haaaaiii, duh maap yah lagi-lagi bikin fict baru, lover eternal masih dalam proses nih, soalnya aku mau rombak abis dari alur cerita aslinya, ngga apa-apa kan?
oh iya cerita satu ini, kenapa judulnya "You Voice"? ini menceritakan tentang sekelompok remaja yang mengalami masalah masing-masing, baca aja yah ceritanya, yah intinya mereka berharap akan ada sesorang yang dapat mendengar suara hatinya, gitu... XD
Your Voice
Disclaimer : Naruto itu selalu milik Masashi Kishimoto
Genre : romance, tragedy/hurt/comfort
Rated : T – M (kekerasan, narkoba dan bahasa, no lemon)
Tik tik tik
Terdengar detik jam berbunyi didalam ruangan yang bernuansa pink yang nampak indah, namun mengandung unsur kelam didalamnya, sengaja tidak memasang bunyi alarm karena bangun jam 5 pagi sudah biasa bagi seorang gadis yang mempunyai rambut berwarna pink ini. Kini matanya tengah terbuka, memandang langit-langit dikamarnya yang sempit ini. Ditengokan kepalanya kearah jam kecil disamping tempat tidurnya yang terletak diatas meja belajar.
'Sudah jam setengah 6?' dalam hati gadis itu berucap.
Gadis itu bangkit dari tidurnya dan mengambil handuk serta peralatan mandinya, dia membersihkan tubuhnya sebelum turun untuk membuatkan sarapan. Saat sedang asyik dengan masakan yang dihidangkannya, sebuah lengan menempel dipucuk kepalanya.
"Selamat pagi, Tuan putri," seorang wanita dewasa berdiri dibelakangnya dengan satu lengan diatas kepalanya.
Sang gadis membalikkan tubuhnya dan menyingkirkan lengan tersebut sambil cemberut.
"Hahahaha, iya iya maaf, kamu memang paling tidak suka diganggu saat memasak kan, oh iya Sakura, hari ini kamu ingat kan? Makan siang bersama teman Ibu," ucap yang ternyata adalah Ibunya.
Sakura, nama gadis itu mengangguk dan tersenyum sambil meletakkan telur mata sapi yang sudah siap untuk disantap. Sembari sarapan, Sakura mengeluarkan hpnya dan mengetikkan sesuatu lalu ditujukan pada ayahnya.
Hari ini ibu tidak usah mengantarku, Ino akan menjemputku ke sekolah dengan mobil pacarnya
"Oh begitu, baiklah, kamu hati-hati yah, salam untuk Ino dari ibu."
Sakura mengangguk sambil tersenyum manis pada ibunya, hubungan mereka sangat dekat, apalagi sejak kecelakaan ayahnya saat sedang mengantar Sakura ketempat kursus vokalnya, Sakura terus menerus menyalahi dirinya atas kematian ayahnya. Namun berkat kedua sahabatnya Ino dan Sai, Sakura bisa menghadapi semuanya bertahap, walaupun memakan waktu dua tahun untuk membuat Sakura ceria kembali.
Ibu Sakura pamit berangkat kerja sedangkan Sakura membereskan piring di meja makan, dikecupnya kening putri kesayangannya itu lalu pergi meninggalkannya. Saat Sakura selesai membereskan peralatan makannya, dia keluar dan sangat kebetulan sekali Ino baru saja sampai bersama pacarnya, Shikamaru.
"Hai cantiiik, siap untuk hari pertama kita di dunia SMA?" sapa wanita berambut pirang didalam mobil, Sakura mengangguk sambil menunjukkan senyuman terbaik yang dia punya.
Sakura berlari menuju mobil tersebut dan tersenyum pada Shikamaru yang sedang menyetir.
"Ceria sekali, ada kejadian bagus kah?" taya Shikamaru menatap Sakura melalui kaca spion.
Dengan cepat Sakura mengetikkan sesuatu pada hpnya dan ditunjukkan pada kedua pasangan tersebut.
Ibuku akan mengadakan pertemuan dengan calon ayah tiriku nanti, aku harap dia orang yang baik dan sayang pada ibu.
"Waahh, kau pasti sangat tidak sabar yah untuk bertemu dengannya," tebak Shikamaru yang dijawab oleh tawa Sakura yang tidak bersuara.
