Charact: Niou Masaharu_Yagyuu Hiroshi
aoryuu: yosh! ne baru pertama kali buat cerita slain sanayuki heaaaa....
sana: jadi...jadi... kamu...
yuki: sudahlah.. biarkan saja dia.. bukankah dia sudah menjadi 'arwah' (dari cerita forgive me, -heaaa.. jadi promosi-)
sana: heeee??? jadi dia..dia...*pingsan*
yuki: ....
niou: jadi giliran kita jadi korban u??
yagyuu: benar!!
aoryuu: ma...ma... sabar dulu ^^ ne cerita na agak beda kok.. tenang ja.. walaupun tetap geje! hahahaha..
niou_yagyuu: -______-
(ok.. maaf atas kegejean ini...)
part 1
Cobalah berteman dengan mereka dan bawa mereka kesini. Itulah pesan ibuku sebelum aku berangkat ke sekolah baruku. Pagi-pagi sekali aku sudah bersiap dengan memakan seragam baru dan juga perlengapan sekolahku yang baru. Sudah sejak malam kemarin, aku mempersiapkan segalanya agar tidak terjadi kesalahan ataupun hal yang tidak diinginkan. Setelah menyelesaikan sarapanku dan mendengarkan pesan ibuku, aku langsung melesat menuju stasiun yang cukup jauh dari rumahku.
Sudah sejak jam setengan 7 pagi aku sampai ke stasiun, membeli tiket dan menunggu dibelakang garis hijau. Suasana sudah mulai ramai dengan kesibukan yang berbagai macam. Aku juga melihat beberapa murid yang memakai seragam yang sama denganku dan beberapa seragam yang lain. Sepertinya diantara mereka ada yang saling mengenal tetapi berada didalam sekolah yang berbeda.
Sekitar 5 menit, akhirnya kereta yang aku gunakan datang juga dan dengan cepat aku memasukinya dan berjalan menuju salah satu bangku kosong yang tidak jauh dari pintu keluar. Kulihat jalan sekitar melalui jendela yang terletak dibelakangku. Pemandangan yang berbeda sekali dengan pemandangan yang biasa aku lewati sebelumnya. Itu tidak akan menjadi masalah, karena sebentar lagi aku akan terbiasa dengan pemandangan seperti ini.
Disaat aku sedang menikmati pemandangan disekelilingku, ada seseorang yang datang dan berdiri didepanku. "Puri~" seseorang yang sudah lama sekali ingin aku lupakan sekaligus rasa rindu yang memenuhi pikiranku. Seseorang berambut silver, bertubuh tinggi dan aku mengenal sekali bagaimana sifatnya itu.
"Yo! Apa kabar!" aku tercenga melihatnya hingga tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku. "Kenapa diam saja, Yag~yuu"
Aku menatapnya sebentar lalu membuang mukaku. "Hentikan cara memanggil namaku yang seperti itu, Niou-kun"
"Hahahahaha... Ternyata sifatmu tidak berubah sama sekali, ya" jawabnya sambil duduk disampingku dan melebarkan kedua tangannya. "Tidak terasa ya, sudah 2 tahun tidak bertemu"
Aku mengangguk sebagai tanda jawaban. Aku hanya bisa diam saja dan berusaha untuk tidak menatapnya. Hanya berada disebelahnya saja sudah membuat jantungku berdetak cepat dan entah bagaimana rona wajahku. Semoga saja aku tidak melihatkan wajah maluku yang memalukan ini. Terbayang olehku disaat aku masih bersama-sama dengannya.
Dia melihatku sesaat dan aku hanya bisa membuang mukanya. "Mengapa dia bisa bersikap biasa saja padaku? Apakah dia sudah melupakan kejadian 2 tahun yang lalu?" pikirku dalam hati yang tidak lama kemudian dia bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri beberapa anak perempuan yang sedang mengobrol disana. Mereka mempunyai seragam yang sama dengannya.
"Niou-kun... apakah benar kamu sudah melupakan kejadian 2 tahun yang lalu? Ataukah kamu membenciku sehingga menghindariku seperti ini? Tapi bukankah seharusnya aku yang membencimu dibandingkan denganku?" kata-kata itu hanya bisa terucap didalam hatiku.
Setelah sesampainya di stasiun berikutnya, aku langsung berjalan menuju pintu keluar tanpa berkata apa-apa padanya. Tapi dia ikut keluar dan tetap berjalan dengan anak perempuan-perempuan itu. Aku tidak memperdulikannya dan dengan cepat segera menuju sekolah baruku.
Disana aku langsung menuju ruang kepala sekolah. Dia memperkenalkanku kepada wali kelasku, Minato sensei. Setelah bel berbunyi, dia mengajakku untuk segera menuju kelas baruku. Dia masuk terlebih dahulu untuk mendiamkan 'anak-anak'nya, tidak lama kemudian dia memanggil namaku. "Ya, inilah anak baru yang pernah bapak ceritakan" sahutnya sambil memberikan kapur padaku. "Tulislah namamu, ya" pintanya dengan lembut. Aku mengangguk dan menulis namaku.
