Make Me Wish
Disclaimer : Masashi Kishimoto. Dan Shayne Ward beserta lagunya berjudul 'You Make Me Wish'. Lagu yang sangat 'mengundang imajinasi' dan... sedikit saia ubah di tiap kata 'girl' demi kepentingan cerita m/m saia...
A/N : My FIRST M-rated!! And it's specially dedicated to The One and Only : Nyi Ero~ *diseret paksa Nyi masuk ruang detensi ero dojo*
Warning : Boys Love (Gak terima yaoi GAK USAH BACA n Nge-flame!) Lime Squash, AU... (cukup ga?)
XxX
Sasuke tengah mencari space kosong di parkir basement gelap itu, saat telepon genggamnya berbunyi. Mengapa di gedung perkantoran setinggi 42 lantai begini masih ada saja sinyal masuk sih? Itu tidak bagus.
Terutama kalau yang menelpon itu Sakura.
Sasuke menekan tombol reject tanpa berpikir panjang. Ia sedang tidak ingin diganggu. Oleh siapapun, terutama keluarganya, dan seorang perempuan yang selalu mengklaim diri sebagai calon menantu keluarga Uchiha di masa depan. Malam ini saja, ia ingin mencoba sesuatu yang baru. Sendiri.
Sekalipun ia agak ragu dengan keputusannya ini. Bahkan sampai sekarang, sampai ia sudah menemukan tempat parkir dan seharusnya sudah turun dari mobil Lexus biru nya. Ia masih terduduk diam dan menghela nafas.
Sejenak ia merogoh saku jasnya, mengeluarkan sebuah kartu undangan berwarna ungu tua dengan corak keemasan.
69 UNDER: Delirious Night
-Special Invitation // VIP Passcard-
Sasuke mengamati kartu itu sekali lagi. Baiklah, tidak ada yang salah dengan mencoba.
#
Sasuke melangkah keluar dari lift, berjalan lurus ke sebuh ruangan tak jauh didepannya. Ruangan di lantai ke 40 itu sekilas tampak biasa saja. Kecuali penjagaan yang cukup ketat di depan pintu dan barisan orang-orang yang umumnya adalah laki-laki.
Mungkin dalam pengamatan kedua, sudah ada yang bisa menebak tempat apa itu.
Lihat saja neon-neon yang menarik mata itu. Atau dengarkan suara musik bertempo cepat di dalam, beserta suara dentingan gelas sekaligus jejakkan kaki berirama ke lantai.
Ya, itu klub malam.
Tentu saja, Uchiha Sasuke bukanlah seorang konservatif yang belum pernah datang ke tempat hiburan malam.
Yang membuat ini semua berbeda adalah...
...klub malam ini, yang disebut '69 UNDER'...
Merupakan klub untuk kaum gay.
Sasuke tak pernah membayangkan akan datang ke tempat seperti ini.
Ia tahu kakaknya yaitu Itachi, CEO perusaahan partner nya seperti Gaara, atau partner kerja sehari-harinya; Kakashi... semua adalah pengunjung tempat ini.
Mereka sebenarnya sudah sering mengajaknya ikut. Tapi ia selalu menolak.
Selalu menyebut-nyebut alasan pekerjaannya. Ataupun statusnya yang sering diklaim sesuka hati oleh Sakura.
Padahal Itachi ataupun Kakashi, yang sama-sama petinggi seperti Sasuke, tahu jelas Sasuke tidak pernah mencintai Sakura.
Sama seperti ia tidak pernah mencintai perempuan manapun di muka bumi ini.
Nyatanya, Sasuke lebih tertarik pada laki-laki. Ia sendiri tahu itu sejak masih SMA.
Sasuke memang betul-betul bisa menjadi perfeksionis kalau sudah masalah 'peraturan' dan 'sirkumstansi'. Perjodohannya dengan putri keluarga Haruno itu dilakukan hanya demi keluarga dan menjaga stabilitas namanya sehari-hari.
Namun setelah waktu berjalan, Sasuke menyadari beberapa kawannya yang sudah meninggalkan orientasi masyarakat pun bisa hidup stabil, jadi mengapa dirinya tidak bisa menjadi diri sendiri?
Kemudian datanglah undangan klub itu dari Kakashi untuk ke-delapan belas kalinya, dan Sasuke akhirnya menerima.
