RIVALRY DARTS

PAST

Suara langkah kaki kecil tenggelam didalam ramainya suasana. Siulan amatir yang terdengar,seperti bebek yang mengeluarkan suara. Lebih tepatnya siulan tersebut tidak mengeluarkan suara. Wajah seorang anak lelaki dengan tanpa rasa bersalahnya berjalan. Dengan uang saku bersisakan sedikit saja,ia tetap melanjutkan perjalanannya.

Hari ini matahari menyengat dengan sangat terik. Menyebabkan 'overheat' bagi siapa saja yang dikenainya. Walaupun begitu festival sekolah di SMA Hukum Prefektual Kyoto dijalankan dengan seksama. Para pengunjung dibantu oleh para Osis-osis yang berjaga disepanjang jalan. Mereka membantu para pengunjung dengan membangun tenda untuk stand ekskul yang tidak mendapatkan tempat di dalam gedung.

"Ibu, kakak dimana?" Tanya seorang anak.

"Hm, kalau tidak salah dia ada di ekskul hukum." Jawab ibunya sambil menatap anaknya dengan tenang.

Pheonix Wright nama sang anak tersebut. Namanya dapat dibilang sedikit America-nish, seperti faktanya bahwa anak ini juga dilahirkan di Amerika dan pindah ke Jepang saat usianya baru berumur 2 tahun. Anak dengan tinggi seperti anak normal ini,memiliki rambut seperti burung kakaktua yang meculut ke atas.

"Kak A memang dimana? Nah,lebih tepatnya lagi kelasnya dimana?" Pheonix melepas genggamannya dengan ibunya lalu mulai mendongakkan kepalanya ke arah wajah ibunya yang tinggi.

Ibunya menggeleng-menggelengkan kepalanya. Kemudian dia mengelus rambut hitam Pheonix dengan halus. Ibunya mengambil ponsel yang terletak di sampng anak perempuan. Diraba-raba tas bewarna hitam dengan garis putih tersebut. "Kamu yakin ingin bertemu kakak?" Pehonix mengangguk dan hanya menjawab 'ya' dengan sedikit rasa semangat.

Pergilah mereka ketempat sang kakak. Pheonix meronta-ronta ingin segera bertemu kakaknya sendiri. Padahal baru 1 minggu mereka berpisah. Rasanya sudah 1000 tahun saja. Ya maklum saja, bocah ini baru berusia 5 tahun dan masih memperlajari bahasa jepang. Jadi,dia tidak begitu tahu semua yang berbau jepang. Sangat berbeda dengan kakaknya yang sangat mahir dengan bahasa jepang dan lebih mengetahuinya dikarenakan A sudah berangkat dari Amerika setahun sebelum kelahiran Pheonix.

Saat mereka berdua mulai memasuki gedung dengan luas yang sama seperti lapangannya Ibu Pheonix mulai mencari-cari kelas yang sebelumnya A kirimkan.

'Kelas 3-5'

Berarti itu dilantai tiga, dan berada diujung sebelah kanan. Ya, itu benar. Sang ibu meneteskan sedikit air mata, betapa terharunya mengetahui bahwa anaknya sudah akan lulus SMA. Padahal rasanya Cuma baru beberapa hari.

Tap

Tap

Tap

Kelas pertama yang mereka lewati adalah 1-1 yang berada didekat ruang penyimpanan sepatu yang berada di dekat pintu utama. Suasana didalam terasa sangat dingin dan sejuk dibandingkan saat mereka masih di luar. Dikarenakan sekolah memperbarui fasilitasnya yaitu menempatkan Air Conditioner disetiap sudut ruangan. Bahkan yang lebih hebatnya lagi toilet perempuan dan laki-laki di lantai 2 sudah dipasangi dengan hal tersebut. Ya, alhasil para siswa yang baru saja menyelesaikan olahraga pasti akan kesitu, terkadang mengundang bau yang amat sangat pekat.

Mereka kembali menaiki tangga, dan sekarang sudah ke titik lantai 2. Yaitu kelas 2-1 sampai dengan kelas 2-5 serta ruang guru dan tempat penyimpanan peralatan olahraga di ujung. Phoenix terkagum-kagum karena sepanjang lorong yang akan ia lalui telah terlihat banyak ruangan kelas yang dijadikan café dan masih banyak lagi. Di langit-langit terdapat banyak kertas krep dengan balon bewarna-warni yang di rekatkan berbentuk bunga-bunga.

Dia juga melihat banyak warna kesukaannya yaitu biru melekat untuk hiasan. Suasananya sangatlah ramai. Satu persatu kelas dilewati. Dan pastinya setiap kelas memiliki kejutan yang terjaga pada masing-masingnya. Contohnya 2-3, yang menampilkan tema 'Ayo Berpetualang di Luar Angkasa!' dari papan nama yang dipasang terang-terangan didepannya. Berbeda dengan yang lain,kelas ini adalah satu-satunya kelas yang membuat Pheonix dan Ibunya memasuki ruangan,tentunya ruangan KEDUA favorit. Karena di nomor satu ada kelas dimana ekskul kakaknya dilaksanakan.

"WHAA!" ibu terkagum-kagum saat ia disapa dengan pemandangan langit-langit kelas tersebut. Semua jendela dalam kelas tersebut ditutup dengan lakban hitam. Kemudian langit-langitnya ditutup dengan karton warna hitam secara menyeluruh, kejutannya lagi di karton tersebut dilukis bintang serta bulan dengan menggunakan cat glow in the dark. Ada yang bewarna biru,merah maupun violet.