Ino dan Shikamaru sudah berpacaran sejak mereka duduk di bangku SMP kelas 2, mereka dan Sail ah yang benar-benar tahu bagaimana kondisi Sakura sebenarnya, dan mereka sangat menyayangi Sakura.
Sesampainya di sekolah, Shikamaru memarkirkan mobilnya dihalaman dan menyuruh para wanita itu untuk pergi duluan, karena Shikamaru ingin merokok sebentar sebelum upacara penerimaan murid baru dimulai.
Kebetulan musim semi lah yang sedang berkunjung saat ini, sehingga bunga-bunga yang berasal dari pojon Sakura itu berjatuhan karena tertiup angina saking rindangnya, melihat hal itu Sakura berlari kegirangan dan tidak melihat kedepan.
"Sakura! Awa-" teriak Ino tapi…
BRUUUKK.
Sakura terjatuh.
Menabrak seorang pemuda berambut raven yang sedang memegang minuman dan menyebabkan minuman itu tertumpah ke seragamnya, mata onyxnya menatap mata emerald dengan sinis.
Diremasnya botol minuman itu.
Krek.
Sakura langsung bangkit dan membungkuk terus menerus tanpa mengeluarkan suara.
Ino yang inisiatif langsung menyusul Sakura yang sedang mengalami kesulitan.
"M-Maafkan dia, dia tidak sengaja," ucap Ino yang ikut membungkuk.
"Yang berbuat salah dia! Dia yang harus meminta maaf!" bentak laki-laki itu yang menyebabkan Sakura memundurkan satu langkah kebelakang.
"Hei, Teme! Jangan sinis begitu dong, dia kan tidak sengaja," ucap laki-laki disamping sambil merangkulnya.
"Diam Dobe! Kau mau menyuci seragamku dan mengeringkannya dalam waktu 5 menit? Hah!"
"S-Sasuke, kamu keterlaluan, i-ini kan tidak terlalu basah, Cuma dibagian blazer, n-nanti juga kering," kini wanita berambut panjang berwarna indigo itu memasuki percakapan.
"Diam Hinata! Aku tidak tanya pendapatmu!"
"Teme! Jangan kasar pada pacarku!"
"Kau didiklah pacarmu dengan benar! Jangan suka mencampuri urusan orang!"
"Apa kau bilang? Dasar laki-laki yang tidak punya pengalaman pacaran sama sekali!"
"N-Naruto sudaaah~"
Kini Ino dan Sakura hanya terdiam melihat ketiga orang ini yang sedang ber adu mulut, melihat hubungan kedua laki-laki itu, Sakura teringat pada Shikamaru dan Sai yang juga sering sindir-sindiran.
"Kau!" kini pemuda bermata onyx menunjuk kearah wajah Sakura, "Apa kau bisu! Cepat minta maaf!"
Sakura terdiam sementara Ino yang menggeram ditahan tangannya oleh Sakura, gadis berambut pink itu tahu apa yang mau Ino lakukan tadi, tapi ini memang salah Sakura, dengan cekatan dia mengambil hp disakunya dan mengetikkan pesan.
"Hei! Minta maaf! Bukan malah memainkan h-" ucapan pemuda itu terhenti ketika Sakura menunjukkan layer hp itu padanya.
Maafkan aku, aku tidak sengaja menabrakmu, aku benar-benar minta maaf, andai saja aku tidak bisu, aku pasti akan meminta maaf padamu secara formal, maaf.
Mata Sasuke terbelalak melihat pesan dilayar hp Sakura, dan Ino tahu hanya dengan melihat ekspresi Sasuke, dia bisa menebak kalau Sakura mengaku pada laki-laki brengsek itu, bahwa dirinya bisu.
Sakura membungkukkan badannya sekali lagi dan berlari meninggalkan mereka, sebelum menyusul Sakura, Ino menatap sinis pada Sasuke, Naruto dan Hinata.
"Oy, Teme… ada apa?" tanya Naruto menepuk pundaknya.
"T-tidak… tidak apa-apa," jawab Sasuke pelan.
Entah dia tidak yakin tentang apa yang dia rasakan saat ini, seenaknya mengatai orang bisu, dan ternyata benar orang itu bisu, tapi… yang sangat tidak bisa dia lupakan adalah, wajahnya… wajah wanita yang dia belum tahu namanya itu saat menunjukkan layer hp kewajahnya. Sakura… tersenyum.