Dan di sinilah ia sekarang.
Matanya hanya menatap dingin pada si penjaga pintu yang sedang meneliti kartu undangannya. Kalau dari cerita Gaara, dengan kartu itu ia bisa masuk tanpa harus antri dan menikmati berbagai eksklusivitas lainnya.
"Silahkan masuk, Uchiha-sama," si penjaga pintu, seorang laki-laki bertubuh besar yang bajunya terlihat seperti gorden diselempang asal itu menyebut namanya dengan segan. Uchiha bukan nama sembarangan. "Lewat sini."
Sasuke mengernyit sedikit ketika laki-laki itu membukakan pintu lain di samping pintu utama.
"Silahkan. Sebagai pemilik Violet Passcard, anda punya akses khusus ke klub kami. Akses ini akan membawa anda ke posisi paling strategis untuk menikmati acara apapun yang ada," jelasnya dengan suara lembut saat Sasuke mulai melangkahkan kaki ke dalam, "Satu lagi, Uchiha-sama,"
"Hn?"
"Anda mendapatkan pesan dari Kakashi-sama dan Jiraiya-sama pemilik klub kami, Anda diminta untuk menikmati show spesial kami malam ini, dan mengatakan pendapat Anda kepada mereka kelak."
Sasuke menatap laki-laki berpapan namakan 'Juugo' itu lekat, menanti kalau ada pesan lanjutan. Tapi Juugo tak berkata apapun lagi.
"Itu saja?"
"Ya," Juugo setengah menunduk.
"Hn. Jam berapa acara spesial ini dimulai?" Sasuke bertanya sedikit tertarik, ia tidak pernah sekalipun meremehkan selera ataupun perkataan dua orang kenalan yang lebih tua darinya itu.
"Tak lebih dari 20 menit lagi," Juugo melihat jamnya sebentar, "untuk sementara silahkan nikmati waktu Anda."
Sasuke hanya mengangguk buram saat Juugo kembali ke tugasnya menjaga pintu utama.
Malam ini nampaknya tidak akan buruk.
#
Sasuke menenggak Red Liquour nya seraya melihat sekeliling. Bar khusus tamu VIP ini memang betul-betul strategis. Ia bisa melihat cukup jelas kerumunan manusia yang menggerakan tubuh mereka dengan liar di lantai dansa sana.
Jangan mengharapkan Sasuke untuk turun melantai. Sekalipun musik yang dimainkan memang mampu menggugah sel tubuhnya, Sasuke tidak merasa ada keharusan untuk membiarkan tubuhnya diambil kendali.
Lagipula dia tidak punya pasangan. Dan turun melantai untuk mencari pasangan bukanlah gaya seorang Uchiha.
Meski jauh di dalam hatinya, ia berharap ia memiliki satu.
Sasuke memandang sekeliling lagi, seharusnya tinggal beberapa menit lagi sebelum acara spesial itu dimulai dan minumnya kini sudah habis.
Kemana si bartender berkepala nanas itu pergi? Sasuke malah menemukan beberapa laki-laki yang sedang memperhatikan dirinya dari atas sampai bawah, membuatnya risih setengah mati. Apalagi semakin lama tatapan itu malah makin bernafsu. Sasuke sebisa mungkin menjaga sikap, ia tetap mepertahankan postur aristokratiknya, mengicirikan tidak ingin membuat kegaduhan dengan salah satu dari mereka. Uchiha bisa mengeluarkan aura dingin mematikannya di saat-saat tidak menyenangkan seperti ini.
Tadinya, Sasuke ingin tetap memain-mainkan gelas kosongnya itu, tapi sudut matanya menangkap kedatangan seseorang dari samping.
Betul-betul ada yang nekat mendatanginya? Waw, klub malam memang 'bukan' tempat yang biasa.
Sasuke merasakan sebuah tangan yang cukup mungil menepuk bahunya, namun tidak menengok barang sedikitpun.
"Hei," terdengar si pemilik tangan itu bersuara.
Suaranya termasuk tinggi untuk seorang laki-laki. Tapi disana juga terdapat nada serak yang basah.
Menggoda. Itulah identifikasi pertama yang dapat dilakukan syaraf pendengaran Sasuke.
