhku berhenti membunuh, dan tidak ada yang memberikanku pelukan secara tiba-tiba seperti yang dia lakukan kepadaku.
Aku jadi ingat, pertama kali kita bertemu saat aku baru masuk kesalah satu sekolah menengah atas yang ada di Tokyo.
-Flashback-
"Namaku Ogami Rei, salam kenal" Aku menyapa kepada semua siswa yang ada dikelas –baruku.
"Perkenalkan, Ogami adalah murid pindahan dari luar negri. Ia sekolah disini karena orangtuanya bekerja di Tokyo, jadi tolong bersahabtlah dengan Ogami" dan tentu saja semua itu hanya bohong. Sebenarnya orangtuaku sudah lama mati. Aku bahkan tidak tau mereka seperti apa, dan apa peduliku pada mereka?
Aku bahkan sudah kehilangan rasa kepercayaanku pada dunia ini. Dunia yang kotor ini, harus segera dibersihkan. Itulah yang menjadi komitmenku dari awal, menjadi seorang code breaker. Atau, bisa dibilang, aku adalah tukang pembersih sampah.
"Dan Ogami, kau bisa duduk disebelah Sakurakouji Sakura" ujar Kanda, menunjuk kesalah satu bangku. Iris sapphire bergerak kearah bangku yang ditunjuk Kanda yang letaknya tiga bangku dari depan dan terletak disebelah jendela. Aku melihat seorang anak perempuan sedang menatapku tajam.
Apa ada yang salah dengannya? Kenapa dia menatapku sampai seperti itu?
Aku tidak mau ambil pusing, segera saja aku berjalan kearah gadis berambut hitam keunguan yang sedari tadi menatapku tajam. Aku menyunggingkan sebuah senyum, saat aku sudah duduk disampingnya. Iris merah muda gadis itu terbelalak kaget, mungkin melihat aku tersenyum?
"Salam kenal, aku Ogami" aku menyapanya dengan nada ramah –yang dibuat-buat-
Sementara gadis itu menatapku dengan sinis. Iris gadis itu lalu tertuju pada tangan kiriku yang tertutup oleh sebuah sarung tangan –dan ya, kalian pasti tau kenapa aku memakainya'kan?
"Kemarin malam, Aku melihatmu" suara gadis itu terdengar tegas, walaupun ia sedang berbisik.
Aku menoleh cepat kearahnya, tapi aku tidak menunjukkan ekspresi apapun. Apa dia melihatnya? Oh, jadi ini alasannya kenapa gadis ini menatapku tajam? Aku harus memastikan sejauh mana dia mengetahui tentangku.
"Memangnya apa yang kau lihat? Apa benar-benar ada aku disana?" tanyaku dengan nada kalem. Aku harus menurunkan rasa kecurigaannya padaku. Dan dia tidak boleh sampai mengetahui bahwa aku adalah code breaker.
"Kau…" suaranya terdengar sedikit bergetar. Ah, dia benar-benar ketakutan? Sejauh itu'kah ia melihatnya?
"Kau membakar orang-orang itu…"
Oh dammit! Dia melihatnya?! Tidak kusangka, api biruku dapat dilihat olehnya?
Aku tertawa geli mendengar perkataannya, sebisa mungkin agar ia terlihat seperti berhalusinasi. "Kau bercanda? Bagaimana caranya aku membakar orang?" tanyaku sambil tertawa pelan, mendengar omong kosongnya itu.
"Kau, menggunakan api birumu!" ujar gadis itu dengan suara yang lebih tegas, tapi tetap dengan suara yang pelan.
Dia benar-benar melihatnya. Kalau begitu,…
"Jadi, kau memiliki bukti bahwa aku yang membakar mereka?" tanyaku dengan wajah datar.
Berhasil!
Dia diam seketika, lalu menggeleng pelan. Tapi setelah itu, sorot matanya kembali menatapku tajam "Tapi aku benar-benar melihatmu! Kau mengeluarkan api biru dari tanganmu, dan yang menjadi buktinya adalah tangan kirimu itu!"
Aku memandangnya dengan wajah bertanya. "Apa maksudmu dengan tangan kiri?"
"Kau menyembunyikan luka bakar akibat menggunakan api biru semalam'kan? Untuk itu kau memakai sarung tangan" jawabnya tegas. Harus kuakui, dia cukup tegas sebagai seorang gadis.
Aku tertawa pelan, walaupun semua teorinya –hampir- benar, tapi tetap saja. Aku pasti bisa membuktikan padanya, bahwa yang dia lihat itu hanya halusinasi.
"Kau mau tau? Baiklah, agar kau tidak menuduh macam-macam lagi" ujarku santai, sembari melepas sarung tangan hitam yang menutupi lengan kiriku. Setelah kubuka, aku tersenyum penuh kemenangan saat melihat wajah gadis itu shock. "Sudah kubilang'kan, aku tidak membakar mereka. Lagipula, tidak mungkin aku bisa mengeluarkan api secara tiba-tiba dari tanganku" ujarku seraya tertawa.
Pandangannya tetap tajam. "Kau bisa saja memanipulasi, dan membuang semua bukti-bukti!"
Ah, dia benar-benar gadis yang keras kepala. Apa ini tidak cukup untuk membuktikkan hal irasional yang ia lihat kemarin malam?
"dan juga, aku tau senyum yang kau pasang itu palsu!"
Dan kali ini mataku terbelalak. Dia, maksudku gadis ini? Dia mengetahui senyum ini palsu? Oh tidak, maksudku aku yang sebenarnya memang tidak pernah tersenyum. Yah, dan bisa dibilang ini adalah senyum palsu.
Tapi kenapa dia bisa mengetahuinya?
"Baiklah anak-anak, sampai disini dulu pelajaran dari saya" ujar Kanda-sensei dari depan kelas.
Aku lega, karena suasana riuh yang terjadi dikelas saat pergantian jam pelajaran dapat mengalihkan perhatian gadis ini dariku saat salah seorang temannya yang memiliki rambut pirang yang diikat dua, mengajak gadis ini berbicara.
Dari yang kudengar saat gadis yang kuketahui bernama Aoba itu, nama gadis yang duduk disebelahku adalah…
Sakurakouji Sakura
Nama yang cukup familiar untukku
.
.
TBC
Ah, ini adalah fict pertama saya dicerita Code Breaker. Yah, saya juga author baru di fanfict, yang baru mulai satu fict dicerita Kuroshitsuji. Saya minta maaf kalo ceritanya geje, dan sedikit banget ya? Tapi saya usahakan dichapter selanjutnya dibikin panjang dikit
Terimakasih yang sudah baca~
Saya terima kritik dan saran para readers! Please reviewnya