Namun bukan senyum gembira yang ditunjukkan.
Terdapat rasa pilu dan sakit dalam senyuman itu, membuat seorang Sasuke yang mengalir keturunan Uchiha di darahnya membatu.
"Puas apa yang kau lakukan?" ucap seseorang sambil merokok.
"Siapa kau?" tanya Naruto dengan nada sinis.
Orang itu menghisap rokoknya dan menghembuskan perlahan hisapan terakhirnya itu. Sambil berjalan melewati Sasuke, orang itu berbisik, "Jangan macam-macam dengan Sakura kami."
Untuk kedua kalinya seorang Uchiha membatu.
Apa yang terjadi hari ini?
Ditubruk gadis cantik namun menyebalkan dan ternyata bisu.
Lalu diancam oleh laki-laki yang mempunyai rambut model nanas itu.
"Aarrrghh!"
"K-kau kenapa, Sasuke?" tanya Hinata.
"Tidak apa-apa, ayo jalan."
Sasuke, Naruto dan Hinata. Mereka adalah sahabat dari kecil, ketiga orang tua mereka pemegang saham terbesar di Konoha, siapa yang tidak kenal dengan Uchiha, Uzumaki, dan Hyuuga? Bahkan saat penerima murid baru mereka bertiga mendapat tempat duduk khusus. Saat kepala sekolah sedang berpidato, mata onyx Sasuke mencari sesuatu dibelakangnya, dan ditemukannya lah sesuatu itu. Seorang gadis berambut pink yang sedang tersenyum… lembut namun kini bukan pilu atau sakit yang terkandung dalam senyuman itu melainkan senyuman tulus dan…manis.
Oke, Sasuke mengakui kalau Sakura itu tidak terlalu jelek dan juga tidak bisa dibilang sangat cantik, namun pemuda it uterus menerus melirik gadis itu diam-diam, entah kenapa alasannya.
Ah!
Pasti karena dia merasa bersalah atas perlakuannya tadi.
"Ya, pasti karena itu," gumam Sasuke.
"Hah? Kau ngomong apa Teme?"
"Bukan apa-apa."
Selesai pidato, seluruh murid memasuki kelasnya masing-masing, sangat disayangkan bahwa Shikamaru dan Ino tidak satu kelas, ditambah lagi Sakura lah yang satu kelas dengan Shikamaru.
"Pidato Nona Tsunade sangat membosankan, aku jadi mengantuk," gerutu Shikamaru sambil menyenderkan tubuhnya dikursi.
Sakura tersenyum dan mengetik hpnya.
Kamu memang selalu merasa bosan, hanya cuaca cerah dan Ino yang membuatmu tidak merasa bosan, tapi menurutku Nona Tsunade itu cantik sekali loh.
"Heh, dan kamu… jadi yang tidak bisa membuatku bosan itu 3 hal Sakura, ingat itu, oh iya ngomong-ngomong katanya Tsunade itu juga dokter loh."
Sakura sedikit terkejut dan cepat mengetik hpnya. Melihat Sakura yang mengetik dengan antusias membuat Shikamaru sedikit tertawa.
Aku tidak tahu itu, keren! Sudah cantik, pintar dan berprofesi pula! Aku ingin seperti dia!
"Pasti bisa, aku jamin," jawab Shikamaru tersenyum.
"Waaahhh, ini kelas kita Temee!" teriak laki-laki pirang membuka pintu kelas tiba-tiba.
"Dobe, berisik!"
"Hhh, sayang Hinata tidak sekelas denganku, aku muak selalu satu kelas denganmu sejak sd," gerutu Naruto sambil berjalan menuju bangkunya.
"Harusnya itu kata-kataku!" timpal Sasuke yang juga berjalan kearah bangkunya.
Dan ternyata bangku Sasuke itu berada disamping belakang Sakura dimana didepan Sasuke adalah Naruto, dan disamping Sasuke adalah Shikamaru yang duduk dibelakang Sakura persis, laki-laki yang mengancam Sasuke tadi pagi.
"Oh, kamu yang tadi, namaku Uzumaki Naruto, salam kenal, namamu?" ucap Naruto yang sok sksd dan tentu saja ini membuat Sasuke sedikit jengkel, bisa-bisanya Naruto sok kenal begitu.
Sakura hendak mengetk sesuatu di hpnya tapi Shikamaru keburu menjawabnya.
