Halo semuanya! Kali ini aku akan mencoba sesuatu yang baru, yaitu crossover antara OP dengan DC! Sejauh mata memandang, dua manga ini tidak ada crossover-nya *hiks* jadi kenapa tidak aku coba saja?
Warning : OOC! Oo'n! AU! Jangan heran aja ya….
Disclaimer : Apa sih yang membuat kalian berpikir aku yang membuat OP dan DC?
Straw Hat
SMU Teitan, ruang seni
Akan ada pementasan drama seni menjelang ulang tahun sekolah ke-45 tahun. Kali ini para pementasnya tidak hanya berasal dari klub teater, tapi juga ada audisi pemlihan karakter.
Inti cerita yang akan ditampilkan adalah mengenai seorang pangeran yang dibunuh oleh suatu organisasi rahasia dengan diminumkan racun. Untungnya, racun itu tidak membunuhnya, tapi membuatnya hilang ingatan(mirip dengan seseorang ya, alih-alih mati malah mengecil :)). Sang pangeran lalu bertemu dengan seorang gadis desa yang baik. Mereka lalu bekerjasama menjatuhkan organisasi tersebut. Dalam perjalanan mereka dibantu oleh peri putih dan ksatria pemberani. Tapi, bukan berarti perjalanan mereka aman. Ada banyak musuh yang menghadang, seperti penyihir hitam, pendekar jahat, ataupun robot penghancur. Namun yah, pada akhirnya happy ending. Sang pangeran menolak kembali ke kerajaan dan memilih menikahi si gadis desa, peri putih dengan sang ksatria, dan mereka bahagia selamanya (A/N : gak penting juga sih diceritain, tapi biar sekedar tahu aja. Mungkin kelak aku akan membuat fanfic seperti diatas).
Dan saat ini, para pemerannya sedang berlatih akting denga baik, atau setidaknya begitu…
"Rachel!" teriak Shinichi, sambil berlari ke arah Ran yang tergeletak di lantai.
"Pangeran Jimmy…" bisik Ran, namun di hadapannya muncul sebilah pedang. Seseorang berdiri di antara Shinichi dan Ran, tangannya yang berkulit gelap mengacungkan pedangnya ke arah muka Ran. Shinichi terdiam.
"Halo, pangeran…" cemooh si pendekar. Dia membuka penutup kepalanya, menunjukkan wajahnya. Rambutnya acakan dengan alis yang agak tebal dan berkulit coklat gelap.
"Crow Harley…" bisik Shinichi, ada kemarahan yang membara di matanya.
"Tenang saja, aku ingat namaku. Aku bukanlah seperti orang yang kehilangan ingatannya." ejek Heiji, ada nada sindiran di dalamnya. Dia menusukkan pedangnya sedikit ke arah leher Ran. Ran mengerang kesakitan.
"KAUUU!" teriak Shinichi, berlari ke arah Heiji. Namu sebelum dia sampai, tiba-tiba ada teriakan dari arah kanan, "Black Impact!" Tahu bahwa itu adalah isyarat, Shinichi membuang diri ke samping kiri berlawanan dengan arah suara (mereka latihan drama, ingat?). Lalu Shinichi melihat ke arah penyerangnya. Seorang gadis berambut pirang kekuningan dengan pakaian serba hitam mengacungkan tongkat ke arahnya. "Lama tidak berjumpa, pangeran. Aku sudah menunggu lama untuk bertemu denganmu."
"Lama sekali, Serena," kata Heiji kepada si penyihir hitam yang baru saja "menyerang" Shinichi. Si penyihir berjalan ke arah Heiji, tongkat sihirnya tetap teracung ke arah Shinichi. "Kau tahu, ada sedikit pengganggu. Seorang ksatria bodoh berusaha menghalangiku, tapi yah, tampaknya dia terlalu lemah." kata Sonoko dengan senyum jahat di wajahnya.
Baru saja Sonoko selesai berbicara, seseorang muncul dengan baji ksatria jaman pertengahan. Dia berlari menghampiri Shinichi. "Oi, kau tidak apa-apa?"
"Yah, hanya luka sedikit. Jangan khawatirkan aku, Jack, kita harus menyelamatkan Rachel." kata Shinichi, pandangannya tetap terpaku pada lawannya.