"Hua... anaknya lumayan ya" bisik seorang anak perempuan dengan teman disebelahnya.
"Iya... dia kelihatan pintar sekali. Jangan-jangan nanti dia bisa bersaing dengan Hanna, dari kelas sebelah..."
"Hanna, si juara kelas itu?"
"Ya... dia kan selalu juara kelas. Ngomong-ngomong, tampangnya boleh juga ya"
"Masa? Tapi aku tetap suka dengan Niou..." Niou? Masaharu Niou-kah?
"Ia... Memang... aku masih belum bisa menemukan yang lebih keren dibandingkan dengannya. Huaaa..." keributan diantara merekapun terjadi.
Aku hanya bisa menghela nafas setelah mendengar hal itu. "Yagyuu, kamu bisa duduk disana" Minato sensei menunjukan kesebuah meja ke dua dari belakang yang terletak disebelah jendela. Aku mengangguk dan berjalan menuju meja tersebut dan meletakan buku-bukuku disana.
Minato sensei mulai membuka bukunya dan membacakan nama 'anak-anak'nya hingga ada satu nama yang membuatku tertegun. "Niou Masaharu?" tidak ada jawaban. Dia kembali membacakan nama itu tetapi masih tidak ada jawaban hingga tidak lama ada seseorang yang membuka pintu kelas dengan kasar dan berdiri di depan Minato sensei.
"Ya! Saya hadir!" sahutnya dengan nafas tersenggal-senggal. Suasana kelas menjadi penuh tawa melihat tingkah lakunya itu.
"Mengapa telat lagi? Apa alasanmu hari ini, Niou?"
"Maaf, sensei. Ada panggilan alam. Tidak mungkin aku menghindarinya, bukan?" jawabnya yang membuat Minato sensei menjadi geram dan seluruh penghuni kelas tertawa mendengarnya.
"Kamu beruntung. Jikalau namamu sampai terlewatkan, maka..."
"Ia...ia..." Niou langsung memotong perkataan Minato sensei dan menunduk meminta maaf. "Saya tahu... Maafkan saya, ya..." Minato sensei hanya menghela nafas dan memperbolehkan dia untuk duduk dan kembali membacakan daftar nama yang lain.
Tidak disangka, ternyata meja Niou tepat disebelahku! Dia meletakan tasnya dan menatapku, "Yo! Rupanya kita satu kelas. Bahkan bersebelahan..." aku langsung tidak memperhatikannya dan membuang mukaku.
Disetiap pelajaran yang aku ikuti, tidak ada satupun yang masuk kedalam otakku. Bukan karena tidak bisa mengikuti pelajaran yang ada, tetapi tingkah laku Niou itu yang membuatku merasa tidak nyaman. Memang aku sudah pernah sekelas dengannya 4 tahun yang lalu. Tapi aku tidak menyangka saja bahwa kebiasannya itu masih sama, ditambah dari kejadian 2 tahun yang lalu membuatku merasa tidak nyaman akan kehadirannya.
Jam pelajaranpun akhirnya berakhir. Aku memutuskan untuk langsung pulang dan mengerjakan pekerjaan rumahku ini. Tetapi langkahku terhenti ketika saja Niou mendatangiku saat aku sedang merapikan buku-bukuku. "Yagyuu, kamu kenapa diam saja dari tadi? Masih belum bisa beradaptasi dengan yang lain?"
Aku hanya geram melihatnya dan kembali berkonsentrasi merapikan tasku. "Tidak. Tidak ada apa-apa" dengan cepat aku memakai tasku dibahuku. Seketika dia mengambil tasnya, menarik tanganku dan membawaku keluar kelas hingga kesuatu sudut kelas ini. Tempat yang sepertinya jarang dilewati orang karena suasananya yang gelap dan memojok. "Niou-kun?! Lepaskan aku!"
Aku mencoba melepaskan genggamannya tetapi tenaganya lebih kuat dariku. Dia mendorongku ke dinding dan menahan gerakanku dengan mengunci leherku dengan lengan tangan kanannya. "Niou-kun! Lepaskan!" aku mencoba melepaskan lengannya dari leherku, tetapi dia menarik kedua tanganku keatas kepalaku dan semakin mendekatkan dirinya padaku. Sehingga aku tidak bisa bergerak ataupun melawannya lagi. "Apa yang mau kamu lak..."
Kata-kataku terhenti seiring dia mulai mendekatkan wajahnya pada leherku dan membuka kancing seragamku. "Ni...Niou... Lepaskan!" dia tidak memperdulikan ucapanku dan terus dia lanjutkan hingga memasukan tangannya kedalam seragamku.
