Love at OSIS Club
Fairy Tail © Hiro Mashima
Love at OSIS Club © author
Summary: Kisah tentang awal Lyon yang salah satu pangeran sekolah dan Juvia yang keras kepala tapi rada rada blo'on bisa bertemu, pacaran, hingga lengket sampe sekarang. For LyVia fans, this fic for ya!
Genre: Romance
Rate: T
Pairing: LyVia
Setting: Disini Juvia memakai hair style-nya yang terbaru, yang lurus sepunggung itu loh! Lalu disini Juvia dkk Sudah kelas 2 SMA :D!
Warning: OOC, AU, alur ga jelas, pair ga laku, and anymore
.
.
Akhirnya bisa juga buat bikin fic LyVia! Jujur, aku tuh suka banget sama pair ini, malah akunya ga suka sama pair GrUvia yang lebih laku. Aneh, kan? Tapi emang selera itu nggak mesti sama, kan?
Mungkin chap chap awal bakalan keliatan seperti GrUvia, tapi endingnya bakalan LyVia! Ingat, ini LyVia fic!
Yosh, happy reading!
.
.
DON'T LIKE, DON'T READ!
.
.
.
.
Siapa sih, yang nggak tau tentang Fairy Senior High School atau FSHS? Sekolah paling elite nan kaya di seluruh Fiore. Bangunannya sangat besar. Lapangannya saja sebesar lapangan bola dan bangunan untuk satu kelas saja setinggi bangunan bangunan kantor di Fiore.
Bagi yang belum tau, kalian dapat mengenal tentang FAHS lebih dalam dengan membaca fic ini!
Disekolah ini, Fairy Senior High School atau FSHS, sekolahnya memiliki keunikan tersendiri, yaitu ekstrakulikuler sebagai nilai raport sampingan, tapi tetap memengaruhi kelulusan. Jadi, murid murid harus memilih satu ekstrakulikuler yang disediakan, yaitu: kesenian M4 (menyulam, menjahit, merajut, mendesain), musik (piano, gitar, biola, violin) photografi, model and action, dance (modern dance, tari tradisional) jurnalistik, kesenian (melukis, memahat, membuat kerajinan), bela diri (karate, pedang, taekwondo, kung fu, thai boxing), dan olahraga (bulu tangkis, renang, basket, sepak bola, kasti, rugby). Dan hebatnya lagi, bila terpilih sebagai ketua OSIS, maka nilai raport akan ditambah. Asyik, kan?
Beralih ke gedung. Disini cukup lengkap. Ada panggung seperti di stasiun televisi untuk acara acara sekolah, kelas kelas yang berjumlah 18 kelas, lapangan untuk masing masing cabang OR, ruangan untuk masing masing cabang ekstrakulikuler indoor, toilet toilet megah, ruang pertemuan, dan asrama putra dan putri. Yeah, FSHS memang sekolah berbentuk asrama.
Soal tradisi tahunan, siswa siswi biasa untuk memilih tiga putri sekolah dan tiga pangeran sekolah setahun sekali. Tahun ini, putri sekolahnya adalah Lucy Heartfilia, Jenny Realight, dan Erza Scarlet. Sedangkan pangeran sekolahnya adalah Gray Fullbuster, Jellal Fernandez, dan Lyon Bastia. Erza itu sekretaris OSIS dan anak klub pedang, Lucy anggota klub jurnalistik dan ketua OSIS, Jenny adalah anak model and action (MAC), Gray anak sepak bola, Jellal anak rugby dan anggota OSIS, serta Lyon anak klub basket dan anggota OSIS juga.
Pada saat akhir tahun pelajaran atau tutup tahun pelajaran, sekolah membuat pesta dansa. Pangeran dan putri sekolah tentunya harus memilih pasangan untuk berdansa di lantai dansa utama. Biasanya, pangeran malah memilih putri sekolah sehingga tak ada orang biasa yang bisa berdansa di lantai dansa utama. Tapi ada juga yang memilih gadis biasa seperti pangeran sekolah tahun lalu, Sting Eucliffe, memilih Yukino Aguaria yang gadis biasa untuk berdansa dengannya.
Selain itu, ada kebiasaan unik juga. Disekolah ini, untuk menandakan bahwa seseorang adalah murid FSHS, harus mengenakan cap dengan logo FSHS yang aneh dimanapun yang mereka maui. Contohnya Natsu mengenakan lambang di lengan kanannya atau Lucy mengenakan logo di punggung tangan kanannya.