"Namanya Haruno Sakura."
"Eh? Kau… pacarnya?"
Bagus Naruto! Kau menanyakan pertanyaan yang sangat ingin Sasuke lontarkan.
"Sahabatnya," jawab Shikamaru sambil memainkan rambut pink Sakura yang terurai panjang sepinggang itu.
Sakura tersenyum pada si pirang dan memberikan hpnya.
Aku Haruno Sakura, salam kenal yah.
'Dia… tidak bisa bicara atau apa?' pikir Naruto.
Tidak ada yang menjawab pikiran Naruto saat ini, bahkan Sasuke pun tidak menjelaskan pada sahabatnya itu tentang kondisi Sakura yang dia sudah tahu saat pagi tadi.
Tak terasa waktu pun berlalu, kini sekolah telah usai, saatnya Sakura pergi ke restoran dimana tempat ibunya sudah memesan tempat untuk makan siang bersama calon ayah tirinya, sejak kejadian kecelakaan itu, Sakura sangat sedih melihat sang ibu bekerja sendiri, sampai suatu saat ibu Sakura mengatakan pada Sakura bahwa dia jatuh cinta lagi pada laki-laki yang baik dan berjanji pada Sakura bahwa ayahnya lah satu-satunya laki-laki yang paling dicintai didunia.
Sakura tersenyum kecil sambil berlompat-lompat kecil.
Masih dengan seragamnya, Sakura berhenti didepan restoran tujuannya. Dia memasuki restoran itu dan disambut ramah oleh pelayan.
"Silahkan masuk, untuk berapa orang?"
Tidak bisa menjawab pertanyaan pelayan itu Sakura segera mengambil hp disakunya, namun tindakannya terhenti karena sepasang tangan memegang pundaknya.
"Dia bersamaku," ucap laki-laki berambut hitam panjang dan bermata onyx.
"Oh, maaf, silahkan."
~Sakura POV~
Hah? Siapa orang ini? Sejak kapan aku kenal dengan pemuda setampan ini? Oke alihkan dulu pandanganku padanya, sepertinya aku pernah melihatnya, aku melihat kearah wajahnya dan dia menatapku sambil tersenyum.
"Kamu pasti Sakura kan? Anak perempuannya Momoko?"
Bagaimana bisa tahu? Untuk mempercepat keadaan aku anggukan saja kepalaku.
"Ayo, mereka sudah ada diatas."
Dia menggandeng, menuntunku kearah meja yang sudah dipeas, tapi bagaimana orang ini bisa tahu?
"Ah, Itachi, maaf yah memaksamu datang dan meninggalkan klub mu."
Aku melihat pada seseorang yang mengatakan kalimat itu yang tak lain adalah ibuku!
Aku membuka mulutku seolah ingin bicara sesuatu….
Ah aku lupa, aku bisu.
"Bagaimana ibu bisa tahu dia? Dia itu anak sulung Fugaku, Sakura. Ini Fugaku perkenalkan ini anakku, Sakura."
Seolah tahu apa maksudku, Ibu memperkenalkanku pada orang yang disampingnya, laki-laki dewasa yang berwibawa dan tampan.
"Selamat siang, Sakura," sapanya dengan senyum yang tidak dibuat-buat.
Aku tersenyum, senyum manis andalanku dan membungkuk seolah memperkenalkan diriku, lalu aku membalikkan tubuhku dan membungkuk pada putra sulungnya.
"Hahaha, sopan sekali, aku langsung menyukainya," ucap Fugaku sambil menopang dagu memakai tangannya.
"Ya, dia memang anak yang sopan," ibuku memang suka memujiku, tapi kali ini entah kenapa aku merasa sangat malu dipuji berlebihan begitu.
"Salam kenal aku Itachi, semoga kita bisa akur yah," laki-laki yang merupakan putra sulung itu mengajaku berjabat tangan, kugenggam tangannya dan kuberikan juga senyuman terbaikku.
"Oh iya, mana adikmu?"
Adik?
Ah iya, dia anak sulung, kalau ada sulung berarti ada bungsu kan?
"Dia dalam perjalanan kesini, sebentar lagi juga sam-"
"aku disini!"
~Normal POV~
Sakura menoleh pada suara yang muncul dibelakangnya, matanya terbelalak melihat sosok yang datang dengan wajah dingin dan mata onyx nya yang menusuk.