Tubuhku langsung gemetar ketakutan dan bayangan yang terjadi 2 tahun yang lalu kembali memenuhi pikiranku. Aku terus mencoba melepaskan diri hingga tidak terasa bahwa airmataku mulai membasahi wajahku. Niou yang mendengar isakanku, menghentikan perbuatannya itu dan menatapku. "Mengapa? Mengapa kamu menangis? Bukankah kamu sudah..."
"...DIAM!!" seruku dan seluruh tenagaku aku keluarkan untuk mendorongnya hingga dia terbelak kebelakang. Nafasku tersenggal-senggal dan menatap penuh kebencian padanya. "Jangan dekati aku lagi?!" teriakku. Dengan cepat aku mengambil tasku yang terjatuh dan berlari meninggalkannya yang masih tercenga padaku.
Entah bagaimana, aku terus berlari menuju kamar mandi yang cukup jauh dan membetulkan pakaianku. Sesaat aku melihat sebuah tanda bewarna merah dileherku. Aku hanya bisa lemas terjatuh dan airmata pun semakin membasahi wajahku. Tubuhku masih gemetar ketakutan dan hanya bisa bersandar pada dinding yang menahanku untuk tetap bisa menahan lemas tubuhku ini.
Dalam keadaan seperti ini, seluruh perasaan bercampur aduk. Rasa takut dan kesal yang menjadi satu. Benarkah aku berbuat seperti ini padanya? "Takut... Takut... Aku takut... Niou-kun..." kata-kata itu terus menerus terulang dalam pikiranku. "HENTIKAN!!!" teriakku dan aku menutup wajahku dengan kedua tanganku.
Masa lalu tidak baik jika terus menerus diingat bahkan disimpan dalam waktu yang lama. Tapi masa lalu ini terus saja menghantuiku hingga aku merasa seperti bukan diriku sendiri. Setelah merasa tenang, aku mencuci mukaku dan tanpa disadari hari sudah semakin gelap. Bel sekolahpun berbunyi kencang, tanda waktu sudah menunjukan pukul 6 sore. Saatnya untuk segera menghentikan segala aktivitas sekolah.
Aku segera menuju ke stasiun dan menunggu kereta datang. Aku melihat beberapa anak dari sekolah lain yang penampilannya kasar, dalam arti seperti anak-anak nakal lainnya. Saat kereta itu datang, aku langsung masuk kedalam dan mencari ruang kosong. Suasana kereta yang sangat ramai dan penuh dengan orang yang baru pulang kerja!
Sekitar 30 menit perjalanan, aku langsung berjalan keluar stasiun menuju ke halte bus. Malam yang dingin dan sepi. Terasa olehku ada yang sedang memperhatikanku dari belakang, tetapi saat aku membalikan badanku tidak ada seorangpun. Aku kembali meneruskan perjalananku hingga kurang dari beberapa meter lagi dari halte, aku merasa ada yang menarikku dari belakang. Ternyata anak-anak yang aku lihat distasiun.
"Hey! Apa kamu kenal dengan yang namanya Niou Masaharu?!"
Aku hanya menggeleng dan kembali dibentak olehnya. Dia terus saja memaksaku dan mulai memukuliku. "Kamu pikir aku percaya?! Aku tahu kalau kalian satu sekolah?! Tidak mungkin kalau kamu tidak mengenalnya?!"
Kalau begitu, kenapa tanya padaku apakah aku mengenalnya atau tidak. "Lalu, ada apa urusannya denganku?"
"Itu karena kalian berada dalam satu sekolah dan kelas yang sama pastinya! Benar bukan?! Hahahahaha... aku tahu bagaimana hubungan kalian sebenarnya! Dengan adanya kamu, aku bisa menghabisi Niou dengan mudah?!" serunya lalu kembali memukulku hingga aku tersungkur.
Aku hanya bisa menunduk menahan sakit pada perutku. Dia kembali menarik tanganku dengan bantuan kedua temannya. Pandanganku mulai kabur dan aku merasa dia tidak memukulku tetapi sedang membawaku entah kemana. Sebelum pandanganku kabur, aku sempat melihat sekitar bahwa aku dibawa kesuatu tempat yang tidak aku kenal. Entah rumah ataupun gudang, aku juga tidak tahu. Niou... lari... jangan pernah kesini... Seketika pandanganku menjadi putih.
------------------
niou: AORYUU!!!!!
aoryuu: apaan?? *buru2 lari* apaan? belon kelar negh?? lagi enak2 makan coba!
niou: tu si Yagyuu di apain ma u?!?!?!
aoryuu: hah? *natap ke atas* oh.. itu...
niou: jangan ngomong 'oh... itu...' ja!
aoryuu: sabar kali mas...
niou: ....
aoryuu: ok...ok... sampe di sini dulu ya ^^ yang part 2 na masih dalam proses..
please ur comment n review ya ^^
*lanjut makan*