Sepertinya perkenalan tentang FSHS sudah cukup lengkap. Nah, sekarang kita kembali ke tokoh utama kita, Juvia Loxar.
Juvia melangkahkan kakinya cepat. Ugh, gadis bersurai biru itu merutuki dirinya yang melupakan membawa alat alat menjahit untuk pelajaran hari ini. Padahal, jam pertama ini ia ada rapat OSIS di sekolahnya, dan itu berarti ia harus lebih cepat sampai sekolah. Karena ia juga adalah wakil OSIS jadi harus berangkat lebih dulu. Uh!
Bruk!
Juvia menabrak seseorang saking lamanya ia melamun.
Oh My God! Gray Fullbuster, si anak sepak bola yang ganteng and ramah itu, dan juga salah satu pangeran sekolah setelah dua lainnya, tak sengaja bertabrakan dengannya! Juvia mulai memainkan imajinasi alaynya, kalau kalau Gray akan membantunya berdiri, membantu membereskan barang barangnya, berkenalan, Gray jatuh cinta padanya, dan mereka pacaran! Oh My God!
"Kau tak apa apa, kan?" tanya Gray sambil memasang senyum menawannya.
"I-i-i-iya Gr-Gra-Gray-sa-sa-sama..." jawab Juvia dengan blushingnya yang tidak hilang hilang.
"Syukurlah," jawab Gray masih dengan senyum hangatnya, membuat Juvia mimisan. Namun sepertinya Gray tidak memperhatikan kalau Juvia mimisan, ia terus saja melenggang pergi. Sadar kalau ia harus ke ruang OSIS, Juvia segera membersihkan darah bekas mimisannya, dan bergegas pergi berlari ke ruang OSIS.
Eh, masih ada waktu lima menit lagi. Juvia yang terengah engah sampai di depan ruang OSIS, lalu menaruh tasnya di salah satu bangku yang ada.
Dan, this time isn't lucky! Disana sudah ada Lyon Bastia yang juga anggota OSIS dan juga pangeran sekolah! Sayang sikapnya yang amit amit itu membuat Juvia ilfeel dengan orang berambut keperakan itu. Sebenarnya ia memang mengakui kalau Lyon ganteng, sih. Tapi, tetap saja sifat Lyon yang kasar dan amit amit itu nggak bisa ditoleransi.
Tanpa banyak bicara, Juvia mengambil tempat duduk agak jauh dari tempat Lyon duduk. Kalau ia duduk dekat dengan monster itu, bisa bisa ia kena semprot olehnya. Idiiiih! Padahal, yang wakil OSIS itu dia, kan?
Tak lama kemudian, anggota OSIS yang lain memasuki ruangan luas dan sejuk itu. Juvia dan Lucy lalu maju, memulai rapat OSIS tentang acara akhir tahun yang akan diadakan lima bulan lagi.
"Haaaaiiiiii Juvia~~ waoooo..." seru Levy dan Lucy sambil menaruh tangannya di dagu seperti pose watados di sebuah iklan keju dengan seekor sapi sebagai maskot produk mereka.
"Ish, apaan sih, Lucy, Levy? Juvia nggak usah digituin!" respon Juvia terhadap kedua temannya itu sambil merengut.
Levy dan Lucy hanya terkikik kecil mendengar perkataan Juvia yang terlihat seperti anak kecil itu, padahal ia adalah wakil ketua OSIS. Mereka lalu melangkah kekelas dan memanggil Cana untuk ikut serta dengan mereka.
"Tau, nggak? Aku ketemu sama cowok ganteng, lo! Namanya Hibiki!" kata Cana menggebu gebu dengan bir yang setia digenggamnya.
"Hibiki? Hibiki Laytis maksudmu?" tanya Lucy dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Yeah, siapa lagi? Hibiki, anaknya perusahaan H... H..."
"Heartfilia Group?"
"Ya! Eh, Heartfilia?"
"Hehehehe, asal tau saja, Hibiki itu kakak angkatku! Sebenarnya, namanya di akte Hibiki Heartfilia, tapi dia lebih suka pakai nama lamanya, Laytis."
"APA?!"
Lucy, Levy, dan Juvia tersenyum, sementara Cana masih shock dengan fakta barusan. Oh My God! Hibiki... kakaknya Lucy? Fakta dan info yang sangat sangat sangat sangat mendebarkan dan seru! Lucy kan bisa mak comblangin si Cana sama Hibiki...
"Duh! Sudah sore begini, tapi Juvia terlambat pulang! Payah, pasti Juvia sudah ditunggu!" omel Juvia sambil terus berlari pulang.