Padahal pembuatannya sedikit berantakan,tetapi terlihat sangat indah juga. Para siswa kelas 2-3 memakai kostum bewarna hitam dengan cat glow-in-the-dark yang sengaja mereka sebarkan disekitar area baju yang mereka inginkan. Ada juga sebagian siswa yang tampaknya menyapa para pengunjung menggunakan kostum yang bertuliskan 2-3 dan dibelakangnya terlihat ada tulisan 'Hoshi'(1) atau 'Yume'(2). Dari saat itu Pheonix berpikir bahwa mereka mungkin ingin lulus kelas 2 ini dengan baik.

"Wah,mama,mama! Lihat itu!" mata Pheonix tertuju kepada salah satu permainan 'darts'. Tetapi,ini bukan darts biasa. Darts tersebut akan menyala terang saat sang pemain mengenai titik-titik tertentu. Kabar baiknya lagi pemenang akan diberikan hadiah berupa,

Permen raspberry.

Untuk anak seusianya permen raspberry sangatlah worth it. Apalagi bila ia menang berkali-kali,bisa-bisa habis juga semangatnya untuk memakan permen lain.

"Ayo, kalian semua bermain darts! Siapa berani!" seorang perempuan dengan kunciran disebelah kanan tampaknya berteriak-teriak untuk memanggil para pelanggan. Sesaat sesudahnya tanpa Pheonix sadari,sudah banyak pelanggan yang mengantri. "Ya,kamu silahkan." Perempuan tersebut tersenyum manis sembari mengambil bidikan darts dari meja putih yang berada di sebelahnya.

Pheonix menarik-narik baju ibunya serta meronta. "Mah,aku ingin mencobanyaaaa…." Melasnya dengan mata biru-oceanianya menghadap langsung ke kontak antar mata. Pada awalnya ibunya hanya mencurutkan bibirnya sendiri. 'yaampun. Perasaan dari dulu A sekolah disini,dia tidak pernah menceritakan kelas ini ya?' batin ibunya.

"Yasudah. Ingat untuk selalu mengantri ya. Jangan nyelak. Ibu akan ke kelas kakakmu terlebih dahulu. Selepas dari itu ibu akan menjemputmu ke kelas kakakmu ok?" jelas Ibu. Phoenix menjawabnya dengan anggukkan yang sangat cepat. Diberikanlah sedikit uang, yang menurut ibunya akan cukup demi permainan darts 5 kali coba.

"Have fun mom." Keluarlah aksen Amerika anak tersebut. Lalu kemudian ia mulai mengantri. Lelaki dan perempuan yang mengatri dibelakangnya selalu berkata pelan, "Anak itu lucu sekali yaampun." "Lihat,lihat! Rambutnya seperti kakak tua saja hihihi" dibelakangnya. Pheonix mencoba untuk menahan tertawaannya sambil memegang uang 10 yen di tangannya.

Saat ia sudah berada di depan dengan sekejap perempuan tadi terkaget. Kemudian membungkukkan diri kearahnya. "He,mau coba ya adik?" Pheonix mengangguk "hmhm! Aku ingin coba kak um…" tampaknya ia memang belum tahu namanya, "Panggil aku Athena ya. Ini. Tidak usah bayar." Prempuan tersebut,Athena memberikan Pheonix beberapa bidikkan. "Goodo rokku ne.(3)" Kata Athena menggunakan bahasa inggris yang tampaknya terkuasai oleh aksennya sendiri.

Phoenix kembali mengangguk.

Satu bidikkan, tidak kena.

"Ayo coba lagi." Athena dengan semangat berkata.

Dua bidikkan, tidak kena juga

Tiga bidikkan, malah makin ngasal.

Empat bidikkan,hampir.

Lima bidikkan-

ZET

Salah satu panah darts tiba-tiba saja mengenai titik utama dan membuat mesin tersebut memancarkan cahaya. Tetapi, aneh,karena bidikkan tersebut masih ada di tangannya sekarang.

"Amatir sekali. Kalo diriku menjadimu aku akan langsung pulang sekarang juga." Terdengar suara,

Anak kecil (?)

"AH! ITU ADIK DARI KETUA EKSKUL HUKUM! I-ITU….."

Itu siapa?

"A-ADIK MITSURUGI!"

'haaah, mitsurugi? Nama aneh apa tadi? Mitsurugi kan?' phoenix menatap anak tersebut dengan terkejut –kejut. Terlihat anak dengan rambut bewarna ke abu-abuan dengan baju tuxedo-mini bewarna merah maroon. Mata nya tampak melihat mata biru Pheonix dengan tajam.

"Membidik saja lama. You are a disgrace." Komentarnya dengan tajam. Mulutnya menunjukkan senyuman jahat yang diiringi dengan tangan yang disilangkan.

"Hei! Kau piker aku tidak tahu artinya itu apa?"

Author's note :

Well, sudah 3 tahun aku enggak buat fanfiction lagi. Dan terakhir kali kalo gak salah aku di fandom fairy tail. #author sok galau deh

Plaaaak

apalagi kalau dilihat progress cerita ff ku yang dulu dengan sekarang sangat berubah drastic. Dan lebih hebatnya lagi daku buat ini sengaja isi waktu luang pas gak ada guru disekolah. Udh gitu anaknya berisik. #curhat melulu om

Entah kenapa ku jadi memilih fandom ini.

Ahahaha…..haduuush

Salam kenal ya!

Hoshi : bintang

Yume : mimpi

P.S KAK A AKAN DIBERI TAHU NAMANYA DI CHAP SELANJUTNYA

REVIEW AND LIKE!