Taro(ya, itulah nama pemeran Jack di cerita ini. Dia adalah anggota klub teater) hanya menganggukkan kepala dan berbisik kepada Shinichi, "Hati-hati, penyihir itu sangat kuat. Aku sangat kewalahan menghadapinya."
Taro membantu Shinichi berdiri, lalu mereka berdua sontak maju menyerang para penyerangnya.
Heiji sudah bersiap maju ketika Sonoko menyela, "Biar aku saja." Dia mengayunkan tongkat sihirnya dan berteriak, "Dark Drive!" Meskipun tidak terjadi apa-apa, tetap saja Shinichi dan Taro menjatuhkan diri seolah-olah menerima "serangan" tersebut.
'Sekarang masuk bagian yang seru,' batin Araide selaku pengawas latihan drama, mengawasi latihan Shinichi dkk yang semakin bagus dari pinggir ruangan. Dia melihat script yang ada di tangannya, 'Peri putih akan datang dan membantu mereka melawan penyihir hitam dan pendekar jahat, serta sedikit adegan romantis antara pangeran dan peri…' Araide ingat bagaimana Sonoko begadang semalaman untuk menyelesaikan adegan percintaan ini, tampaknya senang menjadikan Shinichi sebagai objek cemburuan bagi Ran, dengan maksud tentunya menguji dan mempererat hubungan mereka.
Namun ternyata sang peri tidak datang. Walaupun ditunggu selama 5 menit dia belum muncul juga. Ketika seorang anggota klub mengatakan bahwa yang menjadi peri tidak ada di ruang tunggu, sontak mereka semua kaget.
"Apa? Dia HILANG?" teriak Sonoko tak percaya.
"Yah, begitulah. Entah dia ada di mana," kata si pembawa berita.
"Ugh, pasti dia sedang mempermainkan kita," gerutu Shinichi.
"Bagus, sebab aku harus kembali ke Osaka secepatnya," gumam Heiji.
"Hah? Osaka? Kukira kau tinggal di sini," tanya Taro tak percaya.
"Hanya karena aku adalah murid pertukaran pelajar di sini bukan berarti aku harus tinggal di Tokyo. Aku ingin menjenguk Okaa-san; dia selalu khawatir kepadaku."
"Hmm, kalau gitu kita harus mencarinya. Tapi siapa yang bersedia?" tanya Ran.
"Biar aku saja," kata Shinichi segera. Dia ingin cepat-cepat menyelesaikan latihan drama. "Kalian lewatkan saja dulu adegan yang ada Jimmy." Shinichi lantas berlari ke luar. Dalam hati dia mengutuk dan menggerutu karena kesal.
- Halaman sekolah -
Gadis blasteran berambut pirang kemerahan sedang duduk di sebuah bangku. Dia sedang membaca buku mengenai kedokteran. Di sampingnya tergeletak script dialog drama pementasan. Dia menikmati saat-saat santai yang cukup jarang didapatnya. Sendiri, menikmati angin segar dan dedaunan yan berjatuhan dengan indah membuat dia sangat menikmati hidup.
"Hei, Haibara."
Shiho melirik ke sumber suara dari bukunya. Dia melihat Shinichi menghampiri dia, mukanya menujukkan kekesalan.
'Bagus, baka tantei itu telah datang,' batin Shiho, senyum seringai terpampang di wajahnya.
Shinichi berdiri dengan muka cemberut, tepat di depan Shiho. Gadis blasteran itu tidak terpengaruh sedikit pun dengan kehadiran detektif terkenal dari timur itu.
"Hei, Haibara, aku sedang bicara denganmu," kata Shinichi, menahan amarahnya.
"Ya ya ya, aku bisa mendengarmu, tahu," jawab Shiho dengan nada sarkastik. Dia meletakkan buku yang dibaca di sampingnya.
Shinichi menatap ke mantan anggota BO di hadapan dia dengan tatapan marah sekaligus jengkel. "Apa kau tahu kalau festival tinggal beberapa hari saja? Dan kau masih bisa bersantai-santai di sini saja, tidak peduli dengan drama yang akan kita pentaskan?" marahnya. Shiho hanya menatap dengan penuh amusement dengan kemarahan detektif idiot ini.