Maka ia pun menolehkan wajahnya sedikit, menemukan tangan kecoklatan eksotis yang sedari tadi beristirahat di bahunya.
"Apa kamu Uchiha Sasuke?"
Sasuke mengangkat sebelah alisnya. Pertanyaan macam apa itu? Apa orang ini termasuk penjilat gila harta yang biasa menempel pada keluarganya?
Mata Sasuke tak pelak meneliti penampilan pemuda itu.
Baju luarannya adalah hoodie berwarna jingga gelap dengan garis ala racer berwarna hitam pekat di lengan kirinya. Dan sebagai bawahan... ia mengenakan celana jeans pucat yang super pendek.
Sekilas baju itu kekanakan sekali, seakan-akan pemuda itu memang remaja yang salah masuk ke klub semacam ini.
Tapi kemudian Sasuke menemukan bahwa pemuda ini...cukup atraktif.
Rambutnya yang pirang pendek digaya acak, seperti baru bangun tidur..
Mata biru muda yang bersinar lurus, mencolok kontras dengan kulit tan miliknya...
Dan apa itu... enam garis teramat halus di pipinya yang membuat wajahnya tampak... liar.
Belum lagi leher jenjang dan kaki mungil yang tampak terlatih kuat di bawah sana...
...anak ini, lebih dari atraktif.
Dia sungguh sensual.
"Hei, kau! Jawab dulu, apa kau Uchiha Sasuke?"
Suara lantang yang teramat vokal itu membuat Sasuke sedikit menyeringai angkuh, "Ya."
Pemuda itu sejenak menghela nafas lega lalu kembali berkata, "Arrgh, apa yang kau lakukan di sini dari tadi sih?"
"Kau tak bisa lihat, aku sedang menikmati waktuku...dobe," Sasuke memancing.
"Aku tahu– APA KATAMUU? Gah, dasar kau TEME!" pemuda itu setengah meraung.
Suara yang sangat vokal. Meski harusnya bisa terdengar lebih jelas kalau saja tidak hingar-bingar seperti ini.
Sasuke jadi ingin tahu sevokal apa lagi suara anak ini di tempat tidur.
"Kenapa lagi kau melihat ke arahku seperti itu?" dia memprotes lagi, namun Sasuke tetap menatap stagnan padanya, "kau tahu, kalau kau menunggu Shikamaru melayanimu di sini, kau hanya membuang waktumu!"
Jarang betul ada orang yang sebegini blak-blakan langsung ke tujuan, Sasuke jadi kian penasaran.
"Kalau kau memang punya kartu ungu sial itu, kau bisa mendapatkan bartender pribadi untukmu sendiri! Shikamaru tadi sedang kosong, dan sekarang ia minta tolong padaku untuk bilang supaya ku cari bartender pribadimu saja," ia menjelaskan dengan terburu-buru.
Sasuke hanya setengah mendengarkan. Bukan salahnya kalau bibir merah anak ini lebih menarik matanya.
"Hei kau teme~, dengar tidak?"
Dan muka yang setengah merenggut itu, astaga... Sasuke belum mau kehilangan kendalinya!
"Hmm, dobe. Kau benar-benar tidak lihat aku mendengarkanmu ya?" Sasuke mengeluarkan suara setengah menyindir.
"Gah! Terserah apa katamu... Kau cari bartender pribadimu itu sendiri, oke?"
"Hn," hanya itu yang keluar dari bibir Sasuke, matanya kini ganti menatap dalam ke mata pemuda pirang di depannya.
Mata mereka berdua bertemu dan bertatapan cukup lama, namun anak itu buru-buru memalingkan wajahnya dan berlalu.
Padahal Sasuke belum tahu namanya siapa.
Dipanggil pun nampaknya tiada guna karena tahu-tahu anak itu sudah menyeruak ke tengah keramaian.
#
Tak lama kemudian, saat Sasuke naik ke lantai 2 khusus VIP, lampu mulai dimatikan dan musik pun terhenti sejenak.
Kini ganti lampu sorot bernuansa ungu dan hijau berpendar-pendar di sekitar panggung. Warna musik pun berubah menjadi lebih hidup dan festivalistik.
Show utama sudah akan dimulai.
