Summary
Aku menyukaimu, tapi aku takut.
Mungkin aku terlihat baik – baik saja
Mungkin aku terlihat kuat
Tapi hatiku bagaikan kertas.
.
.
Warning : It's YAOI! DLDR ! TYPO(s) ! NO BASHING! NO PLAGIAT!BAHASA TIDAK SESUAI EYD!
Cast
Oh Sehun as Wu Sehun
Kim Jongin
other
Cast milik diri mereka sendiri,orang tua dan agensinya. Tapi fict ini asli buatan otak author
Jika ada kesamaan unsur, alur,tema,konflik maupun kalimat itu adalah unsur ketidaksengajaan dan apabila terjadinya typo berlebihan itu adalah unsur kekeliruan -.-
Rated : T
Hope you like this story!
OohSehoonie present….
"Paper Heart"
Chapter 1
.
.
.
"Jadi? Siapa anak baru itu?"
"Wu Sehun. Kelas 2-4, murid pindahan dari Kanada. Adik dari Wu Yifan dari kelas 3-2"
"Pindahkan dia ke kelasku"
"Tapi dia baru sehari di kelas –"
"Justru karena baru sehari jadi tidak akan aneh jika memindahkannya ke kelasku" Pemuda paruh baya itu melirik ke arah pemuda yang sedari tadi hanya diam di sudut ruangan.
"Pindahkan saja Wu Sehun, daripada anak ini membuatmu semakin sulit Pak Choi. Maaf dia sudah banyak merepotkanmu"
"Jangan lupa, atur agar dia duduk bersamaku"
"Abaikan saja perintahnya barusan. Kita tidak bisa membuat murid baru itu merasa tak nyaman duduk bersama orang seaneh dia"
.
.
.
"Sehun! Cepat bangun. Aku tak mau berurusan dengan Cho seonsaengnim seperti kemarin"
"Lima menit lagi hyung"
"Bangun sekarang atau tidak ada bubble tea seminggu"
"Oke. Oke, aku bangun sekarang Yifan hyung"
Begitulah keributan saat pagi di kediaman Wu bersaudara semenjak Sehun memutuskan sekolah di Korea mengikuti hyungnya.
.
.
.
"Apa kau siswa baru bernama Wu Sehun?" Sehun menatap siswa di hadapannya, melirik sedikit kearah papan nama milik siswa tersebut.
"Kim Junmyeon. Kau bisa memanggilku Junmyeon hyung, aku ketua osis disini. Sekelas dengan hyungmu" ucap siswa itu tanpa ditanyai
Sehun hanya tersenyum melihat Junmyeon. Tidak tau harus menjawab apa.
"Kau bisa bahasa Korea kan?"
Sehun mengangguk "Aku pernah tinggal di sini waktu kecil"
"Baguslah. Jadi, aku menemuimu karena tadi pagi kepala sekolah memberitahu kalau kau dipindahkan ke kelas 2-1"
"Kenapa aku dipindahkan kesana? Bukannya itu kelas untuk anak-anak pintar saja?"
"Yah, bisa dibilang begitu. Tapi tenang saja, disana bukan hanya anak pintar kok, anak orang kaya dan orang penting juga disana"
"Tapi aku bukan anak orang kaya atau sejenisnya hyung. Aku tidak mau di sana" Tanpa sadar, Sehun merajuk pada Junmyeon.
"Yah, tapi kepala sekolah menyuruhku mengantarmu kesana. Cepatlah,aku harus mengurus pekerjaan lain Sehun"
Pada akhirnya Sehun pasrah ditarik oleh pemuda yang baru dikenalnya beberapa menit lalu.
"Nah, disini kelasmu. Baik-baik disini dan lebih baik kau hindari siswa bernama Kim Jongin. Yifan pasti tak mau adiknya terlibat masalah" Junmyeon menepuk kepala Sehun lalu melesat pergi entah kemana.
Sehun mengintip ke dalam kelas. Sangat tenang, berbeda sekali dengan kelasnya kemarin. Di kelasnya kemarin sangat berisik. Dan Sehun memilih kembali ke kelasnya jika diijinkan.
"Apa yang kau lakukan? Cepat masuk, kelas akan segera di mulai"
Sehun segera masuk dan memilih duduk di kursi paling belakang setelah ditegur oleh Lee seonsaengnim. Sehun mengenalnya karena sempat mengajar di kelasnya kemarin.
"Kita akan mengadakan pertukaran tempat duduk karena kalian sudah terlalu lama duduk bersama-sama dari kelas satu" ucap Lee seonsaengnim sambil membuka buku absen siswa.
"Do Kyungsoo, kau bersama Byun Baekhyun di deretan kedua paling depan"
"Lee Changhyun bersama Choi Jonghwan di belakangnya"
"Jung Daehyun dan Moon Jongup di deretan ketiga paling depan"
"Selanjutnya Park Chanyeol dengan Kim Jongin"
"Lalu di belakang mereka Kim Jongdae bersama Yook Sungjae"
"Di belakang mereka Wu Sehun bersama Zhang Yixing"
"Ah, Park Chanyeol kau duduk bersama Yixing saja. Kau terlalu tinggi jadi di belakang saja. Sehun kau maju ke depan"
Sehun yang dari tadi diam, tersadar namanya di panggil. Untung saja Chanyeol memberitahu kalau tempat duduknya sekarang di samping pemuda tan yang tidak Sehun ketahui namanya akibat terlalu lama melamun.
