- Quarter 1: "Kuroko Takuya" -

.

.

.

"Taku, Kalau kamu ingin bertemu dengan ayahmu, bermainlah basket hingga ke Amerika"

.

.

.

Sesosok bocah berambut hitam dengan mata babyblue berusia 8 tahun sedang menatap ke atas, menatap benda berbentuk lingkaran plus jaring-jaring yang menempel di papan berbentuk kotak dengan tinggi sekitar 3 meter. Bocah itu kemudian menatap ke arah bola yang tengah di pegangnya, hadiah pertama pemberian ayahnya yang entah kini menghilang ke suatu tempat bernama Amerika. Tiba tiba sesosok bocah berambut merah-kehitaman, bocah berambut pirang, dan bocah berambut navy blue berdecih kesal menyadari ada seseorang yang duluan memakai lapangan.

"Cih! Keduluan! Ini gara gara kamu, Shou!" omel sang bocah berambut biru gelap itu mengomeli bocah berambut pirang yang cuma bisa meminta maaf dengan agak ngeles. "Bukan salahku sendiri ~ssu! Aku tidak biasa berlari secepatmu, Kanatacchi!" rutuk balik bocah pirang itu. Ketika dua bocah biru-pirang itu berdebat, bocah berambut merah-kehitaman melengos malas.

Tapi di seberang pintu masuk menuju lapangan, muncul sosok 3 bocah lain. 1 bocah berambut merah, 1 bocah berambut hijau dengan kacamata, dan bocah tinggi dengan rambut unggu. Bocah berambut biru tua yang awalnya berdebat dengan kawannya yang berambut pirang segera menatap 3 bocah baru muncul itu.

"AAAH! MEREKA DATANG!" seru sang bocah pirang dengan berisik. Bocah berambut hijau segera menggetok kepala bocah pirang itu tanpa perasaan. "Kamu selalu berisik, Shouta! Jangan terlalu overacting, nanodayo!" "Sakitttt ~ssu!" seru bocah pirang memegangi kepalanya yang agak benjol sebesar ikan lohan(?). "hmmn... Reichin... ada anak baru di lapangan..." ucap sosok bocah berambut unggu dengan tubuh ukuran besar sambil mengemut lolipop besar. Sosok bocah berambut merah segera menghampiri bocah berambut gelap itu.

"Ah, maaf, boleh kami berenam memakai lapangan?" tanya bocah merah itu sopan. bocah berambut gelap mengangguk setuju. "Hei... Sekalian main bareng aja, yuk" ucap bocah rambut merah-hitam mengajak yang diiringi anggukan kelima bocah lainnya. Senyum bocah berambut gelap itu merekah lebar dan dengan semangat mengangguk.

"Aku mau! Tapi ngomong ngomong nama kalian siapa?" tanya bocah berambut gelap itu riang gembira. Bocah berambut pirang menunjuk dirinya dengan riang. "Aku Kise Shouta ~ssu!" lalu di sambung bocah berambut biru gelap. "Aomine Kanata. Yoroshiku!" "... Midorima Hotarou" sambung bocah megane hijau sambil menimang nimang boneka kodok. "krauk... krauk... Murasakibara Satoshi... Krauk..." ucap bocah berambut ungu sambil mengunyah snack. Bocah berambut merah segera memperkenalkan dirinya. "Akashi Reiichi. Nah, Ryu, cepat perkenalkan dirimu!" perintah bocah merah pada bocah merah-hitam yang mau tidak mau memperkenalkan dirinya sendiri. "... Kagami Ryuuki. Rei, boleh aku tidur lagi?" tanya bocah merah-hitam ogah ogahan. Kemudian Shouta menunjuk bocah berambut gelap itu.

"Namamu siapa?" tanya Shouta. Bocah itu melepas tudung yang di menutupi matanya. Iris babyblue tampak serasi dengan warna langit. Dengan senyuman 5 jari ia kemudian berkata.

.

.

.

"Kuroko Takuya!"

.

.

.

.


- SMP TEIKO -

.

Sosok pemuda bertubuh mungil berlari dengan kecepatan kilat. Oke, ia bukannya di kejar anjing polisi karena ketahuan mencuri... tapi karena di kejar waktu. Waktu? Yeah... Terlambat masuk ke dalam lapngan. Lapangan? Oh, iya. Sebagai murid baru ia harus memilih sebuah klub yang perlu di ikutinya selama 3 tahun penuh. Dan pilihannya adalah klub Basket.

"Murid murid baru harus di tes dulu? What the drag..." ucap Kagami Ryuuki dengan pandangan malas. Kise Shouta hanya bisa tertawa riang, berjalan duluan sambil menyeret Aomine Kanata yang tengah sibuk membolak balik lembaran buku usang. "krauk... krauk... Tumben Kachin belajar..." "Itu buku porno lengseran ayahnya, Murasakibara Satoshi" ucap Akashi Reiichi tegas, memutar mutarkan gunting di buku jarinya. "Terserahlah, nanodayo.. Peruntungan zodiakku sedang buruk. Hari ini aku tidak boleh banyak bicara" ucap Midorima Hotarou kalem.