Sasuke memang sudah sengaja naik kemari. Lantai dua ini sebenarnya lebih mirip sebuah meja bar melayang. Bentuk bundar dengan jari-jari 3 meter dan digerakkan oleh semacam crane dari atas untuk naik turun, sengaja dirancang bagi para tamu eksklusif yang ingin meikmati keliaran malam sekaligus kembali ke alam privasi mereka di hitungan yang sama.
Juga untuk menikmati layanan spesial dari penampil show utama saat acara berjalan.
Perlahan suara musik pembuka semakin jelas terdengar dan pendaran lampu sorot semakin cepat.
Sasuke menengok sekitarnya, tak lebih dari 10 orang sesama tamu eksklusif ada di sekitarnya. Semuanya menjaga sikap mereka seraya tetap mengicirikan ketertarikan, sementara para pengunjung yang di bawah sudah mulai menggerakan tubuh mereka lebih liar dan bertepuk tangan menyambut acara puncak.
Lantai bergerak ini mulai beranjak tepat ke atas himpunan keramaian ketika musik betul-betul terdengar.
I know that you notice since walking through door, yeah
The sexiest body is dancing on the floor, yeah
Panggung menyala, menampilkan seorang pria berpenampilan atraktif di sana, seorang yang dipanggil Neji.
Neji, seorang pemuda berkulit pucat dan berambut panjang coklat kehitaman. Ia mengenakan semacam kaus putih lengan panjang yang kelonggaran dan bawahannya adalah celana coklat tua yang memilki banyak robekan dan rantai.
Pemuda itu mulai maju ke bibir panggung dan menggoyangkan tubuhnya tanpa malu-malu. Wajah nya yang mengicirikan kepolosan segera berganti menjadi menggoda dan jauh dari kesan suci.
Pinggulnya bergerak sugestif, seakan menandakan masih ada yang akan datang.
Dan nyatanya, datanglah seorang pemuda lain ke tengah panggung.
Yang mengenakan jaket kulit hitam dengan ikat-ikat jingga di lengannya dan bawahan celana super pendek.
...Dia itu pemuda pirang yang tadi.
You move your body like I never see before, yeah
You make me wish that I didn't have a girlfriend
Sasuke bisa merasakan gelora yang memuncak saat kemunculannya. Gelora para lelaki lain di bawah sana dan geloranya sendiri. Siapa namanya mereka sebut-sebut tadi?
Naruto.
Dia lah satu-satunya yang mampu menangkap perhatian Sasuke setelah sekian lama.
Tubuh Naruto bergerak binal secara vertikal ke sebuah tiang di panggung. Pole dance, itu yang biasa orang bilang, dan Sasuke juga sudah pernah liat beberapa kali.
Namun yang satu ini tampak jauh berbeda.
Jemari nya yang menggerayangi tiang dengan cekatan, semenatara pinggulnya yang terpamerkan itu mengayun penuh tenaga. Mata biru terangnya kini bersinar temaram, tertutupi nafsu dan keinginan yang liar. Kini Naruto mengaitkan sebelah kakinya di tiang, yang lainnya dipanjangkan dalam satu garis lurus. Lehernya yang dijenjangkan kebelakang berkilat dihiasi air yang mengucur. Kemudian ia meliukkan tubuhnya dalam gerakan terpatah....
Horizontal Tango (1). Dance between The Sheet.
Hanya itu yang dapat Sasuke ingat ketika melihatnya.
Tetapi mata itu teteap berkonsentrasi penuh mengikuti pergerakan Naruto. Sasuke tak ingin kehilangan mangsanya setelah sekian lama. Tak juga ketika Naruto menemani Neji di bibir panggung dan mereka berdua melakukan service berupa ciuman singkat sebelum Neji berpindah posisi.
Naruto kini berada di tengah panggung.. Lampu sorot keunguan dirahakan padanya, ia siap menggeliatkan tubuhnya sekali lagi. Atas, dan bawah... Tak hentinya Naruto menggerayangi tubuhnya sendiri. Sesekali ia bergerak sedikit lebih maju, membiarkan beberapa penonton yang terhanyut di bawah sana menyentuh tubuhnya sedikit-sedikit. Hanya sebentar, Naruto kemudian mundur kembali seraya memainkan kaki jenjangnya, kali ini seorang penampil pembantu yang menggunakan topeng muncul entah darimana dan mengikuti gerakan liar Naruto dari belakang.