'D-dia…'
"Ah, Sakura, perkenalkan ini Sasuke adik Itachi," ucap Fugaku.
Itachi menggeser kursi untuk Sakura dan ditempati oleh gadis itu, aneh memang posisinya, dengan meja bundar, Itachi, Sakura, Sasuke, Momoko, dan Fugaku.
"Ehm, jadi begini kami-,"
"langsung saja ke intinya, tanggal berapa kalian menikah?" potong Sasuke saat Momoko hendak berbicara dengan ketus.
"Sasuke! Be nice!" tegur Fugaku dengan tegas.
"Tidak apa-apa Fugaku, mungkin dia belum terbiasa," ucap Momoko.
"Kami akan menyelenggarakan pernikahan bulan depan, jadi selama sebulan ini, ayah harap kalian tidak keberatan kalau kita mulai belajar tinggal satu atap."
"Waah, pasti menyenangkan," jawab Itachi tersenyum pada Sakura yang juga tersenyum padanya.
"Kenapa harus begitu? Apa aku juga harus menyesuaikan dengan orang yang bahkan tidak bisa berkomunikasi?" ujar Sasuke.
"Sasuke! Jaga bicaramu!" tegur Itachi.
Sakura menatap Sasuke kaget saat Sasuke berkata tajam begitu, Sakura mengeluarkan hpnya dan mengetikan sesuatu dan ditunjukkan pada Fugaku dan Momoko.
Kalau boleh aku tidak ikut saja bagaimana? Aku bisa menumpang dirumah Ino.
"Oh tidak sayang, kamu juga harus ikut, walaupun Ino orang berada, kamu tidak bisa tinggal dirumahnya selama sebulan," tolak Momoko.
"Sasuke minta maaf!" perintah Fugaku.
"Dia juga harus minta maaf karena tadi pagi sudah membuatku basah!"
"Anak kecil sekali kau ini," ucap Itachi.
Sakura buru-buru mengetikkan sesuatu dan menunjukkannya pada Sasuke dengan wajah cemberut dan itu membuat Fugaku terkekeh kecil, dan tidak ada yang bisa mendengarnya kecuali Momoko yang juga ikut tertawa kecil.
Aku sudah minta maaf padamu! Kan sudah kubilang kalau aku bisa bicara aku pasti akan minta maaf padamu!
"Hah! Paling-paling kau hanya cari sensasi kan agar orang-orang kasihan padamu yang tidak bisa bicara."
"SASUKE!" kali ini Fugaku habis kesabarannya dan membentak Uchiha bungsu, dan kali ini pula kalimat Sasuke membuat Sakura terdiam dengan wajah tanpa ekspresi.
Sasuke pun terdiam, dia mengutuk dirinya sendiri kenapa dia bisa sampai melontarkan kalimat tak berpendidikan seperti itu?
"Sakura, maaf-,"
Sakura memotong permintaan maaf Fugaku dengan memajukan telapak tangannya sambil tersenyum.
Lagi-lagi senyum itu yang dibuat oleh Sasuke.
Senyum pilu dan terkesan sakit.
"Sudah diputuskan, mulai minggu depan, kita semua akan tinggal bersama."
A/N : gimana? aku ngetik ini malem-malem, maaf yah kalo banyak typo nya, oh iya kalau ada yang mau nge flame, boleh kok :) tapi flame nya yang baik yah, itung-itung buat masukan, heheheee...
oh iya, baca juga yah fict collab aku dan suu foxie yang judulnya "WHEN THE TRUST SAY THE TRUTH" itu ceritanya tentang remaja banget, so... kamu kamu yang merasa masih remaja baca deh XD
sedikit bocoran tentang cerita fict colab aku.
Sakura yang trauma menjalin hubungan pada seseorang, mau sahabat ataupun kekasih sedikit memasang tembok pada kehidupannya, satu-satunya orang yang bisa dekat dengannya hanya Sai, sampai suatu ketika Sakura ketemu sama Ino yang merupakan sahabat Sasuke. Sakura tetep mempertahanin tembok yang dia bikin agar tidak runtuh oleh kebaikan Ino yang bersikeras untuk menjadi sahabatnya. penindasan, datengnya kembali sang mantan... ikutilah kisah mereka di When The Trust Say The Truth #Promosi!