Sehun melirik sedikit kearah teman sebangkunya. Kelihatannya pediam, Sehun jadi takut berbicara padanya. Terserahlah, Sehun memilih untuk menunggu dia saja yang duluan berbicara dengan Sehun.
Ia lebih suka mencatat apa yang di tulis oleh gurunya di depan daripada memperhatikan pemuda di sebelahnya.
Tapi rasanya membosankan. Sehun melihat Daehyun dan Jongup sedang tertidur, sedangkan Jongdae di belakangnya entah sedang menertawakan apa bersama Chanyeol. Kyungsoo dan Baekhyun sedang bercerita entah tentang apa tapi kelihatannya seru. Ia sedikit bersyukur karena tidak semua anak di kelas ini gila belajar seperti yang di bayangkannya tadi, tapi andai saja Sehun bisa menemukan kegiatan yang sama mengasikannya dengan mereka.
"Kau bisa bahasa Korea kan?" Akhirnya, pemuda di sebelahnya bicara juga
"Apa kau tak mengerti apa yang aku katakan?"
"Men –"
"Kkamjong! Perhatikan apa yang sedang kujelaskan" baru saja Sehun akan menjawab pertanyaan anak itu saat Lee seonsaengnim berteriak dan melempar spidol kearah mereka.
Saat Lee seonsaengnim akan berbicara, untunglah bel istirahat berbunyi. Sehun berterimakasih pada siapa saja yang membunyikan bel sekolahnya saat ini.
Sehun bernapas lega saat gurunya langsung melangkah keluar tanpa memberikan hukuman padanya. Berbeda dengan pemuda di sebelahnya yang seolah tidak perduli.
"Mau ke kantin bersama?"
Sehun mengangguk. Dia tak ingin ke kantin sendirian karena belum hafal denah sekolah. Padahal semalam Yifan sudah menjelaskan padanya.
"Jongin bisa membuatmu tergila-gila padanya dengan satu kedipan"
"Apa dia vampir?"
"Bukan dia itu penyihir"
"Hei, memangnya kalian masih percaya hal-hal seperti itu?"
"Aku pernah melihat Jongin minum darah?"
"Hah? Yang benar saja? Kenapa dia tidak punya taring?"
"Dia pasti menyembunyikannya"
Sehun menggeleng saat mendengar ocehan siswa maupun siswi di kantin saat dirinya sedang makan
"Memangnya siapa yang mereka panggil Jongin? Kenapa banyak sekali yang membicarakannya?" mau tak mau Sehun jadi penasaran seperti apa Jongin itu sampai mereka menyebutnya vampir dan semacamnya.
"Kau tidak tau siapa Kim Jongin?"
"Memangnya dia siapa? Jumnyeon hyung bilang dia sekelas dengan kita. Tapi dia yang mana?"
"Dia duduk di sampingmu"
"Kau kan yang disampingku. Oh, maksudmu di samping kiriku? Tapi aku tak ingat siapa yang di samping kiriku"
"Kau ini bodoh ya? "
"Hah?"
"Aku Kim Jongin, Sehun. Teman sebangkumu"
.
.
.
Sehun menatap buku yang baru saja dibagikan padanya. Pasti sangat berat kalau di bawa pulang, mengingat tebal bukunya.
"Lebih baik simpan saja di lokermu. Ada loker yang belum terpakai. Kau bisa memakainya, sini kubantu membawakan bukumu"
"Terima kasih bantuannya ehm–"
"Chanyeol. Park Chanyeol"
"Maaf Chanyeol,aku belum bisa menghafal nama kalian" ucap Sehun sambil tersenyum manis
"Tidak masalah. Kau bisa mulai mengingat nama kami, kalau kau lupa tanyakan saja padaku"
.
.
.
"Hyung, bisa tunggu sebentar? Aku melupakan buku matematikaku" Sehun menarik baju Yifan agar hyungnya berhenti dan menunggunya
"Kau taruh dimana buku itu?"
"Di loker kelasku. Hyung tunggu ya, aku akan lari dan kembali secepatnya" Sehun langsung berlari tanpa menunggu jawaban Yifan
"Hei, tunggu Sehun. Hyung ikut"
"Larimu kenapa cepat sekali?" ucap Yifan saat berhasil mengejar Sehun yang sudah berada di kelasnya
"Mian hyung. Aku takut kelasnya sudah di kunci" ujar Sehun sambil mencari buku matematikanya. Ia sedikit merutuki kenapa tadi ia menaruh bukunya secara acak dan berakhir harus membongkar isi loker barunya
"Nah, ketemu hyung" Sehun mengankat buku matematikanya dengan bersemangat, bersamaan dengan itu jatuh juga sebuah kertas yang dibentuk menjadi hati
"Hei, sepertinya ada yang mengirimimu pesan" Yifan menunjuk origami hati yang telah terjatuh di lantai
Sehun mengambil dan mulai membaca tulisan yang ditulis oleh sang pengirim untuknya.
-Jangan lupakan namaku Wu Sehun-
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
Gak ngerti kenapa malah nulis ff beginian. Inspirasi datang begitu saja di saat hujan turun.
Ini terserah reader aja, mau baca dan pengen tau lanjutannya atau author delete aja?
Tergantung review juga sih. Ehehheeh.
Ppyong~!