Seakan-akan keduanya tengah melakukan persetubuhan di atas panggung.
It's crazy
So crazy the way your body shaked
I almost forgetting control when you get naked
Sasuke bisa merasakan tubuhnya bergetar hebat. Ya, dia menjadi sangat terangsang sekarang. Tapi, yah, dia menjadi cemburu dengan siapapun yang kini tengah menari bersma Naruto.
Liukan itu...dan geliat tubuh itu... Tangan yang menjalar ke segala arah... serta mata yang meminta kepuasan lain. Sasuke tak pernah mengerti mengapa permpuan manapun tak ada yang bisa membuat daya tarik sehebat ini untuknya.
Because baby, baby, baby
You don't have to work it
You make me wish that I didn't have a girlfriend
Mandadak, mata keduanya bertemu. Sasuke terpaku sebentar. Sementara Naruto terus menggoyangkan tubuhnya, kali ini ia sudah menurunkan resleting jaket kulitnya, sekalipun matanya juga tertuju pada Sasuke seorang.
Ia melewatkan satu langkah dalam tarian.
Sasuke menyeringai penuh kemenangan, mungkin ia punya harapan kalau si bocah itu memang lebih berkonsentrasi padanya.
Lalu, seperti semakin melengkapi kemauan Sasuke, bar melayang yang ditempatinya bergerak ke bibir panggung. Dengan pengontrolan crane yang tepat, kini bar itu sudah tersambung tepat di sisi panggung.
Sasuke memperhatikan gerakan tubuh Naruto dari samping, melemparkan pandangan menginginkan tubuh itu untuk berada di bawahnya. Menyentuhnya, memasukinya, memilikinya...
Dan ia yakin, Naruto sadar pandangan macam apa yang menelanjangi drinya sedari tadi.
Karena ia telah membalas pandangan itu.
Dan setelah aksi stunt itu berakhir, Naruto melangkah dengan seduktif ke arah Sasuke, diirngi tatapan iri puluhan laki-laki di barisan depan.
Sasuke menatap mata Naruto sekilas, sebelum Naruto mendekatkan wajahnya dan menggigit telinga Sasuke pelan. Didorongnya pundak Sasuke menjauh, dalam cara yang liar namun tidak kasar sama sekali.
(Dance with me)
Do you wanna dance with me, boy?
Just for a little while...
(Dance with me)
Don't you wanna danced me, boy?
Yeah...
Naruto duduk di pangkuan Sasuke. Kakinya yang telah dilebarkan membuat sesuatu diantara mereka bersentuhan dibawah sana. Dan ia pun mulai menggesekkan pinggulnya ke pinggul Sasuke sementara tangannya mengait manja ke tengkuk pucat itu.
Tangan Naruto merambah pipi Sasuke, membuat lelaki itu bertatapan mata dengannya. Mata Naruto yang penuh dengan nafsu... Sasuke tahu itu. Iapun tak menolak ketika bibir panas itu menjalari bibirnya, menjilati dengan liar seluruh bagian dalam mulutnya. Keluar masuk ke dalam bibirnya, naik turun...menjejalajah rahang dan buah adam yang berdegup naik turun.
Kecupan panas, gesekan-gesekan nakal, dan suara-suara rendah yang menggaung manja ke telinganya...
Sasuke tahu betul tubuhnya tak dapat berbohong. Darah mengalir deras ke arah selatan, dan bagian tervital dari tubuhnya pun menegang.
"Ummmh.."
Sasuke tersenyum kecil mendengar desahan yang dukeluarkan Naruto. Tapi bocah satu itu tak juga mengehentikan kecupan dan gesekkan yang dilakukannya. Sebaliknya Sasuke dapat merasakan justru ia semakin bersikukuh melakukannya.
Tangan Sasuke pun kini ikut bekerja. Pertama ia meraba kepala Naruto, mulai menarik rambut pemuda itu. Memaksa Naruto memasukkan lidah itu lebih dalam lagi ke rongga mulutnya.
Lalu ke bagian depan tubuhnya.