"Ya ampun... Kukira kalian mendaftar di klub lain!" seru Kuroko Takuya dengan setengah berteriak histeris. Keenam pemuda kelas 1 SMP itu hanya bisa nyengir dan kemudian ber-tos satu sama lain. "Ngomong ngomong kalian sudah siap? Setahuku akan ada tes di sini. Grade A, B, dan C..." ucap Shouta berpikir pikir. Semuanya mengangguk. "Lebih baik kalau kita langsung ke Grade A. Apa kalian semua bisa?" Tanya Reiichi yang diangguki semangat semuanya. "SIAP!"

.

.

.

Seluruh murid duduk dengan nyaman di lantai lapangan. pendaftar yang jumlahnya lebih dari 300 siswa itu tampak penasaran dengan perundingan pelatih yang tadi menilai mereka. Sang kapten segera membacakan orang orang yang masuk ke Grade A. "Murasakibara Satoshi, kelas 1-1... Akashi Reiichi kelas 1-3... Kagami Ryuuki kelas 1-2... Midorima Hotarou kelas 1-6... Kise Shouta dan Aomine Kanata kelas 1-7..." ucap sang kapten dan kemudian menyambungnya.

"Terakhir, Kuroko Takuya dari kelas 1-2"

Sorakan Taku memenuhi lapangan indoor. ia berteriak riang seperti ibu-ibu yang baru memenangkan doorprize. "YEEAAAH!" serunya riang, berputar putar dengan riang. "Wah... Wah... Kurasa nanti kita perlu mengadakan perayaan di terimanya kita bertujuh di Grade A" ucap Reiichi sembari memencet tombol ponselnya. "Halo, Dengan Akashi Reiichi. Pesan tempat VIP di MAJI BURGER. Untuk masalah uangnya, silahkan kirim tagihannya pada ayahku di Amerika" ucapnya lugas. Kanata cengo sementara Shouta berteriak riang bersama dengan Taku menyadari akan di traktir oleh Reiichi. "Oi, Rei, apa nggak papa kamu minta uang seperti itu pada ayahmu?" ucap Kanata setengah mengeryit aneh.

"Punya ayah kaya itu harus di manfaatkan, kau tahu, Kanata?" balas Reiichi sambil menyeringai. Kanata kicep. Ternyata anak sang Emperor itu memanfaatkan ayahnya sendiri dalam masalah keuangan... Dasar anak durhaka (Author diem, Reiichi nodongin pisau).

.

.

.

- =3= -

.

.

.

"He? Hari ini nggak ada latihan?" tanya Taku heran ketika lapangan indoor tempat ia biasa pakai untuk eksul basket dipenuhi banyak orang. "... Takuchin payah... Masa kamu lupa sih?... Hari ini kan ada pertandingan tim putra dengan SMP Yuusei" ucap Satoshi mem-pukpuk rambut Taku. "Eh? Masa?" tanyanya balik tidak percaya, dan segera menutup mulutnya karena Reiichi mulai mengasah pisau miliknya. "Diam atau pisau ini memotongmu" ucap Reiichi dengan nada sopan dan aura bling-bling yang menguar di sekitar tubuhnya. Mau tidak mau semuanya lantas kicep dari pada mati...

"Uwah~ pemainnya muncul~ssu!" seru Shouta dengan riang. Ryuuki menguap malas, sementara Satoshi dan Hotarou tampak nggak begitu peduli. "Tim yang akan tanding itu tim reguler. sudah pasti mereka jauh lebih jago dari kita" ucap Reiichi sambil melipat lengannya, gaya arogan khasnya. "Oh, ya? Tapi katanya managernya itu baru..." ucap Kanata sambil menatap lekat lekat ke tengah lapangan. Taku kemudian menyenggol teman temannya itu, menyuruhnya diam. "Ssstt... pertandingannya mau mulai!"

.

.

.

Pertandingan berkahir. SMP Yuusei VS SMP Teiko memiliki skor 79-56. Perbedaan yang cukup jauh... walau mereka sebenarnya tim reguler. "Uwaaa... tidak kukira pemain tim Yuusei sekuat itu" ucap Kanata setengah kagum setengah kesal tim sekolahnya kalah. Reiichi menunjukkan seringainya. "Yah... aku sudah yakin mereka kalah. Karena mereka terlalu bergantung pada manager baru mereka itu... Kesannya seperti mereka terlalu meremehkan tim lawan" terang Reiichi yang diangguki setuju yang lain. Dari kubu tim Teiko, tampak gadis berambut cream tengah memberikan handuk-handuk pada para pemain. Tiba tiba sang kapten, Yusaku Owara, bangkit berdiri dan menumpahkan seluruh air minumnya pada gadis yang tengah sibuk membagikan handuk itu.