Sepertinya harapan Juvia untuk bisa pulang dan beristirahat dari semua kegiatan sekolahnya yang melelahkan pupus sudah. Di gang sunyi dan gelap itu, menunggu beberapa orang preman yang berniat mengganggu Juvia.
"Siapa kalian? Ada urusan apa dengan Juvia?" hardik Juvia mencoba berani.
"Kau cewek yang menarik. Mainlah dengan kami, kami akan menemanimu selama satu hari penuh. Bagaimana?" tawar salah seorang preman itu sambil memegang pundak Juvia. Juvia tegang. Cowok cowok ini berani sekali.
Tanpa menunggu apa yang akan Juvia ucapkan, cowok cowok itu mulai mendekati Juvia. Juvia hanya bisa meratapi nasibnya sambil menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya, menunggu apa yang akan dilakukan cowok cowok itu.
BAK! DUAK! DUAK! BRANG! DUAK!
Juvia terheran heran, kenapa ia tidak merasa sakit apapun. Ia membuka matanya dan terkejut melihat apa yang terjadi. Lyon menyelamatkannya! WTH! Lyon menyelamatkannya? Sang OSIS yang cuek dan omongannya kasar itu menyelamatkannya?!
Preman preman tersebut berlari kabur menjauhi Lyon dan Juvia. Lyon tersenyum puas.
"Kau tak apa apa, Juvia?"
"I-iya...Ly-Lyon-sama..." ucap Juvia yang masih speechless dengan kejadian tadi.
Sepertinya ia harus sedikit merubah pandangannya terhadap cowok di hadapannya. Ternyata Lyon tidak seburuk yang ia kira selama ini.
"Makanya, jadi cewek jangan sok berani! Sudah tau preman itu gak pernah main main sama cewek, malah sok berani dan nantang nantang, pake hardik segala!" omel Lyon.
"APAAA! Lalu kenapa? Itukan bentuk pertahanan! Lagian, siapa suruh Lyon-sama menyelamatkan Juvia?!"
"Kau itu bukannya berterimakasih, malah ngomel ngomel! Berterimakasihlah karena aku sudah menyelamatkanmu!"
"Iya, iya! TE-RI-MA-KA-SIH! Puaskah kau, Lyon de Janeiro?"
"Hah?"
Adu debat itu akhirnya berhenti juga saat mereka tanpa sadar sudah sampai di depan rumah Juvia. Mereka saling tatap tatapan dengan ganas sampai akhirnya Lyon mengucapkan selamat tinggal pada Juvia dan melenggang pergi dengan santainya.
"Nah, sekian rapat OSIS kali ini. Ada yang perlu ditambahkan?" tanya Juvia dengan tangan masih menggenggam spidol.
Lucy yang sudah tampak bosan tiba tiba tersentak. Ia mengangkat tangannya tanda akan menyampaikan sesuatu – padahal ia kan ketuanya, jadi harusnya ia tidak perlu mengangkat tangannya – dan mulai mengucapkan apa yang ada di pikirannya.
"Jadi, aku harus pindah sekolah karena ada suatu urusan. Dan karena aku pindah, kumohon ada yang menggantikanku." Jelas Lucy.
Semuanya hening.
"Nah, Lyon, kamu yang menjadi penggantiku sementara, ya?"
'Apaaaaa? Lyon yang akan menjadi pengganti Lucy? Nggak mau! Juvia nggak mau!' batin Juvia agak ilfeel. Namun karena Lucy ketuanya dan keputusan Lucy tidak dapat diganggu gugat, maka Juvia hanya bisa diam.
Ia hanya diam memandangi Lyon yang sedang diberi wejangan ini itu oleh Lucy. Sementara itu, Lyon sempat melirik Juvia dengan tatapan sukurin-deh-lo kepada Juvia sehingga membuat Juvia semakin kesal dengan pemuda itu.
Arghh!
'Someone, please help me!' inner Juvia keki.
TBC
Chap satu rilis (?)!
First fic with LyVia pairing! Yeiii! Merdeka pair LyVia!
Fic ini adalah sebuah sumbangan (?) untuk pair LyVia yang sepi pengunjung. Padahal ini pair imut imut, loh! :D Nah, karena author suka banget sama Lyon dan mendukung cintanya, maka jadilah author menyukai fic ini dan membuatnya! Kyaaaa~~~ author meleleh...
Terus saia juga bingung, si Juvia temennya siapa ja? ._. maka saia kasih aja Cana, Levy, dan Lucy sebagai temannya Juvia. Hehehehe...
Akhir kata, mind to reviewww?