Ia melepas paksa jaket kulit Naruto, meninggalkan nya hanya menggunakan kaus ketat berwarna putih yang kontras dengan warna tan di kulit. Awalnya ia hanya meremas pundak mungil Naruto, lalu turun ke lengan dan menyerang rusuk serta dada yang terlatih di sana. Tapi kemudian Sasuke menemukan titik lain yang sedari tadi memang sudah diincarnya. Ada puting yangmulai mengkaku di sana dan dengan sengaja, Sasuke malah menyentuhkan tangan dinginnnya. .
"Nggghh.." nafas Naruto setengah tercekat.
Jari Sasuke yang dingin
Menekan, memutar, lalu di tekan lagi.. Panas, Naruto dapat merasakan seperti ada tombol yang serentak aktif di seluruh bagian tersensitiv tubuhnya.
Senyum di wajah Sasuke semakin melebar di tengah nafasnya yang juga makin menderu.
Dari balik celana jeans pendek naruto yang agak tebal, dirasakannya sesuatu yaang mulai basah..
Tubuh Sasuke menggelinyang sedikit. Rasa di saat alat vital mereka berdua bersentuhan memang agak perih...namun juga nikmat.
"N-naruto.." Sasuke memanggil nama itu di sela-sela ciuman mereka. Tangannya kini mengelus bagian belakang tubuh Naruto yang membulat sempurna.
Dia hampir melenguh gusar dibuatnya... Bagian yang kencang itu, sungguh tidak sabar untuk dijadikannya sebagai milik.
Membayangkannya saja membuat kepunyaan Sasuke makin membesar.
"Nnggh.."
Naruto mendesah lagi sebelum ia menarik ciumannya. Mukanya merah padam. Ia tak berani menatap wajah pelanggan satu ini.
Sungguh terlarang, penari sepertinya jatuh tergoda akan seorang pelanggan.
Tapi, jika 'ketegangan' yang mulai basah di sana tak kunjung mereda, dan malah berkembang secara perlahan...
...daatkah ia berharap lelaki bermata gelap di hadapannya juga merasakan keinginan yang sama dengannya?
Naruto secara ragu-ragu menundukkan kepalanya..
Entah sejak kapan klub ini serasa seperti klub privat, tapi yang diharapkannya adalah semua pelanggan kali ini lebih memerhatikan Neji daripada dirinya.
Naruto menyentuh ragu-ragu 'kepunyaan' Sasuke.. Sasuke hanya menahan nafasnya kuat-kuat, satu-satunya tanda yang diberikan adalah melebarkan kakinya, memberikan akses lebih untuk satu-satunya mahluk yang mampu memikatnya setelah sekian lama.
Melihat ini, Naruto tersenyum nakal. Dia tak salah untuk berharap.
Ia menatap mata Sasuke lurus-lurus. Menginginkan lelaki ini untuk sadar dari nafsu yang bahkan mulai menutupi bola matanya.
Karena ia siap untuk memberikan lebih...
"Hei teme," bisiknya di telinga Sasuke, tangannya melonggarkan dasi Sasuke dan mulai mempreteli kancing jas eksekutif yang dikenakan Sasuke "mau main ke tingkatan yang lebih seru?"
Sasuke terkesiap, tak mampu berkata-kata. Ia balik menatap naruto, sesaat sulit baginya untuk berkonsentrasi saat tubuhnya tengah 'panas' seperti ini..
Kaki Naruto disilangkan, ia beranjak berdiri, "Setelah pulang, di pintu belakang."
...
Sasuke menjilat bibirnya yang masih basah. Entah saliva siapa di sana. Inderanya hanya mendeteksi lagu yang telah terhenti...rupanya musik telah lama usai dan kerumunan pun sudah menyurut.
Mereka sepertinya keasikan tadi..
..dan keasyikan itu masih akan berlanjut, sampai pagi nanti.
XxX
TBC
XxX
(1) Horizontal Tango = hubungan seks. Apa lagi coba? XDD Err, ini istilah saia dapet dari fic Yuri, jadi yaahh..nggak tahu lah..=.="
End Note's:
Gyaaaa~ cerita rate M macam apa ini?! Ancur! Gaje! Rusaakk! Mugyyaaaa~ untuk senpai-senpai yang lebih mahir, ataupun readers yang punya kritisasi tinggi.. augiie mohon bimbingannya lewat reviewww! Sangat butuh bimbingannyaaaaa~*bows*
See you in 2nd chap ^_^;