"Aku tahu, peranku jadi Anita, kan? Aku jadi peri baik, dengan kekuatan supernya membasmi penyihir, dan kemudian dia dan sang pangeran bersahabat, lalu adegan kissing konyol dan blah blah blah..." ejek Shiho. "Jadi, kita - atau tepatnya kalian - sudah sampai di bagian mana?"
"Bagian ketika kau masuk menolong sang pangeran," gumam Shinichi kesal. Mulut Shiho membentuk seringai lebar, yang bagi Shinichi adalah bahaya besar. 'Uh oh, tunggu saja nada-nada menjengkelkan keluar dari mulutnya lagi,' batin dia.
"Oh, aku tahu. Itu di mana nanti sang pangeran dan peri berciuman, kan?" katanya, nadanya menyimpan sedikit nada seductive. Dia senang dalam hati melihat pipi Shinichi sedikit merona merah.
"I-itu..bukan..."
"Apa?" Dia berdiri, mendekatkan diri ke detektif itu. "Jangan bilang kau takut, berciuman denganku? Hmm?"
Dia menarik diri, tertawa terkikik pelan. Dia mulai berjalan ke sekolah. "Cepat, Kudo-kun, kita balik ke ruang drama. Entah kenapa aku setuju untuk sekolah denganmu dari awal..."
Shinichi menggerutu kesal, dan mengikuti Shiho dari belakang.
- Setelah latihan drama selesai -
"Kenapa. Kita. Harus. Membereskan. Perlengkapan. Drama. Sih?" gerutu Heiji di dalam gudang penyimpanan.
"Sudahlah, yang penting kita cepat pulang." kata Taro. Lalu dia berpaling kepada Shinichi, "Tidak keberatan kalau kami tinggal sebentar? Ada barang lain yang harus aku dan Heiji ambil."
"Tentu saja." jawab Shinichi. Setelah Heiji dan Taro pergi, dan dia selesai merapikan barabg di dalam gudang, dia bermaksud pergi ketika perhatiannya teralihkan ke sebuah topi yang tergeletak tidak jauh dari kakinya.
Sebuah topi jerami.
Shinichi mengambil topi itu. Di dalamnya ada secarik kertas kecil. Ada tulisan. Dibacanya tulisan itu.
PAKAILAH JIKA KAU BERANI,
DAN RASAKAN PETUALANGAN YANG BELUM PERNAH KAU BAYANGKAN SEBELUMNYA
Bukannya percaya pada takhayul, tapi Shinichi merasakan sesuatu yang memikat dari topi itu. Dipakainya topi itu, dan apa yang terjadi kemudian mengejutkannya.
Dia mendadak lenyap, bersama topi itu.
Sementara itu, yang lain bersama-sama berjalan menuju gudang untuk menjemput Shinichi. "Shinichi, kita sudah boleh pulang. Bagaimana kalau kita pergi nonton?" teriak Ran, namun yang dijumpainya hanyalah gudang yang kosong.
to be continued...
Yao! Akhirnya chapter pertama ini selesai.
Sebelum kalian mereview, ada tiga hal yang harus kalian perhatikan
Jika kalian jeli, maka seharusnya kalian tahu bahwa nama-nama tokoh drama yang kupakai adalah nama mereka masing-masing dalam dubber versi AS. Ini daftarnya
Jimmy Shinichi
Rachel Ran
Harley Heiji
Serena Sonoko
Anita Ai
Jika kalian berpikir bahwa pairing yang kugunakan adalah ShinShi, maka kalian salah! Memang ada sedikit *ehm* antara mereka berdua, tapi hanya satu chapter ini saja, itu cuma hadiah kecil buat para penggemar CA/SS di luar sana, sebab
Chapter ini belum masuk ke cerita utama dan akan dimulai di chapter berikutnya. Free pairing! Murni adventure! Kalian bisa pegang janjiku.
Cerita selanjutnya :
Apa yang terjadi dengan Shinichi? Dimana dia sekarang? Sebenarnya tpi jerami itu topi milik siapa? Dan apakah dia bisa kembali ke Tokyo – dunianya semula? Temukan jawabannya di chapter berikut. Ciao!