Gadis itu lantas menoleh, menatap ke arah Yusaku. "Keluar. Keluar dari tim Basket. Sesuai peraturan, setiap kami kalah, kami harus mengusir manager yang tidak berguna dari lapangan" ucap Yusaku. Kanata dan Shouta lantas berdiri dengan gusar mendengar tuturan kata-kata dari kaptennya sendiri. Hotarou dan Satoshi memang tampak tenang. Tapi tetap saja dahi mereka mengerut aneh. Taku tak mampu berpikir lebih panjang lagi. Ketika semua teman temannya hanya bias menonton, ia langsung meloncat dari tibun dan mendarat ke tengah lapangan.

"Wah... aku tidak menyangka Kapten bisa seenaknya seperti itu" ucap Taku sambil melepas jaketnya dan mengenakannya pada gadis berambut cream itu. Yusaku balas menatapnya dengan pandangan mencemooh. "Apa? aku hanya menjalankan tugas sebagai kapten. Jangan menceramahi seniormu, bocah" balas Yusaku. Taku kemudian menoleh ke arah tribun dan tersenyum. "Baiklah. Kalau begitu mau tanding one-on-one denganku, kakak senior keras kepala?"

.

.

.

TBC


.

.

Gomenne... Bukannya publish chapter baru author malah buat cerita baru.

Ini ceritanya tentang anak anak GoM. Author gak tau genrenya apa... tapi yang jelas mohon bantuannya.

Mumpung Author lagi baik, Author kasih tau tokoh tokoh di fic ini

KUROKO TAKUYA

anak cowok bertubuh 156 cm di kelas 1 SMP. Anak ini gila basket serta agak hyperactive. Orangnya bawel tapi kadang bisa berpola-pikir normal. Dia ini tingkahnya kayak monyet abis deh... beda sama bapaknya yang kalem kalem. 7th Player. Punya adik. Mungkin di chapter depan akan di beberkan siapa adiknya.r ambutnya mirip ayahnya hanya saja warnanya biru yang gelaaaaaaaaaap banget. nyaris hitam deh!

KAGAMI RYUUKI

Anak cowok. tingginya 172 cm. Bocah dengan mata setengah ngantuk dan kemalasan tingkat atas yang tidak dapat di bantahkan. Ia sangat kalem, tapi sekali ngomong langsung nge-JLEB. Saat main basket gaya permainannya mirip dengan ayahnya, sama sama nggak bisa ngontrol kekuatan. Sama seperti Taku, Ryuuki juga punya adik. Rambutnya agak panjang sewarna dengan punya ayahnya itu. pakai kalung yang di kasih ayahnya kemanapun ia pergi

AKASHI REIICHI

Anak cowok. tingginya 158 cm. bocah dengan mata pure merah dan sering bawa pisau kemana-mana. Orangnya ramah sekaligus sopan. Tapi sekali marah... kiamatlah sudah. Suka bersikap seenaknya dan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. gaya dribblenya diatas rata rata. Rambutnya sangat mirip dengan ayahnya ketika masih di Teiko dulu.

MIDORIMA HOTAROU

Anak cowok. Tingginya 170 cm. bocah penerus ayahnya yang gila Oha-asa. Hotarou jago shoot dari garis mana saja. selalu pakai kacamata yang katanya pemberian ayahnya. Jarang ngomong dan agak tsundere. rambutnya hijau dengan potongan rambut mirip ayahnya. Sangat mengidolakan ayahnya walau nggak pernah melihatnya.

MURASAKIBARA SATOSHI

Anak cowok. Tingginya 178 cm. bocah yang suka snack terutama permen. rambutnya unggu sebahu yang di kuncir ala samurai. Agak kekanakkan soal makanan. Tapi sikapnya langsung berubah 180 derajat ketika menonton pertandingan basket. Langsung diem, anteng. Sangat sayang pada cokelat Tiroll yang menjadi hadiah pemberian ayahnya yang pertama akli.

AOMINE KANATA

Anak cowok. 173 cm. Bocah yang selalu bawa bawa buku lengseran ayahnya yang berisi foto foto Mai-chan. Orangnya agak gabrak gubruk tapi bisa baca situasi. Tipe teman yang setia. Suka banget sama hal hal berbau pervert. Rambutnya biru gelap seperti ayahnya. Ayah Ibunya tidak tinggal dengannya.

KISE SHOUTA

Anak cowok, Tingginya 171 cm. Bocah berisik yang lebay. model yang cukup beken dikalangan siswi SMP. Selalu pakai anting perak lengseran ayahnya. rambutnya pirang mirip ayahnya. bedanya kini sisi kanan-kiri rambutnya dipasangi jepit berbentuk x. Jago copas gaya permainan orang.

.

Yak! Sampai disini dulu! Jangan lupa Review, ya! Kutunggu setiap saat!

.

.

.

- PriscallDaiya -